Anda di halaman 1dari 55

INTEGRITAS DAN

KOMUNIKASI EFEKTIF

Dr. Ir. Roni Dwi Susanto, MSi


Widyaiswara Ahli Utama Kementerian PPN/BAPPENAS

Bali, 15 Desember 2021


TOPIK HARI INI
01
INTEGRITAS 02
Inegritas dan Anti Korupsi KOMUNIKASI
EFEKTIF

03
PENUTUP
01
INTEGRITAS
Integritas dan Anti
Korupsi
INTEGRITAS /in·teg·ri·tas/
Keselarasan pikiran, perkataan, dan perbuatan
dengan standar norma / hukum / nilai yang
berlaku
Disiplin dan Taat Kinerja dan Pelayanan Publik
Kode Etik Loyalitas Tanpa Korupsi

INTEGRITAS
Integrity is “ doing the right thing for the right reason”.
Integrity is a personal choice, an uncompromising and
predictably consistent environment to honor moral,
ethical, spiritual and artistic values and principles.
Killinger, 2007
Resick et al. (2009) menjelaskan bahwa integritas adalah
komponen fundamental dari karakter dan merupakan perilaku benar
yang secara moral, yang terlepas dari tekanan eksternal.

Atwater dan Waldman (2008) mengartikan integritas


pimpinan sebagai komitmen dalam bertindak terhadap
seperangkat prinsip dan nilai yang dibenarkan secara moral.
Suatu konsep berkaitan
dengan konsistensi dalam
tindakan-tindakan, nilai-nilai,
metode-metode dan
berbagai hal yang
dihasilkan. Berintegritas
sering diartikan sebagai
pribadi yang jujur dan
memiliki karakter kuat.

INTEGRITAS
INTEGRITAS
“Bersatunya antara kejujuran
(1), konsisten (2), dan
keberanian (3) untuk
melakukan tindakan benar
Tanpa Kompromi”

Sumber : Bahan diskusi KPK


SUMPAH JABATAN
( Perka BKN NO.7 Th 2017)

Demi Allah saya bersumpah:


Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan,
akan menjunjung etika jabatan, bekerja dengan
sebaik baiknya,dan penuh tanggungjawab.
Bahwa saya, akan menjaga integritas, tidak
menyalahgunakan kewenangan serta
menghindari diri dari perbuatan tercela
INTEGRITAS
Konsisten berperilaku selaras
dengan nilai, norma, dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam
hubungan dengan manajemen,
rekan kerja, bawahan langsung,
dan pemangku kepentingan,
menciptakan budaya etika tinggi,
bertanggungjawab atas tindakan
atau keputusan beserta risiko yang
menyertainya.
(PermenPAN No. 38 Tahun 2017)
APAKAH
INTEGRITAS = ANTIKORUPSI ?
Seseorang yang berintegritas, belum tentu antikorupsi, jika:
“ Nilai-nilai yang diyakini atau“”Kode Etik-nya bertentangan
dengan prinsip-prinsip antikorupsi ”
5 prinsip anti korupsi yaitu:
1. Akuntabilitas yaitu kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
2. Transparansi yaitu mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan
(trust).
3. Kewajaran yaitu ditunjukkan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran.
4. Kebijakan yaitu berperan mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan
negara dan masyarakat.
5. Kontrol kebijakan yaitu upaya agar kebijakan yang dibuat benar-benar efektif dan mengeliminasi semua
bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.
MENGHINDARI KONFLIK KEPENTINGAN

PENYELENGGARA NEGARA MEMILIKI / DIDUGA MEMILIKI

KEKUASAAN & WEWENANG KEPENTINGAN PRIBADI

KUALITAS KINERJA
BENTUK KONFLIK KEPENTINGAN
Penggunaan aset Menentukan sendiri
Menerima gratifikasi Informasi rahasia besarnya gaji
jabatan/instansi

Pengawasan tidak Penilaian suatu obyek


Perangkapan jabatan Akses khusus
mengikuti prosedur kualifikasi
Tentang GRATIFIKASI =
PEMBERIAN DALAM ARTI LUAS Pasal 12b dan 12c UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU
No.20 Tahun 2001 meliputi:
• Uang, barang, diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga,
fasilitas lainnya
• Diterima di dalam maupun di luar negeri
• Dilakukan dengan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik

Yang diberikan:
Berkaitan dengan jabatan dan bertentangan dengan
kewajiban atau tugas Penyelenggara Negara/ Pegawai
Negeri

Ancaman Hukuman
• Pidana penjara 4 – 20 tahun
• Denda Rp200 juta – Rp1 milyar
JENIS GRATIFIKASI
HUBUNGAN PEMBERI & PENERIMA GIFT JENIS GIFT

GIFT YANG TERINDIKASI SUAP


3 Bentuk Hubungan Gift • Pemberian dalam bentuk uang
tunai/cek/transfer bank untuk keperluan
apapun.
• Voucher/kupon belanja atau perjalanan
• Produk elektronik dengan nilai melebihi
Pihak Internal Pihak Internal ketentuan.
Pihak Internal
kepada Pihak
kepada Pihak kepada • Fasilitas perjalanan.
Eksternal atau Penyelenggara
Internal
Sebaliknya Negara
GIFT YANG TIDAK TERINDIKASI SUAP
• Karangan bunga, keranjang buah.
• Minuman sederhana atau makanan
• Souvenir dalam rangka prestasi pekerjaan
• Hadiah pernikahan/ulang tahun dalam jumlah
yang tidak melebihi ketentuan.
• Pemberian Hadiah memiliki peran sosial • Berdampak pada Netralitas/Bias
• Gratifikasi terkait Jabatan seringkali diberikan • Berpengaruh pada
dengan “motif” Kinerja/Keputusan
• Penyamaran Suap (Disguised Bribery)
PAHAMI • Berhubungan dengan jabatan

BEDANYA • Bersifat tanam budi


• Tidak membutuhkan
kesepakatan
Contoh:
Pengusaha memberi hadiah
voucher belanja kepada PNS
• Ada kesepakatan karena merasa terbantu dalam
pengurusan perizinan
• Biasanya dilakukan secara
rahasia dan tertutup

Contoh:
Pengusaha menyuap
pejabat pemerintah untuk
mendapatkan proyek
• Ada permintaan sepihak
dari penerima (pejabat)
• Bersifat memaksa Contoh:
• Penyalahgunaan kuasa Pejabat memaksa calon peserta tender untuk
memberikan sejumlah uang dengan ancaman
akan menggugurkan calon peserta tersebut
UU 31 tahun 1999 jo UU 20 tahun 2001
tentang Tindak Pidana Korupsi

PIDANA POKOK PIDANA TAMBAHAN

• Penjara (Waktu tertentu-Mati) • Perampasan barang


• Denda (Rp.50juta-1M) • Uang pengganti
• Mati (Kondisi tertentu, psl.2) • Penutupan usaha
• Pencabutan hak tertentu

PERMA 13 Tahun 2016


tentang Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi

Peraturan lainnya
?
KORUPSI Jenis Tipikor
(UU No.31/1999 Jo.UU No.20/2001)

7
MODUS KORUPSI
SEBELUM E-CATALOGUE ALKES (SEBELUM 2013)

Modus korupsi alkes pada kasus yang ditangani KPK Top 5 korupsi sektor kesehatan (2009-2013)*

PENUNJUKAN LANGSUNG
Jumlah kasus yang telah masuk tahap
KICKBACK 44 penyidikan
Kasus Depkes 2003, 2008
Kasus Banten 2012,
kasus Depkes 2003,
2008

MARK UP 24
Kasus Banten 2012, kasus 18
Depkes 2008, 2010

4 4
HPS OLEH VENDOR
Kasus Univ. Udayana PERSEKONGKOLAN Dana Alkes Dana Dana Obat Dana Dana Sarpras
2009, Kasus Depkes Pembangunan/ Operasional RS Puskesmas
Kasus Banten 2012, kasus
Rehabilitasi RS
2008 Depkes 2008 dan Puskesmas

*sumber : Laporan ICW, Tren Korupsi Kesehatan (2013)


PROYEK KESEHATAN LAINNYA

Perkara yang berkekuatan Hukum Tetap (Inkracht)


2019 & 2018:
1. Pekerjaan Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Khusus
Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun
Anggaran 2009 s.d. 2011
2. Pengadaan Pekerjaan Pembangunan Ruang Perawatan Kelas I,
II, VIP, dan Super VIP di RSUD Damanhuri Barabai Kabupaten
Hulu Sungai Tengah TA 2017
3. Pengadaan Pekerjaan Pembangunan Ruang Perawatan Kelas I,
II, VIP, dan Super VIP di RSUD Damanhuri Barabai Kabupaten
Hulu Sungai Tengah TA 2017
4. Dan perkara-perkara lain terkait proyek konstruksi yang
berkekuatan hukum tetap (inkracht) pada tahun-tahun
sebelumnya
02
KOMUNIKASI
EFEKTIF
MANFAAT KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Meningkatkan kepuasan pemangku kepentingan
2. Meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan → merupakan
dasar hubungan yang baik
3. Meningkatkan keberhasilan pelaksaan tugas JF PPBJ
4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pengelolaan PBJ
dalam menghadapi segala intervensi dan tantangan
26
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Latar belakang kebudayaan : seseorang itu menginterpretasikan suatu
pesan berdasarkan latar belakang kebudayaannya. Akan terbentuk pola2
pikir seseorang melalui kebiasaannya.
2. Ikatan kelompok/ grup : kecenderungan mengidentifikasikan diri dgn
kelompok tertentu & cenderung mengembangkan kesetiaan &
menerima norma kelompok tersebu. Nilai2 yg dianut oleh kelompok
akan sangatmempengaruhi cara mengamati pesan.
3. Harapan : harapan dari orang-orang yg terlibat komunikasi akan
berpengaruh pd penerimaan pesan & pd akhirnya dia akan menerima
sesuatu yg diharapkan, begitupula sebaliknya jika komunikasi tdk sesuai
dgn harapan maka penerima pesan akan apatis, cuek, memutuskan
komunikasi.
4. Pendidikan : pendidikan formal maupun non formal akan
mempengaruhi penerimaan pesan. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan semakin kompleks sudut pandangnya dlm
menyikapi materi komunikasi.
5. Situasi : tempat atau saat terjadinya komunikasi akan berpengaruh pd
usaha utk menginterpretasikan pesan. Situasi bisa diakibatkan oleh
penyampai pesan, lingkungan atau bahkan dari penerima pesan sendiri.
Misal : komunikator tidak ramah menimbulkan ketegangan/
keecemasan situasi tdk baik mengganggu penerimaan
pesan.
1. Respect (sikap menghargai)
2. Empathy (kemampuan
mendengar)
3. Audible (didengarkaN
/dimengerti dengan baik)
4. Clarity (jelas)
5. Humble (rendah hati)
Sumber: Muhammad Askar, SKM
Sumber: Muhammad Askar, SKM
Sumber: Muhammad Askar, SKM
Sumber: Muhammad Askar, SKM
Sumber: Muhammad Askar, SKM
OMONGAN SAMBIL LALU
◼ Sistem komunikasi tidak resmi di dalam organisasi
informal
◼ Pendukung resmi saluran formal dalam
komunikasi
◼ Memiliki fungsi penting sebagai tanda peringatan
awal untuk suatu perubahan organisasi, sebuah
media untuk menghasilkan budaya organisasi,
sebuah mekanisme untuk membantu
perkembangan kekompakan kelompok, dan
sebuah jalan informal untuk merangkul ide-ide
sehat orang lain

35
DISTORSI KOMUNIKASI
• Terjadi ketika seseorang dengan sengaja
mengubah isi pesan, mengurangi ketepatan
komunikasi antara pimpinan dan bawahan,
karena adanya politik dalam tempat kerja, hasrat
untuk mengatur kesan yang dapat ditangkap atau
rasa takut mengenai bagaimana manajer
merespons sebuah pesan

• Dampak : menghasilkan kesalahan pengiriman


pesan, pesan yang tidak untuk diteruskan malah
tersebar, informasi yang salah tersebar dan
berbagai masalah lain yang berkaitan dengan
kuantitas dan kualitas informasi
HAMBATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
CARA MENGURANGI DISTORSI
1. Mengurangi perbedaaan/multi tafsir terhadap apa yang
akan dicapai dalam value for money sejak tahap
Procurement planning → procurement plan →
procurement implementation
2. Meningkatkan kepercayaan melalui proses peninjauan
kinerja yang memberikan penghargan atas kinerja yang
sebenarnya.
3. Mendorong respons tim kerja dengan menjalankan rapat-
rapat yang lebih kecil dan lebih informal.
4. Menentukan tujuan yang dapat mendorong para pelaksana
PBJ untuk berfokus pada masalah daripada kepentingan
mereka sendiri
5. Menganjurkan dialog di antara pihak-pihak yang
memiliki sudut pandang yang berlawanan.
38
PA KPA PPK

Pengguna Kuasa Pejabat


Anggaran Pengguna Pembuat
Anggaran Komitmen

PERLU PEJABAT POKJA AGEN


KOMUNIKASI PENGADAAN PEMILIHAN PENGADAAN

EFEKTIF Pejabat Kelompok Kerja Agen


Pelaku Pengadaan Pengadaan Pemilihan Pengadaan
Barang/Jasa

PENYELENG
GARA PENYEDIA PjPHP/
SWAKELOLA PPHP

Penyelenggara Penyedia Pejabat/ Panitia


Swakelola Pemeriksa Hasil
*) Perubahan Dalam Perpres 12/21 Pekerjaan*)
BEBERAPA CONTOH
KOMUNIKASI ORGANISASI YANG
GAGAL
01 KEGAGALAN KOMUNIKASI POKJA DENGAN PELAKU USAHA YANG
MENJADI PESERTA TENDER/SELEKSI

❑ Memberikan penjelasan TIDAK dengan jelas saat jadwal


pemberian penjelasan
seperti menjawab pertanyaan sekedar nya " Sesuai dengan
dokumen " atau Tidak menjawab pertanyaan dalam
pemberian penjelasan (faktor Bahasa yang tidak sama, atau
Pesan sulit dimengerti)

❑ Mengumumkan pemenang tanpa mendetailkan informasi


hasil evaluasi (Informasi Tidak Lengkap) faktor kegagalan
komunikasi nya Persepsi Negatif

Masalah yg terjadi :
Penyedia Miskomunikasi dengan Pokja, terjadi curiga sdh
ada pengantin nya, saling serang di sanggah malah bisa
berniat ada nya pengaduan. (Faktor Persepsi Negatif)
02 KEGAGALAN KOMUNIKASI POKJA DENGAN ATASAN
(KEPALA UKPBJ/ KEPALA DAERAH )

a) Pokja menjawab pertanyaan atasan langsung disaat


evaluasi pemilihan penyedia sedang berlangsung, dengan
Cara menjawab yg kurang tepat sehingga terkesan arogan

Seperti :
Menteri/Kepala Daerah atau sekda bertanya pada Pokja
informasi perkembangan Paket strategis yang sedang
di Proses.
Dengan alasan hasil evaluasi adalah rahasia, sebagian
besar Pokja menjawab sekedarnya dan mengatakan
“sedang proses evaluasi nanti kalau selesai evaluasi
kita umumkan di LPSE”.
(faktor kedekatan / Bahasa yang tidak sama / persepsi
negatif )
b. Adanya Perintah/arahan lisan dari atasan
langsung yang tidak bisa didokumentasikan
Ini akan berakibat perintah tersebut bisa saja
lupa dilaksanakan atau kurang dilaksanakan
atau tidak jelas tindak lanjut nya. (faktor
gangguan komunikasi / persepsi negative /
pesan sulit dimengerti)

Misal : Memperkenalkan salah satu pelaku


usaha
b. Pimpinan Lebih banyak memberikan tugas tidak
sesuai dengan butir kegiatan JFPPB
Menimbulkan kekecewaan bagi JFPPBJ dan
diselesaikan dengan asal, tidak maksimal dan
JF tidak dapat mengumpulkan SKP Minimal
(akibat pimpinan tidak paham)

c. JFPPBJ tidak menjalankan / menolak tugas


padahal tugas tersebut sesuai dengan butir
kegiatan JFPPBJ (Menimbulkan kekecewaan
dan hilang kepercayaan bagi Pimpinan)
03 KEGAGALAN KOMUNIKASI
DENGAN JFPPBJ
PEMBINA JABFUNG

a)Tidak jelas prosedur penjaringan


peserta diklat jabatan atau prosedur
ujian kompetensi

a)Tidak efektifnya pemilihan media


informasi yang digunakan tentang
layanan terhadap JFPPBJ
04 KEGAGALAN KOMUNIKASI ANTAR JABFUNG PPBJ

a) Melakukan rapat persiapan pemilihan penyedia


tanpa adanya berita acara atau notulen rapat.
(tidak ada penegasan kesepakatan dalam tim) maka
dalam evaluasi tender berbeda pendapat. Faktor
kegagalan : bahasa yang tidak sama)

b) Meberikan infromasi dengan tujuan Mengingatkan /


mengkoreksi dokumen pemilihan teman jabfung di
media umum (facebook / group umum / koran / blok)

c) Melaporkan kesalahan / kekeliruan teman jabfung


kepada Auditor/APH
KEGAGALAN KOMUNIKASI JFPPBJ/POKJA DENGAN
05 AUDITOR/APH
a) Pokja kurang kominikatif dalam pemberian data
dukung dengan Auditor/ panggilan APH
b) Persepsi negatif Auditor/APH yang kurang kompetensi
di PBJ dalam pemanggilan Pokja .
c) Pemberian informasi dari pokja yang tidak terbuka atau
di tutup tutupi → Infromasi tidak lengkap → Asymetric
informasi
d) Jika ada Pemanggilan Lisan oleh APH , membuat pesan
sulit di mengerti
e) JFPPBJ / Pokja yang tidak kompetensi saat Audit
dengan Tujuan Tertentu atau BAP akan tertekan saat
disajikan hasil temuan PTT atau saat Tanda Tangan
BAP terkesan dipaksakan /di giring dengan APH .
47
KOMUNIKASI EFEKTIF DIPERLUKAN PADA
SETIAP TAHAPAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH

Perencanaan Persiapan Pelaksanaan


Pengadaan Pemilihan Kontrak

01 02 03 04 05 06

Persiapan Pemilihan Serah


Pengadaan Penyedia Terima

Pokja Pemilihan/
PA/KPA PPK Pejabat Pengadaan PPK

PA/KPA/PPK PA/KPA
3 LEVELs

49
03
PENUTUP
PBJ BERINTEGRITAS (SIAPAPUN-KAPANPUN-DIMANAPUN)

Barang atau jasa yang diadakan harus bermanfaat sesuai


01 peruntukannya atau harus efektif;

Pangadaan barang atau jasa harus menggunakan


02 sumber daya yang efisien;

Para pelaksana harus memiliki kompetensi yang


03 dibutuhkan;

04 Para pelaksana harus mematuhi peraturan yang berlaku.


UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI PADA PBJ
Independensi kelembagaan dan
SDM pelaksana pengadaan barang dan 1
jasa
5 Sentralisasi pengadaan barang dan jasa

Optimalisasi whistleblowing system 2


Integrasi perencanaan dan
6 penganggaran

Optimalisasi vendor management


system 3
Optimalisasi peran APIP sejak perencanaan
7 program dan anggaran hingga
evaluasi/audit kemanfaatan barang/jasa

Standarisasi kualitas barang/jasa


dan harga 4
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah dan interaksi antara para pihak dalam
penentuan penyedia Barang/Jasa bersifat transaksional. Potensi konflik
kepentingan (Conflict of Interest) yang sangat tinggi. COI yang tinggi berkorelasi
positif dengan potensi korupsi.
KUNCI DIRI PENCEGAHAN KORUPSI
Jangan mau jadi
PELAKU

Jangan mau jadi


KORBAN
Tips : 5 NO
No Bribery – Menolak Suap
No Kickback – Tidak boleh ada komisi, tanda terima kasih
baik dalam bentuk uang dan dalam bentuk lainnya/Menolak
menerima fee dari rekanan.
No Gift – Menolak menerima gratifikasi /hadiah yg tidak
patut/ tidak wajar
No luxurious hospitality – Menolak penyambutan fasiltas
dinas yang terlalu mewah.
No luxurious Lifestyle – Tidak bergaya hidup mewah
Akhir Presentasi

Terima Kasih

Badan Perencanaan Pembangunan


Nasional (BAPPENAS)
Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310
Telp: (021) 3101-988
www.bappenas.go.id
Kementerian PPN/Bappenas
@bappenas
Bappenas RI

Anda mungkin juga menyukai