NPM : B1A115027
ANALISIS BUKU HUKUM KEPEGAWAIAN
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. hak pegawai negeri sipil pada
huruf (b) berhak memperoleh cuti, pada huruf (b) ini hanya menjelaskan
dan cuti serta biaya perawatan pada saat sakit. Tidak dijelaskan secara rinci
memuat aturan tentang cuti bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bunyi Pasal 309
ayat (3) PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(PNS) “Cuti bagi PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari
disebutkan, cuti terdiri atas: a. Cuti tahunan; b. Cuti besar; c. Cuti sakit; d.
Cuti melahirkan; e. Cuti karena alasan penting; f. Cuti bersama; dan g. Cuti di
PNS dan calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1 (satu) tahun
secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya hak atas cuti
2. Cuti Besar
PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) secara terus menerus,
(lima) tahun secara terus menerus dikecualikan bagi PNS yang masa
menggunakan hak atas cuti besar, menurut PP ini, tidak berhak atas
3. Cuti Sakit
Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit. PNS yang sakit
lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari, menurut
dokter.
4. Cuti Melahirkan
pada saat menjadi PNS, berhak atas cuti melahirkan. Untuk kelahiran
PNS berhak atas cuti karena alasan penting, apabila: a. ibu, bapak,
isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu salit keras
Melangsungkan perkawinan.
6. Cuti Bersama
Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, menurut PP ini, hak
PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus-
ditulis:
berwenang.
kedinasan.
SIPIL NEGARA
Bab II ini membahas mengenai penyelenggaraan aparatur sipil negara,
namun sub bab pada bab ini ada membahas tentang kedudukan aparatur sipil
negara, yang mana kedudukan aparatur sipil negara sudah di bahas pada bab
V, jadi tidak perlu lagi dibahas pada bab ini. Pada halaman 48 mengenai
pelayanan public, tidak ada penjelasan mengenai pengertian pelayanan public
serta dasar hukumnya. Seharusnya dapat ditulis: