Anda di halaman 1dari 58

BUKU 9

PETUNJUK PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN KODE ETIK
SUMBER DAYA MANUSIA
PROGRAM KELUARGA HARAPAN

Direktorat Jaminan Sosial Keluarga

Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial

Kementerian Sosial RI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu upaya Pemerintah
Indonesia dalam rangka mempercepat penanggulangan kemiskinan dan melaksanakan
kebijakan perlindungan sosial. Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan PKH
adalah sumber daya manusia (SDM). SDM PKH mempunyai fungsi dan tugas untuk
melaksanakan business process PKH berdasarkan prinsip-prinsip dalam PKH.
Penegakan prinsip-prinsip dalam PKH sangat penting munculnya berbagai kasus yang
berkaitan dengan pelanggaran etika perilaku SDM PKH.
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial telah menyusun Kode Etik
SDM PKH melalui Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
Nomor 01/LJS/08/2018 tanggal 10 Agustus 2018 tentang Kode Etik Sumber Daya
Manusia Program Keluarga Harapan. Kode Etik merupakan pedoman bagi setiap SDM
PKH untuk dapat melaksanakan tugas secara santun, berintegritas dan profesional.
Dalam rangka penegakan Kode Etik tersebut, Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial telah mengangkat anggota Komisi Etik berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor 02/LJS/08/2018 tanggal 10
Agustus 2018 tentang Komisi Etik.
Berkenaan dengan hal tersebut perlu disusun Pedoman Penyelenggaraan Kode
Etik sebagai panduan kerja bagi anggota Komisi Etik, Penanggung Jawab Program,
SDM PKH, Mitra Kerja dan berbagai pihak terkait lainnya agar dapat menjalankan Kode
Etik secara konsisten dan akuntabel. Pedoman ini menerjemahkan lebih rinci
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Kode Etik.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya
Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah.
4. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial.
5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Sosial sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial
Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial.
6. Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Sumber
Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial.
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 tentang Program Keluarga
Harapan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 1
Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan.
8. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor 01/
LJS/08/2018 tentang Kode Etik Sumber Daya Manusia Program Keluarga Harapan.
9. Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor 02/
LJS/08/2018 tentang Komisi Etik.

C. Tujuan
1. Sebagai pedoman umum bagi Komisi Etik, Penanggung Jawab Program, SDM
PKH, Mitra Kerja dan berbagai pihak terkait lainnya dalam penyelenggaraan Kode
Etik pada pelaksanaan PKH
2. Mengatur hal-hal yang bersifat operasional mengenai pelaksanaan fungsi dan tugas
Komisi Etik, Penanggungjawab Program dan SDM PKH dalam pencegahan dan
penanganan pelanggaran Kode Etik SDM PKH
3. Sebagai salah satu media sosialisasi tentang Kode Etik SDM PKH kepada berbagai
pihak terkait agar penyelenggaraan Kode Etik dapat berjalan secara efektif.

D. Sasaran
1. Komisi Etik;
2. Penanggungjawab Program;
3. SDM PKH;
4. Mitra Kerja ; dan
5. Pihak Terkait Lainnya .

E. Ruang Lingkup
1. Pendahuluan
2. Kode Etik
3. Komisi Etik
4. Tim Ad Hoc
5. Mekanisme Penegakan Etik
6. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
7. Pembinaan dan Pengawasan terhadap Komisi Etik
8. Penutup
BAB II
KODE ETIK
A. Kewajiban
Kewajiban dilandasi oleh nilai-nilai dasar yang meliputi:
1. Santun
Santun menunjukkan sikap, perilaku, dan tindakan yang meliputi:
a. Menerima orang lain sebagai individu yang memiliki latar belakang dan kapasitas
yang berbeda-beda;
b. Menerima perbedaan sosial budaya, ras, etnis, adat, warna kulit, jenis kelamin,
umur, status perkawinan, agama, jabatan, golongan dan kondisi disabilitas;
c. Ramah dan bertutur kata sopan serta tidak merendahkan dalam berkomunikasi;
d. Memberikan pelayanan tanpa tekanan atau ancaman; dan
e. Bijak dalam menyampaikan informasi, pernyataan, opini dan bentuk lainnya
melalui semua jenis media berupa tulisan, foto, gambar, audio dan video.

B. Integritas
Integritas menunjukkan sikap, perilaku, dan tindakan meliputi:
a. Mematuhi dan menerapkan nilai dan norma yang berlaku dalam PKH dan
Kementerian Sosial secara konsisten;
b. Proaktif dalam mencegah terjadinya korupsi serta tidak melibatkan diri dalam
perbuatan tercela.
c. Menjaga kerahasiaan data dan informasi yang menyangkut jabatan, rahasia
negara, program, dan penerima manfaat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. Bertanggung jawab untuk turut serta mengatasi kendala dalam pelaksanaan
tugas;
e. Bertanggung jawab untuk menjaga dan/atau memelihara barang milik negara
yang digunakan dalam pelaksanaan tugas; dan
f. Jujur dan mampu mempertanggungjawabkan setiap perkataan dan perbuatan.

C. Profesional
Profesional menunjukkan sikap, perilaku, dan tindakan yang meliputi:
a. Melaksanakan tugas dan fungsi berdasarkan pengetahuan dan keterampilan
sesuai standar operasional prosedur yang berlaku;
b. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik, benar, tuntas dan tepat waktu;
c. Meningkatkan kompetensi diri secara terus menerus untuk mendukung
pelaksanaan tugas; dan
d. Melakukan koordinasi dan konsultasi untuk menjaga kualitas kinerja.

D. Larangan
Larangan meliputi sikap, perilaku, dan tidakan sebagai berikut:
1. Berperilaku tidak terpuji/tercela yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan
dapat mencemarkan nama baik dan reputasi Kementerian Sosial;
2. Menggunakan data dan/atau informasi yang dimiliki untuk hal-hal di luar tugas
pelaksanaan PKH;
3. Memberikan keterangan palsu atau memanipulasi data dan/atau informasi untuk
kepentingan pribadi dan/atau kelompok;
4. Menyebarkan pendapat yang bersifat provokatif terkait kebijakan dan pelaksanaan
PKH dalam bentuk tulisan, foto, gambar, audio dan video di semua jenis media;
5. Melakukan penggelapan dan penyalahgunaan uang serta mengutip, mengurangi,
membawa, menyimpan, dan/atau menarik uang bantuan program;
6. Melakukan aktivitas dengan pihak-pihak yang berpotensi menimbulkan benturan
kepentingan;
7. Memanfaatkan jabatan untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri dan/atau orang lain;
8. Menerima hadiah dan/atau imbalan yang dapat mempengaruhi independensi dan
profesionalisme dalam pelaksanaan tugas PKH;
9. Terlibat dalam aktivitas politik praktis seperti pengurus dan/atau anggota Partai
Politik, menjadi juru kampanye, melakukan kampanye, mendaftar menjadi calon
anggota legislatif pusat ataupun daerah, mendaftar menjadi calon anggota Dewan
Perwakilan Daerah, mendaftar menjadi calon pada Pemilihan Kepala Daerah,
Pemilihan Kepala Desa dan sebutan lainnya;
10. Menjadi pegawai atau petugas pelaksana pemilihan umum pusat, daerah provinsi,
daerah kabupaten/kota, kecamatan, dan/atau desa/kelurahan/ nama lain;
11. Melakukan pekerjaan yang mendapat imbalan dan beresiko mengurangi jam kerja
pelaksanaan PKH;
12. Menggunakan atribut PKH untuk kepentingan lain di luar kepentingan PKH; dan
13. Melakukan tindakan asusila, kekerasan fisik, psikis, seksual dan/atau eksploitasi.
E. Etika Hubungan
Etika hubungan merupakan tata cara melakukan hubungan dengan pihak terkait
seperti
1. Etika dengan KPM;
a. Berinteraksi dengan KPM PKH dengan penuh komitmen, tanggung jawab, dan
jujur dilandasi sikap saling menghormati dan menghargai;
b. Memberikan layanan kepada KPM tanpa membeda-bedakan budaya, ras, etnis,
adat, warna kulit, jenis kelamin,umur, status perkawinan, agama, jabatan,
golongan, maupun kondisi disabilitas;
c. Bersikap dan berperilaku sopan, berbudi bahasa halus, sabar, dan tenang dalam
memberikan edukasi dan bimbingan kepada KPM;
d. Memberikan informasi secara akurat, terkini, lengkap dan terbuka kepada KPM
terkait kebijakan dan pelaksanaan PKH;
e. Proaktif terhadap pemenuhan hak dan kebutuhan KPM yang dilakukan secara
profesional dan adil untuk kepentingan terbaik KPM;
f. Proaktif dalam memotivasi KPM untuk menjalankan kewajibannya;
g. Memberi kesempatan kepada KPM untuk mengambil keputusan yang terkait
dengan kebutuhan dirinya secara bertanggung jawab dan sesuai dengan
kebijakan pelaksanaan PKH;
h. Meminta persetujuan KPM dalam hal mendokumentasikan dan mempublikasikan
kondisi KPM demi melindungi hak KPM;
i. Menjalin hubungan profesional dengan mengedepankan objektivitas tanpa
dipengaruhi hubungan pribadi; dan
j. Menjaga kerahasiaan KPM dengan tidak memanfaatkan informasi yang
merugikannya kecuali untuk kepentingan pelaksanaan PKH.

2. Etika dengan Rekan Sejawat;


a. Bersikap saling memercayai, menghormati, menghargai, membantu, memotivasi,
dan bekerjasama dalam tim;
b. Menjalin hubungan profesional dengan mengedepankan objektivitas tanpa
dipengaruhi kepentingan pribadi;
c. Menghargai perbedaan pendapat serta terbuka menerima kritik dan saran dalam
melaksanakan tugas sebagai sdm pkh; dan
d. Proaktif dalam mencari solusi pemecahan masalah jika terjadi konflik dengan
rekan sejawat.
3. Etika terhadap Penanggung Jawab PKH;
a. Taat asas terhadap kebijakan dan hierarki organisasi PKH;
b. Sigap dan tanggap terhadap tugas yang diberikan dengan penuh komitmen dan
tanggung jawab;
c. Menjaga kebenaran dan ketepatan data pelaksanaan PKH; dan
d. Menjaga transparansi dan akuntabilitas bantuan sosial PKH.

4. Etika dengan Mitra Kerja


a. Menunjukkan sikap dan perilaku bertanggung jawab, disiplin, Taat Asas, dan
kompeten dalam koordinasi dan kerja sama dengan Mitra Kerja PKH;
b. Saling menghargai dan membina hubungan timbal balik yang erat secara
berkelanjutan untuk kepentingan PKH;
c. Proaktif untuk melibatkan mitra kerja dalam mencari solusi pemecahan masalah
jika terjadi kendala dalam pelaksanaan PKH; dan
d. Melaksanakan tugas berlandaskan prinsip profesionalitas, akuntabilitas dan
transparansi.

F. Tingkat Pelanggaran
Tingkat pelanggaran dapat ditentukan oleh beberapa aspek sebagai berikut:
1. Pelanggaran yang dilakukan;
2. Adanya unsur kesengajaan atau direncanakan;
3. Akibat yang diderita oleh korban;
4. Menjadi pelaku utama atau turut serta; dan/atau
5. Merupakan pelanggaran pertama atau pengulangan.

Untuk menentukan tingkat pelanggaran digunakan instrumen penilaian sebagaimana


terlampir contoh instrumen yang terdapat pada lampiran 1. Adapun Tabel 1, Tabel 2,
dan Tabel 3 menunjukan kategori pelanggaran kode etik berdasarkan kewajiban,
larangan, dan etika hubungan sebagai berikut:
TABEL 1
KATEGORI PELANGGARAN KODE ETIK BERDASARKAN KEWAJIBAN

Kategori
Pasal Pelanggaran Kode Etik B S R
9.(2).a Tidak menerima orang lain sebagai individu yang memiliki latar 
belakang dan kapasitas yang berbeda-beda;
9.(2).b Tidak menerima perbedaan sosial budaya, ras, etnis, adat, warna 
kulit, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, jabatan,
golongan dan kondisi disabilitas;
9.(2).c Tidak ramah dan bertutur kata sopan serta tidak merendahkan 
dalam berkomunikasi;
9.(2).d Tidak memberikan pelayanan tanpa tekanan atau ancaman; 
9.(2).e Tidak bijak dalam menyampaikan informasi, pernyataan, opini dan 
bentuk lainnya melalui semua jenis media berupa tulisan, foto,
gambar, audio dan video.
9.(3).a Tidak mematuhi dan menerapkan nilai dan norma yang berlaku 
dalam PKH dan Kementerian Sosial secara konsisten;
9.(3).b Tidak proaktif dalam mencegah terjadinya korupsi serta tidak 
melibatkan diri dalam perbuatan tercela.
9.(3).c Tidak menjaga kerahasiaan data dan informasi yang menyangkut 
jabatan, rahasia negara, program, dan penerima manfaat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
9.(3).d Tidak bertanggung jawab untuk turut serta mengatasi kendala 
dalam pelaksanaan tugas;
9.(3).e Tidak bertanggung jawab untuk menjaga dan/atau memelihara 
barang milik negara yang digunakan dalam pelaksanaan tugas;
dan
9.(3).f Tidak jujur dan mampu mempertanggungjawabkan setiap 
perkataan dan perbuatan.
9.(4).a Melaksanakan tugas dan fungsi tidak berdasarkan pengetahuan 
dan keterampilan sesuai standar operasional prosedur yang
berlaku;
9.(4).b Tidak melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik, benar, 
tuntas, dan tepat waktu;
9.(4).c Tidak meningkatkan kompetensi diri secara terus menerus untuk 
mendukung pelaksanaan tugas; dan
9.(4).d Tidak melakukan koordinasi dan konsultasi untuk menjaga kualitas 
kinerja.

TABEL 2
KATEGORI PELANGGARAN KODE ETIK BERDASARKAN LARANGAN

Pasal Kategori Pelanggaran Kategori


B S R
10.a berperilaku tidak terpuji/tercela yang bertentangan dengan norma 
kesusilaan dan dapat mencemarkan nama baik dan reputasi
Kementerian Sosial;
10.b menggunakan data dan/atau informasi yang dimiliki untuk hal-hal 
di luar tugas pelaksanaan PKH;
10.c memberikan keterangan palsu atau memanipulasi data dan/atau 
informasi untuk kepentingan pribadi dan/atau kelompok;
10.d menyebarkan pendapat yang bersifat provokatif terkait kebijakan 
dan pelaksanaan PKH dalam bentuk tulisan, foto, gambar, audio
dan video di semua jenis media;
10.e melakukan penggelapan dan penyalahgunaan uang serta 
mengutip, mengurangi, membawa, menyimpan, dan/atau menarik
uang bantuan program;
10.f melakukan aktivitas dengan pihak-pihak yang berpotensi 
menimbulkan benturan kepentingan;
10.g memanfaatkan jabatan untuk mendapatkan keuntungan atau 
manfaat bagi diri sendiri dan/atau orang lain;
10.h menerima hadiah dan/atau imbalan yang dapat mempengaruhi 
independensi dan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas PKH;
10.i terlibat dalam aktivitas politik praktis seperti pengurus dan/atau 
anggota Partai Politik, menjadi juru kampanye, melakukan
kampanye, mendaftar menjadi calon anggota legislatif pusat
ataupun daerah, mendaftar menjadi calon anggota Dewan
Perwakilan Daerah, mendaftar menjadi calon pada Pemilihan
Kepala Daerah, Pemilihan Kepala Desa dan sebutan lainnya;
10.j menjadi pegawai atau petugas pelaksana pemilihan umum pusat, 
daerah provinsi, daerah kabupaten/kota, kecamatan, dan/atau
desa/kelurahan/ nama lain;
10.k melakukan pekerjaan yang mendapat imbalan dan beresiko 
mengurangi jam kerja pelaksanaan PKH;
10.l menggunakan atribut PKH untuk kepentingan lain di luar 
kepentingan PKH; dan
10.m melakukan tindakan asusila, kekerasan fisik, psikis, seksual 
dan/atau eksploitasi.

TABEL 3
KATEGORI PELANGGARAN KODE ETIK BERDASARKAN ETIKA HUBUNGAN

Pasal Pelanggaran Kategori


B S R
11.(2).a Tidak berinteraksi dengan KPM PKH dengan penuh komitmen, 
tanggung jawab, dan jujur dilandasi sikap saling menghormati dan
menghargai;
11.(2).b Memberikan layanan kepada KPM dengan membeda-bedakan 
budaya, ras, etnis, adat, warna kulit, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, agama, jabatan, golongan, maupun kondisi
disabilitas;
11.(2).c Tidak bersikap dan berperilaku sopan, berbudi bahasa halus, 
sabar, dan tenang dalam memberikan edukasi dan bimbingan
kepada KPM;
11.(2).d Tidak memberikan informasi secara akurat, terkini, lengkap dan 
terbuka kepada KPM terkait kebijakan dan pelaksanaan PKH;
11.(2).e Tidak proaktif terhadap pemenuhan hak dan kebutuhan KPM yang 
dilakukan secara profesional dan adil untuk kepentingan terbaik
KPM;
11.(2).f Tidak proaktif dalam memotivasi KPM untuk menjalankan 
kewajibannya;
11.(2).g Tidak memberi kesempatan kepada KPM untuk mengambil 
keputusan yang terkait dengan kebutuhan dirinya secara
bertanggung jawab dan sesuai dengan kebijakan pelaksanaan
PKH;
11.(2).h Tidak meminta persetujuan KPM dalam hal mendokumentasikan 
dan mempublikasikan kondisi KPM demi melindungi hak KPM;
11.(2).i Tidak menjalin hubungan profesional yang mengedepankan 
objektivitas tanpa dipengaruhi hubungan pribadi; dan
11.(2).j Tidak menjaga kerahasiaan KPM, memanfaatkan informasi yang 
merugikannya, dan bukan untuk kepentingan pelaksanaan PKH.
11.(3).a Tidak bersikap saling memercayai, menghormati, menghargai, 
membantu, memotivasi, dan bekerjasama dalam tim;
11.(3).b Tidak menjalin hubungan profesional yang mengedepankan 
objektivitas tanpa dipengaruhi kepentingan pribadi;
11.(3).c Tidak menghargai perbedaan pendapat serta terbuka menerima 
kritik dan saran dalam melaksanakan tugas sebagai SDM PKH;
dan
11.(3).d Tidak proaktif dalam mencari solusi pemecahan masalah jika 
terjadi konflik dengan rekan sejawat.
11.(4).a Tidak taat asas terhadap kebijakan dan hierarki organisasi PKH; 
11.(4).b Tidak sigap, tidak tanggap, tidak berkomitmen, dan tidak 
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
11.(4).c Tidak menjaga kebenaran dan ketepatan data pelaksanaan PKH; 
dan
11.(4).d Tidak menjaga transparansi dan akuntabilitas bantuan sosial PKH. 
11.(5).a Tidak menunjukkan sikap dan perilaku bertanggung jawab, 
disiplin, Taat Asas, dan kompeten dalam koordinasi dan kerja
sama dengan Mitra Kerja PKH;
11.(5).b Tidak saling menghargai dan membina hubungan timbal balik 
yang erat secara berkelanjutan untuk kepentingan PKH;
11.(5).c Tidak proaktif untuk melibatkan mitra kerja dalam mencari solusi 
pemecahan masalah jika terjadi kendala dalam pelaksanaan PKH;
dan
11.(5).d Tidak melaksanakan tugas berlandaskan prinsip profesionalitas, 
akuntabilitas dan transparansi.
BAB III
KOMISI ETIK

A. Keanggotaan Komisi Etik


1. Pembentukan
Pembentukan Komisi Etik sebagai berikut
1. Komisi Etik dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial.
2. Komisi Etik bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial.
3. Susunan organisasi Komisi Etik terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota.
4. Masa tugas Komisi Etik selama 3 (tiga) tahun.
5. Komisi Etik berkedudukan di Jakarta.
6. Komisi Etik bersifat kolektif kolegial.
7. Komisi Etik dalam penyelenggaraan Kode Etik dibantu oleh sekretariat yang
dibentuk sesuai kebutuhan berdasarkan keputusan Direktur Jaminan Sosial
Keluarga.
2. Persyaratan anggota
Persyaratan anggota Komisi Etik sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Pendidikan minimal S1 / D4;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Usia paling sedikit 40 (empat puluh) tahun;
e. Tidak pernah dipidana dengan pidana penjara;
f. Memiliki kompetensi dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mendukung
penyelenggaraan dan penegakkan kode etik;
g. Memiliki komitmen menjalankan tugas;
h. Memiliki rekam jejak integritas, kredibilitas, dan moralitas yang baik; dan
i. Tidak sedang menjadi anggota atau pengurus partai politik.

3. Proses seleksi
Adapun proses seleksi anggota Komisi Etik sebagai berikut:
a. Direktur Jaminan Sosial Keluarga mengajukan usulan calon anggota Komisi Etik
kepada Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial;
b. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial melakukan seleksi atas
usulan calon anggota Komisi Etik; dan
c. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial menetapkan anggota Komisi
Etik.
4. Pemberhentian
Pemberhentian anggota Komisi Etik didasari oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Berakhir masa jabatan;
2. Meninggal dunia;
3. Mengundurkan diri secara sukarela;
4. Diberhentikan karena pelanggaran etik atau pelanggaran hukum; atau
5. Tidak dapat melaksanakan tugas sebagai Komisi Etik.

B. FUNGSI DAN TUGAS KOMISI ETIK


Komisi etik mempunyai dua fungsi yakni pencegahan, penanganan pelanggaran
terhadap penyelenggaraan kode etik Fungsi pencegahan dilaksanakan melalui
penyusunan dan penerbitan pedoman penyelenggaraan Kode Etik serta sosialisasi
Kode Etik. Fungsi penanganan terhadap pelanggaran dilaksanakan melalui kegiatan
pemeriksaan terhadap pengaduan, melakukan sidang dan menetapkan tingkat
pelanggaran Kode Etik, serta membuat rekomendasi hasil putusan sidang etik.
1. Fungsi Pencegahan
a. Pernyataan Persetujuan Terhadap Kode Etik
Setiap SDM PKH wajib menandatangani Surat Pernyataan Persetujuan
terhadap Kode Etik pada saat menerima Surat Keputusan atau menandatangani
kontrak. Pernyataan persetujuan terhadap kode etik tersebut merupakan
komitmen dan kesanggupan secara tertulis setiap SDM PKH untuk
melaksanakan Kode Etik dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran.
Dalam hal SDM PKH yang belum menandatangani Surat Pernyataan
Persetujuan Terhadap Kode Etik, maka akan dilakukan segera pada saat
kegiatan sosialisasi atau kegiatan lain yang terkait PKH.
Surat Pernyataan dibuat rangkap 2 (dua) yang masing-masing dibubuhi
materai, 1 (satu) rangkap untuk penanggung jawab program dan 1 (satu)
rangkap untuk yang bersangkutan. Contoh format Surat Pernyataan Persetujuan
terdapat Kode Etik terlampir pada Lampiran 3, Lampiran 4, dan Lampiran 6.
b. Sosialisasi Kode Etik
Komisi etik menyelenggarakan sosialisasi yang terkait dengan upaya
penanaman nilai sesuai dengan Kode Etik SDM PKH yang telah ditentukan
melalui konten kreatif dan dapat dipublikasikan dengan menggunakan dan
memanfaatkan berbagai media.
1) Sasaran sosialisasi
Sasaran dari pelaksanaan sosialisasi adalah
a) SDM PKH
b) Penanggungjawab dan Pelaksanan Program
c) Mitra Kerja
d) Masyarakat
2) Kegiatan Sosialisasi
Adapun kegiatan sosialisasi dapat berupa:
a) Seminar
b) Lokakarya
c) E-learning
3) Media
Media yang tepat untuk memaksimalkan sosialisasi meliputi:
a) Media cetak dan/atau masa
Sosialisasi penyelenggaraan kode etik dapat dilakukan dengan
menggunakan konten kreatif dan dipublikasikan atau dipromosikan melalui
media cetak dan media masa seperti majalah, koran, bulletin, dll.
b) Media sosial
Sosialisasi penyelenggaraan kode etik dapat dilakukan dengan konten
kreatif dan dipublikasikan atau diporomosikan melalui media sosial resmi
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga dan Kementerian Sosial maupun akun
dari setiap media sosial yang resmi dari setiap lembaga/instansi resmi
seperti Twitter, Instagram, Facebook, Youtube dll.
c) Media elektronik
Sosialisasi penyelenggaraan kode etik dilakukan dengan menggunakan
konten kreatif dan melibatkan atau bekerjasama dengan media elektronik
seperti Stasiun TV dan Saluran Radio.
d) Buku
Buku merupakan salah satu media yang dapat digunakan sebagai alat
untuk memberikan pemahaman terkait dengan nilai-nilai kode etik,
mengingat PKH dilaksanakandi seluruh wilayah Indonesia. Di lapangan
ditemukan fakta bahwa tidak seluruh wilayah Indonesia memiliki akses
yang sama terkait dengan media baik media cetak, media sosial maupun
media elektronik, sehingga diperlukan buku yang dapat mengakomodir
seluruh substansi yang terdapat dalam kode etik tersebut. Adapun buku
meliputi
• Buku pedoman penyelenggaraan kode etik
Buku pedoman penyelenggaraan kode etik adalah buku yang di
dalamnya terdapat penjelasan yang menyeluruh tentang
penyelenggaraan kode etik SDM PKH dan dicetak secara resmi oleh
Direktorat Jaminan Sosial Keluraga.
• Buku saku pedoman penyelenggaraan kode etik
Buku saku adalah buku yang didalamnya memiliki substansi yang secara
dumum sama dengan buku pedoman kode etik akan tetapi memiliki
improvisasi khususnya dalam hal ukuran, sehingga buku tersebut dapat
dibawa dengan mudah dan dapat disimpan di dalam saku.
e) Sosialisasi Kit
Lokasi pelaksanaan PKH yang berada di seluruh wilayah Indonesia belum
semua memiliki akses yang sama terkait dengan infrastruktur media,
sehingga dibutuhkan sosialisasi kit yang disesuaikan dengan karakteristik
daerah masing-masing antara lain:
a) Brosur
b) Leaflet
c) Poster
d) Spanduk
e) Banner
f) Video Kreatif

4) Pelaksanaan
Sosialisasi dapat dilaksanakan oleh:
a) Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
b) Direktorat Jaminan Sosial Keluarga bekerjasama dengan pihak lain
2. Fungsi Penanganan
A. Pemeriksaan terhadap pengaduan
Komisi etik menerima penugasan dari Direktur Jaminan Sosial Keluarga untuk
melakukan penanganan terhadap pelanggaran Kode Etik.
B. Sidang dan penentuan tingkat pelanggaran kode etik
Komisi etik dalam melaksanakan tugas penanganan pelanggaran Kode Etik,
melakukan proses pemeriksaan, pembuktian, dan memberikan rekomendasi.
C. Pembuatan rekomendasi hasil putusan sidang etik
Komisi etik memberikan rekomendasi hasil sidang etik kepada Direktur
Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial dan tembusan disampaikan kepada
Direktur Jaminan Sosial Keluarga dengan memberikan kesempatan hak jawab
kepada Terlapor.
BAB IV
TIM AD HOC

Tim Ad Hoc merupakan tim khusus yang dibentuk berdasarkan penugasan oleh Direktur
Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial atas usulan Komisi Etik.
A. Kedudukan
Tim Ad Hoc berkedudukan di tingkat daerah provinsi dan/atau tingkat daerah
kabupaten/kota.
B. Kriteria Tim Ad Hoc
1. Jumlah Anggota:
a. Tim Ad Hoc pada suatu daerah beranggotakan paling sedikit 3 (tiga) orang dan
paling banyak 5 (lima) orang;
b. Mempertimbangkan komposisi laki-laki dan perempuan.
2. Persyaratan:
a. Unsur-unsur yang berasal dari:
1) Aparatur pemerintah daerah yang berasal dari Dinas/Instansi Sosial provinsi
dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota
2) SDM PKH;
3) Profesi terkait; dan/atau
4) Unsur masyarakat.
b. Kualifikasi:
1) Tidak memiliki kedekatan personal dengan terlapor dan pelapor;
2) Tidak memiliki hubungan subordinasi dengan terlapor dan pelapor;
3) Memiliki komitmen menjalankan tugas;
c. Memiliki rekam jejak integritas, kredibilitas, dan moralitas yang baik.
C. Mekanisme Pembentukan dan Pengakhiran
Komisi Etik mengajukan Direktur JSK mengirimkan Direktur menerima
permohonan kepada Direktur surat kepada Kepala
usulan calon anggota
JSK agar Kepala Dinas/instansi Dinas/instansi Sosial Prov
Tim Ad Hoc dari
Sosial Prov atau Kab/Kota atau Kab/Kota dengan
tembusan kepada Komisi Dinas/instansi Sosial
mengusulkan calon anggota
Etik Prov/Kab/Kota
Tim Ad Hoc

Direktur JSK Komisi Etik melakukan Komisi Etik mengajukan


permohonan penetapan
mengirimkan usulan pemeriksaan dokumen
calon anggota Tim Ad Hoc
calon anggota Tim Ad usulan calon anggota Tim kepada Dirjen LJS melalui
Hoc kepada Komisi Etik Ad Hoc yang diajukan Direktur JSK

Surat Tugas diberikan


kepada Tim Ad Hoc yang Tim Ad Hoc bekerja di
Dirjen LJS menerbitkan
ditunjuk ditembuskan bawah supervisi Komisi
Surat Tugas Tim Ad Hoc
kepada Direktur JSK dan Etik
Komisi Etik

Tim Ad Hoc melaporkan Tim Ad Hoc berakhir


pelaksanaan tugas masa tugasnya setelah
kepada Dirjen LJS dengan terbitnya Surat
ditembuskan kepada Keputusan Pelanggaran
Komisi Etik Etik

Gambar 1: Mekanisme Pembentukan dan Pengakhiran Tim Ad Hoc

Contoh surat tugas dari Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial kepada
Tim Ad Hoc dapat dilihat pada lampiran 2.

