Anda di halaman 1dari 40

KERANGKA PENGUATAN INTEGRITAS

Konflik
Kepentingan
By: UKI KANWIL DJPB PROVINSI
MALUKU

KEP-253/PB/2020
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
KERANGKA PENGUATAN
INTEGRITAS DITJEN
PERBENDAHARAAN
Penguatan Integritas Ditjen Perbendaharaan

Reformasi dalam menata


birokrasi menuju ke arah tata 1 2 Membangun kerjasama yang
harmonis dan meningkatkan
kelola pemerintahan yang nilai tambah organisasi
baik (good governance) dalam proses bisnis;

3
Pengambilan kebijakan tidak
sesuai dengan ketentuan atau
berkualitas rendah
Ruang Lingkup Pembahasan
1. Definisi;

2. Latar belakang, urgensi, dan tujuan;

3. Implementasi instrumen;

4. Struktur;

5. Format dan Instrumen

3
Setelah selesai mengikuti pembelajaran
peserta diharapkan dapat:
▸ Memahami Konsep konflik kepentingan,
▸ Mengidentifikasi potensi adanya konflik
kepentingan
▸ Melakukan penanganan terhadap aduan atau temuan
konflik kepentingan

4
Definisi
Definisi
Konflik Kepentingan adalah situasi dimana seorang
penyelenggara negara yang mendapatkan kekuasaan
dan kewenangan berdasarkan peraturan perundang-
undangan memiliki atau diduga memiliki
kepentingan pribadi atas setiap penggunaan
wewenang yang dimilikinya sehingga dapat
mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusnya.
Conflict of Interest (CoI) is a
situation in which a person
or organization is involved in
multiple interests, financial or
otherwise, and serving one
interest could involve working
against another.
6
Pengertian Umum
Pimpinan pada DJPb adalah Direktur Jenderal, Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang
Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur dan Kepala yang dibeli/diperoleh dari beban APBN atau berasal
Kantor di lingkungan DJPb. dari perolehan lainnya yang sah

Pegawai adalah aparatur sipil negara yang terdiri Pemangku Kepentingan (Stakeholder) adalah pihak-
dari pegawai negeri sipil (termasuk calon pegawai pihak dari dalam dan luar organisasi (internal dan
negeri sipil) dan pegawai pemerintah dengan eksternal) yang berkepentingan dan berpengaruh
perjanjian kerja, yang telah memenuhi syarat yang terhadap kinerja, eksistensi, dan kelangsungan DJPb.
ditentukan, diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Hubungan afiliasi adalah hubungan yang dimiliki oleh
pemerintahan, atau diserahi tugas negara lainnya, dan pegawai dengan pihak yang terkait dengan kegiatan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan, DJPb, baik karena hubungan darah, hubungan
yang bekerja di lingkungan Direktorat Jenderal perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat
Perbendaharaan. mempengaruhi keputusannya.

Atasan Langsung bagi PNS adalah pejabat setingkat


lebih tinggi yang membawahi pegawai. Kepentingan pribadi/vested interest adalah
keinginan/kebutuhan pegawai mengenai suatu hal yang
bersifat pribadi
Unit Kepatuhan Internal (UKI) adalah
bagian/bidang/seksi yang melaksanakan tugas
kepatuhan internal di tiap-tiap unit kerja lingkup
DJPb.
Jenis – Jenis Pelanggaran
Konflik Kepentingan adalah situasi dimana seorang
Gratifikasi yaitu pemberian dalam arti luas yang
penyelenggara negara yang mendapatkan kekuasaan meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi,
dan kewenangan berdasarkan peraturan perundang- pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
undangan memiliki atau diduga memiliki kepentingan penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma,
pribadi atas setiap penggunaan wewenang yang dan fasilitas lainnya.
dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas
kinerja yang seharusnya.
Kelemahan Sistem adalah keadaan yang menjadi
Penyalahgunaan wewenang adalah pembuatan kendala bagi pencapaian tujuan pelaksanaan
keputusan atau tindakan pegawai yang tidak sesuai kewenangan pegawai yang disebabkan karena aturan,
dengan tujuan atau melampaui batas-batas wewenang struktur, dan budaya organisasi DJPb
yang diberikan oleh peraturan/perundang-undangan.

Perangkapan Jabatan adalah pegawai yang


memegang jabatan lain yang memiliki konflik
kepentingan dengan tugas dan tanggung jawab
pokoknya, sehingga tidak dapat menjalankan
jabatannya secara profesional, independen, dan
akuntabel.

