ASN seringkali melanggar kode etik secara sengaja dan tidak sengaja ketika menjalankan
tugas resmi pada pelayanan publik, pemerintahan dan tugas pembangunan. Dugaan
pelanggaran kode etik biasanya bersumber dari pengaduan tertulis atau hasil penyidikan yang
dilakukan oleh atasan. Pengaduan tertulis yang diajukan oleh masyarakat atas pelanggaran
kode etik atau ditemukan oleh pimpinan perlu diklarifikasi oleh Majelis Kode Etik, dan wajib
dilakukan penelitian untuk memperoleh data dan nformasi yang dapat menjelaskan
kepalsuannya, kemudian memberikan rekomendasi sanksi etika.
Para ASN dapat menggunakan hasil klarifikasi dan hasil penelitian atas dugaan pelanggaran
kode etik sebagai dasar pengenaan sanksi moral. ASN yang diduga melanggar kode etik
wajib merumuskannya secara bertahap dengan pejabat yang lebih tinggi.
ASN berdasarkan laporan publik dan hasil nvestigasi pimpinan ntansi atau hasil pemantauan
laporan nternal pemerintah yang diduga atau bahkan dipastikan bahwa ASN terbukti
didasarkan pada hasil penelaahan majelis kode etik melakukan pelanggaran, dikenakan
sanksi. Sanksi atas pelanggaran kode etik meliputi:
Sumber : https://123dok.com/article/kode-etik-aparatur-sipil-negara-polri-sanksi-
pelanggarannya.qmj96778
Tujuan Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode Etik dan Kode Perilaku merupakan dua peraturanyang berbeda, namun keduanya
dipergunakan untukmendorong terbentuknya perilaku tertentu dalam suatuorganisasi.Kode
etik menurut Business Dictionary adalah pedomantertulis yang dikeluarkan suatu organisasi
untuk pegawaidan manajemen dalam rangka menolong mereka berperilakusesuai dengan
nilai-nilai dan standar etika organisasi.Prinsip-prinsip yang dimuat dalam kode etik luas dan
tidak spesifk karena disusun dengan maksud untuk menyediakan pijakan bagi seseorang
untuk membuat pertimbangan secaramandiri dan menentukan tindakan apa yang tepat
dalammenghadapi suatu situasi. Sebagai contoh, kode etik ASN mengatur bahwa semua
pegawai ASN harus melaksanakantugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
yang pelaksanaanya masih memerlukan penafsiran.
Sementara itu kode perilaku mengatur secara spesifk perilaku mana yang dapat diterima atau
tidak dapat diterima,yang diwajibkan maupun yang dilarang. Aturan yang dimuat dalam kode
perilaku sudah spesifk dan pelaksanaannya tidak memerlukan banyak penafsiran. Misalnya,
untuk memastikansuatu peraturan perundang-undangan dilaksanakan makadalam kode
perilaku sudah diatur apa yang wajib dilakukandan apa yang dilarang untuk dilakukan.
2. Profesionalitas erat kaitannya dengan etika ASN dalambekerja. Kode Etik dan Kode
Perilaku berisi pengaturanperilaku agar Pegawai ASN melaksanakan tugasnya
denganjujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi,cermat, disiplin, bersikap
melayani dan melaksanakantugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
dan etika pemerintahan. Penerapan Kode Etikdan Kode Perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga citra danmartabat seorang ASN.
3. Kode Etik dan Kode Perilaku juga berfungsi sebagai standar untuk menilai apakah
perilaku yang dijalankandapat dikatakan baik atau buruk. Kode Etik dan Kode
Perilaku berperan dalam menegakkan self control bagi pegawai ASN untuk dapat
melaksanakan tugasnya secaraprofesional guna menjamin mutu profesi ASN.
Pegawai ASN yang profesional akan mendukung peningkatan kinerja dan citra
birokrasi pemerintah.
Sumber :
1. Pemerintah Indonesia. 2004.Peraturan Pemerintah Nomor 42Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Lembaran Negara RI
Tahun 2004, No.142 Sekretariat Negara. Jakarta.
https://www.academia.edu/38678956/
PENTINGNYA_KODE_ETIK_DAN_KODE_PERILAKU_UNTUK_MEMBAN
GUN_PROFESIONALITAS_ASN