D. Tata Kerja dan Hubungan dengan Komisi Etik


1. Tim Ad Hoc membantu Komisi Etik dalam melakukan pemeriksaan pengaduan
dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh SDM PKH di wilayahnya dengan cara
melakukan:
a. Verifikasi dan validasi terhadap dokumen pengaduan;
b. Pengumpulan bukti, data, dan petunjuk yang diperlukan;
c. Meminta keterangan dari pelapor;
d. Memeriksa terlapor;
e. Meminta keterangan dari Saksi; dan
f. Menyampaikan hasil penyidikan kepada Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial dengan ditembuskan kepada Komisi Etik.
2. Dalam hal membantu Komisi Etik melakukan pemeriksaan, Tim Ad Hoc berkewajiban
untuk:
a. Menjaga kerahasiaan identitas, dokumen, bukti, data, petunjuk, dan keterangan
yang diperoleh dari Pelapor, Terlapor maupun Saksi.
b. Menjunjung tinggi hak Terlapor.
3. Pemeriksaan pelanggaran kode etik dilaksanakan berdasarkan kecukupan dan
kelengkapan alat bukti.
4. Jangka waktu pemeriksaan pelanggaran kode etik dilaksanakan paling lama 7 (tujuh)
hari kerja.
5. Dalam hal hasil pemeriksaan menunjukkan kekurangan bukti dan ketiadaan saksi
yang mencukupi, Tim Ad Hoc dapat mengusulkan kepada Komisi Etik untuk
menghentikan proses pemeriksaan.

E. Pemantauan
1. Komisi Etik mensupervisi tugas Tim Ad Hoc
2. Kepala Dinas/Instansi Sosial melakukan pengawasan terhadap kinerja Tim Ad Hoc
dalam penyelesaian dugaan pelanggaran di wilayahnya.

F. Pendokumentasian dan Pelaporan


Tim Ad Hoc berkewajiban untuk mendokumentasikan dan melaporkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan kepada Komisi Etik. Adapun laporan hasil pemeriksaan
meliputi:
1. Hasil analisa fakta, data, petunjuk, serta keterangan Pelapor, Saksi, dan Terlapor
yang diperoleh;
2. Saran dan/atau rekomendasi kepada Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan
Sosial dengan tembusan kepada Komisi Etik, termasuk usulan untuk menghentikan
pemeriksaan apabila kekurangan bukti dan ketiadaan saksi yang mencukupi.
BAB V
MEKANISME PENEGAKAN ETIK

A. Pengaduan
Pengaduan merupakan proses penyampaian informasi, keluhan, atau masalah
terkait pelaksanaan PKH. Pengaduan dapat dilakukan oleh KPM PKH, sesama SDM
PKH, mitra kerja, maupun masyarakat secara tertulis maupun lisan melalui Contact
Center PKH dan akan ditindaklanjuti oleh Komisi Etik apabila pengaduan terkait dengan
pelanggaran Kode Etik. Adapun contoh formulir pengaduan lisan dan tertulis terdapat
pada lampiran 6 dan 7. Tim Pengelola Contact Center wajib menjaga kerahasiaan
pihak-pihak yang melakukan pengaduan.

INPUT 1. Pemeriksaan identitas pelapor dan


(Ombusdman, INPUT
kelengkapan dokumen terlapor
LAPOR, KPK, dll) kunjungan, telp, sms,
surat, email, medsos 2. Pencatatan dan pemberian nomor
(CONTACT CENTER) tiket pengaduan
3. Pemberian informasi awal terkait
progress penyelesaian ke pelapor
(14 hari kerja)
Selesai 4. Memilah pengaduan berdasarkan
Yes
jenis pengaduan dan kelengkapan
No
Response/Service dokumen pendukung
Ø Identifikasi
Record 5. menyampaikan jenis pengaduan
masalah
Ø Pemeriksaan dan kelengkapan dokumen
PEMBAHASAN pendukung kepada Tim TPC2P2
KASUS
substansi
Ø Klarifikasi
Ø Evaluasi bukti
Ø Klasifikasi

Selesai
Yes

No

Subdit Dit.
Komisi Etik
JSK

Tindak Lanjut
Tindak Lanjut

Sumber: Buku Sistem pengaduan Masyarakat

Tim Pengelola Contact Center akan melakukan verifikasi pengaduan dan


menyampaikan hasil verifikasi kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga. Apabila
pengaduan terkait pelanggaran etik, Direktur Jaminan Sosial Keluarga akan
menugaskan Komisi Etik untuk menindaklanjuti. Tim pengelola contact center juga
harus menginformasikan status pengaduan kepada Pelapor.

B. Pemeriksaan
Pengaduan selanjutnya ditindaklanjuti melalui proses pemeriksaan terhadap laporan
pengaduan. Pemeriksaan merupakan proses mengumpulkan, mengolah dan
mencocokkan data, keterangan, bukti-bukti dugaan pelanggaran terhadap laporan
pengaduan. Pada proses ini, Komisi Etik wajib menjaga kerahasiaan identitas dan
keterangan pelapor. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada proses pemeriksaan
meliputi:

1. Verifikasi dan validasi terhadap dokumen pengaduan.


Verifikasi dan validasi dilakukan oleh Komisi Etik setelah adanya disposisi dari
Direktur Jaminan Sosial Keluarga. Proses ini dilakukan dengan memeriksa
kebenaran pengaduan yang sebelumnya telah diverifikasi oleh Tim Pengelola
Contact Center. Pada proses ini pula Komisi Etik mengumpulkan bukti, data, dan
petunjuk yang diperlukan.
2. Meminta keterangan Pelapor, Terlapor dan Saksi
Komisi etik perlu mendapatkan keterangan rinci dari pihak-pihak terkait meliputi
Pelapor, Terlapor, dan saksi-saksi. Komisi Etik dapat meminta keterangan dari pihak-
pihak terkait tersebut dengan memanggil secara langsung atau menugaskan kepada
Tim Ad Hoc. Adapun contoh surat panggilan terdapat pada lampiran 8. Keterangan
tersebut wajib dituliskan di dalam Berita Acara Pemeriksaan yang dapat dijadikan
alat bukti yang kuat untuk mengindikasikan terjadinya pelanggaran etik. Adapun
berita acara pemeriksaan terdapat pada lampiran 9.
3. Membuat laporan hasil pemeriksaan;
Laporan hasil pemeriksaan merupakan output dari proses pemeriksaan. Laporan
hasil pemeriksaan disusun berdasarkan kegiatan verifikasi dan validasi terhadap
dokumen pengaduan, mendengarkan keterangan pihak-pihak terkait, dan hasil
analisis yang dilakukan oleh Komisi Etik menggunakan Tabel Analisis Tingkat
Pelanggaran seperti pada Lampiran 1 untuk mengategorikan tingkat pelanggaran
Terlapor. Adapun isi dari laporan pemeriksaan meliputi:
a. Hasil analisa fakta, data, petunjuk, serta keterangan Pelapor, Saksi, dan Terlapor
yang diperoleh;
b. Kesimpulan terbukti atau tidak terbuktinya dugaan Pelanggaran oleh Terlapor; dan
c. Rekomendasi yang dapat dikenakan kepada Terlapor

Laporan hasil pemeriksaan ini pun menentukan apakah proses penegakan etik akan
dilanjutkan melalui sidang etik atau tidak. Apabila proses penegakan etik tidak
dilanjutkan melalui sidang etik, maka Komisi Etik dapat membuat rekomendasi sanksi
apabila Terlapor terbukti melakukan pelanggaran. Apabila hasil pemeriksaan
menunjukkan Terlapor tidak terbukti melakukan pelanggaran, maka proses
pemeriksaan dapat dihentikan dan Komisi Etik membuat rekomendasi pemulihan nama
baik. Adapun waktu penyelesaian pemeriksaan pelanggaran kode etik dilaksanakan
berdasarkan kecukupan dan kelengkapan alat bukti yang diperoleh.Komisi Etik dapat
pula mengusulkan pembentukan Tim Ad Hoc untuk membantu verifikasi dan validasi
serta meminta keterangan dari pelapor, saksi-saksi, dan/atau terlapor apabila
dibutuhkan.

C. Sidang Etik
Komisi Etik dapat melakukan Sidang Etik apabila diperlukan. Sidang Etik dilakukan
secara tertutup untuk membahas hasil pemeriksaan dalam rangka menetapkan
rekomendasi. Sidang Etik dihadiri oleh paling sedikit 3 atau 5 anggota Komisi Etik dan
dipimpin oleh seorang pemimpin sidang yaitu Ketua Komisi Etik. Apabila Ketua Komisi
Etik berhalangan hadir, maka Ketua Komisi Etik dapat memberikan penugasan kepada
anggota Komisi Etik untuk menjadi pimpinan sidang.

Sidang Etik wajib direkam dan dicatat oleh notulen yang telah ditugaskan. Adapun
susunan pelaksanaan sidang etik meliputi:

1. Pembacaan Laporan Hasil Pemeriksaan;


2. Menelaah laporan, termasuk jika ada laporan dari Tim Ad Hoc dan pemeriksaan
bukti;
3. Mendengarkan tanggapan Terlapor terhadap isi Laporan Hasil Pemeriksaan;
4. Penetapan rekomendasi berdasarkan laporan hasil pemeriksaan dan
mempertimbangkan tanggapan Terlapor. Penetapan rekomendasi diputuskan secara
musyawarah mufakat. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, penetapan
rekomendasi dapat diambil berdasarkan suara terbanyak. Hasil dari Sidang Etik
bersifat final. Penetapan rekomendasi tidak melibatkan Terlapor, Pelapor maupun
Saksi.
5. Pembacaan rekomendasi yang diberikan Komisi Etik untuk dikenakan kepada
Terlapor apabila terbukti melakukan pelanggaran.

Untuk menjamin keadilan bagi terlapor, dalam hal terlapor tidak menerima putusan
atas pelanggaran etik, maka Terlapor berhak mengajukan hak jawab dan klarifikasi
dengan mengajukan bukti baru.

Komisi Etik dapat mempertimbangkan berdasarkan bukti-bukti baru yang diajukan


oleh Terlapor. Apabila bukti – bukti baru disetujui oleh Komisi Etik, maka Komisi Etik
memberikan kesempatan untuk peninjauan kembali. Selanjutnya dilakukan “Peninjauan
Putusan”, jika berdasarkan bukti baru Terlapor tidak bersalah. Adapun prosesnya
sebagai berikut:

1. Terlapor memiliki hak untuk mengajukan hak jawab maksimal 1 kali atas sidang etik.
2. Apabila ada bukti baru, Terlapor mengajukan surat kepada Komisi Etik bahwa ia
memiliki bukti baru.
3. Persyaratan hak jawab harus menunjukan bukti-bukti dan saksi-saksi baru yang
belum ditunjukan pada sidang sebelumnya paling lama 3 hari untuk menyatakan hak
jawab, dan 14 (empat belas) hari harus menunjukan bukti,
4. Bukti harus bersifat otentik.
5. Apabila terlapor tidak mengajukan hak jawab, berarti inkrah.

Bukti utama adalah surat, saksi, bukti-bukti dalam bentuk barang yang menunjukan
tentang kejadian. Bukti elektronik dimasukkan sebagai bukti pendukung, bukan bukti
utama. Bukti pendukung bukan bukti utama dan merupakan petunjuk ke arah
pembuktian.

D. Sanksi
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada SDM PKH yang melakukan
pelanggaran terhadap Kode Etik. Sanksi dapat berupa sanksi ringan, sedang, dan berat
yang dijelaskan pada tabel berikut:

Kategori Sanksi
Ringan Surat keputusan peringatan pertama
Sedang • Surat keputusan peringatan kedua
• Penundaan honor selama 2 bulan
sejak keputusan dikeluarkan
Berat Pemberhentian sebagai SDM PKH

Contoh Surat Keputusan Peringatan Pertama, Kedua dan Pemberhentian sebagai


SDM PKH terdapat pada lampiran 10, 11 dan 12.
Penundaan honor pada sanksi dengan kategori sedang, berlaku sejak
dikeluarkannya Keputusan Direktur Jaminan Sosial Keluarga. Sedangkan sanksi
dengan kategori berat dapat ditindaklanjuti melalui proses hukum yang berlaku. Apabila
terlapor terbukti mengakibatkan kerugian keuangan negara, terlapor wajib
mengembalikan kerugian keuangan negara sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan.

E. Rekomendasi
Komisi Etik membuat rekomendasi sebagai tindak lanjut hasil pemeriksaan dan/atau
sidang Komisi Etik. Rekomendasi dapat berupa:
1. Sanksi apabila terlapor terbukti melakukan pelanggaran
2. Pemulihan nama baik apabila terlapor tidak terbukti melakukan pelanggaran

Rekomendasi tersebut akan disampaikan kepada Direktur Jenderal Perlindungan


dan Jaminan Sosial yang selanjutnya menugaskan Direktur Jaminan Sosial Keluarga
untuk menetapkan surat keputusan pelanggaran kode etik. Keputusan tersebut akan
disampaikan kepada Pelapor dan Terlapor dengan tembusan kepada Komisi Etik
BAB VI
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan dalam melaksanakan fungsi
pencegahan dan penanganan. Monitoring adalah pemantauan pelaksanakan kegiatan
dengan mengelola berbagai input untuk mencapai output yang telah ditetapkan.
Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai pencapaian suatu outcome yang telah
ditetapkan berdasarkan output-output yang telah ditetapkan.

1. Tujuan
a. Monitoring bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
b. Evaluasi bertujuan mengukur pencapaian tujuan-tujuan program yang telah
ditetapkan dan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan selanjutnya.
2. Indikator Kinerja Utama
Untuk dapat melakukan monitoring dan evaluasi, maka terlebih dulu ditetapkan
Indikator Kinerja Utama. Indikator Kinerja Utama adalah suatu keterangan berupa
data dan atau informasi yang menjadi petunjuk sejauhmana tujuan dicapai. Indikator
dalam berupa data kuantitatif dan informasi kualitatif yang pencapaiannya ditetapkan
dalam suatu batasan waktu tertentu (QQT = quantity quality and time). Dalam hal
kode etik SDM PKH, indikator-indikator kinerja utamanya adalah:

TABEL 4
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENYELENGGARAAN KODE ETIK SDM PKH

Tujuan Kode Etik SDM PKH Indikator-indikator Kinerja Utama


Menjadi pedoman bagi SDM PKH # SDM PKH yang mengikuti kegiatan-
dalam bersikap, berperilaku dan kegiatan sosialisasi
bertindak dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban.
Menjaga keharmonisan hubungan # Jumlah konflik yang terjadi
dalam lingkungan kerja, masyarakat % Konflik yang ditangani tuntas
dan pemangku kepentinggan
Menjadi pedoman bagi Komisi Etik # Jumlah kegiatan sosialisasi
dan pemangku kepentingan dalam # Kasus pelanggaran Kode Etik
melakukan pengawasan % Kasus yang ditangani tuntas
pelaksanaan Kode Etik
Memberikam kejelasan hak dan # Jumlah reaksi dan keluhan terhadap
kewajiban para pihak dalam penanganan pelanggaran etik pelaksanaan
penanganan pelanggaran etik PKH
pelaksanaan PKH
Meningkatkan produktivitas kinerja # Tingkat kepatuhan terhadap Kode Etik
SDM PKH SDM PKH

3. Metode atau Alat Ukur


Metode atau alat ukur monitoring dan evaluasi Kode Etik SDM PKH dapat berupa:
a. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mempelajari berbagai dokumen yang relevan
yang menunjukan keterangan tentang indikator-indikator kinerja utama.
b. Wawancara kepada beberapa orang yang relevan yang dapat memberikan
keterangan tentang pencapaian indikator-indikator kinerja utama.

4. Alat Verifikasi
Monitoring dan evaluasi membutuhakn alat verifikasi yang dapat memberikan bukti
bahwa indikator-indikator telah tercapai. Alat verifikasi dapat berupa laporan
kegiatan, laporan berkala, daftar absen foto, gambar, dsb.

5. Timeline
Pencapaian indikator dibatasi secara waktu. Beberapa indikator dapat ditentukan
pencapaiannya secara per bulan, per semester atau per tahun.

6. Tools
Monitoring memerlukan tracking tool untuk merekam data dan informasi yang dapat
diperbaharui secara berkala, setiap tiga bulan sekali. Contoh tracking tool terdapat
pada lampiran 13. Tool-tool lainnya dikembangkan berdasarkan metode yang
dilakukan dalam monitoring dan evaluasi. Dalam melakukan monitoring, harus
mengacu pada matriks monitoring evaluasi SDM PKH seperti yang tercantum pada
lampiran 14.
7. Penanggung jawab
Penanggung jawab monitoring dan evaluasi ditentukan untuk memastikan bahwa
kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan, data-data dan informasi
dikumpulkan, analisis dan laporan dikembangkan dan disampaikan kepada pihak
yang berkepentingan.

B. Pelaporan
Sebagai bentuk pertanggungjawaban Komisi etik berkewajiban untuk memberikan
laporan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial dengan tembusan kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga. Adapun
periodisasi penyampaian laporan sebagai berikut.

A. Laporan Berkala
a. Laporan Triwulan
Laporan triwulan berisi tentang rekapitulasi pencegahan dan penanganan kasus
pelanggaran kode etik dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan berjalan, yang mencakup:
1) Pencegahan
a) Jumlah, jenis, waktu dan lokasi kegiatan sosialisasi yang dilakukan
b) Jumlah, jenis dan penyebaran media sosialisasi yang dilakukan
c) Jumlah SDM PKH yang telah mengikuti kegiatan sosialsiasi
2) Penanganan Pelanggaran
1) Jumlah dan jenis kasus yang dilaporkan
2) Jumlah dan jenis kasus yang ditangani
3) Jumlah dan jenis kasus yang sudah selesai ditangani
4) Jumlah dan daftar Tim Ad Hoc
3) Rekomendasi
1) Jumlah dan jenis rekomendasi yang ditetapkan
2) Jumlah dan jenis rekomendasi yang dilaksanakan
3) Jumlah dan jenis umpan balik terhadap keputusan penanganan kasus
4) Daftar Tabel Rekapitulasi Kasus dan Rekomendasi (contoh format tabel
terdapat pada lampiran 15)
5) Isu-isu Strategis dan Rekomendasi
6) Rencana Kegiatan Triwulan Mendatang
b. Laporan Tahunan
Laporan tahunan berisi tentang rekapitulasi pencegahan dan penanganan
kasus pelanggaran kode etik dalam kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan. Adapun
format laporan tahunan sama dengan format laporan triwulan.

