Anda di halaman 1dari 12

Disiplin dan Pemberhentian PNS

Anggota:
Muhammad Rahyan Leonardi (19410579)
Wahyu Yudhistira Restu Putra (19410580
Atika Nurdzakkiyah (19410593)
Jordan Anggoro Wicaksono (19410598)
Annisa Putri Larasathy (19410599)
Rahmat Kurniansyah (19410608)
Saskia Intan Yofia (19410617)
Disiplin dan Pemberhentian PNS
• PP No. 11 tahun 1952 tentang Hukuman Jabatan
• PP No. 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan
Pegawai Negeri Sipil Dalam Usaha Swasta
• PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil pengganti PP No. 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin PNS
• Peraturan BKN No.3 Tahun 2020 tentang Petunjuk
Teknis Pemberhentian PNS
• Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara
Disiplin PNS Menurut PP No. 53
Tahun 2010
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan dan/atau peraturan kedinasan yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.
Hukuman disiplin
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Dengan tidak
megesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan pidana, PNS yang melakukan pelanggaraan
disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Jenis hukuman disiplin:
a.Ringan
b.Sedang
c.Berat
Penjatuhan Hukuman Disiplin
1. Bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan
yang sah;
2. Bagi PNS yang tidak menaati ketentuan jam
kerja tanpa alasan yang sah; dan
3. Bagi pejabat berwenang yang tidak
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS
terkait
Pemberhentian PNS
Menurut UU No.5 Tahun 2014 Pasal 1 angka 13, “pejabat
yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Pejabat yang berwenang, yaitu:
1.Presiden;
2.PPK Pusat;
3.PPK Instansi Daerah Provinsi; dan
4.PPK Instansi Daerah Kabupaten/Kota
Jenis Pemberhentian PNS (Pasal 3
Peraturan BKN 3/2020)
1. Pemberhentian atas permintaan sendiri;
2. Pemberhentian karena mencapai batas usia
pensiun;
3. Pemberhentian karena perampingan organisasi
atau kebijakan pemerintah;
4. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani
dan/atau rohani;
5. Pemberhentian karena meninggal dunia, tewas,
atau hilang;
6. Pemberhentian karena melakukan tindak
pidana/penyelewengan;
7. Pemberhentian karena pelanggaran disiplin;
8. Pemberhentian karena mencalonkan diri atau
dicalonkan menjadi presiden dan wakil presiden,
ketua, wakil ketua, dan anggota DPR/D, ketua, wakil
ketua DPD, gubernur dan wakil gubernur, atau
bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota;
9. Pemberhentian karena menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik; dan
10. Pemberhentian karena tidak menjabat lagi sebagai
pejabat negara.
Pemberhentian PNS Karena Hal Lain
(Pasal 4 Peraturan BKN 3/2020)
1. Tidak melapor setelah selesai menjalankan
cuti di luar tanggungan negara;
2. PNS yang setelah selesai menjalani cuti di
luar tanggungan negara dalam waktu 1 (satu)
tahun tidak dapat disalurkan;
3. Terbukti menggunakan ijazah palsu;
4. Tidak melapor setelah selesai menjalankan
tugas belajar;
5. PNS yang menerima uang tunggu tetapi
menolak untuk diangkat kembali dalam
jabatan;
6. Pemberhentian karena tidak menjabat lagi
sebagai komisioner atau anggota lembaga
nonstruktural; dan
7. PNS yang tidak dapat memperbaiki kinerja
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pemberhentian Terkait Penilaian Kinerja
(Pasal 37 Peraturan BKN 3/2020)
1. PNS diberikan kesempatan selama 6 bulan
untuk memperbaiki.
2. Diharuskan mengikuti uji kompetensi kembali.
3. Dipindahkan ke jabatan yang sesuai kompetensi.
4. Jika penuh, ditempatkan sementara pada
jabatan tertentu selama 1 (satu) tahun.
5. Jika selama 1 (satu) tahun tidak ada yang
kosong, diberhentikan secara hormat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai