Disusun :
Nama :Putri Nadia
NIM : 210901501009
PRODI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
Definisi Auditing:
Auditing merupakan proses independen dan objektif yang dilakukan oleh
auditor terlatih dan independen untuk mengevaluasi sejauh mana informasi
keuangan atau non-keuangan yang disajikan oleh suatu entitas akurat, dapat
diandalkan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kerangka kerja yang
relevan. Auditor melakukan pemeriksaan yang menyeluruh terhadap catatan,
transaksi, sistem, dan proses yang ada dalam suatu entitas untuk memberikan
keyakinan dan pendapat yang profesional mengenai keandalan informasi yang
diaudit.
Peran Auditing:
1. Memastikan keandalan informasi keuangan: Salah satu peran utama auditing
adalah memastikan keandalan laporan keuangan suatu entitas. Auditor akan
melakukan pemeriksaan mendalam terhadap catatan keuangan, transaksi, dan
kebijakan akuntansi untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan
posisi keuangan dan kinerja yang sebenarnya.
3. Menilai kepatuhan terhadap peraturan dan standar: Auditor juga bertugas untuk
mengevaluasi kepatuhan suatu entitas terhadap peraturan perundang-undangan dan
standar yang berlaku. Ini mencakup peraturan akuntansi, peraturan perpajakan,
peraturan lingkungan, dan peraturan lain yang relevan dengan operasi bisnis.
Auditor akan memastikan bahwa entitas mematuhi ketentuan dan melaporkan
informasi secara akurat sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Prinsip etika dalam audit memberikan kerangka kerja yang jelas untuk
mengarahkan perilaku dan tindakan auditor, sehingga mereka dapat menjalankan
tugas audit dengan integritas, objektivitas, independensi, dan profesionalisme yang
tinggi.
Definisi etika dalam auditing mencakup prinsip dan standar moral yang mengatur perilaku
para auditor dalam melaksanakan tugas mereka. Etika dalam auditing melibatkan
pengambilan keputusan yang adil, objektif, jujur, dan profesional dalam rangka menjaga
integritas, kualitas, dan keandalan proses audit serta laporan keuangan yang dihasilkan.
Berikut ini adalah beberapa poin yang dapat dijelaskan dalam pembahasan lebih lanjut
mengenai definisi etika dalam auditing:
Integritas: Auditor harus berpegang pada prinsip kejujuran, keadilan, dan moralitas.
Mereka diharapkan untuk menjaga integritas mereka sendiri serta integritas proses audit.
Objektivitas: Auditor harus mempertahankan sikap netral dan tidak memihak dalam
melaksanakan tugas mereka. Mereka harus menghindari konflik kepentingan yang dapat
mengurangi objektivitas mereka.
Kompetensi Profesional: Auditor harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang memadai dalam bidang audit. Mereka harus terus mengembangkan
kompetensi mereka untuk menjalankan tugas dengan baik.
Kerahasiaan: Auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang mereka peroleh selama
proses audit. Mereka harus mematuhi kewajiban hukum dan peraturan terkait kerahasiaan
data klien.
Independensi: Auditor harus memiliki independensi mental dan independensi dalam
penampilan mereka. Mereka harus bebas dari pengaruh dan tekanan yang dapat
mempengaruhi objektivitas dan integritas mereka.
Auditor dihadapkan pada berbagai situasi di mana mereka perlu membuat keputusan yang
mempengaruhi hasil audit. Etika dalam pengambilan keputusan auditing melibatkan
penilaian objektif, pertimbangan yang cermat terhadap fakta dan bukti, dan pemenuhan
tanggung jawab profesional.
Auditor harus mempertimbangkan kepentingan publik, kepentingan pemangku
kepentingan, dan prinsip-prinsip etika dalam memutuskan tindakan terbaik dalam situasi
yang kompleks atau ambigu.
Auditor harus memiliki kekuatan moral, pengetahuan, dan keterampilan etis untuk
menghadapi tantangan ini dengan tepat dan menjaga integritas audit.
Pembahasan ini dapat diperluas dengan menjelaskan konsep etika yang lebih
mendalam, menggali contoh kasus nyata yang melibatkan etika dalam auditing, serta
menggambarkan implisit dan konsekuensi dari pelanggaran etika dalam praktik audit.
Selain itu, mengacu pada kode etik dan standar audit yang berlaku di negara atau
organisasi tertentu juga akan memperkaya pembahasan mengenai definisi etika dalam
audit.
Etika dalam akuntansi melibatkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur
perilaku para profesional akuntansi dalam melaksanakan tugas mereka. Hal ini meliputi tanggung
jawab mereka terhadap kebenaran, integritas, objektivitas, kerahasiaan, keadilan, dan kepentingan
publik. Pembahasan mengenai etika dalam akuntansi dapat mencakup beberapa poin berikut:
Integritas adalah prinsip utama dalam etika akuntansi. Para profesional akuntansi
diharapkan untuk bertindak dengan kejujuran dan kebenaran dalam menyajikan informasi
keuangan.
Objektivitas merujuk pada sikap netral dan tidak memihak dalam pengumpulan, analisis,
dan pelaporan informasi keuangan. Auditor dan akuntan harus menghindari konflik
kepentingan yang dapat mempengaruhi objektivitas mereka.
Organisasi profesi akuntansi memiliki kode etik yang mengatur perilaku para profesional
akuntansi. Kode etik tersebut menguraikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan standar yang
harus diikuti oleh para akuntan.
Contoh kode etik akuntansi termasuk Kode Etik Profesional AICPA (American Institute of
Certified Public Accountants) dan Kode Etik Akuntan Indonesia.
3. Kepentingan Publik:
o Para profesional akuntansi memiliki tanggung jawab terhadap kepentingan publik dalam
melaksanakan tugas mereka. Mereka diharapkan untuk menyajikan informasi keuangan
yang akurat, transparan, dan dapat dipercaya agar pengguna informasi dapat mengambil
keputusan yang tepat
4. Kerahasiaan dan Privasi:
Para akuntan memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh
dalam praktik akuntansi. Mereka harus melindungi privasi dan kerahasiaan data klien
serta mematuhi hukum dan peraturan terkait perlindungan data.
5. Konflik Kepentingan:
Etika dalam akuntansi melibatkan menghadapi dan menangani konflik kepentingan yang
mungkin timbul. Akuntan harus menghindari situasi di mana kepentingan pribadi atau
hubungan bisnis dapat mempengaruhi objektivitas dan integritas mereka.
Para profesional akuntansi memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan kompetensi
dan pengetahuan mereka dalam bidang akuntansi.
Mereka diharapkan mematuhi standar akuntansi yang berlaku serta menerapkan praktik
akuntansi yang sesuai dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku.
Etika dalam managerial melibatkan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur
perilaku manajer dalam mengambil keputusan, berinteraksi dengan karyawan, dan mempengaruhi
budaya organisasi. Etika dalam managerial berkaitan dengan integritas, transparansi, tanggung
jawab, keadilan, dan keberlanjutan. Pembahasan mengenai etika dalam managerial dapat
mencakup beberapa poin berikut:
a. Kepemimpinan Etis:
Manajer sebagai pemimpin bertanggung jawab untuk menunjukkan perilaku etis yang
menjadi contoh bagi karyawan dan anggota tim lainnya.
Manajer harus berpegang pada prinsip kejujuran, integritas, dan keadilan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan mereka.
Manajer memiliki tanggung jawab sosial terhadap kepentingan yang lebih luas, termasuk
kepentingan karyawan, masyarakat, dan lingkungan.
Mereka diharapkan untuk mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari
keputusan bisnis mereka serta mengambil tindakan yang bertanggung jawab secara sosial.
Manajer seringkali dihadapkan pada situasi di mana kepentingan pribadi, kelompok, atau
perusahaan bertentangan.
Etika dalam managerial melibatkan mengenali dan mengelola konflik kepentingan dengan
adil dan transparan agar keputusan yang diambil tetap mengutamakan kepentingan yang
lebih luas.
e. Budaya Organisasi;
Manajer berperan penting dalam menciptakan budaya organisasi yang didasarkan pada
integritas, saling percaya, dan ketaatan terhadap nilai-nilai etis.
Mereka harus mempromosikan lingkungan kerja yang memungkinkan karyawan untuk
berperilaku etis dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
RANGKUMAN MATERI
Rangkuman materi etika dalam auditing, akuntansi, managerial, dan keuangan adalah
sebagai berikut:
Poin-poin ini merupakan gambaran umum tentang etika dalam masing-masing bidang
tersebut. Pembahasan lebih lanjut dapat mencakup lebih banyak detail, termasuk contoh kasus,
kode etik yang berlaku, tantangan etis yang dihadapi, dan isu-isu terkini dalam praktik etika di
bidang tersebut.
Jawaban:
Independensi adalah prinsip penting dalam etika auditing yang menuntut auditor untuk menjaga
jarak dan kebebasan dari pengaruh yang dapat mempengaruhi objektivitasnya. Independensi
memastikan bahwa auditor dapat memberikan pendapat yang tidak bias dan dapat dipercaya
tentang keadaan keuangan dan operasional suatu entitas.
Jawaban:
Etika memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan akuntansi dengan memastikan
bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada integritas, kejujuran, dan keadilan. Etika
membantu akuntan dalam mempertimbangkan kepentingan semua pemangku kepentingan,
mematuhi standar profesional, dan melaporkan informasi yang akurat dan jelas.
Jawaban: Integritas merupakan nilai kunci dalam etika manajerial. Kejujuran dan kepercayaan
adalah dasar dari hubungan yang baik antara manajer dan karyawan, manajer dan pemangku
kepentingan lainnya, serta manajer dan organisasi secara keseluruhan. Integritas membantu
membangun reputasi yang kuat dan memastikan bahwa keputusan manajerial diambil dengan
itikad baik.
Jawaban:
Etika memainkan peran penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Hal ini melibatkan
perlakuan adil dan setara terhadap karyawan, kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan, dan
memberikan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Etika juga melibatkan transparansi dalam
komunikasi, menghormati privasi karyawan, dan menghargai keberagaman.
5. Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan dalam konteks etika bisnis?
Jawaban:
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah konsep dalam etika bisnis yang menekankan bahwa
perusahaan memiliki kewajiban untuk berkontribusi pada kesejahteraan sosial, lingkungan, dan
ekonomi masyarakat di mana perusahaan beroperasi. Ini melibatkan mengadopsi praktik bisnis
yang bertanggung jawab secara etis, berinvestasi dalam kegiatan amal, menjaga lingkungan, dan
mempertimbangkan dampak sosial dari keputusan bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, J. (2015). Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial. Rajawali Pers.
Alamsyah, H. (2011). Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Prenada
Media Group.
Purwanto, E., & Kamayanti, A. (2018). Etika Bisnis, Manajemen, dan Profesi. Pustaka
Setia.
Lukman, R. (2012). Etika dan Tanggung Jawab Sosial Bisnis. Penerbit ANDI.