2. Laporan Insidental
Laporan insidental adalah laporanyang dibuat atas permintaan Direktur Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial atau berdasarkan kebutuhan penanggungjawab
program. Isi laporan insidental disesuaikan dengan kebutuhan.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TERHADAP KOMISI ETIK

Direktur Jenderal Pelindungan dan Jaminan Sosial memiliki tugas melakukan pembinaan
dan pengawasan kepada Komisi Etik melalui kegiatan sebagai berikut:

A. Pembinaan
1. Pembinaan dilakukan dengan cara:
a. Rapat secara berkala setiap tiga bulan sekali sekaligus menyampaikan laporan
triwulan.
b. Rapat insidental untuk menanggapi dan membahas satu kebutuhan dan kejadian
tertentu
2. Pembinaan dilakukan dengan bentuk:
a. Pengarahan
b. Permintaan konsultasi
c. Pemberian bahan dan informasi
d. Peningkatan kapasitas

B. Pengawasan
1. Pengawasan dilakukan dengan cara:
a. Pemeriksaan laporan triwulan dan tahunan
b. Komunikasi verbal dan non verbal secara langsung
c. Rapat
2. Pengawasan dilakukan dalam bentuk:
a. Penyampaian penilaian terhadap kinerja komisi etik dalam pelaksanaan
pencegahan dan penanganan Kode Etik.
b. Penjelasan kembali mengenai kewenangan, fungsi dan tugas
c. Mengkonfirmasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Komisi Etik
BAB VIII
PENUTUP

Buku Pedoman Pelaksanaan Kode Etik SDM PKH ini disusun mengacu pada Peraturan
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor 01/LJS/08/2018 tentang Kode
Etik. Diharapkan dengan telah tersusunnya pedoman ini dapat memberikan informasi
yang lebih komprehensif dan operasional tentang Kode Etik SDM PKH, sehingga
pencegahan dan penanganan pelanggaran Kode Etik dapat dilaksanakan secara optimal.
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN DAN
JAMINAN SOSIAL NOMOR
1979/LJS.JSK/10/2018 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KODE ETIK SDM PKH

A. CONTOH KEPUTUSAN SIDANG KOMISI ETIK

KEPUTUSAN SIDANG KOMISI ETIK.


No:

Nomor Laporan
Tanggal
Laporan
Nama Terlapor

No Jenis Pelanggaran Pasal Kategori Apakah ada Apakah Apakah Deskripsi akibat yang Kesimpula
. Kode Etik Kode Pelanggar unsur menjadi telah diderita oleh korban n Tingkat
yang Diadukan Etik an kesengajaa pelaku melakukan Pelanggar
yang (mengacu n/ utama? pelanggara an
Dilangga pada direncanaka n lebih dari
r tabel 2, 3, n? satu kali?
4)
Ringa

Ringa
Berat

Berat
Seda

Seda
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
ng

ng
n

n
1
Rekomendasi:

…………., ……………. ,………


Anggota Sidang:
1. : Ketua merangkap Anggota (……………………..)
2. : Anggota (……………………..)
3. Dst…. : Anggota (……………………..)
B. CONTOH SURAT TUGAS TIM AD HOC

SURAT TUGAS
Nomor : /LJS/ /

DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL

Menimbang : 1. bahwa dalam rangka menindaklanjuti surat Direktur Jaminan


Sosial Keluarga tentang usulan calon anggota Tim Ad Hoc maka
perlu di tetapkan Tim Ad Hoc.
2. bahwa dalam rangka menindaklanjuti laporan pengaduan nomor
…… tanggal ….. tentang….. perlu ditindaklanjuti oleh Komisi Etik
dengan pembentukan Tim Ad Hoc.
3. bahwa nama-nama Tim Ad Hoc sebagaimana tercantum dalam
surat tugas ini dianggap cakap dan mampu melaksanakan tugas.
4. …..dst
Dasar : 1. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
No. 01/LJS/08/2018 tanggal 10 Agustus 2018 tentang Kode Etik
SDM PKH.
2. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
No. 02/LJS/08/2018 tanggal 10 Agustus 2018 tentang Komisi
Etik.
3. Laporan pengaduan nomor ….. tanggal …. Tentang ….
4. …..dst
Memberi Tugas :
Kepada : 1. Nama :
NIP :
Jabatan :
Instansi :
2. ……dst
Untuk : 1. Melaksanakan tugas sebagai Tim Ad Hoc dalam rangka
membantu tugas Komisi Etik.
2. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Ad Hoc disupervisi
oleh Komisi Etik.
3. Melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa
tanggung jawab.
4. Setelah selesai melaksanakan tugas segera menyampaikan
laporan kepada Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan
Sosial, dengan tembusan kepada Komisi Etik.
5. Biaya pelaksanaan tugas Tim Ad Hoc dibebankan pada (DIPA)
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga……..
Jakarta,
Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial
Harry Hikmat

C. CONTOH SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MEMATUHI KODE ETIK

Surat Pernyataan Mematuhi Kode Etik*

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :
Jabatan :
Tempat Tugas :
Alamat/Tempat Tinggal :
No Tlp :
Alamat Email :

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya sebagai SDM Program Keluarga
Harapan (PKH) akan melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta mematuhi Kode
Etik SDM PKH. Apabila saya melanggar pernyataan ini, maka saya bersedia untuk
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku dalam PKH.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, tanpa ada paksaan dari pihak
manapun dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Ditandatangani di :
Pada Tanggal :
Mengetahui
Kepala Dinas/Instansi Sosial
Kabupaten/Kota

MATERAI 6000

…………….. ……………..

*Untuk Asisten Pendamping, Pendamping, Pekerja Sosial Supervisor, Koordinator


Kota/Kabupaten
D. CONTOH SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MEMATUHI KODE ETIK

Surat Pernyataan Mematuhi Kode Etik


Untuk Koordinator Wilayah

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :
Jabatan :
Tempat Tugas :
Alamat/Tempat Tinggal :
No Tlp :
Alamat Email :

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya sebagai SDM Program Keluarga
Harapan (PKH) akan melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta mematuhi Kode
Etik SDM PKH. Apabila saya melanggar pernyataan ini, maka saya bersedia untuk
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku dalam PKH.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, tanpa ada paksaan dari pihak
manapun dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Ditandatangani di :
Pada Tanggal :
Mengetahui
Kepala Dinas/Instansi Sosial
Provinsi

MATERAI 6000

…………….. ……………..
E. CONTOH SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MEMATUHI KODE ETIK

Surat Pernyataan Mematuhi Kode Etik


Untuk Koordinator Regional

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :
Jabatan :
Tempat Tugas :
Alamat/Tempat Tinggal :
No Tlp :
Alamat Email :

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya sebagai SDM Program Keluarga
Harapan (PKH) akan melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta mematuhi Kode
Etik SDM PKH. Apabila saya melanggar pernyataan ini, maka saya bersedia untuk
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku dalam PKH.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, tanpa ada paksaan dari pihak
manapun dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Ditandatangani di :
Pada Tanggal :
Mengetahui
Direktur Jaminan Sosial Keluarga

MATERAI 6000

Nur Pujianto ……………..


F. CONTOH SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MEMATUHI KODE ETIK

Surat Pernyataan Mematuhi Kode Etik


Untuk SDM PKH Pusat

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :
Jabatan :
Tempat Tugas :
Alamat/Tempat Tinggal :
No Tlp :
Alamat Email :

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya sebagai SDM Program Keluarga
Harapan (PKH) akan melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta mematuhi Kode
Etik SDM PKH. Apabila saya melanggar pernyataan ini, maka saya bersedia untuk
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku dalam PKH.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, tanpa ada paksaan dari pihak
manapun dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Ditandatangani di :
Pada Tanggal :
Mengetahui
Direktur Jaminan Sosial Keluarga

MATERAI 6000

Nur Pujianto ……………..


G. CONTOH FORMULIR PENGADUAN LISAN

RAHASIA
LAPORAN/ PENGADUAN LISAN
NOMOR
IDENTITAS PELAPOR
NAMA :
ALAMAT :
NO. TELP / HP :
EMAIL :

IDENTITAS TERLAPOR
NAMA :
JABATAN :

SAKSI
NAMA :
ALAMAT :
NO. TELP / HP :
EMAIL :

Isi Laporan :
.......................................................................................................
....................................................................................................

Demikian laporan ini dibuat dengan sebenarnya di ..........................

..........., tanggal ............


Pegawai Penerima Laporan Pelapor

................................... ..................................
H. CONTOH FORMULIR PENGADUAN TERTULIS
RAHASIA
PENGADUAN TERTULIS
NOMOR
IDENTITAS PELAPOR
NAMA :
ALAMAT :
NO. TELP / HP :
EMAIL :

IDENTITAS TERLAPOR
NAMA :
JABATAN :

SAKSI
NAMA :
ALAMAT :
NO. TELP / HP :
EMAIL :

Isi Laporan :
.......................................................................................................
..................................................................................................

Demikian laporan ini dibuat dengan sebenarnya di ..........................

..........., tanggal ............


Pelapor

................................
I. CONTOH SURAT PANGGILAN

RAHASIA
SURAT PANGGILAN
NOMOR

Bersama ini dimohon kehadiran saudara


NAMA :
JABATAN :
ALAMAT :
NO. TELP/HP :

Untuk menghadap kepada


NAMA :
JABATAN :
ALAMAT :
Pada
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :

Untuk diperiksa/dimintai keterangan*) sehubungan dengan dugaan pelanggaran Kode


Etik **)

Demikian untuk dilaksanakan.


.............................
Direktur Jaminan Sosial Keluarga

Nama ..............

Tembusan:
1. ...............................
2. ..............................
*) coret yang tidak perlu
**) Tulislah pelanggaran kode etik yang dilakukan
J. CONTOH BERITA ACARA PEMERIKSAAN

RAHASIA
BERITA ACARA PEMERIKSAAN

Pada hari ini ......tanggal ........bulan.............tahun ............. saya/Anggota Komisi*)


1 Nama : ……………………………………………………………………..

Jabatan : ……………………………………………………………………..

2 Nama : ……………………………………………………………………..

Jabatan : ……………………………………………………………………..

3 Dst

berdasarkan wewenang yang ada pada saya/Surat Perintah*)....... telah melakukan


pemeriksaan terhadap :

Nama : ……………………………………………………………………..
Jabatan : ……………………………………………………………………..
Alamat : ...............................................................................

Karena yang bersangkutan diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan


Pasal....angka....huruf..... Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
No 01/ LJS/08/2018 tentang Kode Etik SDM PKH.

1. Pertanyaan
1. Jawaban

2. Pertanyaan
2. Jawaban

3. Dst

Yang
N di periksa Komisi Etik :
Nama
a : 1.
Jabatan
m : 2.
Tanda Tangan : 3. Dst
K. CONTOH SURAT KEPUTUSAN PERINGATAN PERTAMA

RAHASIA
KEPUTUSAN…
NOMOR
Membaca : 1. Laporan dari……………….....tanggal…………….tentang pelanggaran kode
etik yang dilakukan oleh Sdr………….… tanggal ………;
2.
3. Hasil pemeriksaan tanggal………
Menimbang : a. bahwa menurut hasil pemeriksaan tersebut, Sdr…..telah melakukan
perbuatan berupa……;
b. bahwa perbuatan tersebut merupakan perlanggaran terhadap ketentuan
Pasal… angka….. huruf ….Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial Nomor 01/ LJS/ 08/ 2018;
c. ;
d. bahwa untuk menegakkan kode etik perlu menjatuhkan sanksi yang sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukannya;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d perlu menetapkan keputusan tentang sanksi
ringan berupa surat keputusan peringatan pertama;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
2. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1845) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Sosial
Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1125);
3. Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2017 tentang Standar Nasional
Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1167);
4. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 tentang Program Keluarga
Harapan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 940)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun
2018 tentang Program Keluarga Harapan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 187);
5. …..
6. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
No.01/LJS/08/2018 tentang Kode Etik SDM PKH
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Menjatuhkan sanksi berupa surat keputusan peringatan pertama
Nama :
Jabatan :
karena yang bersangkutan pada……..telah melakukan perbuatan yang
melanggar ketentuan Pasal…… angka….huruf…. Peraturan Direktur Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial No.01/LJS/08/2018 tentang Kode Etik SDM
PKH.
KEDUA : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila dalam kurun waktu 2
(dua) bulan Saudara kembali melakukan pelanggaran kode etik, akan dikeluarkan
Surat Keputusan Peringatan Kedua.
KETIGA : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di……
Pada Tanggal…….

Direktur Jaminan Sosial Keluarga

……………………
Tembusan Yth
1. ……….
2. ……….
3. ……….

L. CONTOH SURAT KEPUTUSAN PERINGATAN KEDUA


RAHASIA
KEPUTUSAN…
NOMOR
Membaca : 1. Laporan dari……..tanggal…….tentang pelanggaran kode etik yang dilakukan
oleh Sdr…… tanggal ………;
2.
3. Hasil pemeriksaan tanggal………
Menimbang : a. bahwa menurut hasil pemeriksaan tersebut, Sdr…..telah melakukan perbuatan
berupa……;
b. bahwa perbuatan tersebut merupakan perlanggaran terhadap ketentuan Pasal…
angka….. huruf ….Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
Nomor 01/ LJS/ 08/ 2018 tentang Kode Etik SDM PKH;
c.
d. bahwa untuk menegakkan kode etik perlu menjatuhkan sanksi yang sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukannya;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d perlu menetapkan keputusan tentang sanksi sedang berupa
surat keputusan peringatan kedua;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
2. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1845) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 14
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1125);
3. Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2017 tentang Standar Nasional
Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1167);
4. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 tentang Program Keluarga
Harapan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 940)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018
tentang Program Keluarga Harapan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 187);
5. …..
6. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
No.01/LJS/08/2018 tentang Kode Etik SDM PKH
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Menjatuhkan sanksi berupa surat keputusan peringatan kedua
Nama :
Jabatan :
karena yang bersangkutan pada……..telah melakukan perbuatan yang melanggar
ketentuan Pasal…… angka….huruf…. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial No.01/LJS/08/2018 tentang Kode Etik SDM PKH.
KEDUA : Menunda honor saudara selama 2 (dua) bulan.
Apabila dalam kurun waktu 2 (dua) bulan tersebut saudara tidak melakukan pelanggaran
dan menunjukkan sikap, perilaku, tindakan yang baik, maka honor yang ditunda akan
dibayarkan kembali.
KETIGA : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila dalam kurun waktu 2 (dua)
bulan Saudara kembali melakukan pelanggaran kode etik, akan dikeluarkan Surat
Keputusan Pemberhentian Sebagai SDM PKH.
KEEMPAT : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di……
Pada Tanggal…….

Direktur Jaminan Sosial Keluarga

Tembusan Yth ……………………………


1. ……….
2. ……….
3. ……….

M. CONTOH SURAT KEPUTUSAN PEMBERHENTIAN SEBAGAI SDM PKH


RAHASIA
KEPUTUSAN…
NOMOR
Membaca : 1. Laporan dari……..tanggal…….tentang pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh Sdr…… tanggal ………;
2.
3. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh…….. tanggal………
Menimbang: a. bahwa menurut hasil pemeriksaan tersebut, Sdr…..telah melakukan
perbuatan berupa……;

b. bahwa perbuatan tersebut merupakan perlanggaran terhadap


ketentuan Pasal… angka….. huruf ….Peraturan Direktur Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor 01/ LJS/ 08/ 2018;
c. ;
d. bahwa untuk menegakkan kode etik perlu menjatuhkan sanksi yang
sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu menetapkan keputusan
tentang sanksi berat dengan pemberhentian sebagai SDM PKH
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4967);
2. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1125);
3. Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2017 tentang Standar
Nasional Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan
Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1167);
4. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 tentang Program
Keluarga Harapan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 940) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Sosial Nomor 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 187);
5. …..
6. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
No.01/LJS/08/2018 tentang Kode Etik SDM PKH
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Menjatuhkan sanksi berupa Pemberhentian Sebagai SDM PKH
Nama :
Jabatan :
karena yang bersangkutan pada……..telah melakukan perbuatan yang
melanggar ketentuan Pasal…… angka….huruf…. Peraturan Direktur
Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial No.01/LJS/08/2018 tentang
Kode Etik SDM PKH.
KEDUA : Adapun honor saudara yang ditunda selama 2 (dua) bulan akan dibayarkan
setelah ditetapkannya surat keputusan pemberhentian sebagai SDM PKH.
KETIGA : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di……
Pada Tanggal…….

Direktur Jaminan Sosial Keluarga

………………………
Tembusan Yth
1. ……….
2. ……….
3. ……….
N. TRACKING TOOL KODE ETIK SDM PKH

Triwulan Triwulan Triwulan


Indikator-
Tujuan Kode Etik Frekuen Denominat 1 Triwulan 1 1 1 Jumlah
No indikator Kinerja
SDM PKH si or Jumla Jumla Jumla Jumla Jumla
Utama
h % h % h % h % h %
1 Menjadi pedoman # SDM PKH yang Triwulan 40,000
bagi SDM PKH mengikuti
dalam bersikap, kegiatan-kegiatan
berperilaku dan sosialisasi
bertindak dalam
melaksanakan
tugas dan
kewajiban.
2 Menjaga # Jumlah konflik Triwulan N/A
keharmonisan yang terjadi
hubungan dalam % Konflik yang Triwulan N/A
lingkungan kerja, ditangani tuntas
masyarakat dan
pemangku
kepentingan
3 Menjadi pedoman # Jumlah kegiatan Triwulan N/A
bagi Komisi Etik sosialisasi
dan pemangku # Kasus Triwulan 0
kepentingan dalam pelanggaran Kode
melakukan Etik
pengawasan % Kasus yang Triwulan 100%
pelaksanaan Kode ditangani tuntas
Etik
4 Memberikam # Jumlah reaksi Triwulan 0
kejelasan hak dan dan keluhan
kewajiban para terhadap
pihak dalam penanganan
penanganan pelanggaran etik
pelanggaran etik pelaksanaan PKH
pelaksanaan PKH
5 Meningkatkan # Tingkat Per 100%
produktivitas kepatuhan tahun
kinerja SDM PKH terhadap Kode Etik
SDM PKH

