Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK 1

MANAJEMEN ASN

NAMA-NAMA KELOMPOK :
1. AGUS SAPUTRA, SE
2. BIL KLINTON LOTULUNG, S.Kom
3. drh. TERESIA IRENE JULIANTA S.,S.K.H
4. FRENGKY KANTOHE, S.ST
5. INDIKA RAHMAYANTI RAMLI, S.Tr.Keb
6. NOVIASTUTI PRIBADI, S. Farm, Apt
7. RINNY JEINY RIBKA RATULIU, S.Tr.Keb
8. YANTI MEGA MAKALEW, SKM

LATSAR CPNS PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA UTARA


TAHUN 2022
TUGAS KELOMPOK
MATERI MANAJEMEN ASN

Pegawai negeri sipil (PNS) kini memiliki regulasi terbaru mengenai disiplin PNS.
Ketentuan mengenai larangan, kewajiban, serta hukuman disiplin bagi PNS termuat dalam PP
No. 94/2021 tentang Disiplin PNS.
PNS diharuskan menaati kewajiban serta tidak melakukan larangan sebagaimana
tercantum dalam peraturan ini. Adapun kewajiban bagi PNS tersebut disebutkan dalam Pasal
3 sebanyak delapan kewajiban dan sembilan kewajiban yang terdapat pada Pasal 4. Sedangkan,
terdapat 14 larangan yang harus dihindari oleh PNS sebagaimana tercantum dalam Pasal 5.
Bagi PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai
dengan Pasal 5 dijatuhi hukuman disiplin. Gagalnya PNS dalam menjalani kewajiban serta
melanggar larangan yang telah diatur tersebut akan menyebabkan yang bersangkutan
menerima hukuman disiplin. Adapun tingkatan dan jenis hukuman disiplin disebutkan dalam
Pasal 8.
Kebijakan ini salah satunya mengatur PNS terkait dengan disiplin masuk kerja dan juga
jam kerja. Pelanggaran atas kewajiban yang tercantum dalam Pasal 4 huruf f ini dapat
dikenakan tiga tingkatan hukuman disiplin.
PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan selama tiga hingga sepuluh hari termasuk
pelanggaran tingkat ringan. Hukuman yang dijatuhkan berupa:
1. Teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama tiga hari kerja dalam satu tahun;
2. Teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama 4-6 hari kerja dalam satu tahun; dan
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang
sah secara kumulatif selama 7-10 hari kerja dalam satu tahun.
Sementara PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan selama sebelas hingga 20 hari
termasuk pelanggaran tingkat sedang, maka PNS bersangkutan dapat menerima hukuman
disiplin sebagai berikut:
1. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen selama 6 bulan bagi PNS yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11-13 hari kerja dalam satu
tahun;
2. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen selama 9 bulan bagi PNS yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14-16 hari kerja dalam satu
tahun; dan
3. Pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen selama 12 bulan bagi PNS yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 17-20 (dua puluh) hari kerja
dalam satu tahun.
Sedangkan, apabila pelanggarannya termasuk kategori berat, hukumannya berupa:
1. Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan bagi PNS yang tidak masuk
kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 21-24 hari kerja dalam satu tahun;
2. Pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan bagi PNS yang
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 25- 27 hari kerja dalam
satu tahun;
3. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS yang
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 28 hari kerja atau lebih
dalam satu tahun; dan
4. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi PNS yang
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus selama 10 hari kerja dan
diberhentikan pembayaran gajinya sejak bulan berikutnya.
Di dalam PP No. 94/2021 ini juga mengatur hukuman disiplin atas pelanggaran
netralitas, dimana dalam Pasal 5 huruf n, PNS dilarang memberikan dukungan kepada peserta
pemilu dan pilkada. Pelanggaran akan larangan tersebut akan diberikan hukuman disiplin
sedang hingga berat. Hukuman disiplin sedang akan diberikan bagi PNS yang memberikan
dukungan dengan mengikuti kampanye dan dengan menggunakan atribut partai atau PNS.
Sedangkan hukuman disiplin diberikan bagi PNS yang memberikan dukungan sesuai yang
disebutkan pada Pasal 5 huruf n angka 3-7.
Selain itu, salah satu yang juga diatur dalam kebijakan ini adalah terkait dengan
pemberian layanan kepada masyarakat dimana PNS dilarang untuk melakukan pungutan di luar
ketentuan, sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 huruf g. Bagi PNS yang melakukan pungutan
diluar ketentuan yang berlaku, akan mendapatkan hukuman disiplin sedang jika berdampak
negatif pada unit kerja dan/atau instansi yang bersangkutan, serta hukuman disiplin berat juga
berdampak negatif negara dan/atau pemerintah.
PP ini juga memuat ketentuan mengenai pejabat yang berwenang memberikan
hukuman disiplin kepada PNS yang melanggar kewajiban dan larangan. Kemudian, juga
memuat secara rinci mengenai tata cara pemeriksaan, penjatuhan, dan penyampaian keputusan
hukuman disiplin. Selain itu, termaktub dalam PP ini adalah mengenai berlakunya hukuman
disiplin serta pendokumentasian keputusan hukuman disiplin.
Bukan hanya bagi PNS, ketentuan yang dimuat dalam PP ini juga berlaku bagi CPNS.
Disebutkan juga bahwa ketentuan pelaksanaan dari PP ini akan diatur lebih lanjut oleh
Peraturan Badan Kepegawaian Negara. Adapun PP ini diterbitkan dalam rangka melaksanakan
dan mematuhi ketentuan disiplin PNS untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas. Selain itu, juga untuk mewujudkan PNS yang berintegritas
moral, profesional, dan akuntabel serta mendorong PNS lebih produktif, maka diperlukan
peraturan disiplin PNS sebagai pedoman.

Anda mungkin juga menyukai