Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU 1 TANGGAL 3 Agustus 2022

PELATIHAN DASAR CPNS

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM TAHUN 2022

Nama : Anita

Angkatan : LII

Kelompok :1

Absen :9

UPT : Rutan Kelas II B Mempawah

LEARNING JOURNAL AGENDA III Tanggal 3 Agustus 2022

Assalamualaikum Wr Wb

Perkenalkan saya Anita peserta pelatihan dasar CPNS Kementerian Hukum dan HAM tahun
2022, pada hari ini tanggal 3 Agustus 2022 kami kembali melakukan pendalaman dan
penguatan pembelajaran angenda III tentang materi Manajemen ASN dan SMART ASN
masih bersama tutor kami yaitu Ibu Niken Kartika Wismarini.

Pembelajaran hari ini sangan menarik karena ibu niken bukan sekedar memberikan materi
tapi beliau mengajak kami berdiskusi sehingga menimbulkan hubungan timbal balik antara
pengajar dan kami selaku peserta pelatihan.

Selain itu beliau juga memberikan pemahaman yang sederhana mengenai materi yang di
sampaikan sehingga kami mudah memahami segala materi yang di pelajari pada materi
angenda III ini.

Selanjutnya kita mulai pembelajaran tentang SMART ASN dan Manajemen ASN

1. SMART ASN

Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital
ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi
digital.
a. Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK.
c. Digital ethics merupakan Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata
kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
d. Digital safety merupakan Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data
pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media
digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi
adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan
praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.

2. MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK

a. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat


dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan
hari tua, dan perlindungan.

b. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;


penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;
disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
Konsep Sistem Merit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan ASN.
Apa sebenarnya arti sistem merit itu? Mengapa dibutuhkan? Adalah pertanyaanpertanyaan
yang sering muncul terkait sistem ini. Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam
manajemen SDM yang menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan
semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi
individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Pengambilan
keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi seseorang
dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan pertimbangan subyektif
seperti afiliasi politik, etnis, dan gender. Obyektifitas dilaksanakan pada semua tahapan
dalam pengelolaan SDM (rekruitmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi). Sistem ini
biasanya disandingkan dengan spoil sistem, dimana dalam penerapan manajemen SDM-
nya lebih mengutamakan pertimbangan subyektif.

Sekian Learning Journal dari saya, kurang lebih nya saya mohon maaf jika ada kesalahan
dalam penulisan. Terimakasih

Wassalamualaikum Wr. WB

Anda mungkin juga menyukai