Anda di halaman 1dari 4

RESUME

MATA PELATIHAN MANAJEMEN ASN


Program Pelatihan : Workshop Penyamaan Persepsi Latsar
Agenda Peminatan : Agenda III
Mata Pelatihan 1. Manajemen ASN
2. Smart ASN
Mata Pelatihan : Manajemen ASN

Konponen Deskripsi/Uraian
Deskripsi Mata : Aparatur Sipil Negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan
Pelatihan masyarakat madani yang taat hukum, modern, demokratis, makmur,
adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan publik
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,
kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945
dalam mewujudkan dicita-cita bangsa Indonesia.
Undang-undang No 5 tahun 2014 tentang ASN merupakan dasar
manajemen ASN dalam membangun ASN yang memiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari
praktek KKN, dan mampu menyelenggarakan pelayanan prima bagi
masyarakat. Uu ini Juga meletakkan dasar berubahan dari pendekatan
Personel Admonistrator mejadi asset bangsa dan dari closed career
system yang berorientasi kepada senioritas dan kepangkatan, kepada
open career system yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi
ASN dalam promosi dan pengisian jabatan.
Tujuan / hasil : Peserta diharapkan mampu memahami kedudukan, peran, hak dan
Pelatihan kewajiban, dan kode etik ASN, konsep sistem merit dalam pengelolaan
ASN, dan pengelolaan ASN.
Indikator Hasil 1. menjelaskan kedudukan, peran, hak dan kewajiban, kode etik dan kode
belajar perilaku ASN;
2. menjelaskan konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN
3. menjelaskan mekanisme pengelolaan ASN.
Materi Pokok -1 : Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
Kedudukan, ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
peran, hak dan intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
kewajiban, dan Dalam kedudukannya sebagai aparatur negara, ASN mempunyai tugas
kode etik ASN dan fungsi sebagai Pelaksana kebijakan public, Pelayan public dan
Perekat dan pemersatu bangsa. Agar melaksanakan tugas secara
professional dan produktif ASN diberi hak seperti gaji, tunjangan dan
fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan dan
pengembangan kompetensi sesuai dengan ketentuan pasal 21. Selain
hak, ASN juga mempunyai 8 kewajiban sebagai suatu tanggungan yang
bersifat kontraktual yang harus ditaati berdasarkan ketentuan pasal 23
UU ASN. Untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN dalam
melaksanakan tugas di pandu dengan 12 kode etik dan kode perilaku
sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan standar penilaian bagi ASN
berdasarkan ketentuan pasal 5 UU No 5 tahun 2014 tentang ASN.
Materi Pokok -2 : Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
Konsep sistem pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar tanpa
merit dalam membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul,
pengelolaan jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan”.
ASN; Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan keadilan. Pelaksanaan
sistem merit pada komponen pengelolaan ASN dalam penyusunan dan
penetapan kebutuhan (perencanaan kebutuhan pegawai/planning) ASN,
penilaian kinerja (monitoring dan penilaian), pengembangan
kompetensi, promosi, mutasi, penghargaan. Melalui merit sistem, ASN
akan mendapatkan bentuk rewards dan punishment sebagai dampak
dari produktivitas kerjanya dan diharapkan mampu memenuhi aspek
equity dikalangan ASN.
Materi Pokok -3 : Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah kebijakan
Mekanisme dan praktek dalam mengelola aspek manusia atau sumber daya
pengelolaan manusia dalam organisasi termasuk dalam hal ini adalah pengadaan,
ASN penempatan, mutasi, promosi, pengembangan, penilaian dan
penghargaan. UU No 5 tentang ASN secara detail menyebutkan
pengelolaan pegawai ini baik untuk PNS maupun PPPK seperti
disebutkan pada bagian Merit sistem. Manajemen ASN, terdiri dari
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK, Pengelolaan Jabatan Pimpinan
Tinggi, Organisasi dan Sistem Informasi.
Keterkaitan Materi Manajemen ASN disajikan untuk menunjang terbantuknya Smart
dengan Mata ASN dan membentuk kemampuan peserta dalam menemukan isu dan
pelatihan dalam gagasan kreatifnya dalam mengaktualisasi dan habituasi nilai-nilai ASN
agenda pada unit kerja masing-masing untuk mewujudkan Smat governance.

Banda Aceh, Mei 2022


WIDYAISWARA

USMAN, S.Sos, M.Si


NIP. 19661231 199003 1 041
RESUME
MATA PELATIHAN MANAJEMEN ASN
Program Pelatihan : Workshop Penyamaan Persepsi Latsar CPNS
Agenda Peminatan : Agenda III
Mata Pelatihan : 1. Manajemen ASN
2. Smart ASN
Mata Pelatihan : Smart ASN

Konponen Deskripsi/Uraian
Tujuan / hasil : Peserta Memiliki karakter yang efektif, efisien, inovatif, dan memiliki kinerja
Pelatihan, yang bermutu, dalam penyelenggaraan program pemerintah, khususnya
peserta program literasi digital, pilar literasi digital, sampai implementasi dan
diharapkan: implikasi literasi digital dalam kehidupan bersosial dan dunia kerja.
Indikator Hasil 1. Memiliki pemahaman mengenai literasi digital
belajar, peserta 2. Mengenali berbagai bentuk masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya
diharapkan : literasi digital
3. Mampu mengimplementasikan materi literasi digital pd kehidupan sehari-
hari.
4. Mampu mengaplikasikan materi literasi digital dana kehidupan sehari-hari
5. Menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kecakapan, keamanan,
etika, dan budaya dalam bermedia digital
Materi Pokok - : Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami,
1 mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan
Literasi Digital informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan
yang layak, dan kewirausahaan. mencakup kompetensi literasi komputer,
literasi TIK, literasi informasi dan literasi media. (UNESCO). Kerangka kerja
literasi digital sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan
afektif masyarakat dlm menguasai teknologi digital yg terbagi atas :
1. Digital skill adalah Kemampuan mengetahui, memahami, menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital.
2. Digital culture adalah Kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK.
3. Digital ethics adalah kemampuan menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital.
4. Digital safety adalah kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data
pribadi dan keamanan digital .
Ada 5 langkah percepatan transformasi digital di Indonesia :
 Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
 Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis,
baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan,
sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
 Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
 Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
 Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan
pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.
Literasi digital selain dari belajar menggunakan komputer, pencarian online,
sumber informasi, juga memahami perkembangan teknologi ini terkait
dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas.
Materi Pokok - : Kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan
2 alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Pilar Literasi Ada empat pilar pilar literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
Digital kecakapan dalam bermedia digital dengan kompetensi dasar masing-masing :
1. Kompetensi dasar digital skill meliputi; penggunaan perangkat keras
digital, mesin telusur dalam mencari informasi dan data, memilah berita
benar, ragam aplikasi chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan
berinteraksi, mengunduh dan mengganti settings serta aplikasi dompet
digital dan ecommerce untuk bertransaksi secara digital.
2. Kompetensi dasar digital etiks meliputi; memahami peraturan, regulasi
yang berlaku, tata krama, dan etika berinternet, mampu membedakan
informasi yang benar dan hoax, berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi
dan bertransaksi secara elektronik serta berdagang di ruang digital sesuai
dengan kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku.
3. Kompetensi dasar digital culture meliputi : memahami Pancasila dan
Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa
dan berbahasa, membedakan informasi yang tidak sejalan dengan nilai
Pancasila, Bhineka Tunggal Ika.
4. Kompetensi dasar digital safety meliputi; mengenai fitur proteksi
perangkat keras, memproteksi identitas digital (kata sandi), mencari
informasi dan data yang valid dari sumber terverifikasi dan terpercaya,
memahami spam, phishing, memahami fitur keamanan platform digital
dan menyadari adanya rekam jejak digital dlm memuat konten sosmed
serta perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta
protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi
Materi Pokok - : Mengaplikasikan, memberi penilaian dan evaluasi terhadap berbagai bentuk
3 implementasi literasi digital beserta implikasinya dan menciptakan
Implementasi berkolaborasi untuk merancang program yang menargetkan peningkatan
Literasi Digital kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan berbagai bentuk implementasi
dan dalam penerapan empat pilar literasi digital.
Implikasinya Dalam mengimplementasikan literasi digital diperlukan pengatahuan
mengenai penggunaan internet, tips penggunaan mesin pencari informasi
dan tahapan kerjanya.
Keunggulan penggunaan media sosial untuk UMKM anatar lain biaya
operasional lebih efektif dan efisien, toko dapat beroperasi 24 jam/hari
selama 7 hari/minggu, potensi pasar lebih luas hingga ke global, katalog
produk bisa selalu up to date, tidak memerlukan toko offline/toko fisik untuk
memasarkan produknya dan modal lebih kecil untuk memulai usaha serta
dapat dengan mudah mengenali competitor.
Hak digital warga negara (digital rights) adalah hak asasi manusia yang
menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat, dan
menyebarluaskan media digital, meliputi hak untuk mengakses, hak untuk
berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Tanggung jawab digital, meliputi
menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau
atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik. Hak dan
kewajiban digital memengaruhi kesejahteraan/ dampak digital baik
kesehatan mental, fisik, dan emosi setiap pengguna layanan.

Banda Aceh, Mei 2022


WIDYAISWARA

USMAN, S.Sos, M.Si


NIP. 19661231 199003 1 041

Anda mungkin juga menyukai