Anda di halaman 1dari 22

PEMBINAAN ETIK DAN PERILAKU

BAGI PEGAWAI YANG MELANGGAR

Yayat Rohayati, S.H, M.M, M.HKes


Workshop Penanganan Keluhan dan Tuntutan Di Rumah Sakit
A One Hotel, 27-28 November 2019
RUANG LINGKUP
1) Dasar Hukum
2) Pengertian Kode Etik
3) Kode Etik
4) Pelanggaran Kode Etik (Kewajiban dan
Larangan)
5) Tata Cara Pengaduan
6) Pembentukan Tim Pemeriksa
7) Pemanggilan dan Pemeriksaan
8) Sanksi Hukuman Disiplin
9) Simulasi Kasus
DASAR HUKUM
1. UU Nomor 5 Tahun 2014
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin
Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
6. Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 20 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Pada Satuan Kerja
Kementerian Kesehatan yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
7. Keputusan Direktur Utama RSCM Nomor
HK.01.07/3.3/0065/2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil di RSCM
PENGERTIAN
Kode Etik adalah :
Pedoman sikap, tingkah laku, perbuatan dan ucapan
pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta
pergaulan hidup sehari-hari

Majelis Kehormatan Kode Etik adalah : lembaga non


struktural/Pejabat Pembina Kepegawaian yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan/Direksi RSCM yang bertugas
melakukan penegakan pelaksanaan dan penyelesaian
pelanggaran Kode Etik yang dilakukan Pegawai

Pelanggaran adalah : segala bentuk ucapan, tulisan,


dan/atau perbuatan pegawai yang bertentangan
dengan Kode Etik
KODE ETIK PEGAWAI
1. Mengamalkan sikap dan perilaku sesuai ajaran agama atau kepercayaan
yang dianut
2. Mengikuti upacara dengan Tertib
3. Menjaga citra dan martabat dengan tidak melakukan perbuatan
amoral/asusila dan tidak memasuki tempat-tempat yang dapat menurunkan
martabat pegawai
4. Menaati tata tertib kantor
5. Mematuhi dan melaksanakan pedoman kerja, standar operasional prosedur
dan standar pelayanan
6. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya
7. Bersikap netral dan profesional dalam melaksanakan tugas
8. Menghargai pendapat orang lain dan bersaing secara sehat
9. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, adil, santun, penuh
empati dan tidak diskriminatif, serta tanpa pamrih
10.Bersikap proaktif dan responsif dalam melaksanakan tugas kedinasan
KODE ETIK PEGAWAI
11.Bersikap jujur dan bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan tugas
12.Mengindahkan etika berkomunikasi, termasuk dalam menggunakan
sarana komunikasi telepon dan menggunakan media elektronik
13.Mengindahkan etika dalam menerima tamu
14.Menjaga kebersihan, keamanan dan kenyamanan ruang kerja
15.Tidak melakukan kegiatan di luar tugas
16.kedinasan selama jam kerjaBerpakaian rapi, pantas, sopan (tidak
ketat, tidak mini dan tidak transparan) dan berpenampilan
sederhana
17.Bersikap sopan serta menjalin kerja sama yang baik dan bersikap
positif antar sesama pegawai dan antara atasan dengan bawahan
18.Menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga atau keluarga
19.Menjaga kesehatan dan kebugaran
P P 5 3 Ta h u n 2 0 1 0
K E WA J I B A N [ 1 7 P O I N ]
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 45, NKRI, dan pemerintah;
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS;
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan atau
golongan;
8. Memegang rahasia jabatan;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
10.Melaporkan kepada atasan apabila mengetahui ada hal yg dapat membahayakan/merugikan
negara, atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
11.Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja;
12.Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13.Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
14.Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15.Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16.Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier.
17.Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
P P 5 3 Ta h u n 2 0 1 0
LARANGAN [15 POIN]
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan atau lembaga atau
organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan atau LSM asing;
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan/orang lain di dalam maupun
di luar lingkungan kerjanya untuk keuntungan pribadi, golongan/pihak lain yang merugikan negara;
7. Memberi/menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung/tidak untuk
diangkat dalam jabatan;
8. Menerima hadiah/suatu pemberian apa saja dari siapapun yang berhubungan dengan jabatan
dan/pekerjaannya;
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. Melakukan suatu tindakan/tidak yang dapat menghalangi/mempersulit salah satu pihak yang
dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11. Menghalangi jalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kepada capres/cawapres,
13. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD/DPR
14. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah ,
15. Memberikan dukungan kepada calon kepala daerah/calon wakil kepala daerah
PP No. 10/1983 Jo. PP No.45/1990

Mengatur tentang:

1. Pelaporan Perkawinan dan Perceraian.

2. Izin Perkawinan dengan Istri ke-2, dst.

3. Izin Perceraian.

4. Hidup Bersama.

5. Pembagian Gaji terhadap Istri.

6. Menjadi Istri ke-2, dst.


PP No. 10/1983 Jo. PP No.45/1990
P E R K AW I N A N D A N P E R C E R A I A N

 Pasal 2 ayat (1):


PNS yang melangsungkan perkawinan pertama wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Pejabat melalui saluran hirarkhis dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah
perkawinan itu berlangsung.

