Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AGENDA 3

KEDISIPLINAN ASN

DISUSUN OLEH :

NAMA : NS. VERALIA, S.KEP


NIP : 199212112020122014

PENGAMPU MATERI :

Drs. MUHAMMAD KAHFI, M.Si

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


REGIONAL SUMATERA UTARA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 dengan sistem merit adalah,
kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau
kondisikecacatan.Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka ASN berfungsi
sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik yg dibuat pejabat pembina ; 2) Pelayan Publik
yang berkualitas dan profesional; 3) Perekat dan pemersatu Bangsa
Pada instansi pemerintah disiplin kerja merupakan modal yang penting yang
harus dimiliki oleh Apatarur Sipil Negara (ASN), sebab menyangkut pemberian
pelayanan publik. ASN merupakan unsur utama sumber daya manusia aparatur negara
yang mempunyai peranan dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. ASN harus mempunyai sikap disiplin yang tinggi,
kinerja yang baik serta sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan
kepada negara, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan tanggung
jawabnya sebagai pelayan publik serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan
bangsa.
ASN sebagai unsur Aparatur Negara dalam menjalankan roda pemerintahan
dituntut untuk melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya, serta menjunjung tinggi
martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan bangsa dan negara. Agar menjadi
pegawai yang handal, profesional, dan bermoral, seorang ASN harus mampu
memperbaiki sikap mental disiplin kerja dan termotivasi untuk meningkatan efektifitas
kinerja. Beberapa indikator yang harus ditingkatkan antara lain meliputi pelaksanaan
disiplin kerja dengan mematuhi dan menaati peraturan disiplin dan disiplin kerja, rasa
tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan, serta produktivitas kerja yang berdaya
guna.
Disiplin sangat diperlukan dalam mendukung lancarnya pelaksanaan pekerjaan
pada suatu organisasi. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah
kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi. Guna mewujudkan tujuan

1
organisasi yang harus segera dibangun dan ditegakkan adalah kedisiplinan pegawainya.
Jadi, kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuan.

B. PEMBAHASAN
Pegawai Negeri Sipil (PNS) kini memiliki regulasi terbaru mengenai disiplin
PNS. Ketentuan mengenai larangan, kewajiban, serta hukuman disiplin bagi PNS
termuat dalam PP No. 94/2021 tentang Disiplin PNS. PP ini menegaskan bahwa PNS
diharuskan menaati kewajiban serta tidak melakukan larangan sebagaimana tercantum
dalam peraturan ini. Adapun kewajiban bagi PNS tersebut disebutkan dalam Pasal 3
sebanyak delapan kewajiban dan sembilan kewajiban yang terdapat pada Pasal 4.
Sedangkan, terdapat 14 larangan yang harus dihindari oleh PNS sebagaimana tercantum
dalam Pasal 5. “Bagi PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 sampai dengan Pasal 5 dijatuhi hukuman disiplin,” bunyi Pasal 7 dalam
kebijakan ini.
Gagalnya PNS dalam menjalani kewajiban serta melanggar larangan yang telah
diatur tersebut akan menyebabkan yang bersangkutan menerima hukuman disiplin.
Adapun tingkatan dan jenis hukuman disiplin disebutkan dalam Pasal 8. Tingkat
hukuman disiplin terbagi menjadi tiga, yakni hukuman disiplin ringan, sedang, hingga
berat. Untuk jenis hukuman disiplin, terbagi berdasarkan tingkatan.
Bagi hukuman disiplin ringan, jenis hukumannya terdiri atas teguran lisan,
teguran tertulis, serta pernyataan tidak puas secara tertulis. Untuk tingkat hukuman
disiplin sedang, hukuman yang diberikan adalah pemotongan tunjangan kinerja sebesar
25 persen yang terbagi menjadi tiga kurun waktu, yakni selama 6 bulan, 9 bulan, dan 12
bulan.
Hukuman disiplin berat juga terbagi tiga. Pertama, penurunan jabatan setingkat
lebih rendah selama 12 bulan. Kedua, pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan
pelaksana selama 12 bulan. Ketiga, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS. Kebijakan ini salah satunya mengatur PNS terkait dengan disiplin
masuk kerja dan juga jam kerja. Pelanggaran atas kewajiban yang tercantum dalam Pasal

2
4 huruf f ini dapat dikenakan tiga tingkatan hukuman disiplin. PNS yang tidak masuk
kerja tanpa alasan selama tiga hingga sepuluh hari termasuk pelanggaran tingkat ringan.
Hukuman yang dijatuhkan berupa:
1. teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama tiga hari kerja dalam satu tahun;
2. teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 4-6 hari kerja dalam satu tahun; dan
3. pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan
yang sah secara kumulatif selama 7-10 hari kerja dalam satu tahun.

