3
NEW NORMAL
Setelah COVID-19
4
NEW NORMAL
Dampak COVID-19’s Terhadap Fungsi Audit
1) Cybersecurity
• Organisasi telah memungkinkan staf untuk bekerja dari
mana saja, menempatkan ketergantungan pada proses dan
kontrol atas risiko dunia maya yang mungkin tidak dinilai
secara memadai
2) Information Technology
• Hampir 60% telah menambahkan teknologi baru dan
keamanan data
3) Third-party Relationships
• Kurang dari setengah (48%) telah mencurahkan sumber daya
IA untuk mencakup hubungan pihak ketiga
5
NEW NORMAL
Hampir Seluruhnya Mengalami Digitalisasi
6
Pendekatan Audit Jarak Jauh (Remote Auditing)
Berdampak Pada:
● Bukti Audit: melalui pendekatan audit jarak jauh bisa mempengaruhi ketepatan waktu
penerimaan bukti audit, lalu bukti audit juga dalam format bukti digital
● Manajemen Proyek: rapat perencanaan audit dengan tim audit dan klien secara daring
● Pelatihan dan Supervisi: memastikan bahwa anggota senior tim audit menyusun rencana efektif untuk
menyusun suatu rencana yang efektif untuk meyediakan supervisi yang tepat bagii staff junior
● Komunikasi Kepada Manajemen dan Pihak yang bertanggungjawab aats tata kelola: misal
dalam rangka mempertimbangkkan kemananan jalur komunikasi alternatif yang dilakukan
(komunikasi daring dalam rangka proteksi terhadap kerahasiaan informasi yang disampaikan)
7
Disarankan untuk berfokus pada:
🞐 Kelayakan Audit Jarak Jauh
🞐 Ketersediaan dokumentasi elektronik (+ kemampuan untuk memindai dokumen kertas)
🞐 Panduan jarak jauh ('talk-through'), pembaruan kemajuan dan laporan temuan yang muncul
🞐 Ketersediaan teknologi baru untuk memberikan pekerjaan, seperti Microsoft Teams, Zoom, atau Skype
untuk rapat/lokakarya virtual (Pertimbangkan untuk merekam interaksi tersebut untuk meningkatkan
bukti IA)
🞐 Penerapan analitik untuk meningkatkan cakupan, dan fokus pada outlier
🞐 Control override (karyawan mencari solusi untuk kontrol yang ada pada saat ketidakpastian)
🞐 Meningkatkan risiko penipuan (fraud)
8
Demand Terhadap IT Audit Resources
Kompetensi Seperti Apa yang Semakin Dibutuhkan?
🞐 AI 🞐 Zoom
🞐 Machine Learning 🞐 Webex (Cisco)
🞐 Big Data 🞐 Teams (MS)
🞐 RPA 🞐 Meet (Google)
🞐 Blockchain 🞐 KOL
🞐 DevSecOps 🞐 IoT
🞐 Agile / SCRUM 🞐 VR / AR
🞐 Digital 🞐 5G
Transformation 🞐 FinTech, RegTech,
🞐 Ecosystem EdTech, HealthTech
🞐 UI / UX 🞐 Cryptocurrency
🞐 Designcomputing
Cloud Thinking 🞐 e-Wallets
🞐 SaaS, IaaS, PaaS 🞐 e-Payments
🞐 VPN 🞐 QR codes
🞐 API Seseorang yang bisa mengerti Tantangan 🞐 Drones
🞐 SDK Penyelarasan Bisnis dan Teknologi Informasi 🞐 Chatbots
🞐 🞐 3D printing
Quantum Computing
🞐 Wearables
🞐 Nanotechnology
🞐 Gig economy
🞐 Disruptive Technologies
🞐 Smart City /
🞐 SOC
Government 9
🞐 Millennial
What’s Next
Auditors
● Nilai kecocokan keterampilan (vs Masa Depan)
Audit Leaders
● Berinvestasi dalam RPA dan AI No one knows what the digital
● merekrut karyawan yang melek digital future will be ….
Governments / Organisations
● Bersiaplah untuk perubahan dramatis dalam
pekerjaan dan pola distribusi tenaga kerja
● Rangkullah Teknologi, dan Transformasi Digital
● Berfokus pada UI / UX
10
Valuasi Bisnis Blockchain
Gartner memproyeksikan
bahwa valuasi bisnis yang
di driven oleh blockchain
akan mencapai 3,1 Triliun
Dolar pada tahun 2030
11
Menempatkan Blockchain dalam Konteks Bisnis
Cryptocurrency Manajemen
rantai pasok
12
Menempatkan Blockchain dalam Konteks Bisnis
13
Peran Akuntan dan Auditor di Dunia Berbasis Blockchain
Otoritas auditor
pajak
perbankan
- setiap transaksi
divalidasikan
pengadilan
- lengkap, audit
otomatis dari semua
transaksi
Dalam blockchain, buku besar (ledger) akan menjadi satu, setiap entitas akan memperoleh informasi
sehinggan rekonsiliasi akan menjadi lebih mudah, eror akan lebih tereliminasi.
14
Mengapa blockchain berguna bagi auditor dan aktivitas audit
• Aktivitas audit dapat berubah dengan adanya teknologi blockchain dikarenakan penggabungan
pengembangan teknis, inovasi pada servis dan proses, aplikasi seperti smart contract, dan atau publicly-
held registers.
• Prosedur atas audit maupun kontrol bisa berubah dengan sangat signifikan atau bahkan menjadi
tertinggal dikarenakan transparansi, kemudahan atas pelacakan, kemampuan untuk tidak bisa dihapus,
ataupun integrasi atas peraturan dan prosedur yang mendukung teknologi untuk meningkatkan kualitas
proses serta informasi yang dihasilkan.
• Hal ini juga menjadi kesempatan bagi para auditor untuk Kembali mendesain praktik terbaik,
melakukan pembaruan pada aturan dan prosedur, mampu menentukan standar dari prosedur yang
mampu berinovasi untuk memberikan layanan yang memiliki nilai tambah yang juga mampu
menciptakan standardisasi baru pada aktivitas proses audit itu sendiri.
15
Tantangan Audit Blockchain
1. Resiko Teknikal
2. Talent Demand
3. Biaya yang tinggi untuk menghadirkan sistem baru
4. tantangan sosial dan peraturan
16
Kegagalan Audit dan Kesejangan Ekspektasi
22
23
24
25
26
27
28
Standar Audit
- SA 300
- SA 315
- SA 320
- SA 330
- SA 420
- SA 450
STANDAR AUDIT 300 (REVISI 2021)
PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
30
Ruang Lingkup Tujuan 2
1 Merencanakan audit agar audit
Standar Audit (SA) ini
mengatur tentang tanggung tersebut dapat dilaksanakan
jawab auditor untuk dengan efektif.
merencanakan audit atas
Laporan Keuangan. Tanggal Efektif 3
SA ini ditulis dalam konteks Berlaku efektif untuk audit
audit berulang. Pertimbangan atas laporan keuangan untuk
tambahan dalam perikatan periode yang dimulai pada
audit tahun pertama atau setelah tanggal 1 Januari
diidentifikasi secara terpisah. 2022.
Peran & Saat Perencanaan
Perencanaan suatu audit melibatkan penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk perikatan
tersebut dan pengembangan rencana audit. Manfaat perencanaan tersebut termasuk hal-hal berikut :
(Ref: Para. A1-A3)
• Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area yang penting dalam
audit
• Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang potensial secara waktu
• Membantu auditor untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan audit dengan baik sehingga
dapat efektif dan efisien
• Membantu dalam pemeliharaan anggota tim perikatan dengan tingkat kemampuan dan kompetensi
yang tepat untuk merespons risiko yang diantisipasi, dan penugasan pekerjaan yang tepat kepada
mereka
• Memfasilitasi arah dan supervisi atas anggota tim perikatan dan penelaahan atas pekerjaan mereka
• Membantu, jika relevan, dalam pengoordinasian hail pekerjaan yang dilakukan oleh auditor
komponen dan pakar
4 Keterlibatan Anggota Tim Perikatan Utama
Rekan perikatan dan anggota tim perikatan utama lainnya harus dilibatkan dalam
perencanaan audit, termasuk merencanakan dan berpartisipasi dalam diskusi di
antara anggota tim perikatan. (Ref: Para. A4)
• Auditor harus memutakhirkan dan mengubah strategi audit secara keseluruhan dan
rencana audit jika diperlukan selama pelaksanaan audit. (Ref: Para. A15)
• Auditor harus merencanakan sifat, saat, dan luas arah, serta supervisi atas anggota 3
tim perikatan dan penelaahan atas pekerjaan mereka. (Ref: Para. A16-A17)
Pertimbangan Tambahan
7 Dokumentasi 8 dalam Perikatan Audit
Auditor harus memasukkan hal-hal Tahun Pertama
berikut ini dalam dokumentasi audit:
(a) Strategi audit secara keseluruhan; Auditor harus melakukan aktivitas berikut ini
(b) Rencana audit; dan sebelum memulai audit tahun pertama:
(c) Setiap perubahan signifikan yang (a) Melaksanakan prosedur yang diharuskan
dilakukan selama perikatan audit dalam SA 220 (Revisi 2021) tentang
terhadap strategi audit atau rencana penerimaan hubungan dengan klien dan
audit secara keseluruhan, dan alasan perikatan audit tertentu;
atas perubahan tersebut. (Ref: Para. (b) Melakukan komunikasi dengan auditor
A18-A21) pendahulu, jika terjadi pergantian auditor,
untuk mematuhi ketentuan etika yang
relevan. (Ref: Para. A22)
9 Peran dan Saat Perencanaan
1. Sifat dan luas aktivitas perencanaan akan bervariasi sesuai dengan ukuran dan
kompleksitas entitas, pengalaman lalu anggota tim perikatan utama dengan entitas,
dan perubahan kondisi yang terjadi selama perikatan audit.
2. Perencanaan bukan merupakan suatu fase audit yang terpisah dari fase audit lainnya,
namun lebih merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan berulang yang sering
dimulai seketika setelah (atau dalam hubungannya dengan) penyelesaian audit periode
sebelumnya dan berlanjut hingga penyelesaian perikatan audit periode kini.
3. Auditor dapat memutuskan untuk mendiskusikan unsur-unsur perencanaan dengan
manajemen entitas untuk memfasilitasi pelaksanaan dan pengelolaan perikatan audit
(sebagai contoh: mengoordinasikan prosedur audit yang telah direncanakan dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh personel entitas).
10 Keterlibatan Anggota Tim Perikatan Utama
Keterlibatan rekan perikatan dan anggota tim perikatan utama
lainnya dalam merencanakan audit dapat memanfaatkan pengalaman
dan wawasan mereka, dan oleh karena itu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi proses perencanaan.
11 Aktivitas Awal Perikatan
Pelaksanaan aktivitas perikatan awal yang tercantum dalam paragraf 6 pada
awal perikatan audit kini membantu auditor dalam mengidentifikasi dan
mengevaluasi peristiwa atau kondisi yang dapat berpengaruh buruk terhadap
kemampuan auditor dalam merencanakan dan melaksanakan perikatan audit.
12 Aktivitas Perencanaan
1. Strategi Audit Secara Keseluruhan (Ref: Para. 7-8)
2. Pertimbangan Spesifik atas Entitas yang Lebih Kecil
3. Rencana Audit (Ref: Para. 9)
4. Perubahan terhadap Keputusan Perencanaan Selama Pelaksanaan
Audit (Ref: Para. 10)
5. Arahan, Supervisi, dan Penelaahan (Ref: Para. 11)
6. Pertimbangan Spesifik atas Entitas yang Lebih Kecil
13 Dokumentasi
• Pertimbangan Tambahan dalam Perikatan Audit Tahun Pertama (Ref: Para. 13)
• Pertimbangan dalam Menetapkan Strategi Audit Secara Keseluruhan
• Karakteristik-Karakteristik Perikatan
• Tujuan Pelaporan, Saat Audit, dan Sifat Komunikasi
• Faktor Signifikan, Aktivitas Perikatan Awal, dan Pengetahuan yang Diperoleh
dari Perikatan Lain
• Sifat, Saat, dan Luas Sumber Daya
STANDAR AUDIT 315 (REVISI 2021)
PENGIDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN MATERIAL
MELALUI PEMAHAMAN ATAS ENTITAS DAN LINGKUNGANNYA
41
1 Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) ini mengatur
tentang tanggung jawab auditor untuk 2 Tujuan
mengidentifikasi dan menilai risiko Tujuan auditor adalah untuk
kesalahan penyajian material dalam mengidentifikasi dan menilai
laporan keuangan, melalui pemahaman risiko kesalahan penyajian 18
atas entitas dan lingkungannya, material, baik yang disebabkan
termasuk pengendalian internal entitas. oleh kecurangan maupun
kesalahan, pada tingkat 19
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan dan asersi,
laporan keuangan untuk periode yang melalui pemahaman atas
dimulai pada atau setelah tanggal 1 entitas dan lingkungannya,
Januari 2022.
3 Definisi
Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:
Risiko Bisnis
Asersi Pengendalian Internal:
Suatu risiko sebagai akibat dari kondisi,
Representasi oleh manajemen, secara Proses yang didesain, diimplementasikan, dan
peristiwa, keadaan, tindakan atau tidak
eksplisit atau dengan cara lain, yang dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata
adanya tindakan signifikan yang dapat
terkandung dalam laporan keuangan, kelola, manajemen, dan personel lain untuk
berdampak negative terhadap
yang dipakai oleh auditor untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian
kemampuan entitas dalam mencapai
mempertimbangkan berbagai jenis tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan keandalan
tujuannya dan dalam melaksanakan
kesalahan penyajian potensial yang pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi,
strateginya, atau dari penetapan tujuan
mungkin terjadi. dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
dan strategi yang tidak tepat.
Risiko Signifikan:
Prosedur penilaian risiko:
Suatu risiko kesalahan penyajian
Prosedur audit yang dilaksanakan untuk memeroleh suatu pemahaman tentang entitas
material yang diidentifikasi dan dinilai
dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas, untuk mengidentifikasi
yang, menurut pertimbangan auditor,
dan menilai risiko kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh
mengharuskan pertimbangan audit
kecurangan maupun kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
khusus.
4 Ketentuan
A. Prosedur Penilaian Risiko dan Aktivitas Terkait
1. Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan
suatu basis bagi pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian
material pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
2. Prosedur penilaian risiko harus mencakup: permintaan keterangan dari
manajemen atau audit internal; prosedur analitis; observasi dan inspeksi.
3. Rekan perikatan harus mempertimbangkan apakah informasi yang diperoleh
relevan dengan pengidentifikasian risiko kesalahan penyajian material.
4. auditor harus menentukan apakah informasi tersebut relevan dengan audit
periode kini.
5. Rekan perikatan dan anggota tim perikatan utama lainnya harus
mendiskusikan kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kesalahan
penyajian material, dan penerapan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku terhadap fakta dan kondisi entitas tersebut
4 Ketentuan
B. Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya yang Diharuskan, Termasuk
Pengendalian Internal Entitas
1. Auditor harus memperoleh pemahaman atas: faktor-faktor industri,
peraturan; sifat entitas; pemilihan dan kebijakan akuntansi entitas; tujuan dan
strategi entitas; pengukuran dan penelaahan atas kinerja keuangan entitas.
2. Auditor harus memeroleh suatu pemahaman atas pengendalian internal yang
relevan dengan audit.
3. Auditor harus mengevaluasi desain pengendalian tersebut dan menentukan
apakah pengendalian tersebut telah diimplementasikan;
4. Auditor harus memeroleh suatu pemahaman atas lingkungan pengendalian;
5. Auditor harus memeroleh suatu pemahaman tentang apakah entitas memiliki
suatu proses untuk: mengidentifikasi risiko bisnis; mengestimasi signifikansi
risiko; menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut; tindakan untuk
merespons risiko tersebut.
4 Ketentuan
C. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material pada:
(a) tingkat laporan keuangan; dan (Ref: Para. A122-A125)
(b) tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan, (Ref: 28 Para. A126-A131)
untuk menyediakan suatu basis bagi desain dan pelaksanaan prosedur audit lanjutan.
D. Dokumentasi
Auditor harus memasukkan ke dalam dokumentasi audit:
1) Diskusi antara tim perikatan
2) Unsur utama atas pemahaman yang diperoleh tentang setiap aspek entitas dan
lingkungannya
3) Risiko kesalahan penyajian material
4) Risiko yang teridentifikasi
5 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Selama audit, auditor mungkin memeroleh suatu informasi yang berbeda secara
signifikan dengan informasi yang digunakannya sebagai dasar penilaian risiko.
Dalam kondisi tersebut, penilaian risiko mungkin tidak mencerminkan secara tepat
kondisi sebenarnya dari entitas dan prosedur audit lanjutan yang telah
direncanakan mungkin tidak efektif dalam mendeteksi kesalahan penyajian
material
6 Pengendalian Internal
Proses Penilaian Risiko Entitas
Untuk tujuan pelaporan keuangan, proses penilaian risiko entitas mencakup
bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
entitas yang berlaku, mengestimasi signifikansi risiko bisnis tersebut, menilai
kemungkinan keterjadiannya, dan memutuskan tindakan untuk merespons dan
mengelola risiko tersebut beserta hasil proses penilaian risiko tersebut.
Sistem Informasi, Termasuk Proses Bisnis yang Terkait, yang Relevan dengan
Pelaporan Keuangan, dan Komunikasi
Suatu sistem informasi terdiri dari infrastruktur (komponen fisik dan perangkat
keras), perangkat lunak, orang, prosedur, dan data. Banyak sistem informasi
menggunakan teknologi informasi secara ekstensif.
6 Pengendalian Internal
Aktivitas Pengendalian
Pemantauan Pengendalian
57
58
59
60
61
STANDAR AUDIT 330
RESPON AUDITOR TERHADAP RISIKO YNG TELAH DINILAI
62
63
64
65
66
STANDAR AUDIT 402
PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU
ORGANISASI JASA
❑ SA 402 mengatur tentang tanggung jawab auditor pengguna untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat ketika suatu entitas
pengguna memanfaatkan jasa dari satu atau lebih organisasi jasa
RUANG ✔ terhadap audit atas transaksi yang berasal dari hak kepemilikan
kepentingan keuangan dalam entitas lain, seperti firma, korporasi, dan joint
LINGKUP venture, ketika hak kepemilikan kepentingan dipertanggungjawabkan dan
dilaporkan kepada pemegang kepentingan.
Tujuan auditor pengguna, ketika entitas pengguna menggunakan jasa
organisasi jasa, adalah:
❑ Untuk memperoleh pemahaman tentang sifat dan signifikansi layanan yang
diberikan oleh organisasi jasa dan pengaruhnya terhadap pengendalian
internal entitas pengguna yang relevan dengan audit, cukup untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material; dan
01 Sifat jasa, signifikansi jasa bagi entitas Sifat dan materialitas transaksi yang
02
pengguna dan dampak terhadap diproses atau akun-akun keuangan yang
pengendalian internal dipengaruhi oleh organisasi jasa
❑ auditor harus mengevaluasi desain dan implementasi pengendalian yang relevan yang
berhubungan dengan jasa yang diberikan oleh organisasi jasa, termasuk pengendalian yang
diterapkan terhadap transaksi.
❑ Auditor harus menentukan apakah suatu pemahaman yang memadai tentang sifat dan
signifikansi jasa yang disediakan dan dampaknya terhadap pengendalian internal yang relevan
dengan audit telah diperoleh untuk menyediakan suatu dasar untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko kesalahan penyajian material.
Ketika auditor pengguna tidak mampu memeroleh pemahaman yang cukup, auditor
pengguna harus memeroleh pemahaman dari satu atau beberapa prosedur berikut:
Dalam menentukan kecukupan dan ketepatan bukti audit yang disediakan oleh suatu
laporan tipe 1 atau tipe 2, auditor pengguna harus puas atas :
PPL IMPLEMENTASI RISK BASED AUDIT APPROACH - RIZKI DAMIR MUSTIKA | 10 JANUARI 2019 | PALEMBANG
Ketika auditor merencanakan untuk menggunakan laporan tipe 1 atau tipe 2 sebagai bukti
audit untuk mendukung pemahaman auditor tentang desain dan implementasi pengendalian
di organisasi jasa, auditor harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
01 Mengevaluasi apakah deskripsi dan desain pengendalian dalam organisasi jasa pada
suatu tanggal atau suatu periode telah tepat untuk tujuan auditor pengguna;
02 Mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti yang disediakan oleh laporan untuk memahami
pengendalian internal entitas pengguna yang relevan dengan audit; dan
03 Menentukan apakah pengendalian pelengkap entitas pengguna yang diidentifikasi oleh organisasi
jasa adalah relevan bagi entitas pengguna dan, jika demikian, memeroleh pemahaman apakah
entitas pengguna telah mendesain dan mengimplementasikan pengendalian tersebut.
PPL IMPLEMENTASI RISK BASED AUDIT APPROACH - RIZKI DAMIR MUSTIKA | 10 JANUARI 2019 | PALEMBANG
Respons terhadap Risiko yang Telah Dinilai atas
Kesalahan Penyajian Material
Dalam merespons risiko yang telah dinilai berdasarkan SA 330, auditor harus melakukan
hal-hal sebagai berikut:
PPL IMPLEMENTASI RISK BASED AUDIT APPROACH - RIZKI DAMIR MUSTIKA | 10 JANUARI 2019 | PALEMBANG
Pengujian pengendalian :
Ketika penilaian risiko auditor pengguna memasukkan suatu harapan bahwa pengendalian di
organisasi jasa telah beroperasi secara efektif, auditor pengguna harus memeroleh bukti audit
mengenai efektivitas operasi pengendalian yang dijalankan tersebut dari satu atau beberapa
prosedur sebagai berikut:
PPL IMPLEMENTASI RISK BASED AUDIT APPROACH - RIZKI DAMIR MUSTIKA | 10 JANUARI 2019 | PALEMBANG
Penggunaan Laporan Tipe 2 Sebagai Bukti Audit Bahwa Pengendalian Di Organisasi Jasa
Beroperasi Secara Efektif
Auditor pengguna merencanakan untuk menggunakan laporan tipe 2 sebagai bukti audit bahwa
pengendalian di organisasi jasa beroperasi secara efektif, auditor pengguna harus menentukan apakah
laporan auditor pengguna menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat tentang efektivitas pengendalian
untuk mendukung penilaian risiko auditor pengguna dengan:
01 Mengevaluasi apakah deskripsi, desain, dan efektivitas operasi pengendalian di organisasi jasa
pada suatu tanggal atau suatu periode sesuai dengan tujuan auditor pengguna;
Menentukan apakah pengendalian pelengkap entitas pengguna yang diidentifikasi oleh organisasi
02 jasa relevan dengan entitas pengguna dan, jika demikian, memeroleh suatu pemahaman apakah
entitas pengguna telah mendesain dan mengimplementasikan pengendalian tersebut dan, jika
demikian, menguji efektivitas operasi pengendalian tersebut;
03 Mengevaluasi kecukupan periode waktu yang dicakup oleh pengujian pengendalian dan waktu yang
berlalu sejak pelaksanaan pengujian pengendalian tersebut; dan
PPL IMPLEMENTASI RISK BASED AUDIT APPROACH - RIZKI DAMIR MUSTIKA | 10 JANUARI 2019 | PALEMBANG
Kecurangan, Ketidakpatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan dan Kesalahan
Penyajian yang Tidak Dikoreksi Berkaitan dengan Aktivitas di Organisasi Jasa
❑ Auditor meminta keterangan manajemen entitas ❑ Auditor mengevaluasi bagaimana hal-hal
apakah organisasi jasa telah melaporkan kepada tersebut memengaruhi sifat, saat dan luas
entitas atau apakah entitas menyadari adanya prosedur audit lebih lanjut termasuk dampak
kecurangan, ketidakpatuhan peraturan terhadap kesimpulan dan laporan auditor
perundang- undangan atau kesalahan penyajian
yang tidak dikoreksi yang mempengaruhi laporan pengguna
keuangan
PELAPORAN AUDITOR
❑ Auditor harus memodifikasi ❑ Auditor pengguna tidak boleh ❑Jika pengacuan tersebut
opini berdasarkan SA 705 mengacu ke pekerjaan auditor diwajibkan oleh peraturan
“Modifikasi Terhadap Opini jasa dalam laporan auditor perundang- undangan,
Dalam Laporan Auditor pengguna yang berisi opini laporan auditor pengguna
Independen” jika auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit tanpa modifikasian kecuali jika harus menujukkan bahwa
yang cukup dan tepat tentang diwajibkan oleh peraturan pengacuan tersebut tidak
jasa yang diberikan perundang-udangan. mengurangi tanggung jawab
auditor terhadap opini audit
STANDAR AUDIT 450
PPL IMPLEMENTASI RISK BASED AUDIT APPROACH - RIZKI DAMIR MUSTIKA | 10 JANUARI 2019 | PALEMBANG
RUANG LINGKUP
TUJUAN
Auditor harus mengumpulkan kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit selain
kesalahan penyajian yang secara jelas tidak penting. Kesalahan penyajian dapat merupakan hasil
dari :
❑ Suatu ketidakakuratan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang digunakan untuk
menyusun laporan keuangan
❑ Suatu penghilangan jumlah atau pengungkapan
❑ Suatu estimasi akuntansi yang tidak tepat yang timbul dari kealpaan, atau penafsiran suatu
fakta yang secara jelas salah, dan Pertimbangan manajemen tentang estimasi akuntansi yang
oleh auditor dipertimbangkan tidak masuk akal atau pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi yang oleh auditor dipertimbangkan tidak tepat.
PERTIMBANGAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DI
IDENTIFIKASI SELAMA AUDIT BERLANGSUNG
Auditor harus menentukan apakah strategi audit dan rencana audit secara keseluruhan perlu
direvisi jika:
✔ Sifat kesalahan penyajian yang diidentifikasi dan keadaan keterjadiannya menunjukkan
bahwa kesalahan penyajian lain ada, jika diagregrasikan dengan kesalahan penyajian yang
telah dikumpulkan selama audit, dapat menjadi material
✔ Agregasi kesalahan penyajian yang dikumpulkan selama audit mendekati materialitas yang
ditentukan berdasarkan SA 320.
KOMUNIKASI DAN KOREKSI ATAS KESALAHAN PENYAJIAN
❑ Auditor harus mengkomunikasikan secara tepat waktu semua kesalahan penyajian yang
dikumpulkan selama audit dengan tingkat manajemen yang tepat, kecuali jika dilarang
oleh peraturan perundang-undangan. Auditor harus meminta manajemen untuk
mengoreksi kesalahan penyajian tersebut
❑ Auditor harus menentukan apakah kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah
material, secara individual atau secara agregasi maka auditor harus mempertimbangkan:
✔ Ukuran dan sifat kesalahan penyajian tersebut baik dalam hubungannya dengan
golongan transaksi, saldo akun,atau pengungkapan tertentu dan laporan keuangan
secara keseluruhan dan kondisi tertentu tentang terjadinya kesalahan penyajian
tersebut.
✔ Dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi yang berkaitan dengan periode
lalu atas golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang relevan, serta
laporan keuangan se cara keseluruhan.
REPRESENTASI TERTULIS
❑ Auditor harus meminta suatu representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan,
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola apakah mereka yakin bahwa dampak
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah tidak material, secara individual dan
agregasi, terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
DOKUMENTASI
❑ Batas dari jumlah kesalahan penyajian yang dipandang tidak penting
❑ Semua kesalahan penyajian yang diakumulasi selama audit dan apakah kesalahan
penyajian tersebut telah dikoreksi
❑ Kesimpulan auditor tentang apakah kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi tersebut
adalah material, secara individual atau agregasi, dan dasar esimpulannya
THANK YOU!
90