 Pasal 3 ayat (1):


PNS yang akan melakukan perceraian wajib
memperoleh izin atau surat keterangan lebih dahulu dari Pejabat.
 Pasal 5 Ayat (2):

Setiap atasan yang menerima permintaan izin dari PNS dalam lingkungannya baik untuk
melakukan perceraian atau untuk beristri lebih dari seorang wajib memberikan pertimbangan
dan meneruskannya kepada Pejabat melalui saluran hirarki dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 3 (tiga) Bulan TMT ia menerima permintaan izin dimaksud.
PERCERAIAN

 PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin tertulis dari Pejabat.
 PNS hanya dapat melakukan perceraian apabila ada alasan-alasan yang sah yaitu salah
satu atau lebih alasan sebagai tersebut di bawah ini:

a. Salah Satu Pihak Berbuat Zina;


b. Salah Satu Pihak menjadi Pemabuk, Pemadat/Penjudi yang Sulit Disembuhkan;
c. Salah Satu Pihak Meninggalkan Pihak Lain Selama 2 (Dua) Tahun Berturut-Turut Tanpa
Izin dan Tanpa Alasan yang Sah;
d. Salah Satu Pihak Mendapat Hukuman Penjara 5 (Lima) Tahun atau Hukuman yang
Lebih Berat secara Terus Menerus Setelah Perkawinan Berlangsung;
e. Salah Satu Pihak Melakukan Kekejaman atau Penganiayaan Berat yang
Membahayakan Pihak Lain;
f. Antara Suami Istri Terus Menerus Terjadi Perselisihan dan Pertengkaran, serta Tidak
Ada Harapan untuk Hidup Rukun Lagi dalam Rumah Tangga;
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK & PERILAKU

TEMUAN/LAPORAN/ADUAN
Laporan dalam bentuk :
Ucapan, Tulisan, Perbuatan

BAGIAN SDM
Menelaah, Memanggil, Proses BAP

KOORDINASI PIHAK TERKAIT


Komite Keprofesian, Komite Etik & Hukum, SPI, Unit Kerja

HASIL

MELAPORKAN KEPADA DIREKSI


Hasil Koordinasi dan Rekomendasi Sanksi
TATA CARA PENGADUAN
PENGADUAN TERTULIS TEMUAN ATASAN

› Setiap pegawai yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran kode etik wajib
menyampaikan pengaduan kepada atasan dari pegawai yang melanggar.
› Pengaduan disampaikan secara tertulis, menyebutkan pelanggaran yang
dilakukan, disertai bukti dan identitas pelapor.
› Atasan tersebut wajib meneliti pengaduan, menjaga kerahasiaan identitas
pelapor dan melaporkan hasilnya kepada pejabat yang berwenang secara
hirarki.

PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA


› Dibentuk secara Ad Hoc, setiap terjadi pelanggaran kode etik.
› Pembentukan oleh Menkes/Dirjen untuk memeriksa Pejabat Eselon I, II dan
pejabat setingkat Eselon II.
› Pembentukan oleh Menkes/Dirjen yang mendelegasikan wewenang kepada
Pejabat Eselon I.a untuk memeriksa Pejabat eselon III, IV dan Pejabat
Fungsional
1. PEMANGGILAN

PNS YG DIDUGA MELANGGAR DISIPLIN

PEMANGGILAN I
SECARA TERTULIS OLEH ATASAN
LANGSUNG 7
Hari
Kerja

TDK
HADIR
HADIR

PEMERIKSAAN PEMANGGILAN II
7
Hari
Kerja
TDK
HADIR
HADIR

PENJATUHAN HD O/ PJBW
PEMERIKSAAN BERDSRKAN ALAT BUKTI &
KETERANGAN YG ADA
2. PEMERIKSAAN

PNS YG DIDUGA MELANGGAR DISIPLIN


Tujuan :
-Benar tdk Pelanggaran
-Latar belakang/Penyebab
-Dampak
PEMERIKSAAN OLEH ATASAN
Format BAP tanya/jawab
LANGSUNG/TIM PEMERIKSA SIFATNYA AD
- Prinsip 5W & 1 H
HOC
- PNS wajib menjawab
TTD PEJABAT YG MEMERIKSA
& PNS YG DIPERIKSA TERTUTUP/RAHASIA

PNS TDK BERSEDIA


MENANDATANGANI BAP, BERI
CTTN DLM BAP
BAP
PNS DIBERI
PHOTO COPY BAP

DISEBUTKAN JENIS
PENJATUHAN HD PELANGGARAN DISIPLIN YG
DILAKUKAN
T I N G K AT D A N J E N I S H U K U M A N D I S I P L I N

Description
SEDANG
Add text
of the sub
in here
contents

 Tunda KGB 1 Tahun


 Tunda KP 1 Tahun
RINGAN  Turun Pangkat 1 Tahun BERAT

 Turun Pangkat 3 Tahun


 Teguran Lisan  Turun Jabatan
 Teguran Tertulis  Bebas dari Jabatan
 Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis  PDH tidak APS
PRINSIP DASAR PP 53/2010

4
PENEGAKAN KODE ETIK

PP 42 Tahun 2004 Pasal 15 ayat :


(1) Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan
sanksi moral
(2) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dibuat secara tertulis dan dinyatakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
(3) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa :
› a. pernyataan secara tertutup; atau
› b. pernyataan secara terbuka.

Pasal 16
› PNS yang melakukan pelanggaran kode etik selain dikenakan sanksi
moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3), dapat
dikenakan tindakan administratif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, atas rekomendasi Majelis Kode Etik.
3. PENJATUHAN HD

Sebelum menjatuhkan HD

Ditetapkan dengan keputusan


Pejabat yg berwenang wajib
a. Mempelajari dengan teliti hasil
pemeriksaan;
Tujuan
b. Memperhatikan faktor-faktor yang
mendorong

PRINSIPNYA
PNS tidak dapat dijatuhi Wujud pelanggaran sama, tapi
BERSIFAT
hukuman disiplin dua kali
atau lebih untuk satu
faktor-faktor yang mendorong
berbeda, maka jenis HD berbeda
PEMBINAAN
pelanggaran disiplin. pula

PNS berdasarkan hasil PNS yg pernah dijatuhi HD


pemeriksaan ternyata kemudian melakukan
melakukan beberapa pelanggaran yg sifatnya sama,
pelanggaran, dijatuhi satu jenis dijatuhi HD yg lebih berat dari
HD yg terberat HD terakhir
4. PENYAMPAIAN HD

Setiap penjatuhan HD Dalam hal Pegawai tidak


disampaikan oleh pyb Penyampaian secara Pegawai yang dijatuhi HD Disampaikan secara hadir pada saat
menghukum atau pejabat tertutup, paling lambat tidak hadir, keputusan tertutup oleh PYBM penyampaian keputusan
yang ditunjuk dan 14 (empat belas) hari dikirim atau pejabat lain HD, keputusan dikirim
tembusan disampaikan kerja sejak keputusan kepada yang
kepada ybs
kepada pejabat instansi ditetapkan bersangkutan
terkait.

Berlakunya HD

HD yg dijatuhkan oleh:
HD yg dijatuhkan Pybw
a. Presiden; menghukum apabila:
b. PPK, kecuali pemberhentian • Tdk keberatan > hari ke 15 (lima
DHTAPS dan TDH, belas) stlh HD diterima. Apabila PNS tidak hadir pada waktu
c. Gubernur untuk jenis HD, • Keberatan > pd tgl dittpnya penyampaian keputusan HD maka
berupa: Penurunan jabatan keputusan atas keberatan. HD berlaku pd hari ke 15 (lima belas)
setingkat lebih rendah; dan sejak tanggal yg ditentukan utk
pembebasan dari jabatan. penyampaian keputusan HD
d. Kepala Perwakilan RI. HD yg dijthkan oleh PPK atau
e. Pybw menghukum utk HD Gubernur berupa PDHTAPS dan
ringan. PTDH sebagai PNS apabila :
• Tidak banding adm > hari ke 15
Mulai berlaku sejak tanggal kepts HD diterima.
ditetapkan • Banding adm > pd tgl dittpnya
keputusan banding adm
CONTOH SIMULASI KASUS

› Di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, ada PERAWAT mengambil salah


satu obat anestesiologi jenis fentanyl stock milik Pasien, hal tersebut dilakukan
oleh perawat karena sebelumnya yang bersangkutan pasca operasi
mendapatkan obat jenis anestesiologi itu dan digunakan sebagai pereda nyeri
› Setelah nyeri hilang dan sembuh, yang bersangkutan merasakan kenyamanan
dari efek obat tersebut sehingga tetap menggunakan obat anestesiologi untuk
kepentingan diri sendiri dengan cara mengambil secara diam-diam retur obat
pasien
› Hal tersebut sangat merugikan Rumah Sakit dan perawat itu sendiri karena
ada rasa “kecanduan” sehingga membuat perawat tersebut tidak fokus dalam
bekerja dan dapat menyebabkan kejadian risiko terhadap pasien
› Selain itu secara etika keprofesian, perawat tersebut tidak memiliki integritas
karena telah menyalahgunakan wewenangnya sebagai Profesi Perawat dan
perilakunya termasuk pelanggaran disiplin dan pidana.
› Setelah dilakukan BAP dan koordinasi dengan pihak terkait, direkomendasikan
untuk memberikan sanksi pemberhentian kepada Ybs.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai