Anda di halaman 1dari 34

KODE ETIK DAN KODE PERILAKU

PEGAWAI NEGERI SIPIL


DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
(PMK No. 190/PMK.01/2018)

Jakarta, 5 Juli 2019


DAFTAR ISI
1. TUJUAN IMPLEMENTASI
2. KETENTUAN UMUM
3. LANDASAN PERILAKU
4. PENCEGAHAN
5. PENEGAKAN
6. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
7. JABATAN FUNGSIONAL DAN PENGATURAN LEBIH
LANJUT
8. KETENTUAN PERALIHAN & KETENTUAN PENUTUP
9. Kuis
TUJUAN IMPLEMENTASI
TUJUAN IMPLEMENTASI BAGI PNS KEMENKEU
Menjaga martabat, reputasi , dan kredibilitas

Mencegah pelanggaran disiplin

Dapat mengambil keputusan/kebijakan yang jauh


dari konflik kepentingan

Berorientasi dalam peningkatan kesejahteraaan


masyarakat dalam pelaksanaan tugas

Dapat menjadi perekat dan pemersatu bangsa


KETENTUAN UMUM
KETENTUAN UMUM

PEGAWAI KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PELANGGARAN


Calon Pegawai Negeri Sipil dan pedoman sikap, tingkah laku, segala bentuk ucapan, tulisan,
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan dan perbuatan Pegawai dalam gambar dan/atau perbuatan
Kementerian Keuangan, termasuk melaksanakan tugas pokok dan
Pegawai yang bertentangan
Pegawai Negeri Sipil dari fungsi serta pergaulan hidup
kementerian/ lembaga/ Instansi sehari-hari yang bertujuan
dengan Kode Etik dan Kode
lain yang mendapat penugasan di untuk menJaga Perilaku
lingkungan Kementerian Keuangan. martabat dan kehormatan
Pegawai, bangsa, dan negara
LANDASAN PERILAKU
Kode Etik dan Kode Perilaku Kemenkeu
a. Nilai
Integritas
(16 butir)

e. Nilai b. Nilai
Kesempurnaan Profesionalisme
(6 butir) (16 butir)
Kode Etik dan
Kode Perilaku

d. Nilai
c. Nilai Sinergi
Pelayanan
(10 butir)
(6 butir)
Kode Etik dan Kode Perilaku
Nilai Integritas
1. menjaga citra, harkat, dan martabat Kementerian Keuangan di berbagai forum, baik formal maupun informal di
dalam maupun di luar negeri;
2. menjunjung tinggi norma yang berlaku dalam masyarakat serta Kode Etik dan Kode Perilaku profesi;
3. memegang teguh sumpah jabatan Pegawai Negeri Sipil;
4. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan;
5. bersikap netral dalam Pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
serta Anggota Legislatif Pusat dan Daerah;
6. menggunakan media sosial dengan bijak;
7. berbicara dan bertindak secara jujur dan pantas sesuai dengan fakta dan kebenaran sesuai ketentuan yang
berlaku;
8. menjadi teladan serta menegakkan Kode Etik dan Kode Perilaku;
9. mengajukan permohonan izin setiap akan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk kepentingan pribadi;
10. tidak menemui pihak yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan, kecuali karena penugasan;
11. tidak bertindak sewenang-wenang, melakukan perundungan (bullying) dan/atau pelecehan terhadap Pegawai
atau pihak lain baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja;
12. tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma kesopanan dan norma kesusilaan yang dapat menurunkan
citra Pegawai dan/atau organisasi;
13. tidak memasuki tempat yang dipandang tidak pantas secara etika dan moral yang berlaku di masyarakat, seperti
tempat prostitusi dan perjudian, kecuali karena penugasan;
14. tidak menunjukkan gaya hidup hedonisme sebagai bentuk empati kepada masyarakat terutama kepada sesama
Pegawai;
15. tidak dengan sengaja bersikap, berucap, dan berperilaku yang tidak sesuai dengan identitas seksual dan gender
yang bersangkutan; dan
16. tidak dengan sengaja mengarah pada tindakan melanggar kesusilaan dengan lawan jenis atau sesama jenis
kelamin.
Kode Etik dan Kode Perilaku
Nilai Profesionalisme
1. mengutamakan kepentingan bangsa dan organisasi di atas kepentingan pribadi;
2. bekerja sesuai standar operasional prosedur dan kewenangan jabatan;
3. menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara bertanggung jawab hingga tuntas;
4. menyusun rencana atau sasaran kinerja yang hendak dicapai;
5. mengoptimalkan kompetensi yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan;
6. menjaga informasi dan data Kementerian Keuangan yang bersifat rahasia;
7. disiplin dalam pemanfaatan waktu kerja;
8. berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya;
9. bersikap dan bertutur kata secara sopan;
10.mengindahkan etika berkomunikasi dalam bercakapcakap, bertelepon, menerima tamu,
dan surat-menyurat termasuk surat elektronik (e-mail serta media komunikasi lainnya;
11.menjaga kebersihan, keamanan, kenyamanan ruang kerja, termasuk tidak merokok di
luar area merokok yang telah disediakan;
12.berpenampilan, berpakaian, dan memakai sepatu kerja sesuai dengan ketentuan dan
standar etika yang berlaku;
13.tidak menyalahgunakan tanda pengenal (name tag) Pegawai saat jam kerja atau
keperluan dinas;
14.tidak merespon kritik dan saran dengan negatif secara berlebihan;
15.tidak memakai tindik (piercing), kecuali penggunaan di daun telinga khusus untuk
Pegawai perempuan atau karena alasan keagamaan; dan
16.tidak bertato di bagian tubuh yang terbuka.
Kode Etik dan Kode Perilaku
Nilai Sinergi
1. mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban setiap manusia serta
mengembangkan sikap tenggang rasa antarsesama manusia;
2. menghormati dan menghargai perbedaan latar belakang, ras, warna kulit,
agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi
kecacatan;
3. tidak memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa;
4. bersikap kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam pelaksanaan
tugas;
5. menghargai masukan, pendapat, dan gagasan orang lain;
6. menjaga komitmen terhadap keputusan bersama dan implementasinya;
7. bersedia untuk berbagi solusi, informasi dan/atau data sesuai kewenangan
untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan pekerjaan;
8. memberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah ketika rapat kerja atau
tugas kedinasan sedang berlangsung;
9. melaksanakan kegiatan terkait tugas atau jabatannya dengan izin atau
sepengetahuan atasan; dan
10.tidak menyebarkan informasi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya,
menimbulkan rasa kebencian dan/atau permusuhan.
Kode Etik dan Kode Perilaku
Nilai Pelayanan
1. menunjukkan kepedulian, ramah, dan santun dalam memberikan
pelayanan;
2. berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas;
3. berupaya memberikan layanan yang tepat waktu, cepat, dan
transparan;
4. memberikan pelayanan sesuai kompetensi dan dalam hal terdapat
permasalahan, bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam
penyelesaian permasalahan;
5. menerima pihak lain yang tidak terkait dengan pekerjaan di luar
jam kerja atau pada jam kerja dengan seizin atasan dan/atau
sepanjang tidak mengganggu pekerjaan atau layanan; dan
6. tidak membeda-bedakan dan bersikap adil dalam memberikan
pelayanan.
Kode Etik dan Kode Perilaku
Nilai Kesempurnaan
1. terbuka terhadap usulan perbaikan;
2. terbuka terhadap informasi atau pengetahuan baru;
3. senantiasa berupaya untuk memberikan kinerja dan/atau
layanan yang terbaik;
4. berupaya menjaga dan melakukan implementasi atas
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5. tidak menghalangi kreativitas/gagasan/pendapat yang
bernilai tambah bagi kemajuan organisasi; dan
6. tidak menghalangi upaya inovasi yang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
PENCEGAHAN
Pencegahan

Untuk mencegah pelanggaran kode etik dan kode perilaku, pimpinan unit eselon I
harus:

• memberdayakan Unit Kepatuhan Internal;


• berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal dalam melaksanakan pengawasan internal;
• membangun koordinasi dengan penyelenggara pendidikan dan pelatihan serta pembina
kepegawaian pusat atau unit di lingkungan Kementerian Keuangan dalam mengupayakan
pemahaman Kode Etik dan Kode Perilaku bagi Pegawai; dan
• menginternalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan ketentuan yang berhubungan dengan penegakan Kode Etik dan Kode Perilaku kepada Pegawai di lingkungan kerjanya.

Atasan langsung agar mengupayakan pemahaman dan penegakan Kode Etik dan Kode
Perilaku dengan melakukan tindakan, seperti:

• Memberikan keteladanan,
• melakukan pengawasan, dan
• pembinaan
terhadap bawahannya.
PENEGAKAN
Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku

Sumber Dugaan
Pelanggaran
Pengaduan Temuan
Pegawai Masyarakat Atasan Terlapor UKI Itjen
Pengaduan

Sarana •Dokumen/Surat
Penyampaian •Sistem Aplikasi Pengaduan
•Media Elektronik
(Tertulis)

Isi Pengaduan •Waktu dan tempat kejadian;


•Bukti dan/atau saksi; dan
(minimal) •Identitas Pelapor dan Terlapor
Penegakan Atasan Langsung
Dugaan Unit Atasan Terlapor Unit Kerja Es. II / I
Pelanggaran
PEMERIKSAAN
Waktu dan tempat kejadian; PELANGGARAN
Bukti dan/atau saksi; dan DISIPLIN
Identitas Pelapor dan Terlapor

ADUAN
Ya Tidak

PENELITIAN Tidak
Atasan Pelanggaran Bukti Memadai?
(dapat didampingi
Dugaan Langsung UKI, bila perlu) Disiplin?
Pelanggaran LH
Penelitian
Ya
TEMUAN Kode
Etik

Pejabat yang
Maks.7HK Tidak Mengandung Unsur: Ya
Berwenang
Kesengajaan & tanpa Usulan
Dialog Penguatan membentuk
paksaan
Pengulangan (selain Majelis
Ya SARA & asusila)
Terbukti? BA Ya
Berdampak thd kinerja,
citra dan/atau
Tidak merugikan Kemenkeu/
Surat Pemerintah/ Negara
Pernyataan
Tidak Bersalah
Pejabat Yang Berwenang Membentuk Majelis
PEGAWAI YG DIPERIKSA PEJABAT YG BERWENANG
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat Menteri Keuangan
Fungsional Ahli Utama, dan pejabat lain yang
berkedudukan setara di lingkungan Kementerian
Keuangan.

Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Pejabat Pimpinan Tinggi


Fungsional Ahli Madya, dan pejabat lain yang Madya (Direktur Jenderal
berkedudukan setara. Perbendaharaan) untuk dan
atas nama Menteri Keuangan

Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, Pejabat Pejabat Pimpinan Tinggi


Fungsional Ahli Muda, Pejabat Fungsional Pratama (Es. II) untuk dan
Keterampilan Penyelia, dan pejabat lain yang atas nama Menteri Keuangan
berkedudukan setara.

Pejabat Pelaksana, Pejabat Fungsional Ahli Pejabat Administrator (Es. III)


Pertama, Pejabat Fungsional Keterampilan Mahir, untuk dan atas nama Menteri
Pejabat Fungsional Keterampilan Pemula dan Keuangan
pejabat lain yang berkedudukan setara.
PEMBENTUKAN MAJELIS
• Pembentukan Majelis ditetapkan dengan surat perintah yang
disahkan Pejabat yang berwenang membentuk Majelis Kode
Etik.
• Keanggotaan Majelis terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota;
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan
c. Paling kurang 3 (tiga) orang anggota.
• Dalam hal anggota Majelis lebih dari 5 (lima) orang, maka
jumlahnya harus ganjil.
• Jabatan anggota Majelis tidak boleh lebih rendah dari jabatan
Terlapor.
• Paling kurang salah satu anggota Majelis berasal dari unsur Unit
Kepatuhan Internal.
Mekanisme Penegakan Kode Etik
dan Kode Perilaku oleh Majelis

MAJELIS
Pemanggilan I

7 HK
Terlapor
datang Musyawarah
Pemeriksaan
tidak Suara Terbanyak
Pembelaan oleh
Pemanggilan II Terlapor Keputusan Ketua

7 HK TERTUTUP
Terlapor
datang

tidak Tanpa Rekomendasi KEPUTUSAN LHSM


Alasan Sah Sanksi Moral BERSIFAT FINAL
Tindak Lanjut Keputusan Majelis
7 HK

Sanksi Moral Pejabat yang


KEPUTUSAN Berwenang
MAJELIS Memberikan
Laporan Hasil Sanksi Moral

Tidak bersalah Sidang Majelis


15 HK

Laporan Hasil 7 HK
Sidang Majelis Keputusan
Sanksi Moral
Atasan
Terlapor

Pernyataan
Tidak Bersalah
Jenis Sanksi Moral

Sanksi Moral

Pernyataan secara Tertutup Pernyataan secara Terbuka

disampaikan oleh Pejabat


yang Berwenang menjatuhkan sanksi disampaikan Pejabat yang Berwenang
disampaikan sebanyak 1 (satu) kali dan
moral atau pejabat lain di dalam ruang menjatuhkan sanksi moral atau pejabat
wajib dihadiri oleh Pegawai yang
tertutup yang dihadiri oleh Pegawai yang lain melalui forum resmi Pegawai
bersangkutan
bersangkutan serta pejabat atau pihak lain Kementerian Keuangan
terkait
Ketentuan terkait Sanksi Moral
Dalam penentuan jenis sanksi moral berupa pernyataan secara Tertutup/Terbuka,
Majelis mempertimbangkan:
• nilai dan budaya yang berlaku di masyarakat setempat;
• cakupan pihak yang dirugikan akibat Pelanggaran; dan
• dampak Pelanggaran terhadap citra unit atau organisasi.
Dalam hal tempat kedudukan Pejabat yang Berwenang dan tempat Pegawai yang dikenakan sanksi moral
berjauhan, Pejabat yang Berwenang dapat menunjuk pejabat lain di lingkungannya atau atasan langsungnya
untuk menyampaikan sanksi moral dimaksud, dengan ketentuan jabatan pejabat yang ditunjuk tidak lebih
rendah dari Pegawai yang dikenakan sanksi

Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak hadir pada waktu penyampaian
keputusan sanksi moral tanpa disertai Alasan yang Sah, dianggap telah menerima
keputusan sanksi moral tersebut

Pegawai yang dikenakan sanksi moral harus membuat pernyataan permohonan maaf
dan/atau penyesalan

Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak bersedia membuat pernyataan
permohonan maaf dan/atau penyesalan, dapat dijatuhi hukuman disiplin dengan tingkat
yang paling ringan berdasarkan ketentuan mengenai disiplin Pegawai Negeri Sipil
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Tindak Lanjut Hasil Pemrosesan
Seluruh hasil pemrosesan terhadap dugaan Pimpinan Unit Eselon I
• Laporan Hasil Penelitian;
Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku
• menyampaikan
Berita Acara Dialog Penguatan laporan
disampaikan secara berjenjang kepada monitoring
Kode dan evaluasi kepada
Etik dan Kode Perilaku; • Laporan disampaikan paling
Sekretariat Unit Eselon I atau unit setara • Laporan Hasil Sidang Majelis kurang 1 (satu) tahun sekali
Eselon II yang menangani kepatuhan internal
Inspektur
Kode Etik Jenderal dengan
dan Kode Perilaku; dan dapat dilakukan secara
di unit Eselon I masing-masing sebagai bahan
tembusan kepada Sekretaris
dan/atau manual dan/atau elektronik
• Keputusan pengenaan sanksi
penyusunan laporan monitoring dan Jenderal c.q. Kepala Biro Sumber
moral
evaluasi. Daya Manusia

Inspektur Jenderal
melakukan koordinasi
dengan atasan
langsung dalam hal:
JABATAN FUNGSIONAL DAN
PENGATURAN LEBIH LANJUT
Kode Etik dan Kode Perilaku profesi Jabatan Fungsional

• Penyusunan Kode Etik dan Kode Perilaku profesi Jabatan Fungsional diatur sesuai dengan ketentuan
mengenai Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
• Pejabat Fungsional di lingkungan Kementerian Keuangan harus mematuhi ketentuan Kode Etik dan
Kode Perilaku sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini dan Kode Etik dan Kode Perilaku
profesi Jabatan Fungsional berkenaan.

Pengaturan Lebih Lanjut Kode Etik dan Kode Perilaku

• Setiap Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dapat menyusun ketentuan


lebih lanjut mengenai Kode Etik dan Kode Perilaku sesuai dengan kondisi dan
karakteristik masing-masing yang ditetapkan dalam peraturan Pimpinan Unit Eselon
I.
KETENTUAN PERALIHAN &
KETENTUAN PENUTUP
Ketentuan Peralihan

Proses penegakan Kode Etik dan Kode Perilaku yang sedang berjalan pada saat
Peraturan Menteri ini mulai berlaku, diselesaikan berdasarkan:

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


29/PMK.01/2007 tentang Pedoman Peningkatan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Departemen Keuangan sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.01/2012 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri 72/PMK.01/2007 tentang Majelis Kode
Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007 tentang Etik di Lingkungan Departemen Keuangan.
Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Departemen Keuangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1034}; dan
Ketentuan Penutup

Pada saat PMK 190/PMK.01/2018


mulai berlaku
PMK Nomor 29/PMK.01/2007 diubah
terakhir dengan PMK Nomor
161/PMK.01/2012 dan PMK Nomor
72/PMK.01/2007, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Seluruh ketentuan pelaksanaan mengenai Kode Etik dan Kode Perilaku di


lingkungan Kementerian Keuangan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Menteri ini.

Peraturan Menteri ini mulai berlaku 6 (enam) bulan sejak tanggal diundangkan
(31 Desember 2018)

Anda mungkin juga menyukai