Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

LATSAR CPNS 2022 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


PENGALAMAN PEMBELAJARAN MATERI MODUL AGENDA 3

Nama : I Kadek Enal Megantara, A.Md.Kep


Angkatan :L
Kelompok/Absen : 2/14
Pemateri : Kaswo, S.Sos, M.A.P

Materi yang didapatkan dalam modul agenda 3 yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN.
Materi pertama kami dapatkan pada hari Jumat, 29 Juli 2022 mengenai Manajemen ASN. Oleh
karena masih lemahnya sistem birokrasi menyebabkan pelayanan sektor public belum sepenuhnya
berkualitas dan memuaskan, sehingga perlu adanya terobosan inovasi untuk menjadi pelayanan sektor
public yang berkualitas yakni professional dan berkarakter dengan birokrasi berkelas dunia 2025.
Maka dari itu, sebagai ASN sangat perlu untuk mengetahui dan memahami Manajemen ASN.
Adapun hasil pembelajaran dari Manajemen ASN yang kami dapatkan adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik dan bersih dari praktik KKN.
2. Kedudukan ASN
Berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 2014, kedudukan ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang memiliki peran (fungsi dan
tugas) yang sama namun mendapat hak yang berbeda.
3. Peran atau tugas dan fungsi sebagai ASN yakni sebagai:
a. Pelaksana kebijakan publik: melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Pelayan publik: memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
c. Perekat dan pemersatu bangsa: mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
4. Hak PNS diatur dalam Pasal UU No.5 Tahun 2014 meliputi gaji, tunjangan, perlindungan (diatur
dalam Pasal 92 UU ASN Tahun 2014), pengembangan kompetensi, jaminan pension dan hari tua,
dan hak cuti. Sedangkan hak PPPK diatur dalam Pasal 22 UU No.5 Tahun 2014 yang meliputi
gaji, tunjangan, perlindungan, pengembangan kompetensi, dan hak cuti.
Dalam pengembangan kompetensi ASN mengacu pada Peraturan LAN No.10 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Kompetensi PNS Pasal 5 dengan menjadikan UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN
dan PP No.11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS sebagai dasar hukum dalam pelaksanaannya.
5. Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual atau dengan kata
lain merupakan sesuatu yang sepatutnya dilaksanakan oleh ASN. Kewajiban tersebut antara lain
setia dan taat pada Pancasila, UUD’45 dan NKRI; menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; dan menaati
ketentuan peraturan perundang-undangan; melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; menunjukkan integritas dan keteladanan
dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan, menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan bersedia ditempatkan di seluruh wilayah
NKRI.
Sebelum masuk dalam materi proses Manajemen ASN, Pak Kaswo selaku pemateri mereview
kembali mengenai kode etik dan kode perilaku ASN yang memiliki tujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN.
Dalam pengelolaan ASN, harus menerapkan Sistem Merit pada semua komponen atau fungsi
manajemen ASN yang sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 UU ASN tentang ketentuan umum
pelaksanaan Sistem Merit. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecatatan. Adapun proses manajemen ASN antara lain:
1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan, dimana setiap instansi wajib menyusun kebutuhan jumlah
dan jenis jabatan berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja
2. Pengadaan, berdasarkan penetapan kebutuhan
3. Pangkat dan jabatan, dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan
yang dimiliki oleh pegawai
4. Pengembangan karier, dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan
5. Pola karier, untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan kebutuhan peyelenggaraan tugas
pemerintahan dan pembangunan
6. Promosi
7. Mutasi
8. Penilaian kinerja
9. Penggajian dan tunjangan
10. Penghargaan
11. Disiplin
12. Pemberhentian, dimana pemberhentian ini terdiri dari pemberhentian dengan hormat dan tidak
dengan hormat, serta pemberhentian sementara
13. Pensiun dan tunjangan hari tua
14. Perlindungan, yang terdiri dari jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,
dan bantuan hukum
15. Pemutusan hubungan
16. Pengembangan kompetensi, yang dinilai berdasarkan siklus pengembangan kompetensi ASN

Sebagai penilaian terhadap pemahaman kami mengenai Manajemen ASN, kami diberikan
penugasan untuk melakukan analisis kebutuhan individu dalam pengembangan kompetensi, Learning
Journal Agenda Manajemen ASN dalam format MP3, dan tugas kelompok untuk menganalisis Isu
Manajemen ASN.
Selanjutnya materi kedua mengenai Smart ASN yang kami dapatkan pada hari Senin, 01
Agustus 2022. Di era serba teknologi seperti sekarang ini berbagai tantangan di ruang digital harus
diimbangi dengan literasi digital yang mumpuni. Presiden telah menekankan 5 hal untuk percepatan
transformasi digital, yaitu:
1. Perluasan akses dan penigkatan infrastruktur digital
2. Roadmap transformasi digital di sector-sektor strategis
3. Percepatan integrasi pusat data nasional
4. Persiapan kebutuhan SDM dan talenta digital
5. Regulasi, skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital
Untuk mewujudkan hal tersebut, sebagai ASN perlu mengetahui, memahami dan menerapkan
4 (empat) pilar literasi digital di kehidupan sehari-hari yaitu digital ethics, digital culture, digital
safety dan digital skills, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Digital Ethics (Etika Digital) adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital atau netiquette dalam kehidupan sehari-hari. Jadi dalam bermedia digital harus mengikuti
panduan/etika berperilaku yang berlaku untuk meminimalizir kerugian yang ditimbulkan oleh
penggunaan teknologi digital.
2. Digital Culture (Budaya Digital) adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari melalui pemanfaatan teknologi digital. Dengan adanya
teknologi digital ini dapat membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan
berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat.
3. Digital Safety (Keamanan Digital) adalah kemampuan individu mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang, dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dan data
pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya yaitu seperti membuat password atau
kata sandi pada social media yang kita miliki.
4. Digital Skills (Kecakapan Digital) adalah kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras (hardware) dan piranti lunak (software)
TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya menggunakan
internet sebagai mesin telusur dalam mencari informasi dan data, menggunakan aplikasi
chat dan media social, menggunakan aplikasi dompet digital maupun e-commerce.

Dalam etika bermedia digital, kita harus mengetahui cara mengakses, berinteraksi, dan
bertransaksi sesuai peraturan yang berlaku. Dijelaskan pula mengenai seleksi dan analisis informasi
sesuai etiket, diantaranya seperti ingat keberadaan orang lain di dunia maya, membentuk citra diri
yang positif, menghormati privasi orang lain, dan mengakses hal-hal yang baik dan bersifat tidak
terlarang. Ada pula seleksi dan analisis informasi tidak sesuai etiket diantaranya seperti menyebarkan
berita hoaks, pencemaran nama baik, konten negative, penipuan online, cyber bullying maupun cyber
crime. Upaya yg dapat kita lakukan untuk terlindungi dari scaming yaitu jangan pernah membagikan
atau menyebarkan alamat email ke publik, hindari penggunaan email pribadi untuk mendaftarkan
aplikasi yang tidak penting mencegah perentasan.
Untuk melihat pemahaman kami mengenai Smart ASN, kami diberikan penugasan untuk
menganalisis pengertian dari 4 pilar literasi digital dan melihat sejauh mana penerapannya di
masyarakat serta tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan 4 pilar literasi digital
tersebut. Tak hanya itu, kami juga diberikan tugas Learning Jurnal materi Smart ASN dan tugas
kelompok berupa video implementasi karakteristik Smart ASN.
Dipertemuan selanjutnya, pada hari Kamis, 04 Agustus 2022, kami mengawali materi dengan
mempresentasikan hasil tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, baik itu tugas
individu maupun tugas kelompok. Selanjutnya Pak Kaswo memberikan penjelasan singkat terkait
karakteristik Smart ASN meliputi Integritas, Nasionalisme, Wawasan Global, Bahasa dan IT,
Hospitality, Networking dan Entrepreunership. Selain itu beliau juga menjelaskan mengenai etika
komunikasi diantaranya seperti sopan-santun dan tutur kata bertamu, pemilahan postingan, berpikir
kritis terhadap pemberitaan yang diterima, etika dalam sharing konten, memperhatikan bahasa yang
digunakan dalam bermedia digital, dan keamanan dalam pendaftaran akun social media.
Demikianlah pengalaman yang didapatkan selama pembelajaran materi modul agenda 3,
mohon maaf apabila ada kekurangan/kesalahan kata maupun pemahaman. Akhir kata saya ucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai