Anda di halaman 1dari 52

KELOMPOK 8

Meilisa Tri Nugraha 126221115


Negla Sari 126221048

Independensi dan benturan kepentingan serta ketentuan rotasi auditor berdasarkan:

 UU 5/2011 tentang AP
 PP 20/2015
 PMK 186/2021
 POJK 13/2017
UNDANG – UNDANG NO. 5 TAHUN
2011 Tentang AKUNTAN PUBLIK

Pengesahan : 3 Mei 2011


Ruang Lingkup : Regulator profesi, asosiasi profesi, perizinan, hak dan
kewajiban, tanggung jawab, sanksi, dll.
LATAR BELAKANG
- Melindungi kepentingan publik;
- Mendukung perekonomian yang sehat, efisien dan
transparan;
- Memelihara integritas profesi Akuntan Publik;
- Melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai
dengan standar dan kode etik profesi.
- Memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi
publik, regulator dan profesi Akuntan Publik;
Yang diatur di Undang-undang ini :
1. Lingkup jasa akuntan publik
2. Perizinan Akuntan Publik dan KAP
3. Hak, Kewajiban, dan larangan bagi AP dan KAP
4. Kerja sama antar KAP (OAI), kerja sama antar KAP dengan KAP
Asing (KAPA) atau Organisasi audit asing (OAA)
5. Asosiasi profresi AP
6. Komite Profesi AP
7. Pembinaan dan pengawasan oleh Menteri
8. Sanksi administrasi
9. Ketentuan pidana
Ruang Lingkup Jasa berdasarkan Pasal 3 Perizinan AP Asing;
 - Jasa asurans (audit dan review laporan kauangan  Pasal 7 : Dapat diajukan dalam hal ada pengakuan
histori, jasa non asurans lainnya) kesetaraan profesi AP antar negara.
- Jasa lainnya (terkait akuntansi, keuangan,  Syarat : Berdomisili di Indonesia, NPWP, tidak pernah
disanksi pencabutan izin AP di negara asal, tidak pernah
manajemen)
dipidana, tidak dalam pengampunan, mampu berbahasa
*Jasa asurans hanya dapat dilakukan oleh AP. Indonesia, memahami perpajakan dan hukum dagang di
* Pembatasan jasa audit di atur di PP 20 th 2015. Indonesia, berpengalaman praktik asurans yang dinilai
oleh asosiasi profesi AP, sehat, ketentuan lain sesuai
Perizinan Akuntan Publik (Pasal 5-Pasal 11) perjanjian antar negara, tunduk terhadap UU Np.5 th
 Pasal 5; Izin diberikan oleh Menteri dan berlaku 2011.
selama 5 tahun dari tanggal ditetapkan dan dapat Perpanjanganan Izin;
 Pasal 8 : Perpanjangan Izin diajukan secara tertulis
diperpanjang.
kepada Menteri.
 Pasal 6; Syarat menjadi AP : memiliki sertifikat lulus  Syarat : berdomisili di Indonesia, anggota asosiasi AP
ujian profesi AP yang sah, berpengalaman berpraktik, yang ditetapkan, tidak dalam pengampunan, menjaga
berdomisili di Indonesia, NPWP, tidak pernah dikenai kompetensi.
sanksi pencabutan ijin AP, tidak pernah dipidana  Permohonan diajukan paling lambat 6 bulan sebelum
dengan ancaman penjara ≥5th, anggota asosiasi jangka waktu berakhir, atau jika diajukan lewat masa
teteap dapat diajukan dengan sanksi administrasi
profesi yang sah dan tidak dalam pengampunan.
Penghentian sementara waktu, Kantor Akuntan Publik.
pengunduran diri dan tidak berlakunya Bentuk usaha
 Pasal 12 : Bentuk usaha : perorangan, persekutuan perdata,
Izin; firma, bentuk lain yang sesuai UU untuk profesi AP.
● Pasal 9 : AP dapat mengajukan Pendirian dan Pengelolaan
 Pasal 13 : Pendirian dan pengelolaan
permohonan pengunduran diri seagai
 Bentuk usaha perorangan hanya dapat didirikan dan dikelola
AP kepada Menteri. Dapat mengajuka oleh 1 orang AP
kambali permohonan ijin AP setelah 1  Bentuk usaha laindapat didirikan dan dikelola jika paling sedikit
2/3 dari rekan adalah AP.
tahun persetujuan pengunduran diri.
 Selain itu KAP hanya boleh dipimpin oleh AP WNI dan
● Pasal 11: Izin tidak berlaku jika AP berdomisili sesuai dengan domisili KAP.
meninggal dunia atau izin tidak  AP asing maksimal hanya 1/5 dari seluruh Rekan.
Rekan non-AP
diperpanjang.  Pasal 14 : wajib mendaftar untuk menjadi Rekan non-AP
 Izin AP dicabut jika : mengajukan Syarat : Minimal S1 atau setara, pengalaman minimal 5th di
permohonan pengunduran diri, sedang bidang keahlian yang mendukung profersi AP, domisili di
Indonesia, NPWP, telah mengikuti pelatihan etika profesi, tidak
dikenakan sanksi pencabutan izin,
pernah pidana dengan ancaman penjara ≥5th.
dipidana dengan ancaman penjara  Pasal 15 : Larangan Rekan non-AP : rekan di 2 KAP, rangkap
≥5th, dalam pengampunan, sebagai pejabat negara, pimpinan atau pegawai yang dibentuk
undang-undang, jabawan yang berakibat benturan kepentingan,
melampirkan dokumen palsu pada menerbitkan dan menandatangani laporan hasil pemberian
saat pengajuan izin AP. jasa.
 Pasal 16 : Menteri membatalkan status terdaftar Pendirian Cabang Kantor AP
Rekan non-AP jika melakukan pelanggaran di  Pasal 19 : Cabang KAP hanya dapat didirikan
Pasal 15. Jika pelanggaran berupa pidana dengan dan dikelola oleh KAP yang berbentuk usaha
ancaman penjara ≥5th, dijatuhi hukuman pidana selain perorangan, Cabang KAP dipimpin oleh
pelanggaran UU No.5 th 2011 ini, dan 1 orang AP yang WNI yang merupakan Rekan
menandatangani atau menetbitkan laporan hasil pada KAP yang berdomisili sesuai domisili
cabang KAP, pemimpin cabang KAP tidak
pemberian jasa, maka tidak diperkenankan untuk
boleh rangkap sebagai pimpinan cabang lain
mendaftar kembali sebagai Rekan non-AP.
pada KAP yang bersangkutan atau pemimpin
Izin Usaha KAP yang bersangkutan.
 Pasal 18 : Izin diberikan oleh menteri dengan
syarat : Memiliki kantor atau tempat untuk Izin Pendirian Cabang KAP
menjalankan usaha di RI, NPWP Badan atau  Pasal 20 : izin pendirian dari Menteri, dengan
NPWP pribadi untuk usaha perorangan, syarat: mempunyai kantor atau tempat unutk
mempunyai paling dikit 2 orang pemeriksa menjalankan usaha cabang di RI, memiliki
profesional, memiliki rancangan sistem NPWP cab KAP, mempunyai minimal 2 orang
pemeriksa profesional di bidang akuntansi,
pengendalian mutu, membuat surat pernyataan
akte pendirian notaris.
bermaterai yang mencantumkan alamat AP, nama
dan domisili, maksud dan tujuan pendirian,
memiliki akte pendirian dihadapan notaris.
HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN  Melaporkan secara tertulis kepada Menteri
Hak Akuntan Publik dalam waktu 30 hari sejak menjadi Rekan
 Pasal 24 : Memperoleh imbalan jasa, memperoleh pada KAP, mengundurkan diri dari KAP atau
perlindungan hukum sepanjang memberikan jasa merangkap jabatan yang tidak dilarang
sesuai dengan SPAP, memperoleh informasi, data dalam UU ini.
dan dokumen lainnya.
 Menjaga kompetensi melalui pelatihan
profesional berkelanjutan.
Kewajiban AP dan KAP
 Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab,
 Pasak 25 : AP wajib :
dan mempunya integritas yang tinggi.
 Berhimpun dalam asosiasi profesi AP yang
ditetapkan oleh Menteri AP dalam memberikan jasa nya wajib:
 Berdomisili di NKRI, dan bagi pimpinan KAP  Melalui KAP
wajib berdomisili sesuai dengan domisili KAP  Mematuhi dan melaksanakan SPAP dan
atau cabang KAP. kode etik profesi, serta UU yang berkaitan
dengan jasa yang diberikan.
 Mendirikan atau menjadi Rekan pada KAP
 Membuat kertas kerja dan bertanggung
dalam jangka waktu 180 hari sejak izin AP yang jawaban.
bersangkutan diterbitkan atau sejak  Membuat dan bertanggung jawab atas
mengundurkan diri dari suatu KAP. kertas kerja.
Kewajiban Kantor Akuntan Publik  KAP wajib melaporkan secara tertulis
 Pasal 27 : KAP atau cabang wajib kepada Menteri perubahan susunan Rekan,
 mempunyai minimal 2 orang pemeriksa perubahan pimpinan KAP &/ pimpinan
profesional di bidang akuntansi, mempunya cabang, perubahan domisili KAP, pimpinan
kantor atau tempat untuk menjalankan usaha, KAP dan cabang. Akhir kerja sama KAPA
memiliki dan menjalankan sistem pengendalian atau OAA, pencabutan izin KAPA,
pembubaran OAA.
mutu, memasang nama lengkap kantor di bagian
 Pasal 28 : AP dan KAP wajib independen
depan kantor.
dan bebas dari benturan kepentingan.
 KAP mempunyai Rekan WNA dan atau  AP atau Pihak Terasosiasi memiliki
mempekerjakan WNA wajib menugaskan Rekan kepantingan keuangan atau kendali yang
&/ pegawai untuk menyusun dan menjalankan signifikan pada klien dan memperoleh
program pengembangan profesi AP &/ dunia manfaat ekonomis dari klien.
pendidikan akuntansi secara cuma-Cuma.  Memiliki hubungan kekeluargaan dengan
 KAP wajib menyampaikan secara lengkap dan pimpinan, direksi, pengurus, dan atau
benar laporan kegiatan usaha dan LK, laporan pejabat kunci di keuangan/akuntasi klien.
 Memberikan jasa asuran dan jas lainnya
program dan realisasi tahunan program
pada periode yang sama dan tahun buku
pengambangan profesi AP kepada Menteri paling
yang sama.
lambar akhir bulan April.
Kewajiban Kantor Akuntan Publik  Memberikan jasa selain yang dinyatakan di
 Pasal 29 : AP atau Pihak Terasosiasi wajib: Pasal 3 (1) dan (3) melalui KAP.
 Menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari  Melakukan tindakan yang mengakibatkan
klien kecuali untuk kepentingan pengawasan oleh kertas kerja atau dok lainya yang berkaitan
Menteri dengan jasa yang diberikan tidak dapat
 Menteri wajib merahasiakan informasi dari AP atau digunakan.
 Menerima imbalan jasa bersyarat.
Pihak Terasosiasi.
 Meneriman atau memberikan komisi
Larangan AP dan KAP  Melakukan manipulasi atau turut membantu.
 Pasal 30 : AP dilarang :
 Memiliki / menjadi Rekan di lebih dari 1 KAP. KERJA SAMA ANTAR KAP
 Merangkap jabatan sebagai pejabat negara,  Pasal 33 :
pimpinan atau pegawai yang dibentuk undang-  KAP dapat melakukan kerja sama dengan
undang, jabawan yang berakibat benturan KAP lainnya untuk membentuk suatu
jaringan disebut OAI yang disahkan dalam
kepentingan.
akta pendirian notaris dan didaftarkan pada
 Memberikan jasa asuran dan jas lainnya pada Menteri dengan pengajuan tertulis.
periode yang sama dan tahun buku yang sama.  Menteri membatalkan stasus OAI apabila
 Memberikan jasa dalam masa pembekuan izin OAI bubar.
baik secara langsung maupun melalui KAP yang
sedang dikenakan sanksi pembekuan izin.
Kerja sama KAP dengan KAP Asing/Organisasi Audit ASOSIASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Asing  Pasal 43 :
 Pasal 35:  AP berhimpun dalam wadah Asosiasi yang
 KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAP ditetapkan oleh Menteri hanya 1 Asosiasi
atau OAA dengan mencantumkan nama KAPA Profesi AP untuk menjalankan wewenang
sesuai UU ini.
atau OAA bersama dengan nama KAP setelah
 Kriteria Asosiasi ; berbentuk badan hukum,
disetujui oleh Menteri. jumlah anggota 2/3 dari seluruh AP, memiliki
 Syarat permohonan diajukan secara tertulis. ADRT dan susunan pengurus yang disahkan
 Kerja sama dituangkan dalam akte pendirian dan di rapat anggota, memiliki program pelatihan
disahkan notaris. profesi yang berkelanjutan, memiliki kode
 Pasal 36: etik dan program reviu mutu bagi
 Menteri mencabut persetujuan pencantuman anggotanya.
 Pasal 44 : wewenang asosiasi AP:
nama KAPA atau OAA apabila kerja sama
 Menyusun dan meneteapkan SPAP.
berakhir, status terdaftar KAPA/OAA dibekukan  Menyelengarakan ujian profesi.
atau dibatalkan. Status terdaftar yang dibekukan,  Menyelenggarakan pendidikan profesi
dapat mengajukan kembali permohonan berkelanjutan
persetujuan.  Melakukan reviu mutu anggota.
ASOSIASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK ASOSIASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK
 Pasal 46 :
 Pasal 45 : Menteri membentuk komite profesi  Ketua komite profesi akuntan publik
AP yang terdirri dari 13 orang yang terdiri ditetapkan dari unsur pemerintah dan wakil
dari : Kementrian keuangan, Asosiasi profesi ketua ditetapkan dari unsur asosiasi profesi
AP, asosiasi akuntan, BPK, Otoritas pasar akuntan publik.
modal, otoritas perbankan, akademisi  Tugas komite memberikan pertimbangan
terhadap kebijakan pemberdayaan,
akuntansi, pengguna jasa akuntan publik,
pembinaan, dan pengawasan AP dan KAP,
Kementrian pendidikan nasional, Dewan menyusun SA dan SPAP, hal yang berkaitan
standar akuntansi keuangan, dewan standar dengan profesi AP.
akuntansi syariah, dewan SPAP, komite  Fungsi lain komite sebagai lembaga
standar akuntansi pemerintah. banding atas hasil pemeriksaan dan sanksi
 Anggota Komite Profesi Akuntan Publik administrasi yang ditetapkan Menteri atas
AP dan KAP. Keputusan atas banding
diangkat oleh Menteri untuk jangka waktu 3 bersifat final dan mengikat.
tahun dan dapat diperpanjang 1 masa periode  Tata cara beracara banding ditetapkan oleh
berikutnya. komite.
 Keanggotaan bersifat kolegial  Dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
komite dibantu oleh sekretariat (Pasal 47).
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 Pasal 51 : Dalam melakukan pengawasan,
 Pasal 49 : Menteri berwenang melakukan
Menteri melakukan pemeriksaan terhadap AP
pembinaan dan pengawasan terhadap AP, , KAP, dan atau cabang KAP.
KAP dan cabang KAP.  Dalam melakukan pengawasan, Menteri
 Pasal 50 : Wewenang Menteri dalam dapat menunjuk pihak lain atas nama Menteri
untuk melakukan pemeriksaan.
melakukan pembinaan:
 Dalam melakukan pemeriksaan, Menteri
 Menetapkan peraturan dan keputusan yang berwenang untuk meminta keterangan,
berkaitan dengan pembinaan AP, KAP dan informasi atau dokumen kepada Pihar
cabang KAP. Terasosiasi atai kepada asosiasi profesi.
  AP, KAP, dan cabang dilarang menolak,
Menetapkan kebijakan SPAP, ujian profesi AP
menghindari atau menghambat pemeriksaan.
dan pendidkan profesional berkelanjutan. Diwajibkan untuk memperlihatkan dan
 Melakukan tindakan yang diperlukan terkait meminjamkan kertas kerja, laporan atau dok
dengan SPAP, penyelengaraan ujian sertifikasi lainnya.
profesi AP dan pendidikan profesi  Pemeriksaan terhadap AP, KAP atau cabang
hanya untuk memperoleh keyakinan
berkelanjutan.
kepatuhan terhadap UU dan peraturan
 Melindungi kepentingan publik. pelaksanaanya serta SPAP.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SANKSI ADMINISTRATIF
 Pasal 53 : Menteri berwenang memberikan
 Pemeriksa yang ditugasi oleh Menteri wajib
sanksi adminstratif atas pelanggaran ketentuan
menjaga kerahasiaan informasi yang administratif.
diperoleh dari AP yang diperiksa.  Pelanggaran administratif berupa:
 Pasal 52 : Menteri mencantumkan Pihat  Pasal 4 : terkait pembatasan waktu pemberian
jasa
Terasosiasi dalam daftar orang tercela jika:  Pasal 8(4) : Perihal waktu perpanjangan izin
 Menolak memberikan keterangan atau  Pasal 9(4) : perihal pemberian jasa pada masa
memberikan keterangan palsu (dipalsukan). penghentian pemberian jasa asurans.
 Tidak menjaga kerahasiaan informasi yang  Pasal 13 : Perihal pendirian dan pengelolaan KAP
 Pasal 17 : Perihal tenaga kerja profesional asing.
diperoleh dari klien.
 Pasal 19 : Perihal pendirian cabang KAP
 Dikenai pindana pelanggaran UU ini.  Pasal 25 : Perihal kewajiban AP
 Dijatuhi pidana kejahatan yang ancaman  Pasal 27 : Perihal kewajiban KAP
pidana penjara ≥ 5th.  Pasal 28(1) : Perihal independensi dan bebas
benturan kepentingan.
 Pasal 29(1) : Perihal kerahasiaan informasi klien.
 Pasal 30 (1) : Perihal larangan AP.
SANKSI ADMINISTRATIF KETENTUAN PIDANA
 Pasal 55, 56 : AP , Pihak terasosiasi yang melakukan,
 Pasal 31 : Perihal larangan KAP. membantu manipulasi, dan atau memalsukan data
 Pasal 32 : Perihal penggunaan nama kantor. terkait jasa yang diberikan atau dengan sengaja
 Pasal 34 (3) dan (4) : Perihal penamaan AOI. melakukan manipulasi, memalsukan menghilangkan
 Pasal 35 (5) dan (6) : Perihal penamaan KAPA data atau catatan pada kertas kerja atau tidak
membuat kertas kerja sehingga tidak dapat
atau OAA. digunakan dalam rangka pemeriksaan.
 Pasal 51 (4) dan (5) : Perihal AP, KAP, cabang  Pasal 57 (1) : Setiap orang yang memberikan
dalam pemeriksaan. pernyataan tidak benar atau memberikan dokumen
palsu(dipalsukan) untuk mendapatkan atau
memperpanjang izin AP, KAP, cabang.
 Sanksi administratif berupa rekomendasi Pidana penjara paling lama 5 tahun dan pidana denda
untuk melaksanakan kewajiban tertentu, paling banyak Rp. 300jt.
 Pasal 57 (2) : Setiap orang yang bukan AP, tetapi
peringatan tertulis, pembatasan jasa kepada bertindak seolah-olah AP, pindana penjara paling lama
suatu jenis entitas tertentu, pembatasan 6th dan denda maksimal Rp. 500jt.
pemberian jasa tertentu, pembekuan izin,  Pasal 57(3), (4) : dalam hal tindakan pidana Pasal 57
(1), (2) dilakukan korporasi, pidana denda minimal
pencabutan izin, denda. Rp.1M, maksimal Rp. 3M. Atau jika tidak dapat
 Denda dapat diberikan tersendiri atau membayar, diganti hukuman penjara minimal 2 th,
bersamaan dengan sanksi lain. maksimal 6 th.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2015
TENTANG
PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK

Pengesahan : 6 April 2015


Untuk melaksanakan UU No.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik,
ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Praktik Akuntan Publik
Yang diatur di PP ini :

1. Ujian Profesi Akuntan Publik


2. Pendidikan Profesional berkelanjutan
3. Penyusunan dan Penetapan Standar Profesi Akuntan Publik
4. Pembatasan jasa audit
5. Pengunduran diri Akuntan Publik
6. Laporan
7. Kerja sama KAP dengan KAPA atau OAA
8. Sanksi administrasi
9. Ketentuan peralihan
UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PENDIDIKAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN
Pasal 2: Asosiasi profesi berwenang menyelenggarakan Pasal 6 : AP wajib menjaga kompetensi dengan
ujian profesi akuntan publik yang meliputi penetapan mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan dan
silabus dan mata uji, kriteria kelulusan, ketentuan dan cara menyampaikan laporan realisasi tahunan kepada Menteri
pendaftaran ujian, melaksanakan ujian, menetapkan paling lamba akhir bulan Januari tahun berikutnya.
kelulusan, menerbitkan sertifikat lulus ujian, menetapkan PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR
sebutan profesi, dan tugas lain terkait penyelenggaraan PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
ujian. PASAL 8: Asosiasi profesi berwenang menyusun dan
Pasal 3 : Syarat untuk mengikuti ujian profesi AP yaitu menetapkan SPAP yang paling sedikit meliputi penyusan
memiliki pengetahuan dan kopetensi di bidang akuntansi, draft, uji publik, penetapan dan pemberlakuan, penerbitan
atau terdaftar dalam register negara untuk akuntan. SPAP.
Pengetahuan dan kopetensi yang dimaksud diperoleh Uji publik dilakukan dengan cara meminta pertimbangan
melalui S1 atau D4, S2, S3 di bidang akuntansi, pendidikan kepada komite profesi AP dan atau kepada masyarakat.
profesi akuntansi, pendidikan profesi akuntan publik yang PEMBATASAN JASA AUDIT
sesuai dengan perundang-undangan. Pasal 10: AP memberikan jasa asurans yang meliputi
Pasal 4 : Seseorang yang telah memperoleh sertifikat audit dan reviu atas informasi keuangan histori dan jasa
kelulusan, mendapatkan gelar profesi dai asosiasi. asurans lainnya. AP juga dapat memberikan jasa lainnya
Sertifikat tanda lulus ujian profesi AP diterbitkan oleh terkait akuntansi, keuangan, manajemen.
asosiasi dapat diperoleh dengan syarat: lulus ujian profesi Pasal 11 : Jasa audit atas informasi keuangan histori
AP, lulus pendidikan sesuai pasal 3 atau terdaftar dalam dibatasi paling lama 5 tahun buku berturut-turut terhadap
register negara untuk akuntan, lulus penilaian pengalaman suatu entitas. Jasa dapat kembali diberikan setelah 2
kerja dari asosiasi profesi, terdaftar sebagai anggota tahun tidak memberikan jasa. Pembatasan ini berlaku
asosiasi. juga bagi Pihak Terasosiasi.
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGUNDURAN KERJASAMA KAP DENGAN KAPA ATAU OAA
DIRI Pasal 15: KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAPA
Pasal 12: AP mengajukan permohonan kepada Menteri atau OAA. Nama KAP dapat digabungkan dengan KAPA
dengan kondisi telah menyelesaikan seluruh perikatan dan OAA setelah disetujui Menteri.
profesional dengan entitas. AP dinyatakan telah
menyelesaikan perikatan profesional jika telah SANKSI ADMINISTRASI
menerbitkan laporan pemberian jasa, mengundurkan diri Pasal 16 : Sanksi administrasi berupa rekomendasi
dari perikatan sesuai SPAP dan telah menyelesaikan pelaksanaan kewajiban tertentu, peringatan tertulis,
kewajibannya kepada entitas, atau telah melimpahkan pembatasan jada kepada suatu entitas tertentu,
perikatan kepada AP/KAP yang lain atas persetujuan pembatasan atas jasa tertentu, pembekuan izin,
entitas. pencabutan izin, denda. Sanksi diumumkan Menteri
Pasal 13 : Menteri menerbitkan keputusan pencabutan melalui media.
izin AP paling lambat 20 hari kerja setelah menerima Pelanggaran administratif berupa pelanggaran yang
permohonan secara lengkap. termuat di UU No.5 th 2011. Selain itu Peraturan
Pemerintah ini juga mengatur pelanggaran administrasi
LAPORAN yaitu :
Pasal 14: Asosiasi profesi menyampaikan laporan Pasal 6 (1) : terkait kewajiban AP mengikuti Pendidikan
mengenai penyelenggaraan ujian profesi AP, pendidikan profesional berkelanjutan.
profesi berkelanjutan, serta penyusunan dan penetapan Pasal 6(2) : terkait penyampaian laporan pendidikan
SPAP kepada Menteri. Laporan disampaikan paling sedikit profesioanl berkelanjutan
2x dalam 1 th. Pasal 11 : terkait lama pemberian jasa audit atas
informasi keuangan histori.
Pasal 15(3): terkait penggunaan nama KAPA dan OAA
Pasal 30 (1) a : perihal larangan AP memiliki atau menjadi
Tata cara Pengenaan Sanksi Administrasi Rekan pada lebih dari 1 (satu) KAP
Pasal 17: Sanksi berupa rekomendasi untuk melakukan Pasal 31 : perihal larangan umum KAP
kewajiban tertentu bagi AP, KAP dan cabang yang Pasal 35 (5),atau (6) : perihal penggunaan nama KAP terkait
melakukan pelanggaran terhadap UU pasal: kerja sama dengan KAPA atau OAA
Pasal 13 (1), (2), (3) : perihal pendirian dan pengelolaan KAP
Pasal 19 : perihal pendirian cabang KAP Sanksi berupa peringatan tertulis atau pembekuan izin bagi
Pasal 25 (1) huruf d : perihal jangka waktu kewajiban AP pelanggaran UU pasal :
melaporkan tertulis kepada Menteri saat menjadi Rekan, Pasal 9 (4), pasal 25(1)a, Pasal 25 ayat (1) huruf b, Pasal 25
mengundurkan diri, rakap jabatan ayat (1) huruf c, Pasal 25 ayat (1) huruf f, Pasal 25 ayat (2)
Pasal 30 (1) huruf f: perihal memberikan jasa selain jasa huruf a, Pasal 28 ayat (1), Pasal 29 ayat (1), Pasal 30 ayat (1)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3) huruf b, Pasal 30 ayat (1) huruf c, Pasal 30 ayat (1) huruf e,
melalui KAP; Pasal 30 ayat (1) huruf h, Pasal 30 ayat (1) huruf i, Pasal 51
Pasal 32 : perihal penggunaan nama KAP ayat (4), atau Pasal 51 ayat (5).
Pasal 34 (3), (4): perihal penggunaan nama OAI
Sanksi berupa pembekuan izin atau pencabutan izin bagi
Sanksi berupa rekomendasi untuk melakukan kewajiban pelanggaran UU pasal 30 (1) huruf d
tertentu atau peringatan tertulis bagi pelanggaran UU pasal:
Pasal 13 (4) : perihal jumlah Rekan yang Sanksi administratif berupa rekomendasi untuk
berkewarganegaraan asing pada KAP paling banyak 1/5 melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan tertulis,
(satu per lima) dari seluruh Rekan pada KAP. pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas
Pasal 17 : perihal tenaga kerja profesional asing tertentu, pembatasan pemberian jasa tertentu, pembekuan
Pasal 25 (1) huruf e ; perihal menjaga kompetensi melalui izin, atau pencabutan izin bagi pelanggaran UU pasal 25 ayat
pelatihan profesional berkelanjutan; (2) huruf b, Pasal 25 ayat (2) huruf c, atau Pasal 30 ayat (1)
Pasal 27 : perihal kewajiban KAP atau cabang huruf g
Sanksi rekomendasi denda sebesar Rp.1jt bagi AP yang -Sanksi administratif berupa peringatan tertulis
mengajukan perpanjangan izin hingga masa berlaku habis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan paling
sesuai UU Pasal 8(4). Atau pelanggaran terhadap batas banyak 3 kali dalam jangka waktu 2 tahun.
waktu penyampaian laporan kegiatan usaha atau laporan - AP, KAP, dan Cabang yang dalam 24 bulan terakhir telah
keuangan didenda sebesar Rp.100rb/hari maksimal Rp. dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis
2jt/laporan. sebanyak 3 kali, dikenai sanksi administratif berupa
Pasal 18 : Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah. pembekuan izin atas pelanggaran berikutnya.
-Sanksi administratif berupa rekomendasi untuk -Sanksi administratif berupa pembatasan pemberian jasa
melaksanakan kewajiban tertentu atau peringatan tertulis kepada suatu jenis entitas tertentu dikenakan untuk jangka
bagi pelanggaran PP pasal 6(1) waktu paling lama 1 tahun.
-Sanksi administratif berupa rekomendasi untuk -Sanksi administratif berupa pembatasan pemberian jasa
melaksanakan kewajiban tertentu dan/atau denda bagi tertentu dikenakan untuk jangka waktu paling lama 1 tahun.
pelanggaran PP Pasal 6(2) sebesar Rp. 100rb/hari maks -AP, KAP, dan Cabang yang dalam 2 th terakhir telah dikenai
Rp.2jt. sanksi administratif berupa pembatasan pemberian jasa
-Sanksi berupa peringatan tertulis atau pembekuan izin bagi kepada suatu jenis entitas tertentu dan/atau pembatasan
pelanggaran PP Pasal 11 atau pasal 15 (3) pemberian jasa tertentu sebanyak 3 kali, dikenai sanksi
Pasal 19 : Sanksi administratif berupa rekomendasi untuk administratif berupa pembekuan izin atas pelanggaran
melaksanakan kewajiban tertentu dikenakan untuk jangka berikutnya.
waktu paling lama 6 (enam) bulan. -Sanksi administratif berupa pembekuan izin dikenakan
-Akuntan Publik, KAP, dan/atau Cabang KAP yang tidak untuk jangka waktu paling lama 2 tahun.
melaksanakan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada -AP, KAP, dan Cabang yang dalam 48 bulan terakhir telah
ayat (1) dikenai sanksi administratif peringatan tertulis. dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin
-Sanksi administratif berupa peringatan tertulis dapat sebanyak 3 kali, dikenai sanksi administratif pencabutan izin
dikenakan untuk jangka waktu paling lama 6 bulan untuk atas pelanggaran berikutnya.
perbaikan.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22: Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai
berlaku, Akuntan Publik yang memberikan jasa audit
umum atas laporan keuangan dari suatu entitas:
a. untuk 1 (satu) tahun buku dapat melanjutkan
pemberian jasa audit secara berturut-turut untuk 4
(empat) tahun buku berikutnya.
b. untuk 2 (dua) tahun buku secara berturut-turut dapat
melanjutkan pemberian jasa audit secara berturut-turut
untuk 3 (tiga) tahun buku berikutnya.
c. untuk 3 (tiga) tahun buku secara berturut-turut dapat
melanjutkan pemberian jasa audit secara berturut-turut
untuk 2 (dua) tahun buku berikutnya.
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 186 /PMK.01/2021 TENTANG
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
AKUNTAN PUBLIK

Mencabut PMK Nomor 154/PMK.012017

Untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011


tentang Akuntan Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015
tentang Praktik Akuntan Publik dan agar pembinaan dan pengawasan
Akuntan Publik (AP) lebih efektif dan efisien
Peningkatan
Kualitas
Profesi
Akuntan Publik

Terwujudnya
Meningkatkan
Big Data
Kepercayaan
Profesi
Publik
Akuntan Publik

Tujuan
Penyusunan
PMK

Penggunaan Percepatan
Sistem Layanan
Elektornik Administrasi

Penataan
Kembali
Proses dan
Persyaratan
Administrasi
1 KETENTUAN UMUM
Dalam rangka pembinaan profesi Akuntan Publik, Menteri
berwenang:
Memberikan izin AP, AP Asing, Perpanjangan izin AP, izin KAP,
pencabutan izin KAP, izin cabang KAP, dan pencabutan izin
cabang KAP;
Memberikan persetujuan penghentian pemberian jasa asurans
untuk sementara waktu, pengunduran diri AP, status terdaftar
sebagai Rekan non-Akuntan Publik, pembatalan status terdaftar
sebagai Rekan nonAkuntan Publik, status terdaftar sebagai OAI,
pembatalan status terdaftar OAI, status terdaftar KAPA atau
OAA, persetujuan pencantuman nama KAP dengan KAPA atau
OAA, dan pembekuan status terdaftar KAPA atau OAA; dan
Mengenakan sanksi administratif kepada Akuntan Publik,
KAP, dan/atau cabang KAP .
2 AKUNTAN PUBLIK Penghentian Pemberian Jasa Asurans untuk Sementara
jika;
Pasal 8 : Dapat diajukan dalam hal
Izin Akuntan Publik
 sakit keras
 Pasal 3 ; permohonan diampaikan kepada Menteri  alasan lainnya berdasarkan rekomendasi dari Asosiasi
u.p. Kepala Pusat dengan melampirkan dokumen Profesi Akuntan Publik.
sesuai ketentuan (KTP ,Sertifikat Profesi AP , Surat Dokumen permohonan sesuai ketentuan (bukti
Pengalaman Praktek 5 tahun, dll) keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan Publik dll).
Izin Akuntan Publik Asing
 Pasal 5 : permohonan kepada Menteri u.p. Kepala AP dilarang memberikan Jasa asurans dan
menandatangani perikatan jasa asurans. Serta tidak dapat
Pusat dengan melampirkan dokumen sesuai
menjadi Pemimpin KAP/Cabang.
ketentuan (Izin AP Asing, kartu izin tinggal tetap, Sanksi jika melanggar pembekuan izin paling singkat
NPWP, surat tanda lulus uji kemahiran berbahasa selama 1 tahun dan paling lama 2 tahun.
Indonesia, dll)
Perpanjangan izin Akuntan Publik; Pengunduran Diri sebagai Akuntan Publik (Pasal 11)
 Pasal 6; permohonan kepada Menteri u.p. Kepala AP tidak dapat mengajukan permohonan dalam hal:
 sedang dalam proses pemeriksaan atau terdapat
Pusat dengan melampirkan dokumen sesuai
pengaduan yang layak ditindaklanjuti;
ketentuan.  sedang dikenai sanksi pembekuan izin; atau
 Pepanjangan paling lambat 60 hari dan paling cepat  merupakan Rekan pada KAP yang sedang dikenai sanksi
180 sebelum izin Akuntan Publik berakhir administratif berupa pembekuan izin.
3 Kantor Akuntan Publik Penggunaan Nama Kantor Akuntan Publik
Pasal 13; AP dalam memberikan Jasanya wajib (Pasal 15)
• Usaha perseorangan menggunakan nama dari
melalui KAP. Jika melanggar Sanksi administratif
AP yang mendirikan tanpa gelar
berupa pembekuan izin paling singkat 1 (satu) • Usaha persekutuan perdata atau firma harus
tahun dan paling lama 2 (dua) tahun. menggunakan nama salah seorang atau
AP wajib mendirikan atau menjadi rekan pada beberapa Akuntan Publik yang merupakan
KAP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak Rekan pada KAP tanpa gelar dan
izin AP ditetapkan dan yang telah menggunakan frasa “dan rekan’.
• Nama KAP hanya digunakan 1 KAP
mengundurkan diri dari suatu KAP yang
bersangkutan ditetapkan, jika melanggar dikenai
Permohonan Pencabutan Izin Kantor Akuntan
sanksi administratif berupa peringatan tertulis. Publik (Pasal 16)
Pemimpin KAP mengajukan permohonan
Izin Kantor Akuntan Publik kepada Kepala Pusat dengan melampirkan
Pasal 14; AP harus mengajukan permohonan dokumen (persetujuan penutupan KAP,
kepada Menteri u.p. Kepala Pusat dengan penyelesaian perikatan profesional antara KAP
dengan klien, dan pengaturan penyimpanan
melampirkan dokumen
kertas kerja, dll)
(Bukti sewa kantor, NPWP Badan)
4 REKAN NON-AKUNTAN PUBLIK
Pendaftaran sebagai Rekan Non-Akuntan Publik
Pasal 17; permohonan kepada Menteri u.p. Kepala Pusat dengan melampirkan dokumen sesuai ketentuan (KTP,
Ijazah, bukti mengikuti pelatihan dll)

Pembatalan Status Terdaftar Rekan Non-Akuntan Publik


Pasal 18; Status terdaftar Rekan non-Akuntan Publik juga dapat dibatalkan jika; meninggal dunia, berubah menjadi
Akuntan Publik; atau mengundurkan diri sebagai Rekan non-Akuntan Publik.
Permohonan diajukan kepada Kepala Pusat dengan melampirkan surat pengunduran diri disertai dengan alasannya.

5 CABANG KANTOR AKUNTAN PUBLIK


Izin Cabang Kantor Akuntan Publik
pasal 19; permohonan kepada Menteri u.p. Kepala Pusat dengan melampirkan dokumen sesuai ketentuan (bukti
kepemilikan atau sewa kantor; NPWP Cabang, Daftar tenaga Profesional dll)

Permohonan Pencabutan Izin Cabang Kantor Akuntan Publik


Pasal 20; permohonan pencabutan izin pendirian cabang KAP kepada Menteri u.p. Kepala Pusat dengan
melampirkan dokumen sesuai ketentuan (bermeterai cukup yang ditandatangani seluruh Rekan KAP dan bukti
penyampaian laporan kegiatan usaha cabang KAP yang telah disampaikan melalui sistem elektronik )
6 ORGANISASI AUDIT INDONESIA
 Pasal 21; permohonan kepada Menteri u.p. Kepala Pusat dengan melampirkan dokumen sesuai ketentuan
(Akta pendirian OAI, dafrtar nama KAP dll).
 Pasal 22; OAI Penyampaian laporan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak perubahan anggota OAI,
perubahan pengurus OAI, perubahan alamat OAI; dan/ atau pembubaran OAI.
 Pasal 23: Status terdaftar OAI dibatalkan jika melanggar Pasal 22, bubar; dan beranggotakan kurang dari 2
(dua) KAP dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis.

7 KANTOR AKUNTAN PUBLIK ASING DAN ORGANISASI AUDIT ASING


Pendaftaran Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) dan Organisasi Audit Asing (OAI)
Pasal 25; permohonan pendaftaran kepada Menteri u.p. Kepala Pusat dengan melampirkan dokumen sesuai
ketentuan (izin usaha KAPA, surat pemyataan tidak sedang dikenai sanksi dll)

Persetujuan Pencantuman Nama Kantor Akuntan Publik Asing dan Organisasi Audit Asing
Pasal 26; permohonan kepada Menteri u.p. Kepala Pusat dengan melampirkan dokumen sesuai ketentuan (surat
tanda terdaftar KAPA atau OAA akta notaris perjanjian kerja sama antara KAP dengan KAPA atau OAA dll)

Perubahan Status Kantor Akuntan Publik Asing dan Organisasi Audit Asing
Pelaporan wajib melalui sistem elektronik paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak; berakhirnya kerja sama dengan
KAPA atau OAA, dicabutnya izin usaha KAPA dan bubarnya OAA yang melakukan kerja sama dengan KAP.
Jika melanggar ketentuan dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis.
8 TATA CARA PERIZINAN, PERSETUJUAN, DAN PENDAFTARAN
Diatur pada pasal 29, 30 dan 31
Seluruh permohonan perizinan, persetujuan, dan pendaftaran melalui sistem elektronik. Permohonan
dapat ditolak dan dikembalikan jika tidak memenuhi syarat

Izin dan persetujuan ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Sekretaris
Jenderal atas nama Menteri dan diterbitkan dalam waktu pling lama 10 hari kerja .

9 KEWAJIBAN AKUNTAN PUBLIK, KANTOR


AKUNTAN PUBLIK, DAN CABANG KANTOR
AKUNTAN
Pasal 32; wajibPUBLIK
melaporkan perubahan Susunan Rekan, Pemimpin Kantor
Akuntan Publik atau Cabang Kantor Akuntan Publik, dan Sistem
Pengendalian Mutu melalui sistem elektronik paling lambat 30 hari sejak
perubahan. KAP melanggar dikenai sanksi administratif berupa peringatan
tertulis.

Pasal 35; wajib melaporkan sejak perubahan alamat domisili pemimpin KAP
dan/ atau pemimpin cabang KAP dan perubahan alamat domisili KAP dan/
atau cabang KAP melalui sistem elektronik paling lambat 30 hari sejak
perubhan KAP melanggar dikenai sanksi administratif berupa peringatan
tertulis.
KEWAJIBAN AKUNTAN PUBLIK, KANTOR AKUNTAN
9
PUBLIK, DAN CABANG KANTOR AKUNTAN PUBLIK (2)
Benturan Kepentingan
Tenaga Kerja Profesional Pemeriksa
Pasal 36; wajib menjaga independensi serta bebas dari
Pasal 33; wajib mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang
benturan kepentingan. Diantaranya;
tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang akuntansi • AP mempunyai kepentingan keuangan atau memiliki
kendali yang signifikan pada klien (memiliki investasi ,
Domisili kepemilikan dan merangkap sebagai pimpinan).
Pasal 34; Harus berdomisili di dalam provinsi yang sama • AP memiliki hubungan kekeluargaan dengan pimpinan,
atau di kabupaten/kota yang berbatasan langsung direksi dll
• AP memberikan jasa asurans dan jasa non-asurans
dengan ibukota provinsi yang sama dengan domisili KAP
dalam periode atau tahun buku yang sama
atau cabang KAP bersangkutan. Tidak berlaku bagi di
wilayah Jakarta, Bogar, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Laporan Tahunan
Pasal 40; KAP wajib menyampaikan laporan secara lengkap dan benar melalui sistem elektronik paling lambat setiap
akhir bulan April setiap tahunnya, terdiri atas;
a. laporan kegiatan usaha KAP untuk tahun takwim sebelumnya;
b. laporan keuangan KAP untuk tahun takwim sebelumnya; dan
c. laporan program dan realisasi tahunan program pengembangan profesi Akuntan Publik dan/atau dunia pendidikan
akuntansi bagi KAP yang mempunyai Rekan warga negara asing dan/ atau mempekerjakan warga negara asing.
9 KEWAJIBAN AKUNTAN PUBLIK, KANTOR AKUNTAN PUBLIK,
DAN CABANG KANTOR AKUNTAN PUBLIK (3)
Pendidikan Profesional Berkelanjutan
Pasal 37; AP wajib menjaga kompetensinya setiap tahun melalui:
 paling sedikit 30 satuan kredit yang diperoleh dari PPL terstruktur,
 paling banyak 10 satuan kredit yang diperoleh dari pelatihan tidak terstruktur,
AP yang melanggar maka dikenai sanksi administratif berupa peringatan tertulis.
AP wajib menyampaikan laporan realisasi PPL paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya melalui sistem
elektronik.

Pemberian Jasa
Pasal 38; AP wajib membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut. Kertas kerja yang
menggambarkan proses dan hasil kerja AP dan disusun secara memadai sesuai dengan SPAP.
Pasal 39; KAP wajib :
• mencantumkan kode QR pada laporan auditor independen yang diterbitkan, pada lembar yang sama dengan lembar
tanda tangan opini Akuntan Publik;
• melakukan pendaftaran laporan auditor independen melalui sistem elektronik; dan
• mengunggah dokumen laporan auditor independen yang telah ditandatangani dan dicantumkan kode QR.
10 PELAPORAN ASOSIASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK
Pasal 41 sosiasi Profesi Akuntan Publik menyampaikan laporan kepada Menteri u.p. Kepala Pusat
mengenai:
a. penyelenggaraan ujian profesi Akuntan Publik;
b. penyelenggaraan PPL;
c. penyusunan dan penetapan SPAP; dan
d. penyelenggaraan reviu mutu
paling lambat setiap akhir bulan April untuk periode November tahun sebelumnya sampai dengan April
tahun berjalan; dan akhir bulan Oktober untuk periode Mei sampai dengan Oktober tahun berjalan.

11 PENGAWASAN AKUNTAN PUBLIK, KANTOR AKUNTAN


PUBLIK, DAN CABANG KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Pasal 42; Pengawasan dilakukan oleh Menteri (Kepala Pusat) untuk melakukan pemeriksaan terhadap
AP/KAP dan Cabang
Kepala Pusat menugaskan pejabat dan pegawai menggunakan surat tugas

Jenis Pemeriksaan (Pasal 43)


a. pemeriksaan reguler;
b. pemeriksaan tematik; dan
c. pemeriksaan khusus.
11 PENGAWASAN AKUNTAN PUBLIK, KANTOR AKUNTAN PUBLIK, DAN
CABANG KANTOR AKUNTAN PUBLIK (2)
Pasal 46; AP, KAP yang diperiksa ;
Prosedur Pemeriksaan
- Wajib;
Pasal 44; Tim pemeriksa yang ditugaskan ; a. memenuhi undangan dalam rangka pemeriksaan;
a. menjaga independensi dan integritas; b. memperlihatkan, meminjamkan, dan/ atau memberikan akses
b. menghindari benturan kepentingan; terhadap kertas kerja, laporan, dan dokumen lainnya; dan
c. memberikan kertas kerja, laporan, dan dokumen lainnya yang
c. mematuhi ketentuan mengenai disiplin dan kode etik; dan diperlukan, sesuai jangka waktu yang ditentukan.
d. menJaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melaksanakan pemeriksaan atau berdasarkan hasil Pasal 47; pemeriksaan harus menyampaikan
pemberitahuan pemeriksaan, menunjukkan surat tugas
pelaksanaan pemeriksaan kepada pihak lain yang tidak
pemeriksaan dan menjelaskan maksud dan tujuan,
berhak dan tidak berwenang sebagaimana diatur dalam serta ruang lingkup pelaksanaan pemeriksaan.
peraturan perundang-undangan. hal tim pemeriksa dalam
penugasannya menghadapi situasi atau kondisi benturan Pasal 48; Pelaksanaan pemeriksaan;
kepentingan, yang bersangkutan harus melaporkan keadaan - menyampaikan permintaan dokumen;
tersebut kepada Kepala Pusat dan mengundurkan diri dari - melakukan penelaahan dokumen;
- melakukan permintaan keterangan terkait
penugasan pemeriksaan. Tim pemeriksa yang ditugaskan
penelusuran dokumen;
tidak diperkenankan membawa keluar dokumen dari KAP
- menyampaikan simpulan sementara hasil
kecuali Fotokopi pemeriksaan secara tertulis; dan
penggunaan informasi, data, dan/ atau dokumen yang - melakukan pembahasan simpulan sementara hasil
diperoleh dari pelaksanaan pemeriksaan dalam rangka pemeriksaan
pembinaan dan pengawasan oleh Kepala Pusat, tidak Hasil pembahasan dituangkan dalam risalah
12 DAFTAR ORANG TERCELA
Pihak Terasosiasi sebagaimana dimaksud dalam
Kepala Pusat mencantumkan Pihak Terasosiasi dalam daftar orang
terdiri atas:
tercela, dalam hal Pihak Terasosiasi:
a. Rekan KAP yang tidak menandatangani laporan
a. menolak memberikan keterangan dalam pemeriksaan, yang pemberian jasa;
dibuktikan dengan berita acara hasil pemeriksaan dan/ atau b. pegawai KAP yang terlibat dalam pemberian jasa;
laporan hasil pemeriksaan oleh pemeriksa; atau
b. memberikan keterangan dan/ atau dokumen palsu atau yang c. pihak lain yang terlibat langsung dalam pemberian
dipalsukan dalam pemeriksaan, yang dibuktikan dengan putusan jasa, antara lain aktuaris dan penilai publik yang
hasil pekerjaannya digunakan dalam pelaksanaan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap;
pemberian jasa.
c. melanggar kewajiban menjaga kerahasiaan informasi yang
diperolehnya dari klien, yang dibuktikan dengan putusan Pihak Terasosiasi dicantumkan dalam daftar orang
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap; tercela untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
d. dikenai pidana karena melakukan pelanggaran atas Undang- Pihak Terasosiasi dicantumkan dalam daftar orang
Undang, yang dibuktikan dengan putusan pengadilan yang telah tercela untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.
memiliki kekuatan hukum tetap; atau
e. dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, yang dibuktikan dengan
putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
13 Sanksi Asministratif
Jenis dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Sanksi Administratif Terhadap Pelanggaran SPAP, Kode Etik
Profesi dan/ atau Peraturan Perundang-Undangan yang
Administratif
Berkaitan dengan Jasa yang Diberikan
Pasal 54 Sanksi administratif terhadap Pasal 56; Pelanggaran terhadap SPAP, kode etik profesi, dan/
Akuntan Publik, KAP, dan/ atau cabang atau peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
KAP dapat berupa: jasa yang diberikan terdiri atas:
a. rekomendasi untuk melaksanakan a. pelanggaran ringan; pelanggaran yang berpotensi
kewajiban tertentu; berpengaruh tidak signifikan terhadap laporan pemberian
jasa atau hasil ( output) atas jasa yang diberikan .(a,b)
b. peringatan tertulis;
b. pelanggaran sedang; pelanggaran yang berpotensi
c. pembatasan pemberian Jasa kepada berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan pemberian
suatu jenis entitas tertentu; jasa atau hasil (output) atas jasa yang diberikan.( c,d)
d. pembatasan pemberian jasa tertentu; c. pelanggaran berat; pelanggaran yang berpotensi
e. pembekuan izin; berpengaruh signifikan terhadap laporan pemberian jasa
f. pencabutan izin; dan/ atau atau hasil ( output) atas jasa yang diberikan; atau (e)
g. denda. d. pelanggaran sangat berat pelanggaran yang berpotensi
berpengaruh sangat signifikan terhadap laporan pemberian
Sanksi Administratif ditetapkan dengan
jasa atau hasil ( output) atas jasa yang diberikan; (f)
Keputusan Menteri
14 INFORMASI PUBLIK
Pasal 59 Kepala Pusat menyediakan informasi publik kepada masyarakat yang diperbaharui secara
berkala;
a. Informasi Akuntan Publik, KAP, dan cabang KAP,
b. KAPA,
c. Laporan auditor independen yang telah didaftarkan,
d. Laporan keterbukaan KAP dan/ atau cabang KAP,
e. Data statisik terkait Akuntan Publik, KAP/ cabang untuk penelitian yang bersifat akademis.

15 SISTEM ELEKTRONIK
Informasi melalui media Laman resmi,
surat elektronik dan sistem elektronik.
Pasal 60; Sistem elektronik harus
memenuhi standar keamanan guna
menjaga kerahasiaan atas data dan
informasi yang disampaikan. Data dan
informasi digunakan untuk kepentingan
pembinaan, pengawasan, dan
pengembangan profesi Akuntan Publik.
Aplikasi yang digunakan
POJK 13/2017 tentang
Penggunaan Jasa Akuntan Publik
dan Kantor Akuntan Publik dalam
Kegiatan Jasa Keuangan

POJK ini merupakan POJK terintegrasi yang mengatur


penggunaan jasa Akuntan Publik (AP) dan Kantor
Akuntan Publik (KAP), yang sebelumnya diatur secara
sektoral
KETENTUAN UMUM
Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan wajib menggunakan AP dan KAP yang:
a. terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan; dan
b. memiliki kompetensi sesuai dengan kompleksitas usaha Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan
Kewajiban penggunaan AP dan KA terkait dengan laporan yang wajib diaudit atau diperiksa oleh AP
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PENGELOLAAN ADMINISTRASI AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR


AKUNTAN PUBLIK
AP dan KAP wajib terlebih dahulu terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan dengan memenuhi persyaratan (Izin,
tidak dikenai sanksi dan tidak melakukan perbuatan tercela)

Pasal 7, AP dan KAP yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan wajib: menjaga kerahasiaan data dan informasi
yang diperoleh;
1. menjalani pemeriksaan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan atas kepatuhan terhadap pekerjaan
pemeriksaan dan penerapan pengendalian mutu;
2. menerapkan standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan pemberian jasa audit;
3. memperhatikan kesesuaian transaksi yang dilakukan oleh Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan
sesuai dengan ketentuan ;
4. mengikuti PPL khusus bagi AP, yang diselenggarakan oleh lembaga yang diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan.
PUBLIKASI DAFTAR AP DAN KAP PADA OTORITAS JASA KEUANGAN

Pasal 9; Daftar AP dan KAP yang dipublikasikan pada situs web Otoritas Jasa Keuangan meliputi:
AP dan KAP yang aktif; tidak aktif sementara waktu; dan tidak aktif tetap
Syarat permohonan publikasi pada pasal 10 dan 11

PENGUNDURAN DIRI AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN


PUBLIK
Pasal 12; AP dan/atau KAP dapat mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai AP dan KAP
yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan, dengan disertai dokumen pendukung (Surat
keterangan KAP dan alsan pengunduran diri) yang disampaikan paling lama 2 (dua) bulan
sebelum tanggal rencana pengunduran diri.
Persetujuan atau penolakan atas permohonan diterbitkan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari
kerja sejak permohonan.
PERAN KOMITE AUDIT

Penunjukan AP diatur pada pasal 13;


Usulan yang diajukan oleh dewan komisaris wajib memperhatikan rekomendasi Komite Audit.
Pasal 14; Komite Audit melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian jasa audit atas
informasi keuangan historis tahunan oleh AP dan/atau KAP.
a. kesesuaian pelaksanaan audit oleh AP dan/atau KAP dengan standar audit yang berlaku;
b. kecukupan waktu pekerjaan lapangan;
c. pengkajian cakupan jasa yang diberikan dan kecukupan uji petik; dan
d. rekomendasi perbaikan yang diberikan oleh AP dan/atau KAP

PEMBATASAN PENGGUNAAN JASA AUDIT


Pasal 16; pembatasan penggunaan AP yang sama paling lama untuk periode audit selama 3 (tiga)
tahun buku pelaporan secara berturut-turut dan pihak yang terasosiasi, Bisa digunakan kembali
setelah dua tahun buku pelaporan.
RUANG LINGKUP AUDIT
Pasal 17; Pelaksanaan audit didasarkan pada perjanjian kerja antara Pihak yang melaksanakan
Kegiatan Jasa Keuangan dengan KAP, dalam perjanjian mencantumkan ruang lingkup audit.
Ruang lingkup diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan.

INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK


TERHADAP PIHAK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN JASA KEUANGAN
Pasal 18; Kondisi independen dinyatakan dalam Surat Pernyataan dan diserahkan oleh KAP kepada
Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan, sebelum Periode Penugasan Profesional
dimulai.

KOMUNIKASI AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DENGAN


OTORITAS JASA KEUANGAN
Pasal 19; AP/KAP dapat meminta informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan mengenai Pihak yang
akan diaudit dan Otoritas Jasa Keuangan dapat menginformasikan dalam rangka persiapan dan
pelaksanaan audit.
PENYAMPAIAN LAPORAN DARI AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR
AKUNTAN PUBLIK KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN
Pasal 20; AP dan/atau KAP yang tercatat pada daftar AP dan KAP. Laporan meliputi:
a. laporan berkala tahunan; laporan kegiatan pemberian jasa KAP kepada Pihak yang
Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan.
b. laporan insidentil; laporan KAP mengenai perubahan data AP dan/atau KAP,kelemahan yang
signifikan, kondisi yang membahayakan.

MEDIA PENYAMPAIAN PERMOHONAN DAN LAPORAN AKUNTAN PUBLIK


DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN
Pasal 25; Permohonan dan/atau laporan disampaikan oleh KAP secara daring (online) melalui
sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan. dapat secara offline jika sistem belum dapat digunakan

PENYAMPAIAN LAPORAN DARI PIHAK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN


JASA KEUANGAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN
Pasal 28; wajib menyampaikan laporan berkala setiap tahun kepada Otoritas Jasa Keuangan;
penunjukan AP dan/atau KAP dan hasil evaluasi Komite Audit
Ketentuan Lain-lain
Pasal 30 ; Otoritas Jasa Keuangan berwenang memerintahkan secara tertulis kepada Pihak yang
Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan untuk melakukan:
a. penggantian AP dan/atau KAP yang telah ditunjuk oleh Pihak yang Melaksanakan Kegiatan
Jasa Keuangan; dan/atau
b. audit atau pemeriksaan ulang terhadap laporan

Sanksi

Pasal 32; Otoritas Jasa Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif terhadap setiap
pihak yang melanggar ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini termasuk pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran.
Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan dan/atau pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran dapat dikenakan sanksi administratif
berupa: a. teguran tertulis atau peringatan tertulis;
b. denda; dan/atau
c. pencantuman pemegang saham, anggota direksi, dewan komisaris atau pejabat
eksekutif dalam daftar pihak yang dilarang menjadi:
1. pemegang saham pengendali atau pemilik Pihak yang Melaksanakan Kegiatan
Jasa Keuangan; dan/atau
2. anggota direksi, dewan komisaris, atau pejabat eksekutif Pihak yang
Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuanga
AP dan KAP yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan dapat dikenakan sanksi
administratif berupa: a. teguran tertulis atau peringatan tertulis; b. denda; c.
pembekuan pendaftaran; dan/atau d. pembatalan pendaftaran. (4) Sanksi
administratif dapat dikenakan secara tersendiri atau secara bersama-sama atau
dengan perintah tertulis
Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan kepada masyarakat pengenaan
sanksi administratif kepada Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan
serta AP dan KAP
Pasal 33: Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan yang melakukan
pelanggaran berupa:
a. penunjukan AP dan/atau KAP tanpa mempertimbangkan usulan dewan
komisaris; atau
b. usulan dewan komisaris dalam penunjukan AP dan/atau KAP tanpa
memperhatikan rekomendasi Komite Audit, dikenakan sanksi administratif berupa
teguran tertulis atau peringatan tertulis

Bank yang melakukan pelanggaran berupa:


a. rekomendasi Komite Audit bank tidak mempertimbangkan persyaratan minimal
yang wajib dipenuhi dalam penunjukan AP dan/atau KAP; dan/atau
b. ruang lingkup audit tidak dicantumkan dalam perjanjian kerja antara bank
dengan KAP, dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis atau
peringatan tertulis.
Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan yang dinyatakan terlambat
menyampaikan laporan berkala dikenakan sanksi administratif berupa denda
masing-masing sebesar Rp100.000,00 per hari atau paling banyak Rp3.000.000,00
(tiga juta rupiah) per laporan
Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan yang dinyatakan tidak
menyampaikan laporan berkala dikenakan sanksi administratif berupa denda
masing-masing sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per laporan.

Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan yang melakukan pelanggaran


dalam hal tidak memenuhi perintah Otoritas Jasa Keuangan
dikenakan sanksi administratif berupa pencantuman pemegang saham, anggota
direksi, dewan komisaris atau pejabat eksekutif dalam daftar pihak yang dilarang
menjadi:
a. pemegang saham pengendali atau pemilik Pihak yang Melaksanakan Kegiatan
Jasa Keuangan; dan/atau
b. anggota direksi, dewan komisaris, atau pejabat eksekutif Pihak yang
Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan,
Pasal 34 AP dan/atau KAP yang melakukan pelanggaran:
a. tidak melakukan komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan; b. tidak
menyampaikan informasi yang diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan c. tidak
memenuhi persyaratan sebagai AP dan/atau KAP yang terdaftar pada Otoritas
Jasa Keuangan dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis atau
peringatan tertulis

Pasal 35 AP yang tidak memenuhi paling sedikit sesuai dengan jumlah SKP PPL
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e, dikenakan sanksi administratif
berupa teguran tertulis atau peringatan tertulis.

Pasal 36 KAP yang dinyatakan terlambat menyampaikan: a. laporan kegiatan


pemberian jasa KAP dan/atau b. laporan perubahan data AP dan/atau KAP
dikenakan sanksi administratif berupa denda masing-masing sebesar
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari keterlambatan dan paling banyak
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) per laporan.
KAP yang dinyatakan tidak menyampaikan:
a. laporan kegiatan pemberian jasa KAP dan/atau
b. laporan perubahan data AP dan/atau KAP dikenakan sanksi administratif berupa denda
masing-masing sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per laporan.

(Bagi KAP yang belum menyampaikan laporan, selain dikenakan sanksi administratif
berupa denda tetap harus menyampaikan laporan kegiatan pemberian jasa KAP kepada
Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan.

Pasal 37 AP yang terlambat menyampaikan laporan mengenai pelanggaran signifikan


terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, kelemahan yang signifikan dalam
pengendalian proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan, kelemahan yang
signifikan dalam pengendalian intern, dan/atau kondisi atau perkiraan kondisi yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan
dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)
Pasal 38 AP dan/atau KAP yang melakukan pelanggaran:
a. tidak dapat memenuhi persyaratan
b. tidak memenuhi kewajiban jumlah SKP PPL selama 2 (dua) tahun berturut-turut,
c. tidak memenuhi kondisi independen selama Periode Audit dan Periode Penugasan Profesional
d. Tidak menyampaikan laporan mengenai pelanggaran signifikan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan, kelemahan yang signifikan dalam pengendalian proses penyusunan dan
penyajian laporan keuangan, kelemahan yang signifikan dalam pengendalian intern, dan/atau
kondisi atau perkiraan kondisi yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Pihak yang
Melaksanakan Kegiatan Jasa
e. AP dan/atau KAP dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis atau peringatan tertulis
sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 2 (dua) tahun,

dikenakan sanksi administratif berupa pembekuan pendaftaran di Otoritas Jasa Keuangan. Jangka
waktu pembekuan pendaftaran pada Otoritas Jasa Keuangan dikenakan selama 1 (satu) tahun
Pasal 39 Pelanggaran ketentuan:
a. AP dan/atau KAP yang tidak lagi memenuhi persyaratan setelah masa pembekuan berakhir;
b. AP dan/atau KAP yang dinilai oleh Otoritas Jasa Keuangan melakukan pelanggaran berat terhadap
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini maupun ketentuan peraturan perundang-undangan lain;
c. AP dan/atau KAP yang dikenakan sanksi administratif berupa pembekuan pendaftaran sebanyak 2
(dua) kali dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun;
d. KAP berbentuk perseorangan dengan AP yang terkena sanksi berupa pembatalan pendaftaran pada
Otoritas Jasa Keuangan; dan/atau
e. KAP berbentuk persekutuan dengan paling sedikit 2 (dua) AP terkena sanksi berupa pembatalan
pendaftaran pada Otoritas Jasa Keuangan, dikenakan sanksi administratif berupa pembatalan
pendaftaran pada Otoritas Jasa Keuangan

Pasal 40 Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan pidana pada ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang jasa keuangan, Otoritas Jasa Keuangan berwenang mengenakan sanksi terhadap
setiap pihak yang melanggar ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini termasuk pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai