ADZI AL AMIN
Kelas : 5 LE
NIM : 061930311836
MK : ETIKA PROFESI
Dosen Pengampuh : M. Noer
SOAL UJIAN
1. Apa saja bentuk-bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi dalam
kaitannya dengan pelayanan publik?
2. Dalam suatu kelompok profesi untuk mengatur perilaku anggotanya, maka diperlukan
kode etik yang dibuat dan ditetapkan untuk dipatuhi oleh setiap anggota kelompok
profesi tersebut. Sebutkan dan jelaskan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam
sebuah profesi, serta jelaskan tujuan dari kode etik tersebut!
3. Integritas berkaitan erat dengan kepantasan diri kita. Jika kita menginginkan
pencapaian yang besar dalam hidup, maka kita harus memantaskan diri dan ini
menuntut untuk menjadikan diri kita lebih baik dari hari ke hari. Jelaskan bentuk-
bentuk dari integritas tersebut!
4. Orang yang profesional adalah orang yang menjalankan profesinya secara benar dan
melakukan menurut etika dan garis profesional yang berlaku pada profesinya.
Sebutkan dan jelaskan sikap dan ciri profesionalisme tersebut!
6. Sebagai orang yang profesional dalam bidangnya, diharuskan mempunyai sikap yang
dapat menunjang profesinya. Sikap apa saja yang harus dimiliki oleh orang yang
profesional agar jasanya tetap dapat digunakan oleh kliennya?
7. Melihat fenomena yang terjadi di negara kita yang telah berlangsung sangat lama,
korupsi yang terjadi telah menghancurkan sendi berbangsa dan bernegara. Bagaimana
menurut anda tentang hal tersebut sampai terjadi, ditinjau dari etika profesi?
10. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang. Kode etik yang ada dalam
masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik
adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional. Sebutkan dan jelaskan
fungsi dari kode etik tersebut!
JAWABAN
1. Beberapa bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh Penyelenggara
Negara antara lain adalah:
2. 4 Kebutuhan dasar:
‒ Kredibilitas
‒ Profesionalisme
‒ Kualitas jasa
‒ Kepercayaan
Tujuan:
‒ Menjunjung tinggi martabat profesi
‒ Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota
‒ Meningkatkan pengabdian anggota profesi
‒ Meningkatkan mutu profesi
‒ Meningkatkan mutu organisasi profesi
‒ Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
‒ Mempunyai organisasi professional yang kuat dan erat
‒ Menentukan baku standarnya sendiri
3. ‒ Melakukan: mengalami langsung secara pribadi
‒ Mempelajari secara mendalam: mempelajari lewat sumber ilmiah dan terpercaya
‒ Membantu orang lain mewujudkan: terbukti mampu membangun orang lain menjadi
seperti apa yang disampaikan
5. • Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna
melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu.
• Arbitrase, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang
memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kejadian
seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam masyarakat,
bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah
biasanya menunjuk pengadilan.
• Kompromi,yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam
konflik.
6. Tepat Waktu. Ketepatan waktu adalah elemen penting dari profesionalisme. ...
- Optimis. ...
- Tidak Membawa Pekerjaan Pribadi ke Kantor.
7. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya moral dan iman yang ada pada oknum tersebut
dan juga ada yang karena pengaruh orang-orang disekitarnya sehingga terpaksa
melakukan tersebut dan membuatnya kecanduan.
- Berpikir sistematis
- Kemampuan Perencanaan
- Berpikir Matematis
9. - Pengaruh sifat kekeluargaan. Salah satu ciri kekeluargaan itu adalah memberi perlakuan
dan penghargaan yang sama terhadap anggota keluarga dan ini dipandang adil.
- Pengaruh Jabatan. Salah satu ciri jabatan adalah bawahan menghormati dan taat pada atasan
dan ini adalah ketentuan yang diatur dalam Undang-undang kepegawaian.
- Pengaruh lemahnya iman.Salah satu syarat menjadi professional adalah taqwa kepada
Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi Larangan-Nya
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip-
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksana profesi mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksud dari etika profesi dapat suatu pengetahuan kepada masyarakat
agar juga dapat memahami arti penting suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja.
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan di luar organisasi profesi tentang hubungan
pihak dalam keanggotaan profesi. Artinya bahwa para pelaksana profesi pada suatu
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain
instansi atau perusahaan.