Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Pemberhentian PNS Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

Tentang Aparatur Sipil Negara dan Pemberhentian PNS Berdasarkan Peraturan


Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(PNS)

Tugas Kelompok Hukum Kepegawaian dan SLE


Anggota Kelompok:
1. Achmad eka saputra 010001900014
2. Ratiana Alyaa 010002000360
3. Muhammad Tarish Irsa 010002000378

Pemberhentian PNS Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara

Dalam UU ASN terdapat pembahasan mengenai pemberhentian PNS dimana


disebutkan bahwa PNS dapat diberhentikan secara hormat maupun tidak hormat. Didalam
Pasal 87 terdapat 5 poin atau alasan PNS dapat diberhentikan dengan hormat yaitu karena
meninggal dunia, atas permintaan sendiri, mencapai batas usia pensiun, perampingan
organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini, atau tidak cakap
jasmani dan/ atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban. Apabila
PNS dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena telah melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling singkat
adalah 2 tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana maka terdapat dua kemungkinan
yaitu PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan. Selain itu juga, PNS
tidak dapat meminta diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri dikarenakan telah
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.

Untuk pemberhentian PNS secara tidak hormat berdasarkan UU ini hal tersebut
terjadi atau dilakukan apabila telah melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD
NRI Tahun 1945, dikenakan hukuman penjara atau kurungan yang telah diputus oleh
pengadilan dan telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahtan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
pidana umum, ikut serta menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik, dan dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
dikarenakan telah melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan
pidana yang dilakukan dengan berencana. Dalam UU ASN ini juga selain dijelaskan
mengenai pemberhentian PNS, terdapat juga ketentuan mengenai pemberhentian sementara
bagi PNS dimana PNS dapat diberhentikan sementara jika diangkat menjadi pejabat negara,
diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstruktural, dan/atau ditahan karena
menjadi tersangka tindak pidana. Untuk mengaktifkan kembali PNS yang diberhentikan
sementara ini maka akan dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Adapun mengenai
tata cara pemberhentian, pemberhentian sementara, dan pengaktifan kembali PNS ini akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam Pasal 90 UU No.5 Tahun 2014 terdapat batas usia pensiun bagi PNS yang
diberhentikan secara hormat dikarenakan telah mencapai batas usia pensiun yaitu 58 tahun
bagi Pejabat Administrasi, 60 tahun bagi Pejabat Pimpinan, dan bagi Pejabat Fungsional
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemberhentian PNS Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 11 Tahun 2017


tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dalam peraturan Pemerintah (PP) No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (PNS) diaturnya skema pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
penanganannya karena telah mencapai batas usia pensiun, dimana batas usia pensiun
menurut PP No. 11 tahun 2017 yaitu 58 tahun bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional
ahli muda, pejabat fungsional ahli pertama, dan pejabat fungsional keterampilan, 60 tahun
bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya, dan 65 tahun bagi PNS yang
memangku pejabat fungsional ahli utama. PNS akan diberhentikan dengan hormat jika
mengajukan permintaan berhenti dan dapat ditunda paling lama 1 tahun, apabila masih
diperlukan untuk kepentingan dinas. Permintaan berhenti ditolak jika pada proses peradilan
diduga melakukan tindak pidana kejahatan yang terikat kewajiban bekerja di Instansi
Pemerintah, dalam pemeriksaan pejabat yang berwenang memeriksa karena diduga
melakukan pelanggaran disiplin PNS. Jaminan pensiun bagi PNS akan diberikan saat usia 50
tahun berdasarkan Pasal 241 Ayat (5) PP No. 11 Tahun 2017. PNS yang diberhentikan
dengan hormat sebagaimana dimaksud mendapat hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan,bunyi Pasal 242 ayat (5) PP ini. 1 PNS yang meninggal dunia
atau tewas akan mendapatkan hak kepegawaian. PNS yang dinyatakan hilang berada di luar
kemampuan dan kehendak PNS yang bersangkutan apabila keberadaannya tidak diketahui
dan tidak diketahui apakah dia hidup atau mati. Pejabat publik yang hilang dianggap
meninggal dan dapat dicabut status kepegawaiannya pada akhir bulan ke-12 (dua belas)
setelah dinyatakan hilang. Namun jika PNS yang hilang dapat ditemukan kembali dan masih
hidup,dapat diangkat kembali menjadi PNS sepanjang orang yang bersangkutan belum
mencapai batas usia pensiun.

Dalam peraturan ini menegaskan bahwa PNS juga dapat diberhentikan dengan hormat
atau tidak hormat jika PNS melakukan pelanggaran tindak pidana, di penjara paling singkat 2
tahun dan pidana yang tidak berencana, berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap. PNS juga tidak dapat diberhentikan jika memenuhi syarat pada Pasal
248 PP No. 11 Tahun 2017 bahwa PNS akan tetap menjalani masa pidana penjara berstatus
PNS, namun tidak menerima hak kepegawaiannya sampai diaktifkan kembali sebagai PNS.
Masa diaktifkan kembali PNS, jika masih terdapat lowongan jabatan. Apabila tidak terdapat
lowongan tersebut maka dalam jangka 2 tahun akan diberhentikan dengan hormat. Jika PNS
yang dipidana dengan pidana penjara kurang dari 2 tahun berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
berencana, menurut PP ini, diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS.
1 https://bkd.tanjungbalaikota.go.id/pemberhentian-pns-2/
PNS yang diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri jika melakukan
pelanggaran disiplin PNS tingkat berat. Dalam PP No. 11 Tahun 2017 menyebutkan bahwa
PNS dapat diberhentikan secara tidak terhormat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
250 PP No. 11 Tahun 2017. PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
diberlakukan bagi pegawai negeri sipil yang melakukan tindak pidana yang dipidana penjara
kurang dari dua tahun dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, namun tindak pidana
tersebut dilakukan secara berencana, demikian disebutkan dalam ketentuan Pasal 251 PP
No.11 Tahun 2017. PNS yang ditetapkan sebagai sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden,
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua, Wakil Ketua, dan
Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur, atau Bupati/Walikota
dan Wakil Bupati/Wakil Walikota oleh lembaga yang bertugas melaksanakan pemilihan
umum wajib mengundurkan diri sebagai PNS. Jadi PNS tidak boleh menjadi anggota maupun
pengurus partai politik jika dilanggar akan diberhentikan secara terhormat maupun tidak
terhormat sesuai dengan ketentuan pasal 25 PP 11 tahun 2017. PNS yang tidak menjabat lagi
sebagai ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah Konstitusi, ketua, wakil ketua, dan
anggota Badan Pemeriksa Keuangan, ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial, ketua
dan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, menteri dan jabatan setingkat menteri,
kepala perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar
Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, menurut PP ini, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
apabila dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun tidak tersedia lowongan Jabatan.2

Pemberhentian sebagai PNS karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau
berhubungan dengan jabatan dan tindak pidana yang berencana ditetapkan terhitung mulai
akhir bulan sejak putusan pengadilan atas perkaranya sudah mempunyai kekuatan hukum
tetap. Usulan pemberhentian sebagai pegawai dengan hormat atau tidak dengan hormat
karena hal tersebut di atas, diusulkan oleh PPK kepada Presiden bagi PNS yang menduduki
Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Utama, JPT madya dan Jabatan Fungsional ahli utama, dan
pejabat yang berwenang kepada PPK bagi JPT Pratama, Jabatan Administrasi dan Jabatan
Fungsional selain ahli utama.3 Usulan tersebut diatur dalam Pasal 266 PP No. 11 Tahun 2017.
Dalam hal penetapan keputusan pemberhentian sebagai PNS baik dengan hormat ataupun
dengan tidak hormat yang ditetapkan oleh Presiden atau PPK paling lama 21 hari sejak
usulan pemberhentian diterima dan mendapat hak kepegawaian.

PNS yang tidak cakap jasmani akan diberhentikan dengan hormat apabila tidak dapat
bekerja karena kesehatannya, menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi diri
sendiri atau lingkungan kerjanya, dan tidak mampu bekerja kembali setelah berakhirnya cuti
sakit. Ketentuan mengenai tidak cakap jasmani atau rohani berdasarkan hasil pemeriksaan
tim penguji kesehatan yang dibentuk oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan dan beranggotakan dokter pemerintah.

2 PP Nomor 11 tahun 2017 Pasal 256


3https://rendratopan.com/2018/12/25/pemberhentian-pegawai-negeri-sipil-karena-melakukan-tindak-
pidana-penyelewengan/

Anda mungkin juga menyukai