O. MATRIKS MONITORING EVALUASI SDM PKH

Tujuan Kode Etik SDM Frekuen Penanggung


No Indikator Kinerja Utama Alat Ukur Alat Verifikasi
PKH si jawab
1 Menjadi pedoman bagi # SDM PKH yang mengikuti Dokumentasi Copy Perdirjen Triwulan Dit JSK
SDM PKH dalam bersikap, kegiatan-kegiatan ttg Kode Etika
berperilaku dan bertindak sosialisasi SDM PKH
dalam melaksanakan Daftar hadir,
tugas dan kewajiban. photo
2 Menjaga keharmonisan # Jumlah konflik yang Dokumentasi Laporan Komisi Triwulan Komisi Etik
hubungan dalam terjadi Etik
lingkungan kerja, % Konflik yang ditangani
masyarakat dan pemangku tuntas
kepentinggan
3 Menjadi pedoman bagi # Jumlah kegiatan Dokumentasi/Pe Data rekam Triwulan Komisi Etik
Komisi Etik dan pemangku sosialisasi meriksaan kasus
kepentingan dalam # Kasus pelanggaran Kode laporan Laporan Komisi
melakukan pengawasan Etik Etik
pelaksanaan Kode Etik % Kasus yang ditangani Daftar hadir,
tuntas photo
1
4 Memberikam kejelasan # Jumlah reaksi dan Dokumentasi Laporan Komis Triwulan Komisi Etik
hak dan kewajiban para keluhan terhadap Wawancara Etik
pihak dalam penanganan penanganan pelanggaran pihak yang Lembar
pelanggaran etik etik pelaksanaan PKH bereaksi reaksi/keluhan
pelaksanaan PKH
5 Meningkatkan produktivitas # Tingkat kepatuhan Online Survey Laporan Survey Per tahun Dit JSK
kinerja SDM PKH terhadap Kode Etik SDM
PKH

2
P. TABEL REKAPITULASI KASUS DAN REKOMENDASI
Tanggal Jenis Isi Tanggal Tindak Lanjut Keteranga
N Nomor
Pengaduan Masuk Pelanggaran Rekomendas Rekomendasi Rekomendasi n
o Pengaduan
i

Jakarta, _______________________, _____

Sekretartis Komisi Etik Ketua Komisi Etik

Muhammad Aswad Fentiny Nugroho, Ph.D

3
Q. ALUR MEKANISME PENEGAKAN ETIK MELALUI SIDANG PEMERIKSAAN

PELAKSANA MUTU BAKU


Conta Direkt Dirjen
No KEGIATAN ct Komisi ur JSK LJS Wakt Ket
Kelengkapan Output
Cente Etik u
r
1. Menerima pengaduan dari Form Laporan / 1 jam Form Laporan / Tim wajib
KPM PKH, SDM PKH, Mitra Pengaduan Lisan Pengaduan menjaga
Kerja, dan/atau masyarakat atau Tertulis Lisan atau kerahasiaan
Tertulis terisi pihak-pihak
dengan lengkap yang
melakukan
pengaduan
2. Memverifikasi pengaduan - Form Laporan / 3 - Ceklist Pelanggaran
melalui: Pengaduan mggu dokumen etik
a. Telaah dokumen Pelanggaran Lisan atau kelengkapan disampaikan
Etik
pengaduan Tertulis yang pengaduan kepada Dir.
b. Case Conference telah terisi JSK untuk
melibatkan lintas Sub - Bukti, data, dan diteruskan
Direktorat petunjuk awal kepada Komisi
c. Konfirmasi ulang kepada - Dokumen Etik,
Pelapor kelengkapan pelanggaran
pengaduan non etik
diselesaikan
oleh Contact
Center
3. Menyampaikan hasil Laporan hasil 3 hari Nota Dinas
verifikasi kepada Direktur verifikasi
Jaminan Sosial Keluarga
Dokumen
4. Menyampaikan hasil pengaduan
- Laporan hasil 3 hari Surat Perintah Memastikan
verifikasi yang terkait dengan tidak lengkap verifikasi agar Tim
4
Dokumen
pengaduan
lengkap
pelanggaran etik kepada - Disposisi Pengelola
Komisi Etik untuk Contact Center
ditindaklanjuti. menginformasi
kan status
pengaduan
kepada Pelapor
5. Persiapan persidangan - Draft surat 3 hari - Surat Dapat
a. Penugasan Tim Sidang keputusan tim keputusan tim melibatkan Tim
b. Agenda Sidang + sidang etik sidang etik Ad Hoc atau
penetapan tanggal - Agenda sidang - Agenda Tim
c. Pemberkasan - Bukti-bukti Sidang
d. Mengirimkan berkas - Surat
kepada Tim Sidang untuk pemanggilan
dipelajari
e. Menyiapkan surat
pemanggilan
6. Melakukan sidang dengan - Surat panggilan 1-2 - Rekomendasi Dapat
agenda: - Berita Acara perte- - Berita acara dilakukan tele-
Terlapor tidak
a. Mendengar keterangan menggunakan hak jawab Pemeriksaan muan sidang etik conference
Tim Contact Center / Tim dan memberikan bukti baru - Bukti-bukti
Ad Hoc - Tabel analisis Rekomendasi
b. Mendengar keterangan Terlapor tingkat dapat berupa:
Pelapor, Saksi & menggunakan
14 hari pelanggaran 1. Rekomendas
hak jawab dan
memverifikasi bukti-bukti memberikan - Draft i sanksi
c. Mendengar keterangan bukti baru rekomendasi apabila
Terlapor terbukti
d. Pembahasan rencana 2. Rekomendas
putusan (internal komisi i pemulihan
etik) nama baik
e. Penetapan dan apabila tidak
pembacaan rekomendasi terbukti.

5
7. Melakukan sidang internal - Bukti baru 1 hari - Rekomendasi
membahas bukti baru dan - Tabel analisis - Berita acara
penetapan dan pembacaan tingkat sidang etik
rekomendasi pelanggaran bukti baru
- Draft
rekomendasi
8. Menyampaikan rekomendasi - Rekomendasi Nota Dinas Penetapan
kepada Direktur Jenderal - Berita acara rekomendasi
Perlindungan dan Jaminan sidang etik mengacu pada
Sosial untuk ditindaklanjuti ps. 24 Kode
oleh Direktur. Etik SDM PKH
9. Menugaskan Direktur Draft Surat Disposisi
Jaminan Sosial Keluarga Keputusan
untuk menetapkan surat Pelanggaran
keputusan pelanggaran kode Kode Etik
etik apabila Terlapor terbukti
melanggar kode etik
10. Menerbitkan surat keputusan Draft Surat Surat - Secara
pelanggaran kode etik Keputusan Keputusan teknis SK
Pelanggaran Pelanggaran dipersiapkan
Kode Etik Kode Etik oleh Subdit
Sumber
Daya
- SK
ditembukska
n kepada
Komisi Etik,
Pelapor, dan
Terlapor

Keterangan Simbol:
6
: dimulainya suatu prosedur
: proses berjalannya suatu prosedur
: pengambilan keputusan

R. ALUR MEKANISME PENEGAKAN ETIK MELALUI SIDANG PENETAPAN

PELAKSANA MUTU BAKU


Conta Direkt Dirjen
No KEGIATAN ct Komisi ur JSK LJS Wakt Ket
Kelengkapan Output
Cente Etik u
r
1. Menerima pengaduan dari Form Laporan / 1 jam Form Laporan / Tim wajib
KPM PKH, SDM PKH, Mitra Pengaduan Lisan Pengaduan menjaga
Kerja, dan/atau masyarakat atau Tertulis Lisan atau kerahasiaan
Tertulis terisi pihak-pihak
dengan lengkap yang
melakukan
pengaduan
2. Memverifikasi pengaduan - Form Laporan / 3 - Ceklist Pelanggaran
melalui: Pengaduan mggu dokumen etik
d. Telaah dokumen Pelanggaran Lisan atau kelengkapan disampaikan
Etik
pengaduan Tertulis yang pengaduan kepada Dir.
e. Case Conference telah terisi JSK untuk
melibatkan lintas Sub - Bukti, data, dan diteruskan
Direktorat petunjuk awal kepada Komisi
f. Konfirmasi ulang kepada - Dokumen Etik,
Pelapor kelengkapan pelanggaran
pengaduan non etik
diselesaikan
oleh Contact
Center
7
3. Menyampaikan hasil Laporan hasil 3 hari Nota Dinas
verifikasi kepada Direktur verifikasi
Jaminan Sosial Keluarga
Dokumen
4. Menyampaikan hasil pengaduan
- Laporan hasil 3 hari Surat Perintah Memastikan
verifikasi yang terkait dengan tidak lengkap verifikasi agar Tim
pelanggaran etik kepada - Disposisi Pengelola
Komisi Etik untuk Dokumen Contact Center
ditindaklanjuti. pengaduan menginformasi
lengkap
kan status
pengaduan
kepada Pelapor
5. Melakukan penetapan - Berita Acara 1-2 Rekomendasi Rekomendasi
rekomendasi Pemeriksaan perte dapat berupa:
yang muan rekomendasi
menyebutkan sanksi apabila
bahwa Terlapor
mengakui
pelanggaran
yang dilakukan
- Draft
rekomendasi
6. Menyampaikan rekomendasi - Rekomendasi Nota Dinas Penetapan
kepada Direktur Jenderal - Berita acara rekomendasi
Perlindungan dan Jaminan sidang etik mengacu pada
Sosial untuk ditindaklanjuti ps. 24 Kode
oleh Direktur. Etik SDM PKH
7. Menugaskan Direktur Draft Surat Disposisi
Jaminan Sosial Keluarga Keputusan
untuk menetapkan surat Pelanggaran
keputusan pelanggaran kode Kode Etik
etik apabila Terlapor terbukti
melanggar kode etik
8
8. Menerbitkan surat keputusan Draft Surat Surat - Secara
pelanggaran kode etik Keputusan Keputusan teknis SK
Pelanggaran Pelanggaran dipersiapkan
Kode Etik Kode Etik oleh Subdit
Sumber
Daya
- SK
ditembukska
n kepada
Komisi Etik,
Pelapor, dan
Terlapor

Keterangan Simbol:
: dimulainya suatu prosedur
: proses berjalannya suatu prosedur
: pengambilan keputusan

Anda mungkin juga menyukai