Anda di halaman 1dari 9

DISIPLIN, CUTI GURU, SERTA DP3/SKP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang guru memiliki peranan terpenting dalam dunia pendidikan. Pendidikan
merupakan upaya pendewasaan terhadap peserta didik dengan bekal ilmu, pengetahuan,
dan pengalaman. Proses pendidikan merupakan proses terpenting dalam suatu bangsa,
karena dengan pendidik menjadikan suatu bangsa itu menuju kemakmuran. Negara-negara
maju sangatlah memperhatikan pendidikan bagi setiap warganya. Didalam pendidikan
terdapat komponen, seperti kurikulum atau inti dari pendidikan, peranan guru, dan peserta
didik.
Peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam sistem pengajaran
karena guru berposisi sebagai perantara sebuah ilmu untuk disampaikan kepada peserta
didik. Di Negara-negara maju kualitas guru sangat diperhatikan demi kemajuan bangsanya.
Dari pernyataan tersebut bahwa guru sebagai akar dalam mengembangkan pendidikan, lalu
merambah ke bidang ekonomi, dan menuju dalam bidang sosial. Apabila dari akar sudah
terkategori baik, maka pendidikan terjamin, ekonomi maju, dan tidak ada kesenjangan
sosial. Usaha pemerintah dalam mensejahterakan guru sangat banyak melalui program-
program pengembangan profesi bahwa profesi guru merupakan profesi yang mulia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan
beberapa rumusan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana disiplin guru di sekolah?
2. Bagaimana proses cuti guru?
3. Apa itu DP3/ SKP?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Disiplin guru
Peraturan disiplin pegawai adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan, dan
sangsi apabila kewajiban tidak ditaati dan dilanggar.
1. Larangan Pegawai Negeri Sipil (18 butir) adalah:
a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara,
Pemerintah atau PNS.
b. Menyalahgunakan wewenang.
c. Menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara Asing tanpa ijin pemerintah.
d. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
barang-barang, dokumen atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah.
e. Menyalahgunakan barang-barang milik negara.
f. Melakukan kegiatan bersama dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan
atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara.
g. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam
terhadap bawahan atau orang lain.
h. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian.
i. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat
PNS, kecuali kepentingan jabatan.
j. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.
k. Melakukan sesuatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani.
l. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan.
m. Membocorkan/memanfaatkan rahasia Negara yang diketahui untuk kepentingan
pribadi, golongan atau pihak lain.
n. Bertindak selaku perantara.
o. Memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam
ruang lingkup kekuasaannya.
p. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam
ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rapi
q. Melakukan usaha dagang, menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan
swasta bagi pembina (Golongan IV a ke atas).
r. Melakukan pungutan tidak sah.
2. Tingkat dan jenis hukuman disiplin
a. Hukum disiplin ringan
b. Hukum disiplin sedang
c. Hukum disiplin berat
Pejabat yang diberi wewenang menghukum:
a. Presiden bagi PNS
1) Berpangkat pembina tingkat I
2) Yang memangku pejabat struktural eselon I
b. Menteri
c. Menteri dapat mendelegasikan wewenang kepada pejabat lain dengan
ketentuan:
1) Untuk teguran lisan, dapat delegasikan kepada eselon V
2) Untuk hukuman disiplin ringan, kepada eselon IV
3) Untuk hukuman disiplin ringan dan hukuman disiplin sedang kepada eselon
III
4) Untuk hukuman disiplin ringan dan sedang, kepada eselon II
5) Untuk hukuman disiplin ringan, sedang dan berat pada eselon 1

Menurut UUGD pasal 77 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa: (1) Guru yang diangkat oleh
Pemerintah/pemerintah daerah yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20 dikenai sangsi, (2) sanksi berupa: (a) teguran, (b) peringatan tertulis, (c)
penundaan pemberian hak guru, (d) penurunan pangkat, (e) pemberhentian dengan hormat,
dan (f) pemberhentian tidak dengan hormat.

B. Cuti guru
Menurut PP Nomor 24 tahun 1976, tujuan pemberian cuti adalah untuk memberikan
dan menjamin kesegaran jasmani dan rohani pegawai.
1. Cuti Tahunan
a. Setiap pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 tahun secara terus
menerus, berhak cuti tahunan lamanya 12 hari kerja dan tidak dapat dipecah-pecah
hingga jangka waktu dari 3 hari kerja,
b. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil
dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja termasuk cuti tahunan
dalam tahun yang sedang berjalan.
c. Cuti tahunan tidak diambil 2 tahun berturut-turut atau lebih dapat diambil dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun
yang sedang berjalan.
2. Cuti besar
a. Setiap pegawai negeri sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 tahun secara
terus menerus berhak atas cuti besar selama 1 bulan termasuk cuti tahunan dalam
tahun yang bersangkutan.
3. Cuti sakit
a. Pegawai yang sakit selama 1 atau 2 hari harus memberitahukan kepada atasannya
baik secara tertulis maupun dengan pesan.
b. Pegawai yang sakit lebih dari 2 hari – 14 hari harus mengajukan cuti sakit.
c. Pegawai yang sakit lebih dari 14 hari harus mengajukan cuti dengan melampirkan
surat dokter yang ditunjukkan kepada menteri kesehatan.
d. Pegawai yang menderita sakit selama 1 tahun 6 bulan dan belum sembuh dari
penyakitnya harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter. Apabila hasil penguji
kesehatan tersebut pegawai yang bersangkutan:
1) Belum sembuh dari penyakitnya tetapi ada harapan untuk sembuh maka
diberhentikan secara terhormat dan mendapatkan uang tunggu menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Belum sembuh dari penyakitnya tetapi tidak ada harapan untuk sembuh maka
diberhentikan secara terhormat dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian
menurut perundang-undangan yang berlaku.
e. PNS wanita yang mengalami keguguran berhak atas cuti sakitnya 1,5 bulan.
f. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya maka berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh.
4. Cuti bersalin
a. Untuk persalinan pertama, kedua, dan ketiga, PNS wanita berhak atas cuti bersalin
1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah.
b. Untuk persalinan yang keempat dan seterusnya, kepada PNS wanita diberikan cuti
di luar tanggungan negara.
5. Cuti karena alasan penting
PNS berhak atas cuti karena alasan penting untuk paling lama 2 bulan.
6. Cuti di luar tanggungan negara
Cuti diberikan negara kepada PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun
secara terus-menerus, karena alasan pribadinya yang pentung dan mendesak.
7. Cuti studi
Guru dapat memperoleh cuti studi paling lama enam bulan dengan memperoleh hak
gaji penuh.

C. DP3/SKP
Menurut PP Nomor 10 Tahun 1979, DP3 adalah suatu daftar yang memuat hasil
penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri (PNS) dalam jangka waktu 1
tahun yang dibuat oleh Pejabat Penilai. Menurut PP 46 tahun 2011, DP3 diganti dengan
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Prestasi Kerja. Tujuan dari DP3 adalah
untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan
pegawai (PNS) berdasarkan system karier dan system prestasi kerja. Pejabat penilai
adalah atasan langsung pegawai yang dinilai dengan ketentuan serendah-rendahnya
Kepala Urusan. Atasan baru bisa menilai setelah membawahi pegawai yang
bersangkutan minimal 6 bulan. Unsur-unsur yang dinilai dalam DP3 ada 8 unsur yaitu:
1. Kesetiaan, yaitu tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan dan mengamalkan
sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
2. Prestasi kerja, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja dipengaruhi oleh
kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesanggupan pegawai yang
bersangkutan.
3. Tanggung jawab adalah kesanggupan pegawai menjalankan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani
mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang
dilakukannya.
4. Ketaatan yaitu kesanggupan seorang pegawai untuk menaati segala peraturan
perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku serta kesanggupan
untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
5. Kejujuran, yaitu ketulusan hati nurani seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan
kepadanya.
6. Kerjasama, yaitu kemampuan seseorang pegawai untuk bekerjasama dengan orang
lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan
7. Prakarsa, yaitu kemampuan seseorang pegawai untuk mengambil keputusan,
langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah atasan
8. Kepemimpinan, yaitu kemampuan seorang pegawai untuk menyakinkan orang lain
sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Menurut UUGD pasal 77 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa: (1) Guru yang diangkat oleh
Pemerintah/pemerintah daerah yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20 dikenai sanksi, (2) sanksi berupa: (a) teguran, (b) peringatan tertulis, (c)
penundaan pemberian hak guru, (d) penurunan pangkat, (e) pemberhentian dengan hormat,
dan (f) pemberhentian tidak dengan hormat. Cuti adalah tidak masuk kerja yang diizinkan
dalam jangka waktu tertentu. Cuti seorang guru terdiri dari tujuh jenis yaitu cuti tahunan,
cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti karena alas an penting, cuti di luar tanggungan
negara, serta cuti sutdi. Tujuan dari pemberian cuti adalah untuk memberikan dan
menjamin kesegaran jasmani dan rohani pegawai (PP Nomor 24 tahun 1976). DP3 adalah
suatu daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang pegawai (PNS)
dalam jangka waktu 1 tahun yang dibuat oleh Pejabat Penilai.
DAFTAR PUSTAKA

Sri, Haryati.2015. ProfesiKependidikan.Yogyakarta: Bintang Motivasi.

Anda mungkin juga menyukai