8
Latar Belakang,
Urgensi & Tujuan
Latar Belakang
 Menjaga profesionalitas ketika berinteraksi dan menjalin korelasi dengan
pihak eksternal maupun pemangku kepentingan di dalam internal organisasi.

 Untuk melaksanakan tugas fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan,


sangat diperlukan adanya pegawai Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
berwibawa, bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

10
Urgensi
Dengan adanya pedoman yang tegas mengenai
penanganan konflik kepentingan akan tercipta
tata kelola pemerintahan yang baik yang
didasari pada etika hubungan interaksi yang
baik di lingkungan DJPb maupun dalam
berinteraksi dengan para pemangku
kepentingan lainnya.

11
1. Sebagai kerangka acuan untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi
konflik kepentingan di lingkungan DJPb;
2. Memberikan keseragaman pemahaman dan tindakan bagi unit kerja
maupun pegawai di lingkungan DJPb dalam melaksanakan
penanganan konflik kepentingan;

3. Memberikan manfaat bagi unit kerja maupun pegawai di lingkungan


DJPb dalam:

Tujuan a. Menciptakan budaya kerja yang dapat mengenali, mencegah, dan


mengatasi situasi-situasi konflik kepentingan secara transparan
dan efisien tanpa mengurangi kinerja pegawai yang
bersangkutan;
b. Menegakkan integritas; dan
c. Mencegah terjadinya pengabaian terhadap kendali mutu atas
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja dan mencegah timbulnya
kerugian negara.
4. Menciptakan pelayanan yang profesional, bersih dan akuntabel.
12
Bentuk dan
Situasi Konflik
Kepentingan
Penyebab Terjadinya Konflik Kepentingan

Rangkap Jabatan Kepentingan


• Tidak Fokus Pribadi
• Kurangnya Monitoring • Hubungan dan kedekatan
• Janji dan Balas Budi

Gratifikasi Penyalahgunaan
Wewenang
• Uang
• Tidak Objektif
• Hadiah
• Tidak Berintegritas
• Voucher
• Tidak Berkompeten
Kelemahan Sistem
• Budaya Organisasi
• SOP tidak memadai
Situasi Pemicu Terjadinya Konflik Kepentingan

Situasi yang menyebabkan Situasi yang Situasi yang Situasi perangkapan jabatan di
Pejabat/Pegawai Direktorat menyebabkan menyebabkan informasi ra- Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Jenderal Perbendaharaan penggunaan aset hasia jabatan atau unit kerja yang memiliki
menerima gratifikasi atau jabatan atau aset pegawai Direktorat hubungan langsung atau tidak
pemberian atau penerimaan Direktorat Jenderal Jenderal Perbendaharaan langsung, sejenis atau tidak sejenis,
hadiah/cinderamata atau Perbendaharaan untuk dipergunakan untuk sehingga dapat menyebabkan
hiburan atas suatu keputusan kepentingan pribadi kepentingan pribadi atau pemanfaatan suatu jabatan untuk
atau jabatan yang atau golongan. golongan kepentingan jabatan lainnya.
menguntungkan pihak pemberi.
Situasi dimana Pejabat/Pegawai Situasi yang menyebabkan Situasi dimana kewenangan Situasi dimana
memberikan akses khusus kepada proses pengawasan tidak penilaian suatu obyek keputusan/kebijakan
pihak tertentu untuk tidak sesuai dengan prosedur kualifikasi dimana obyek dipengaruhi pihak lain yang
mengikuti prosedur dan ketentuan karena adanya pengaruh dan tersebut merupakan hasil membutuhkan.
yang seharusnya diberlakukan. harapan dari pihak yang dari si penilai.
diawasi.
Situasi bekerja lain di Situasi yang Situasi yang memungkinkan untuk Situasi dimana terdapat
luar pekerjaan pokoknya, memungkinkan memberikan informasi lebih dari yang hubungan afiliasi/kekeluargaan
kecuali telah sesuai penggunaan telah ditentukan Direktorat Jenderal antara Pejabat/Pegawai Direktorat
dengan ketentuan dan diskresi yang Perbendaharaan, keistimewaan Jenderal Perbendaharaan dengan
peraturan yang berlaku di menyalahgunakan maupun peluang bagi calon Penyedia pihak lainnya yang memiliki
Direktorat Jenderal wewenang. Barang/Jasa untuk menang dalam kepentingan atas keputusan
Perbendaharaan. proses Pengadaan Barang/Jasa di dan/atau tindakan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pejabat/Pegawai sehubungan
dengan jabatannya di Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
Implementasi
Instrumen
Identifikasi Konflik Kepentingan
Pegawai
Pegawai Unit Kerja

Pegawai yang berpotensi menghadapi konflik Melaksanakan identifikasi potensi konflik


kepetingan dalam pelaksanaan tugasnya, wajib kepentingan yang terkait dengan
mengidentifikasi dan melaporkan potensi konflik pelaksanaan tugas dan fungsi. Dari hasil
kepentingan. Diawali dengan melakukan telaahan identifikasi potensi konflik kepentingan
awal terhadap potensi konflik kepentingan, kemudian dikeluarkan rekomendasi kebijakan untuk
merekomendasikan tindakan pencegahan yang pencegahan
dimungkinkan
Pencegahan Konflik Kepentingan
Menciptakan dan Membina Budaya Organisasi Tanggungjawab Pribadi dan Sikap Keteladanan
Mendorong kebijakan dan praktik manajemen yang tidak Setiap pejabat atau penyelenggara negara dan
toleran terhadap Konflik Kepentingan pegawai wajib untuk menjaga integritas sehingga
dapat menjadi teladan bagi pejabat/pegawai
Standard Operational Procedure lainnya serta para pemangku kepentingan
Upaya pencegahan terjadinya Konflik Kepentingan yang
disebabkan oleh kelemahan sistem dapat dilakukan dengan
pemutakhiran Prosedur Operasi Standar (SOP). Dengan Kode Etik dan Kode Perilaku
pemutakhiran SOP diharapkan dapat mengantisipasi dan dapat Pemutakhiran Kode Etik dan Kode Perilaku
memberikan arahan baku langkah-langkah yang perlu dilakukan (Terutama terkait larangan-larangan yang
jika dihadapkan pada Konflik Kepentingan. berhubungan dengan konflik kepentingan)

Pengungkapan / Deklarasi / Pelaporan


Kesadaran untuk mengungkap dan mendeklarasikan
adanya potensi Konflik Kepentingan yang disebabkan
antara lain kepentingan pribadi atau hubungan afiliasi
dinilai sebagai salah satu mekanisme yang efektif dalam
mencegah terjadinya konflik kepentingan dan menekan
dampak yang dapat ditimbulkan
Penanganan Konflik Kepentingan
Prinsip Dasar

Penanganan situasi konflik kepentingan dilaksanakan dengan prinsip dasar antara lain meneruskan atau melarang
kegiatan yang mempunyai konflik kepentingan, membuat surat pernyataan kepada atasanya, surat pernyataan bila ada
hubungan sedarah dan juga perangkapan jabatan apabila sudah diatur

Faktor Pendukung

Beberapa faktor pendukung keberhasilan penanganan konflik kepentingan antara lain Komitmen,
partisipasi, perhatian khusus, langkah preventif, penegakan kebijakan penanganan

Mekanisme Penanganan

Apabila terjadi situasi Konflik Kepentingan, maka Pejabat/Pegawai wajib melaporkan hal
tersebut melalui atasan langsung dan Sistem Pelaporan Pelanggaran /Whistle Blowing
System
Sanksi Terhadap Konflik Kepentingan

Setiap Pejabat/Pegawai yang terbukti melakukan tindakan Konflik Kepentingan dan tidak
melaporkanya akan diberikan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Mekanisme Pengaduan Penanganan Konflik Kepentingan

22
Penjelasan Mekanisme Pengaduan Penanganan Konflik Kepentingan
1. Dugaan terjadinya konflik kepentingan diperoleh dari pengaduan/temuan.
2. Pengaduan di atas terdiri atas:
a. Pengaduan dari pegawai
b. Pengaduan dari masyarakat
3. Temuan terdiri atas:
c. Temuan atasan langsung
d. Temuan UKI
4. Pengaduan dan temuan atasan langsung disampaikan ke UKI masing-masing unit kerja untuk dilakukan penelaahan
ada tidaknya konflik kepentingan.
5. Staf/pejabat pengawas pada UKI melakukan penelaahan awal yang memuat paling sedikit subjek yang terlibat,
kronologis/uraian konflik kepentingan, dan penyebab konflik kepentingan.
6. Penelaahan awal disampaikan ke pimpinan UKI untuk dianalisis dan ditetapkan ada/tidaknya konflik kepentingan
oleh pimpinan UKI.
7. UKI unit kerja dapat berkonsultasi dengan UKI satu tingkat di atasnya dalam hal tidak dapat menetapkan
ada/tidaknya konflik kepentingan

23
Penjelasan Mekanisme Pengaduan …… (lanjutan1)
8. Apabila Pimpinan UKI unit kerja menetapkan terdapat konflik kepentingan, UKI berkoordinasi dengan atasan langsung/pimpinan unit
kerja untuk menetapkan bentuk pengendalian/pengelolaan konflik kepentingan tersebut.
9. Pengendalian/pengelolaan konflik kepentingan dilakukan dengan cara:
a. Atasan langsung/Pimpinan unit kerja meminta pegawai yang terlibat untuk tidak meneruskan kegiatan yang menguntungkan
kepentingan pribadi dan/atau golongan.
b. Pegawai yang terlibat membuat Surat Pernyataan Konflik Kepentingan bahwa yang bersangkutan tidak menyalahgunakan
kewenangannya untuk menguntungkan kepentingan pribadi dan/atau golongan.
c. Apabila pegawai yang bersangkutan diketahui masih melakukan tindakan yang terkait konflik kepentingan, Pimpinan unit kerja:
1) melarang pegawai dimaksud untuk meneruskan kegiatan/melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan
situasi konflik kepentingan tersebut.
2) Mencabut akses pegawai ke aplikasi/system.
3) Mencabut ijin penggunaan aset BMN.
4) Memindahkan pegawai atau merekomendasikan pejabat yang terlibat untuk dimutasi dari posisi/jabatan saat ini.
d. Tindakan oleh atasan langsung/Pimpinan unit kerja terkait pengendalian/pengelolaan konflik kepentingan tidak menghentikan
proses pelanggaran disiplin / kode etik terhadap pegawai yang terlibat.
10. Konflik kepentingan yang berkaitan dengan pelanggaran kode etik dan kode perilaku diproses sesuai dengan ketentuan mengenai kode
etik dan kode perilaku PNS di lingkungan Kementerian Keuangan.
11. Konflik kepentingan yang berkaitan dengan pelanggaran disiplin pegawai diproses sesuai dengan ketentuan mengenai disiplin pegawai.
12. Proses dan tindak lanjut penanganan konflik kepentingan disampaikan dalam Laporan Penanganan Benturan Kepentingan
24
MONITORING DAN EVALUASI
Sasaran yang ingin dicapai dalam KONFLIK KEPENTINGAN
penanganan Konflik Kepentingan
yaitu tercapainya tingkat kesalahan tujuan monitoring penanganan
nol atau tidak dilanggarnya tingkat Konflik Kepentingan yang
Tujuan
risiko yang dapat ditoleransi atas dilakukan.
terjadinya Konflik Kepentingan
Sasaran
yang dihadapi unit kerja Pendekatan yang digunakan dalam
penanganan Konflik Kepentingan
Pendekatan yaitu dengan pendekatan sistem.
Monitoring penanganan Konflik Waktu dan
Kepentingan dilaksanakan pada Jadwal
Laporan hasil monitoring atas
akhir tahun anggaran
Pelaporan penanganan Konflik Kepentingan di
unit kerja Ditjen Perbendaharaan
Struktur
Hierarki Pengendalian Konflik Kepentingan

UKI unit kerja (second line)


• Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tugas yang berpotensi terjadi konflik
kepentingan.
• Memberikan rekomendasi pengendalian/pengelolaan atas konflik kepentingan yang
terjadi
• Menerima laporan atas dugaan terjadinya konflik kepentingan.
• Melakukan penelaahan, analisis, dan menetapkan ada/tidaknya konflik kepentingan

Atasan langsung/Pimpinan Unit kerja (first line)


• Atasan langsung melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
yang berpotensi terjadi konflik kepentingan.
• Atasan langsung/pimpinan unit kerja menindaklanjuti rekomendasi
UKI terkait pengendalian/pengelolaan atas konflik kepentingan yang
terjadi.
Format &
Instrumen
Konflik Kepentingan pada Pengadaan Barang dan Jasa

Pejabat/Pegawai Prosedur Penanganan/


Kategori Uraian Penyebab
yang Terkait Pencegahan

Pengadaan Proses pengadaan Pejabat dan Hubungan afiliasi, - Pengadaan barang/jasa


barang/ jasa barang/jasa yang tidak pegawai terkait keterbatasan SDM, dilakukan sesuai ketentuan;
transparan atau tidak potensi gratifikasi, - Mendorong pejabat yang
profesional sehingga vested interes, mempunyai konflik
menguntungkan pihak penyalahgunaan kepentingan untuk
tertentu wewenang menyatakan potensi
keterikatan dengan pihak lain;
- Keteladanan Pimpinan; -
Probity audit;
- Pemberian sanksi yang tegas
terhadap pelanggaran dalam
rangka menimbulkan efek jera.

Contoh 1
Konflik Kepentingan pada Perjalanan Dinas

Pejabat/Pegawai Prosedur Penanganan/


Kategori Uraian Penyebab
yang Terkait Pencegahan

Perjalanan Melaksanakan Pejabat dan Ketiadaan kode - Menambahkan kode etik yang
dinas kegiatan lain di luar pegawai terkait etik pegawai yang mengatur pekerjaan di luar
tugas pada waktu mengatur kantor;
menjalankan dinas pekerjaan di luar - Internalisasi kode etik dan
luar (ada kerja kantor kode perilaku pegawai;
sampingan). - Pemberian sanksi dalam
rangka menimbulkan efek jera.

Contoh 2
Format Formulir Pelaporan Konflik Kepentingan

diisi PER-30/PB/2019 atau


amandemennya bila ada

diisi Kerangka Penguatan Integritas


Direktorat Jenderal Perbendaharaan

31
Untuk menguatkan
pemahaman, silakan simak
video singkat ini yaa….

bit.ly/conflictMaluku

32
Quiz..!!
Time to quiz..!!
Untuk memantapkan materi yang sudah
dipelajari, kerjakan kuis ini ya..!

33
1. Manakah definisi konflik
kepentingan yang benar ?
a. situasi di mana seorang pejabat memiliki kepentingan
pribadi atas wewenang yang dimilikinya.
b. situasi di mana seorang penyelenggara negara memiliki
kepentingan pribadi atas harta benda miliknya.
c. situasi di mana seorang penyelenggara negara
menyembunyikan harta kekayaan negara untuk
kepentingan pribadinya.

34
2. Di bawah ini adalah alasan perlunya
pedoman untuk mengatur konfik kepentingan,
kecuali?
a. Adanya pejabat publik yang memiliki kewenangan membuat
kebijakan, namun pada kenyataannya kebijakan yang diambil sesuai
ketentuan.
b. Perlunya pegawai DJPb yang berwibawa, bersih, bebas korupsi,
kolusi dan nepotisme
c. Guna menjaga sikap profesionalitas dalam relasi dengan pihak
eksternal maupun pemangku kepentingan internal.

35
3. Berikut ini adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam monev konflik
kepentingan, kecuali …

a. Sasaran
b. Rekomendasi
c. Pelaporan
d. Pendekatan

36
4. Salah satu cara mencegah
terjadinya konflik kepentingan adalah
dengan …
a. Mengupgrade Etika dan Etiket
b. Pemutakhiran Teknologi Informasi
c. Pemetaan harta kekayaan dan keluarga seluruh
pegawai
d. Pemanfaatan Fasilitas Kantor

37
5. Apabila pegawai yang bersangkutan masih
melakukan tindakan yang terkait konflik
kepentingan, maka tindakan yang diambil
oleh Pimpinan Unit kerja adalah …

a. Mencabut akses pegawai ke aplikasi presensi


b. Memutasi pegawai
c. Mencabut izin tugas belajar pegawai.
d. Memecat pegawai

38
6. Di bawah ini yang merupakan urutan
mekanisme pengaduan yang benar adalah …

a. Pengaduan/temuan->penelaahan awal->penelaahan lanjutan-


>penetapan status->tindak lanjut/rekomendasi
b. Pengaduan/temuan->penelaahan awal->analisis->penetapan -
>tindak lanjut/rekomendasi
c. Pengaduan/temuan->penelaahan awal->penetapan->tindak
lanjut/rekomendasi
d. Pengaduan/temuan->penelaahan awal->analisis->tindak
lanjut/rekomendasi

39
Sekian
UKI-Kanwil DJPb Provinsi Maluku

40

Anda mungkin juga menyukai