Sementara PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan selama sebelas hingga 20 hari
termasuk pelanggaran tingkat sedang, maka PNS bersangkutan dapat menerima
hukuman disiplin sebagai berikut:
1. pemotongan tukin sebesar 25 persen selama 6 bulan bagi PNS yang tidak masuk
kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11-13 hari kerja dalam satu
tahun;
2. pemotongan tukin sebesar 25 persen selama 9 bulan bagi PNS yang tidak masuk
kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14-16 hari kerja dalam satu
tahun; dan
3. pemotongan tukin sebesar 25 persen selama 12 bulan bagi PNS yang tidak masuk
kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 17-20 (dua puluh) hari kerja
dalam satu tahun.

Sedangkan, apabila pelanggarannya termasuk kategori berat, hukumannya berupa:

1. penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan bagi PNS yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 21-24 hari kerja dalam
satu tahun;
2. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan bagi PNS
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 25- 27 hari
kerja dalam satu tahun;

3
3. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 28 hari kerja
atau lebih dalam satu tahun; dan
4. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS
yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus selama 10 hari
kerja dan diberhentikan pembayaran gajinya sejak bulan berikutnya.

Di dalam PP No. 94/2021 ini juga mengatur hukuman disiplin atas pelanggaran
netralitas, dimana dalam Pasal 5 huruf n, PNS dilarang memberikan dukungan kepada
peserta pemilu dan pilkada. Pelanggaran akan larangan tersebut akan diberikan hukuman
disiplin sedang hingga berat.
Hukuman disiplin sedang akan diberikan bagi PNS yang memberikan dukungan
dengan mengikuti kampanye dan dengan menggunakan atribut partai atau PNS.
Sedangkan hukuman disiplin diberikan bagi PNS yang memberikan dukungan sesuai
yang disebutkan pada Pasal 5 huruf n angka 3-7.
Selain itu, salah satu yang juga diatur dalam kebijakan ini adalah terkait dengan
pemberian layanan kepada masyarakat dimana PNS dilarang untuk melakukan pungutan
di luar ketentuan, sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 huruf g. Bagi PNS yang
melakukan pungutan diluar ketentuan yang berlaku, akan mendapatkan hukuman
disiplin sedang jika berdampak negatif pada unit kerja dan/atau instansi yang
bersangkutan, serta hukuman disiplin berat juga berdampak negatif negara dan/atau
pemerintah.
PP yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo ini juga memuat ketentuan
mengenai pejabat yang berwenang memberikan hukuman disiplin kepada PNS yang
melanggar kewajiban dan larangan. Kemudian, juga memuat secara rinci mengenai tata
cara pemeriksaan, penjatuhan, dan penyampaian keputusan hukuman disiplin. Selain itu,
termaktub dalam PP ini adalah mengenai berlakunya hukuman disiplin serta
pendokumentasian keputusan hukuman disiplin.Bukan hanya bagi PNS, ketentuan yang
dimuat dalam PP ini juga berlaku secara mutatis mutandis bagi CPNS. Disebutkan juga

4
bahwa ketentuan pelaksanaan dari PP ini akan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Badan
Kepegawaian Negara.

C. PENUTUPAN
Kebijakan mengenai disiplin PNS ini mulai berlaku sejak diundangkan pada 31
Agustus 2021. Dengan keluarnya kebijakan ini maka PP No. 53/2010 tentang Disiplin
PNS dinyatakan dicabut, namun ketentuan mengenai jenis hukuman disiplin sedang
dalam PP tersebut masih dinyatakan berlaku hingga PP mengenai Gaji dan Tunjangan
berlaku, sebagaimana tertera di Pasal 42.
Adapun PP ini diterbitkan dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam UU No.
5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengenai PNS wajib mematuhi ketentuan disiplin
PNS untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
Selain itu, juga untuk mewujudkan PNS yang berintegritas moral, profesional, dan
akuntabel serta mendorong PNS lebih produktif, maka diperlukan peraturan disiplin
PNS sebagai pedoman.

Anda mungkin juga menyukai