Anda di halaman 1dari 9

TINDAK PIDANA KORUPSI

BENTURAN
KEPENTINGAN
DALAM
PENGADAAN
Dosen Pengampuh : Martono, S.H.,M.H
Apasih itu Benturan Kepentingan?
benturan kepentingan adalah situasi dimana terdapat
konflik kepentingan seseorang yang memanfaatkan
kedudukan dan wewenang yang dimilikinya (baik dengan
sengaja maupun tidak sengaja) untuk kepentingan
pribadi, keluarga, atau golongannya sehingga tugas yang
diamanatkan tidak dapat dilaksanakan dengan obyektif
dan berpotensi menimbulkan kerugian kepada pihak
tertentu.
Dalam konteks pengadaan barang dan
jasa, benturan kepentingan terjadi
ketika individu atau pihak yang terlibat
dalam pengadaan barang dan jasa
memiliki kepentingan pribadi atau
kelompok yang dapat mengganggu
objektivitas dan berpotensi mengarah
kepada ketidakadilan, penyalahgunaan
wewenang, dan korupsi.
jenis benturan kepentingan yang
sering terjadi :

• Kebijakan yang berpihak akibat pengaruh/hubungan dekat/ ketergantungan/pemberian gratifikasi;


• Pemberian izin yang diskriminatif;
• Pengangkatan pegawai berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/rekomendasi/pengaruh dari pejabat
pemerintah;
• Pemilihan partner/ rekanan kerja berdasarkan keputusan yang tidak profesional;
• Melakukan komersialisasi pelayanan publik;
• Penggunaan asset dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi/ golongan;
• Pengawas ikut menjadi bagian dari pihak yang diawasi;
• Melakukan pengawasan atau penilaian atas pengaruh pihak lain dan tidak sesuai norma, standar, dan
prosedur;
• Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai; dan
• Putusan/ Penetapan Pengadilan yang berpihak akibat pengaruh/ hubungan dekat/ ketergantungan/
pemberian gratifikasi.
Sumber penyebab teradinya benturan
kepentingan :

1. Penyalahgunaan wewenang, yaitu dengan membuat keputusan atau tindakan yang tidak
sesuai dengan tujuan atau melampaui batas-batas pemberian wewenang yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan;
2. Perangkapan jabatan, yaitu pegawai menduduki dua atau lebih jabatan publik sehingga
tidak bisa menjalankan jabatannya secara profesional, independen dan akuntabel selain yang
telah diatur dalam Peraturan Perundang undangan;
3. Hubungan afiliasi, yaitu hubungan yang dimiliki oleh pegawai dengan pihak tertentu baik
karena hubungan darah, hubungan perkawinan maupun hubungan pertemanan yang dapat
mempengaruhi keputusannya;
lanjutan

4. Gratifikasi, yaitu pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang, barang, rabat, komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma dan fasilitas lainnya;
5. Kelemahan sistem organisasi, yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian tujuan
pelaksanaan kewenangan pegawai yang disebabkan karena struktur dan budaya organisasi yang
ada;
6. Kepentingan pribadi, yaitu keinginan/kebutuhan pegawai mengenai suatu hal yang bersifat
pribadi.
Landasan hukum yang mengatur
situasi benturan kepentingan
• Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
• Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan
Kepentingan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015
tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
• Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 4 Tahun
2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
Penanganan Benturan Kepentingan
P E N A N G A N A N B E N T U R A N K E P E N T I N G A N P A D A D A S A R N YA
DILAKUKAN MELALUI PERBAIKAN NILAI, SISTEM, PRIBADI,
D A N B U D A YA , D I A N T A R A N YA :

1. Mengutamakan kepentingan publik


2. Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan
benturan kepentingan
3. Mendorong tanggung jawab pribadi dan sikap
keteladanan
4. Menciptakan dan membina budaya organisasi yang tidak
toleran terhadap benturan kepentingan.
Sekian &
TerimaKasih

Anda mungkin juga menyukai