Anda di halaman 1dari 21

Pengaturan Hari dan Jam Kerja bagi PNS pada UPTD Pendidikan

Berdasarkan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 45 Tahun 2012


Tentang Pengaturan Hari dan Jam Kerja Bagi Instansi di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
Pelaksanaan jam kerja efektif pada 6 (enam) hari kerja
sebagai berikut :
a. Hari Senin sampai dengan Kamis, pukul 07.00 – 14.00 Wib;
b. Hari Jum’at, pukul 07.00 – 11.00 Wib;
c. Hari Sabtu, pukul 07.00 – 12.30 Wib.
CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
Dasar Hukum :
1. PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil
2. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor : 01/SE/1977 tentang
Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil

Cuti Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :


a. Cuti Tahunan.
b. Cuti Besar.
c. Cuti Sakit.
d. Cuti Bersalin.
e. Cuti Karena Alasan Penting.
f. Cuti Di Luar Tanggungan Negara

Untuk mendapatkan cuti tersebut di atas, PNS yang bersangkutan


mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti
a. Cuti Tahunan
Ketentuan Cuti Tahunan diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 1976
tentang Cuti PNS pasal 4 s/d pasal 8, antara lain disebutkan :
1. Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus, berhak atas
cuti tahunan.
2. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja dan
tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang
dari 3 (tiga) hari kerja
3. PNS yang menjadi guru pada sekolah dan dosen pada
perguruan tinggi yang mendapat liburan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti
tahunan
b. Cuti Besar
Ketentuan Cuti Besar diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 1976
tentang Cuti PNS pasal 9 s/d pasal 12, antara lain disebutkan :
1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6
(enam) tahun secara terus-menerus berhak atas cuti besar yang
lamanya 3 (tiga) bulan
2. Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama
Untuk Ibadah Haji : kebijakan Bapak Bupati hanya diberikan
selama 47 (empat puluh tujuh) hari kalender (selama menjalankan
cuti besar untuk ibadah haji, PNS yang bersangkutan tidak berhak mendapatkan
tunjangan jabatan)

Untuk Ibadah umroh : kebijakan Bapak Bupati hanya diberikan


selama 9 (sembilan) hari kerja (selama menjalankan cuti besar
untuk ibadah umroh, PNS yang bersangkutan tetap berhak
mendapatkan tunjangan jabatan)
c. Cuti Sakit
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas cuti
sakit
Ketentuan Cuti Sakit diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 1976
tentang Cuti PNS, pada pasal 13 dan 14, antara lain disebutkan :
1. PNS yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari cukup
memberitahukan secara tertulis kepada atasannya/ melalui surat
2. PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat
belas) hari harus mengajukan permintaan cuti sakit secara tertulis
dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter
Pemerintah maupun dokter swasta
3. PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari
diusulkan untuk pengujian kesehatan kepada Tim Penguji
Kesehatan
Rekomendasi dari Tim Penguji Kesehatan PNS :
a. Memenuhi syarat untuk semua jenis pekerjaan pada umumnya ---
tidak diberhentikan dari jabatannnya dan diberikan cuti sakit
sesuai rekomendasi dokter untuk perawatan kesehatan PNS ybs.
b. Memenuhi syarat untuk jenis pekerjaan tertentu - diberhentikan
dari jabatannya dan dan diberikan cuti sakit sesuai rekomendasi
dokter untuk perawatan kesehatan PNS ybs.
c. Dapat diterima dengan bersyarat untuk (a) atau (b) di atas -
diberikan cuti sakit untuk pengobatan/ perawatan kesehatan PNS
ybs.
d. Untuk sementara belum memenuhi syarat kesehatan dan memerlukan
pengobatan/ perawatan dan ujian kesehatan perlu diulang setelah
selesai pengobatan/ perawatan atau ditolak untuk sementara ---
diberikan cuti sakit untuk pengobatan/ perawatan kesehatan PNS
ybs.
e. Tidak memenuhi syarat untuk menjalankan tugas sebagai Pegawai
Negeri Sipil atau ditolak --- diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS karena keudzuran jasmani/ rohani
d. Cuti Bersalin
Pegawai Negeri Sipil wanita yang akan bersalin harus mengajukan
permohonan cuti bersalin sesuai PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang
Cuti PNS

Ketentuan Cuti Bersalin diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 1976


tentang Cuti PNS pasal 19 s/d pasal 21, antara lain disebutkan :
1. Hak atas cuti bersalin diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
wanita untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, ketiga
2. Persalinan pertama yang dimaksud adalah persalinan pertama
sejak yang bersangkutan menjadi Pegawai Negeri Sipil
3. Lamanya cuti bersalin adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2
(dua) bulan sesudah persalinan.
e. Cuti Karena Alasan Penting
Pegawai Negeri Sipil yang ijin tidak masuk kerja karena kepentingan
pribadi/ keluarga lebih dari 2 (dua) hari, harus mengajukan
permohonan cuti karena alasan penting sesuai PP Nomor 24 Tahun
1976 tentang Cuti PNS

Ketentuan Cuti Karena Alasan Penting diatur dalam PP Nomor 24


Tahun 1976 tentang Cuti PNS pasal 22 s/d pasal 24, antar lain
disebutkan :
1. PNS berhak atas cuti karena alasan penting
2. Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan
Yang dimaksud Cuti Karena Alasan Penting adalah cuti karena:
1. Ibu, Bapak, Suami/ Istri, Anak, Adik, Kakak, Menantu atau
Mertua Sakit Keras atau Meninggal Dunia
2. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud diatas meninggal
dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari
anggota keluarganya yang meninggal dunia itu
3. Melangsungkan Pernikahan Pertama
4. Alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian olehPresiden
f. Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Ketentuan Cuti di Luar Tanggungan Negara diatur dalam PP Nomor
24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS pasal 26 s/d pasal 31, antara lain
disebutkan :
1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun secara terus menerus, karena alasan-alasan pribadi
yang penting dan mendesak dapat diberikan cuti di luar
tanggungan Negara.
2. Cuti di luar tanggungan Negara dapat diberikan paling lama 3
(tiga) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun
apabila ada alasan-alasan yang penting untuk
memperpanjangnya.
3. Cuti di luar tanggungan Negara hanya dapat diberikan dengan
surat keputusan pejabat yang berwenang memberikan cuti
setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara.
 
4. Cuti di luar tanggungan Negara mengakibatkan Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti
di luar tanggungan Negara karena persalianan anak ke empat
dan seterusnya
5. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan tidak berhak menerima
penghasilan dari Negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa
kerja Pegawai Negeri Sipil.
6. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti di luar
tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
7. Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kepada instansi
induknya setelah habis masa menjalankan cuti di luar
tanggungan Negara, maka :
a. apabila ada lowongan ditempatkan kembali;
b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang
bersangkutan melaporkannya kepada Kepala Badan
Administrasi Kepegawaian Negara untuk kemungkinan
ditempatkan pada instansi lain;
c. apabila penempatanyang dimaksud dalam huruf b tidak
mungkin, maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
diberhentikan dari jabatannya karena kelebihan dengan
mendapathak-hak kepegawaian menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DASAR HUKUM :
1. PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
2. Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang ketentuan
pelaksanaan PP Nomor 53 Tahun 2010

KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN MENTAATI KETENTUAN JAM


KERJA

Pasal 3 : “Setiap PNS wajib : angka 11 masuk kerja dan menaati


ketentuan jam kerja

Pasal 5 : “PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 dan/atau Pasal 4 dijatuhi
hukuman disiplin”
Pegawai Negeri Sipil wajib masuk kerja dan mentaati ketentuan jam
kerja yang sudah ditentukan :
a. Datang tepat waktu, laksanakan tugas dan pulang sesuai ketentuan
jam kerja
b. Pada saat jam kerja tidak berada ditempat umum bukan karena
tugas/ dinas
c. Izin kepada Pejabat Yang berwenang apabila berhalangan hadir

Terlambat masuk kerja dan Pulang lebih awal dihitung secara Kumulatif
7,5 jam = 1 hari Tdk masuk kerja

Pelanggaran thd kewajiban masuk kerja dan mentaati ketentuan jam


kerja dihitung secara kumulatif s/d akhir tahun berjalan. Artinya
Pelanggaran dihitung mulai bulan Januari s/d Desember tahun yang
berjalan.
Hukuman Disiplin Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan yang sah
sesuai PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS

NO LAMA TIDAK JENIS HUKUMAN DISIPLIN


MASUK KERJA
1 5 Hari Teguran Lesan
2 6 s/d 10 Hari Teguran Tertulis
3 11 s/d 15 Hari Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis
4 16 s/d 20 Hari Penundaan KGB selama 1 Tahun
5 21 s/d 25 Hari Penundaan Kenaikan Pangkat selama 1 Tahun
6 26 s/d 30 Hari Penurunan Pangkat Satu Tingkat selama 1 Tahun
7 31 s/d 35 Hari Penurunan Pangkat Satu Tingkat selama 3 Tahun
8 36 s/d 40 Hari Pemindahan dalam rangka Penurunan Jabatan
setingkat Lebih Rendah
9 41 s/d 45 Hari Pembebasan dari Jabatan
10 46 Hari s/d Lebih Pemberhentian
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, atasan langsung wajib
memeriksa lebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin

Tujuan pemeriksaan adalah :


1. Untuk mengetahui apakah PNS yang bersangkutan benar atau tidak
melakukan pelanggaran disiplin
2. untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan
PNS yang bersangkutan melakukan pelanggaran disiplin
3. untuk mengetahui dampak atau akibat dari pelanggaran disiplin
tersebut

Pemeriksaan terhadap PNS yang melanggar disiplin harus dilakukan


dengan teliti dan obyektif, sehingga pejabat yang berwenang
menghukum dapat mempertimbangkan dengan seksama tentang
jenis hukuman disiplin yang akan dijatuhkan kepada PNS yang
bersangkutan
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dipanggil secara
tertulis untuk diperiksa oleh atasan langsung

Pemanggilan dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum


tanggal pemeriksaan

Apabila PNS yang bersangkutan tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan


kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya yang
bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama

Apabila pada tanggal pemeriksaan yang ditentukan dalam surat


pemanggilan kedua PNS yang bersangkutan tidak hadir juga, maka
pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin
berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan
pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
dilakukan secara tertutup, hanya diketahui dan dihadiri oleh PNS yang
diperiksa dan pemeriksa/ Tim Pemeriksa

PNS yang diperiksa karena diduga melakukan pelanggaran disiplin, wajib


menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh atasan langsungnya.

Apabila PNS yang diperiksa itu tidak mau menjawab pertanyaan, maka
yang bersangkutan dianggap mengakui pelanggaran disiplin yang
dituduhkan kepadanya.

Apabila menurut hasil pemeriksaan, ternyata kewenangan untuk


menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS tersebut merupakan
kewenangan
a. atasan langsung yang bersangkutan, maka atasan langsung tersebut
wajib menjatuhkan hukuman disiplin;
b. pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsungnya wajib melaporkan
secara hierarki disertai berita acara pemeriksaan dan laporan
kewenangan penjatuhan hukuman disiplin
Hasil pemeriksaan harus dituangkan dalam bentuk Berita Acara
Pemeriksaan

Berita Acara Pemeriksaan harus ditandatangani oleh atasan langsung


atau Tim Pemeriksa dan PNS yang diperiksa..

Apabila PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara


pemeriksaan, maka berita acara pemeriksaan tersebut cukup
ditandatangani oleh pemeriksa, dengan memberikan catatan dalam
berita acara pemeriksaan, bahwa PNS yang diperiksa tidak bersedia
menandatangani berita acara pemeriksaan. Walaupun PNS yang
diperiksa tidak bersedia untuk menandatangani berita acara pemeriksaan
tersebut, tetap dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan hukuman
disiplin.

PNS yang telah diperiksa berhak mendapat foto copy berita acara
pemeriksaan
PNS yang diduga Dipanggil secara tertulis
melanggar Disiplin PNS

Hadir

Diperiksa

Tanda Tangan BAP

Atasan Langsung Atasan Langsung


menjatuhkan Hukuman Melaporkan kepada pejabat
Disiplin yang lebih tinggi

Pejabat yang lebih


Tinggi menjatuhkan
Hukuman Disiplin
PNS yang diduga Dipanggil secara tertulis 7 hari
melanggar Disiplin PNS
Tidak Hadir
Panggilan Kedua 7 hari

Hadir
Diperiksa

Tanda Tangan BAP

Atasan Langsung Atasan Langsung


menjatuhkan Hukuman Melaporkan kepada pejabat
Disiplin yang lebih tinggi

Pejabat yang lebih


Tinggi menjatuhkan
Hukuman Disiplin

Anda mungkin juga menyukai