KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tugas
mata kuliah Pembiayaan Pembangunan yang berjudul “Dana Alokasi Khusus”
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu selama proses penyelesaian makalah ini, secara khusus kepada:
• Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kami kesehatan serta
kesempatan untuk membuat makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai.
• Putu Gde Ariastita, ST, MT selaku dosen pengajar sekaligus dosen
pembimbing pembuatan makalah tugas mata kuliah Pembiayaan
Pembangunan atas bimbingannya dalam membantu memberikan saran,
masukan, maupun kritik selama penyusunan makalah ini sampai selesai.
Penyusunan makalah tugas mata kuliah Pembiayaan Pembangunan ini
bertujuan untuk memahami pengertian dan penjelasan lebih dalam lagi dari
dana alokasi khusus.
Dalam penyusunan makalah, penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan yang terjadi, baik pada teknis penulisan maupun pembahasan
materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan dapat
memberikan masukan informasi serta pengetahuan yang bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 4
1.2 Tujuan........................................................................................................ 4
1.3 Sistematika Penulisan............................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dana Alokasi Khusus...............................................................6
2.2 Dasar Hukum............................................................................................ 6
2.3 Kriteria Dana Alokasi Khusus.....................................................................6
2.4 Penghitungan Dana Alokasi Khusus..........................................................8
2.5 Arah Kegiatan Dana Alokasi Khusus........................................................10
2.6 Dana Pendamping................................................................................... 13
2.7 Dana Reboisasi........................................................................................ 13
2.8 Bentuk Dana Alokasi Khusus...................................................................14
2.9 Kendala dalam Dana Alokasi Khusus.......................................................18
2.10 Penyaluran Dana Alokasi Khusus............................................................19
2.11 Perbedaan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus......................22
2.12 Studi Kasus............................................................................................. 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Penentuan Daerah Penerima DAK................................................10
Gambar 2 Alur Penentuan Alokasi DAK................................................................11
Gambar 3 Tren Alokasi DAK................................................................................. 18
Gambar 4 Penyaluran Dana Alokasi Khusus........................................................22
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Reformulasi DAK Tahun 2015...................................................................16
Tabel 2 Perbedaan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus......................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Dana Alokasi Khusus” ini
adalah untuk memahami pengertian dan penjelasan lebih dalam lagi dari dana
alokasi khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kriteria Khusus
Dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur
penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah. Daerah yang
termasuk dalam pengaturan otonomi khusus atau termasuk dala 199
kabupaten tertinggal diprioritaskan mendapatkan alokasi DAK, sedangkan
karakteristik daerah meliputi:
1. Daerah Tertinggal
2. Daerah Perabatasan dengan Negara lain
3. Daerah Rawan Bencana
4. Daerah Pesisir
5. Daerah Ketahanan Pangan
6. Daerah Potensi Pariwisata
3. Kriteria Teknis
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2. Jika pada proses no. 1 di atas daerah tidak memenuhi, maka dilihat kriteria
khusus yang pertama yaitu apakah daerah tersebut termasuk dalam
pengaturan otonomi khusus atau termasuk dalam 199 kabupaten
tertinggal. Jika ya, maka daerah tersebut layak memperoleh alokasi DAK;
3. Jika daerah tersebut tidak termasuk dalam kriteria khusus pada butir 2 di
atas, maka lihat kembali kriteria khusus yang kedua yaitu karakteristik
wilayah yang ditunjukkan dengan indeks kewilayahan (IKW). Pada proses
ini, IFN dan IKW digabungkan sehingga menghasilkan IFW. Dalam hal ini
apabila IFW > 1, maka daerah tersebut layak memperoleh DAK;
4. Jika daerah tersebut ternyata masih belum layak untuk mendapatkan DAK
pada proses nomor 3 di atas, maka dilihat kriteria teknisnya untuk masing-
masing bidang yang didanai dari DAK yang dicerminkan dengan indeks
teknis (IT). Pada proses ini, IT digabungkan dengan IFW sehingga
menghasilkan IFWT. Jika IFWT > 1, maka daerah tersebut layak mendapat
alokasi DAK pada bidang tersebut
tumbuh kembang anak dalam rangka menurunkan angka kelahiran dan laju
pertumbuhan penduduk, serta meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan
keluarga.
d) DAK Infrastruktur Jalan dan Jembatan
Diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan
prasarana jalan provinsi, kabupaten, dan kota dalam rangka memperlancar
distribusi penumpang, barang dan jasa, serta hasil produksi yang
diprioritaskan untuk mendukung sektor pertanian, industri, dan pariwisata
sehingga dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi regional.
e) DAK Infrastruktur Irigasi
Diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan
prasarana sistem irigasi termasuk jaringan reklamasi rawa dan jaringan
irigasi desa yang menjadi urusan kabupaten/kota dan provinsi khususnya di
daerah lumbung pangan nasional dan daerah tertinggal dalam rangka
mendukung program peningkatan ketahanan pangan.
f) DAK Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi
Diarahkan untuk meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan air
minum dan meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan penyehatan
lingkungan (air limbah, persampahan, dan drainase) untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat.
g) DAK Pertanian
Diarahkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana pertanian di tingkat
usaha tani, dalam rangka meningkatkan produksi guna mendukung
ketahanan pangan nasional.
h) DAK Kelautan dan Perikanan
Diarahkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana produksi,
pengolahan, peningkatan mutu, pemasaran, dan pengawasan, serta
penyediaan sarana dan prasarana pemberdayaan di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil.
i) DAK Prasarana Pemerintah Daerah
Diarahkan untuk meningkatkan kinerja daerah dalam menyelenggarakan
pembangunan dan pelayanan publik di daerah pemekaran, dan
diprioritaskan untuk daerah yang terkena dampak pemekaran tahun 2007-
2008, serta digunakan untuk pembangunan/perluasan/rehabilitasi total
gedung kantor/bupati/walikota, dan pembangunan/perluasan/rehabilitasi
total gedung kantor DPRD, dengan tetap memperhatikan kriteria perhitungan
alokasi DAK.
j) DAK Lingkungan Hidup
Diarahkan untuk meningkatkan kinerja daerah dalam menyelenggarakan
pembangunan di bidang lingkungan hidup melalui peningkatan penyediaan
sarana dan prasarana kelembagaan dan sistem informasi pemantauan
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
selisih antara Penerimaan Umum APBD dan belanja pegawainya sama dengan
nol atau negatif. Namun dalam pelaksanaannya, tidak ada daerah penerima DAK
yang mempunyai selisih antara Penerimaan Umum APBD dan belanja
pegawainya sama dengan nol atau negatif.
TRIWULAN I
Sebesar 30% (tiga puluh persen) dari pagu alokasi;
Paling cepat pada bulan Februari dan Paling lambat tanggal 31 Juli , setelah
kepala Daerah menyampaikan:
- Perda APBD tahun berjalan;
- Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau DAK Tambahan triwulan IV
tahun anggaran sebelumnya;
- Laporan penyerapan penggunaan DAK dan/atau DAK Tambahan tahun
anggaran sebelumnya;
- Surat Pernyataan Penyediaan Dana Pendamping.
TRIWULAN II
Sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pagu alokasi;
Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau
DAK Tambahan Tw I tahun anggaran berjalan.
TRIWULAN III
Sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pagu alokasi;
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
TRIWULAN IV
Sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu alokasi;
Setelah Daerah menyampaikan Laporan realisasi penyerapan DAK dan/atau
DAK Tambahan sampai dengan Tw III tahun anggaran berjalan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dana alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional. Daerah tertentu yang dimaksud di sini
adalah daerah dengan pertimbangan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria
teknis. Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah
yang tercermin dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja Pegawai
Negeri Sipil Daerah. Kriteria khusus dirumuskan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan
karakteristik daerah. Sedangkan kriteria teknis disusun berdasarkan indikator-
indikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana dan prasarana, serta
pencapaian teknis pelaksanaan kegiatan DAK di daerah.
Adapun arah kegiatan dari DAK sendiri, yaitu:
a. DAK Pendidikan
b. DAK Kesehatan
c. DAK Keluarga Berencana
d. DAK Infrastruktur Jalan dan Jembatan
e. DAK Infrastruktur Irigasi
f. DAK Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi
g. DAK Pertanian
h. DAK Kelautan dan Perikanan
i. DAK Prasarana Pemerintah Daerah
j. DAK Lingkungan Hidup
k. DAK Kehutanan
l. DAK Sarana dan Prasarana Perdesaan
m. DAK Perdagangan
Salah satu penyumbang dana alokasi khusus didapatkan dari dana
pendamping maupun dana reboisasi. Dana pendamping merupakan dana yang
diperuntukkan untuk mendanai kegiatan yang bersifat kegiatan fisik. Untuk
menyatakan komitmen dan tanggung jawab pemerintah daerah, daerah
penerima DAK wajib mengalokasikan dana pendamping yang berasal dari dana
APBD-nya sebesar minimal 10% dari jumlah DAK yang diterimanya. Dana
pendamping ini digunakan untuk mendampingi kegiatan yang dibiayai oleh Dana
Alokasi Khusus (DAK).
Sedangkan dana reboisasi merupakan dana alokasi khusus yang
dikhususkan untuk bidang kehutanan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 55
Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Dana Reboisasi merupakan dana yang
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
dipungut dari pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan dari Hutan Alam
yang berupa kayu dalam rangka reboisasi dan rehabilitasi hutan. Penerimaan
Negara yang berasal dari dana reboisasi diatur dalam UU No 33 Tahun 2004
Pasal 14, 60% bagian Pemerintah Pusat digunakan untuk rehabilitasi hutan dan
lahan secara nasional sedangkan 40% bagian daerah digunakan untuk kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan di kabupaten/kota penghasil.
Dana alokasi khusus yang merupakan sumber penerimaan dalam APBD di
kabupaten/kota maupun provinsi sangat diharapkan oleh daerah untuk
percepatan pembangunan pada bidang-bidang/sektor strategis untuk
peningkatan infrastruktur, pelayanan masyarakat dibidang kesehatan dan
pendidikan dll. Namun dalam pelaksanaan di daerah ditemukan banyak kendala,
sehingga serapan dana DAK maupun kinerja fisik kegiatan belum dapat
dikatakan maksimal. Kendala yang banyak dialami daerah dalam pelaksanaan
dana DAK ini, antara lain :
1. Proses Penganggaran di APBD
2. Beban Berat dengan Dana Pendamping
3. Petunjuk Teknis Selalu Terlambat
4. Petunjuk Teknis Terlalu Kaku
5. Program Kegiatan Yang Kurang sinkron, antara DAK, bantuan Pusat dan Dana
Dekonstentrasi
6. DAK Belum Maksimal Dalam Pengukuran Outcome,
Ketentuan tentang penyaluran Dana Alokasi Khusus kepada Daerah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Ketentuan pelaksanaan penyaluran Dana
Alokasi Khusus ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan, yaitu
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 553/KMK.03/2000 tentang Tata Cara
Penyaluran Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sebagaimana telah
diubah dengan keputusan Menteri Keuangan Nomor 655/KMK.02/2000 tanggal
27 Desember 2001 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor
553/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penyaluran Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus.
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
DAFTAR PUSTAKA
Manado Express. (2015). Walikota Manado Alokasikan Dan DAK untuk Jembatan
Dendal. www.manadoexpress.co/berita-8884-walikota-manado-alokasikan-
dana-dak-untuk-jembatan-dendal.html (Diakses pada 15 Oktober 2015).