Anda di halaman 1dari 32

S DA N

BI S NI
ETI KA D A NG
NG - UN
UNDA Pengaudita

N T A N n 1

AKU IK
P UB L
Anggota Kelompok

Maria Yoshiana Diaz Metilda Dwi Putri Landang


01 03
202114005 202114041

Erna Mellinda Maturbongs


02 Fransiska Rahmayanti Kam
04
202114029 202114046
Topik Pembahasan
Penggunaan Etika Bagi
01 Pengertian Etika Profesional 04 Akuntan Dalam Bisnis

Kote Etik Bagi Para Akuntan


02 Profesional 05 Idependensi

Penggunaan Etika Bagi


03 Akuntan Dalam Pratik 06 Undang-undang Akuntan Publik
Etika Profesional
kan
(etc his) se cara ga ris besar dapat di defenisi
Etika ng
ga i se ra ng ka ian pr ins ip atau nilai moral ya
seba
indak seseorang
menjadi landasan bert
p ro fesi o n al a d al a h tanggung
sedangkan
lebih dari
jawab untuk bertindak
da r m e m e nu hi ta ng g ung jawab diri
seke
tuan hukum dan
sendiri maupun keten
.
peraturan masyarakat
Pengertian
Etika profesi adalah sebuah sikap hidup yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada seseorang yang sifatnya profesional.
Etika ini berhubungan dengan masyarakat atau konsumen secara
langsung.
Prinsip Etika Bisnis
Prinsip Otonomi Prinsip Tanggung Jawab

Prinsip Integritas Moral Prinsip Keadilan


Tujuan Etika Bisnis
Munculnya kesadaran moral atau kemahiran
dalam mengenali masalah moral dalam Koherensi moral dengan membentuk sudut
profesi pandang konsisten yang berdasarkan fakta

Memahami dan menilai pandangan berbeda Mengungkapkan dan mendukung


dari pihak lain pandangan seseorang kepada orang lain
secara profesional

Mampu bertanggung jawab secara


profesional Menghormati orang lain
dengan menunjukkan
kepedulian terhadap
Menerima perbedaan secara wajar dalam kesejahteraan orang lain
perspektif moral profesional dari segi
apapun
Manfaat Etika Bisnis

Memiliki Tanggung Jawab Lingkungan Kerja Sehat

Meningkatkan Produktivitas Menyokong Perubahan Lebih


Kerja Baik
Menjadi Tertib
02
Kode Etika bagi Para
Akuntan Publik
Prinsip-prinsip Etika Fungsi & Tujuan Prinsip Etika Profesi di
Bidang Akuntansi
Profesi Akuntansi
Fungsi:
● Tanggung Jawab ● Memberikan laporan dan menyajikan data
● Kepentingan Publik yang benar tentang perusahaan.
● INTEGRITAS ● Membantu penegakkan hukum.
● Mencegah adanya kecurangan akuntansi.
● Obyektivitas ● Mengajarkan tentang tanggung jawab dan
● Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional kewajiban moral kepada akuntan dan
● Kerahasiaan auditor.
● Perilaku profisional ● Mengenali masalah akuntansi yang
● Standar teknis berkaitan dengan etika.
Penggunaan Etika Bagi
03 Akuntan Dalam Pratik
ENFOCA TU NEGOCIO
Penunjukan
Profesional

Ancaman & Benturan


Pencegahan Kepentingan
Ancaman Kepentingan Ancaman & Pencegahan
Pribadi

Ancaman Telaah Pribadi

Ancaman Adovokasi

Ancaman Kedekatan

Ancaman Intimidasi
Pencegahan

Pencegahan pada tingkat


institusi Pencegahan dalam system &
prosedur yang diterapkan klien
Penunjukan Profesional

Penerimaan Perubahan dalam penunjukan


penugasan/perikatan praktisi & KAP

Penerimaan klien
Perubahan dalam Penunjukan Praktisi &
KAP

Auditor penganti hanya akan melakukan


Mengetahui apakah ada atau tdk alasan
pekerjaan yg bersifat pelengkap atau
professional untuk tdk menerima
pekerjaan tambahan dari auditor
perikatan
pendahulu
Benturan Kepentingan
Penggunaan tim yg terpisah dlm
Komunikasikan kepada klien Penetapan prosedur untuk
memberikan jasa professional
mengenai kepentingan kegiatan mencegah akses informasi oleh
kepada klien” yg kepentingannya
dan pemberian jasa professional pihak yg tidak berhak
saling terbenturan

Penelahaan secara berkala atas


Penetapan pedoman yg jelas bagi
Penggunaan perjanjian penerapan pencegahan oleh
anggota tim mengenai keamanan
kerahasiaan yg ditanda tangani pejabat senior KAP yg terlibat
dan kerahasiaan data dalam perikatan
oleh setiap rekan dan staf KAP
Penggunaan Etik
04 bagi Akuntan dalam
Bisnis
Etika dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma, dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat baik antara atasan dan
bawahan atau sebaliknya maupun hubungan dengan masyarakat dan pelanggan.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah yang beretika yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan
05 Independensi
Independensi merupakan suatu sikap yang netral, tidak memihak atau berpihak
kepada yang lain dan bebas dari pengaruh. Pada hakikatnya bersikap netral itu
merupakan hal yang sangat sulit bahkan mustahil, dimana ketika kita dihadapkan
pada dua pilihan yaitu antara yang benar dan yang salah, antara kepentingan orang
banyak atau kepentingan bisnis, antara kebijakan/ regulasi pemerintah atau
kebijakan perusahaan, antara kepentingan perusahaan atau kepentingan pihak
diluar perusahaan, dll.
Dalam Audit Independesi berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam
melakukan pengujian dan penerbitan laporan audit dan juga merupakan
karakteristik bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektiv.

Pengertian Independensi
Faktor Yang Mempengaruhi Ancaman Terhadap
Indepenndensi : Independensi :
● Faktor Usia
● Kepentingan Pribadi
● Faktor Gender
● Penelaahan Pribadi
● Faktor Konsep Diri
● Advokasi
● Faktor Pendidikan
● Kepahaman
● Faktor Keluarga
● Intimidasi
● Faktor Lingkungan Sosial
Undang-undang Akuntan Publik
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011
Tentang Akuntan Publik
● Pasal 1
● Pasal 2
Wilayah kerja Akuntan Publik meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
● Pasal 3
(1) Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:
(2) Jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan oleh Akuntan Publik.
(3) Selain jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang
berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua Pembatasan Pemberian Jasa
● Pasal 4
BAB III PERIZINAN AKUNTAN PUBLIK
Bagian Kesatu umum
● Pasal 5
Bagian Kedua Perizinan untuk Menjadi Akuntan Publik
● Pasal 6
Bagian ketiga Perizinan untuk Akuntan Publik Asing
● Pasal 7
Bagian keempat perpanjangan izin
● Pasal 8
Bagian kelima
Penghentian Pemberian Jasa Asurans untuk Sementara Waktu, Pengunduran Diri, dan Tidak Berlakunya Izin
● Pasal 9
● Pasal 10
● Pasal 11
BAB IV KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Bagian kesatu Bentuk Usaha
● Pasal 12
Bagian kedua Pendiri dan Pengelolaan
● Pasal 13
Bagian ketiga Rekan Non-Akuntan Publik
● Pasal 14
● Pasal 15
● Pasal 16
Bagian keempat Tenaga Kerja Profesional Asing
● Pasal 17
Bagian kelima izin Usaha
● Pasal 18
Bagian keenam Pendirian Cabang Kantor Akuntan Publik
● Pasal 19
Bagian ketujuh Izin Pendiri cabang Kantor Akuntan Publik
● Pasal 20
Bagian kedelapan Pencabutan dan Tidak Berlakunya Izin Usaha Kantor Akuntan Publik
● Pasal 21
Bagian kesembilan Pencabutan dan Tidak Berlakunya Izin Pendirian Cabang Kantor Akuntan Publik

● Pasal 22
● Pasal 23
BAB V HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Bagian kesatu Hak Akuntan Publik
● Pasal 24
Bagian kedua Kewajiban Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
● Pasal 25
● Pasal 26
Akuntan Publik bertanggungjawab atas jasa yang diberikan
● Pasal 27
● Pasal 28
● Pasal 29
Bagian ketiga Larangan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
● Pasal 30
● Pasal 31
BAB VI PENGGUNAAN NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
● Pasal 32
BAB VII KERJA SAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Bagian kesatu Kerja Sama Antar-Kantor Akuntan Publik
● Pasal 33
● Pasal 34
BAB IX ASOSIASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Bagian kedua Kerja Sama Kantor Akuntan Publik ● Pasal 43
Dengan Kantor Akuntan Publik Asing Atau ● Pasal 44
Organisasi Audit Asing BAB X KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK
● Pasal 45
● Pasal 35
● Pasal 46
● Pasal 36
● Pasal 47
● Pasal 37
● Pasal 48
Bagian ketiga Pendaftaran, Pembekuan, dan
BAB XI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembatalan Status Terdaftar Kantor Akuntan Publik
Bagian kesatu umum
Asing atau Organisasi Audit
● Pasal 49
● Pasal 38
Menteri berwenang melakukan pembinaan dan
● Pasal 39
pengawasan terhadap Akuntan Publik, KAP, dan
● Pasal 40
cabang KAP
BAB VIII BIAYA PERIZINAN
Bagian kedua Pembinaan
● Pasal 41
● Pasal 50
● Pasal 42
Bagian ketiga Pengawasan
penerimanaan biaya sebagaimana dimaksud
● Pasal 51
dalam Pasal 41 ayat (1) merupakan Penerimaan
● Pasal 52
Negara bukan Pajak
BAB XIII KETENTUAN PIDANA

Pasal 55
Pasal 57
Pasal 56
BAB XIV KEDALUWARSA TUNTUTAN ATAU
GUGATAN

Pasal 58

BAB XV KETENTUAN
PERALIHAN

Pasal 59
BAB XVI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 60

Pasal 61

Pasal 62
Thank You
Do You Have

Anda mungkin juga menyukai