Anda di halaman 1dari 3

NAMA : TUT WURI HANDAYANI GULO, A.Md.

Keb
NIP : 199505232020122014
INSTANSI : PEMERINTAH KABUPATEN NIAS
GOLONGAN : II/c
ANGKATAN : VI
KELOMPOK : 4
NO. ABSEN : 33
WIDYAISWARA : Yuswar Effendy, SE, MSi

Learning Journal Agenda 3 MANAJEMEN ASN dan SMART ASN

1. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

a. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan praktik politik.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS);
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

b. Fungsi dan Tugas ASN


 Pelaksana Kebijakan Publik
 Pelayan Publik
 Perekat dan Pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode
etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

 SISTEM MERIT
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan.
Prinsip dasar UU ASN memberlakukan system merit melalui :
1. Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif
2. Menerapkan prinsip fairness
3. Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja
4. Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan public
5. Manajemen SDM secara efektif dan efisien
6. Melindungi pegawai dari intervensi politik dan dari tindakan semena-mena.
Jaminan sistem merit dalam monitoring, penilaian, pengembangan:
1. Pangkat dan Jabatan
2. Pengembangan Karir
3. Mutasi Pegawai
4. Penilaian Kinerja

 KELEMBAGAAN DALAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN ASN


Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan,
pembinaan profesi, dan manajemen ASN, mendelegasikan sebagian kekuasaan
kepada :
 KemPAN merumuskan kebijakan
 LAN melaksanakan diklat dan kajian
 BKN mengelola pegawai ASN
 KASN menjamin perwujudan system merit
2. SMART ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan
kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan
kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak
sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari :digital skill,
digital culture, digital ethics, dan digital safety.

a. Digital Skill
Kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan
piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.

b. Digital Culture
Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.

c. Digital Ethics
Kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette)
dalam kehidupan sehari-hari.

d. Digital Safety
Kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang
dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital
dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai