Anda di halaman 1dari 25

LINGKUNGAN ETIKA

DAN AKUNTANSI
• Neil Sabdaputra
• Purwo Adi Nugroho
• Syabrina Yusniwati 0
• Wahyu
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI AKUNTANSI

1 Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus


TANGGUNG JAWAB PROFESI senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan


2 kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
KEPENTINGAN PUBLIK profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik.

Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
3 INTEGRITAS Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat
yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

Suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
4 OBJEKTIVITAS obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.
PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI AKUNTANSI

5 KOMPETENSI DAN KEHATIA- Anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-
HATIAN PROFESIONAL baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten
dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

Prinsip ini menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
6 KERAHASIAAN profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.

7 Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
PERILAKU PROFESIONAL menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan.
8 Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, berkewajiban untuk melaksanakan
STANDAR TEKNIS penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas.
PRAKTIK BISNIS TIDAK BERETIKA
Terdapat beberapa masalah etika dalam bisnis yang dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori,
yaitu:

SUAP (Bribery) PAKSAAN


Merupakan tindakan berupa PENIPUAN (Deception)
Merupakan tekanan, batasan,
menawarkan, membeli, menerima, Merupakan tindakan
dorongan dengan paksa atau dengan
atau meminta sesuatu yang berharga memperdaya,menyesatkan
menggunakan jabatan atau ancaman
dengan tujuan mempengaruhi yang disengaja dengan
untuk mempersulit kenaikan jabatan,
tindakan seorang dalam mengucapkan atau melakukan
pemecatan, dll terhadap seorang
melaksanakan kewajibannya. kebohongan.
individu.

PENCURIAN DISKRIMINASI TIDAK JELAS (Unfair Discrimination)


Merupakan tindakan mengambil
Merupakan perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-
sesuatu yang bukan hak kita atau
orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin,
mengambil properti milik orang
kewarganegaraan, atau agama.Suatu kegagalan untuk
laintanpa persetujuan pemiliknya.
memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya
Properti tersebut dapat berupa
perbedaan yang beralasan antara yang disukai atau tidak.
properti fisik atau konseptual.
TUNTUTAN MASYARAKAT TERHADAP BISNIS
• Kemunculan Model-model Tata Kelola dan Akuntabilitas Pemangku Kepentingan
Reaksi oleh bisnis terhadap evolusi dari mandat keuntungan murni menjadi pengenalan adanya saling ketergantungan
antara bisnis dan masyarakat. Beberapa tren dikembangkan sebagai hasil dari tekanan ekonomi dan kompetitif serta
memiliki efek pada etika bisnis dan akuntan professional, mencakup:
 Memperluas kewajiban hukum untuk direktur perusahaan.
 Pernyataan manajemen kepada pemegang saham atas kecukupan pengendalian internal, dan
 Ketetapan niat untuk mengelola resiko dan melindungi reputasi.

Meskipun perubahan yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi, mencakup:
 Reorganisasi, pemberdayaan karyawan, dan penggunaan data elektronik yang berhubungan.
 Meningkatnya ketergantungan manajemen pada indicator kinerja nonkeuangan yang digunakan secara nyata.

Sebagai akibat dari tren dan perubahan tersebut, bahwa pendekatan tradisisonal perintah dan kendali (atas-bawah) tidaklah cukup, dan
organisasi menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendorong etika prilaku, bukan memaksakannya.
TUNTUTAN MASYARAKAT TERHADAP BISNIS
• Manajemen Berdasarkan Nilai, Reputasi, dan Risiko
Para direktur, eksekutif, manajer, dan karyawan lainnya harus memahami sifat dari interes pemangku kepentingan dan nilai-nilai yang
mendukungnya untuk mengggabungkan interes pemangku kepentingan ke dalam kebijakan, strategi, dan operasional perusahaan. Nilai-nilai
pada suatu perusahaan akan berbeda bergantung pada kelompok pemangku kepentingan. Terdapat empat penentu reputasi sebuah
perusahaan, yaitu kredibilitas, keandalan, sifat dapat dipercaya, dan tanggung jawab.

Manajemen dan auditor sejak tahun 1990-an semakin berorientasi pada manajemen risiko. Teknik-teknik manajemen risiko telah
berkembang seiring dengan pengakuan oleh direktur, eksekutif, dan akuntan professional mengenai nilai-nilai dalam mengidentifikasi risiko
di awal dan dalam perencanaan untuk menghindari atau mengurangi konsekuensi yang tidak menguntungkan, yang melekat dalam risiko.

• Akuntanbilitas

Munculnya interes pemangku kepentingan dan akuntabilitas, serta terjadinya kasus krisis keuangan yang menimpan Enron, telah
meningkatkan keinginan untuk membuat laporan (kinerja perusahaan) yang lebih relevan. Laporan dibuat lebih transparan dan akurat
dibandingkan dengan laporan masa lalu.Secara umum, kekurangan integritas sering kali terdapat pada laporan-laporan perusahaan karena
tidak mencakup beberapa hal atau permasalahan. Dengan demikian, laporan tersebut tidak selalu memberikan presentasi yang jelas dan
seimbang bagaimana pemangku kepentingan akan terpengaruh oleh laporan.
INISIATIF UNTUK MENCIPTAKAN BISNIS YANG BERKELANJUTAN
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan Organ
Perusahaan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh pemangku
kepentingan, secara akuntabel dan berlandaskan peraturan perundangan serta nilai-nilai etika. Konsep dari GCG mendapat perhatian
dari masyarakat karena konsep ini semakin memperjelas dan mempertegas mekanisme hubungan antar para pemangku kepentingan
di dalam suatu organisasi konsep ini mencakup beberapa hal antara lain:

 Hak-hak para pemegang saham (shareholders) dan perlindungannya,

 Hak dan peran para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) lainnya,

 Pengungkapan (disclosure) yang akurat dan tepat waktu,

 Transparansi terkait dengan struktur dan operasi perusahaan

 Tanggungjawab dewan komisaris dan direksi terhadap perusahaan, kepada para pemegang saham dan pihak-pihak lain yang
berkrpentingan.
Konsep GCG sendiri muncul dilatar belakangi oleh maraknya skandal perusahaan yang menimpa perusahaan-perusahaan besar, salah
satu contohnya Endron WorldCom, KAP Arthur-Andersen ini adalah salah satu conto kegagalan sistem tata kelola yang buruk yang
tidak hanya menyebabkan resesi ekonomi di Amerika, tapi dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat dunia pada umunya. Terdapat
10 prinsip-prinsip dasar yang melandasi konsep GCG ini antara lain; Vision, Participation, Equality, Professional, Supervision, Efective
& Efficient, Transparent, Accountability/Accoutable, Fairness, dan Honest.
CONTOH KASUS
0
Enron merupakan salah Harga saham Enron
1 satu perusahaan besar berkisar $60 - $90 pada 2
pertama yang melakukan tahun 2000, dan tertinggi
out sourcing secara total pada Agustus 2000
atas fungsi internal audit sebesar $90.56 dan
perusahaan. Dengan mendekati $80 pada
Mantan Kepala Internal akhir tahun.
Audit, Direktur
Keuangan, Sebagian
besar Staff Aakunting
adalah partner dan
berasal dari KAP
Andersen
Pada Awal 2001, Partner KAP Andersen
melakukan evaluasi terhadap kemungkinan 3
mempertahankan atau melepaskan Enron CEO Enron menugaskan penasehat
sebagai klien perusahaan, mengingat resiko hukum perusahaan untuk melakukan
yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek investigasi atas kekhawatiran tersebut
akuntansi dan bisnis Enron. Dari hasil tetapi tidak memperkenankan penasehat
evaluasi di putuskan untuk tetap hukum untuk mempertanyakan
pertimbangan yang melatarbelakangi
mempertahankan Enron sebagai klien KAP
akuntansi yang dipersoalkan. Hasil
Andersen. Salah seorang eksekutif Enron di investigasi oleh penasehat hukum tersebut
laporkan telah mempertanyakan praktek menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal
akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat yang serius yang perlu diperhatikan
dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan
dengan hal tersebut kepada CEO dan partner
KAP Andersen pada pertengahan 2001.
16 Oktober 2001
Mei 2001
Enron menerbitkan Laporan Keuangan
Wakil Komisaris Enron
Triwulan ke-3 dan mengumumkan
Cliff Baxter resmi berhenti bekerja
bahwa Net Profit Enron meningkat
karena tidak tahan melihat bisnis
menjadi $393 juta dibandingkan pada
kerja enron yang tidak beretika
triwulan sebelumnya

4 5 6
September 2001
Harga Saham jatuh menjadi $25/lembar,
Ken Klay mecoba menghibur karyawan
agar tidak menjual saham mereka,
namun membujuk mereka Kembali
membeli.
7 16 Oktober 2001
Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Pengumuman kepada pers
menyatakan bahwa pro forma laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393
juta pada triwulan ketiga tersebut, dibandingkan dengan $292 juta pada tahun
sebelumnya. Pimpinan perusahaan Enron Kenneth Lay menyatakan bahwa
Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik dan ia
memilih untuk tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya
akuntansi khusus (special accounting charge/ expense) sebesar $1 miliar yang
menyebabkan hasil aktual pada periode tertentu, bila dilaporkan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) akan menjadi kerugian sebsar
$644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai
beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yangdilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
Harga saham perusahaan ini turun secara drastis dari $36,00 per lembarnya
8 pada minggu sebelum 16 Oktober 2001 hingga menjadi $0,26 per
lembarnya enam minggu kemudian pada tanggal 30 November 2001.

19 Oktober 2001, US Securities and Exchange Commision Rules (SEC


Rules) mengumumkan secara resmi ingin mereview file pembukuan
Enron. Enron mengumumkan kerugian sebesar 600 juta dolar AS dan nilai 9
aset enron menyusut 1,2 triliun dolar AS. Pada laporan keuangan yang
sama diakui, bahwa selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-
lebihkan laba bersih mereka. David Duncan, Akuntan Publik kantor Audit
Independen Arthur Anderson menghancurkan dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan Enron.
10
2 Januari 2002
CEO Enron, Kenneth Lay
2 Desember 2001
mengundurkan diri dari
11
Enron mendaftarkan kebangkrutan
dewan direktur perusahaan.
perusahaan ke pengadilan dan memecat
5000 pegawai. Pada saat itu terungkap
bahwa terdapat hutang perusahaan yang
24 Januari 2002
tidak dilaporkan senilai lebih dari satu
miliar dolar. Dengan pengungkapan ini Cliffor Baxter bunuh diri
investasi dan laba yang ditahan (retained dengan cara menembak 12
kepala di dalam mobil
earning) berkurang dalam jumlah yang
Mercedez di depan rumah
sama mewahnya di Houston
28 Februari 2002
KAP Andersen menawarkan ganti rugi sebesar 750 juta US dollar untuk
menyelesaikan masalah gugatan hukum yang diajukan kepada KAP 13
Andersen. Pemerintahan Amerika melarang Enron dan KAP Anderson
untuk melakukan kontrak dengan lembaga pemerintahan di Amerika.

14 Maret 2002
Departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas
tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang diselidiki. KAP
14 Andersen terus menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang
lain dan pengungkapan keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus
Enron.
15 16
22 Maret 2002 26 Maret 2002
Mantan kedua Federal Reserve, Paul CEO Anderson, Joseph Berandino
Volkeer, yang direkrut untuk mengundurkan diri dari jabatannya
melakukan revisi terhadap praktek
audit dan meningkatkan kembali
citra KAP Andersen mengusulkan
agar keseluruhan manajemen
dirombak ulang untuk menyusun
manajemen baru
8 April 2002
Partner KAP Andersen, David Duncan,
yang bertindak sebagai penganggung
17 jawab audit Enron mengaku bersalah atas
tuduhan melakukan hambatan proses
peradilan dan setuju untuk menjadi saksi
kunci dipengadilan bagi KAP Anderson
dan Enron
15 Juni 2002
Juri federal Houston menyatakan
KAP Andersen bersalah telah 18
melakukan penghambatan terhadap
proses peradilan
PEMBAHASAN KASUS
a. Prinsip kejujuran,
• Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak
berlandaskan kejujuran karena kejujuran
merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis
• Dalam hal ini Enron dan KAP Andersen telah
bersikap tidak jujur dengan bekerja sama untuk
menutupi keburukan dan kebangkrutan Enron.
• Mereka memanipulasi laporan keuangan Enron
dan mengatakan bahwa laba yang diperoleh
perusahaan terus meningkat.
PEMBAHASAN KASUS
b. Prinsip integritas moral,
• Prinsip ini merupakan dasar dalam
berbisnis dimana para pelaku bisnis
dalam menjalankan usaha bisnis mereka
harus menjaga nama baik perusahaan
agar tetap dipercaya dan merupakan
perusahaan terbaik.
• Dalam hal ini, Enron dan KAP Andersen
terlalu mementingakan ego mereka agar
perusahaan dapat terus berjalan dengan
menghalalkan segala cara.
PEMBAHASAN KASUS
• Mereka tidak mempertimbangkan dampak yang
akan mereka hadapi apabila kebohongan yang
mereka buat akan diketahui oleh masyarakat
luas. Setelah kebohongan mereka mulai
terbongkar, nama perusahaan Enron dan KAP
Andersen mulai semakin jatuh.
• Nilai sahan Enrom pun semakin menurun. Dan
pada akhirnya Pemerintahan Amerika melarang
Enron dan KAP Anderson untuk melakukan
kontrak dengan lembaga pemerintahan di
Amerika karena sudah tidak dipercaya lagi.
Pelanggaran bisnis
a. Penipuan (Deception)
• Enron dan KAP Andersen telah melakukan penipuan dengan melakukan manipulasi laporan keuangan.

b. Suap (Bribery)
• Enron telah melakukan suap kepada pihak KAP Andersen dengan menjadikan KAP Andersen sebagai
rekan bisnisnya, dimana:
• Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di
tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
• Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
• Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen Dengan begitu akan sangat mudah bagi
Enron dan KAP Andersen untuk melakukan manipulasi untuk keuntungan pribadi mereka.
Kesimpulan
• Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik bisnis
dan keluar dari prinsip good corporate governance.
• Hal itu lah yang menyebabkan Enron harus mengalami kebangkrutan.
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjunjung tinggi
independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran
kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi
maupun masyarakat.
• Maka dari itu KAP Andersen telah kehilangan kepercayaan dari
lingkungan di sekitarnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai