Biaya pelatihan ditanggung perusahaan penyedia jasa tenaga kerja. Dirinya mengatakan,
perusahaan juga harus keluar uang untuk membeli peralatan modern yang mendukung pekerjaan.
"Biasanya kantor-kantor pemerintah atau BUMN membayar gaji tiga bulan sekali. Makanya,
mau tak mau kita yang mesti menalangi gaji pekerja outsourcing," ujarnya.
Untuk membuka usaha penyedia jasa tenaga kerja, perusahaan wajib memiliki izin operasional
dari dinas tenaga kerja setempat. Dasar hukumnya Undang Undang Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 101
tahun 2004.
Kasi Perselisihan Hubungan Industrial, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota
Banjarmasin, Lefina Yohana R, mengatakan, izin operasional diberikan kepada perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT) dan koperasi. "Walaupun di dalam anggaran dasar dan akte
notaris tercantum bidang usaha penyedia jasa pekerja, tapi mereka bisa beroperasional sebelum
mendapat izin dari dinas tenaga kerja," kata Lefina.
Sesuai undang undang tentang ketenagakerjaan, hanya pekerjaan pendukung yang dibolehkan
untuk dijual jasanya seperti sopir, cleaning service dan satpam. "Izin operasional penyedia jasa
pekerja kita berikan selama lima tahun dengan masa berlaku di seluruh Indonesia. Jadi,
walaupun dibuat di Banjarmasin, pengusaha bisa membuka di Sulawesi. Tapi, dengan catatan,
lapor dulu ke instansi setempat," kata Lefina.
Menurut Lefina, pemohon yang mengajukan izin operasional usaha penyedia jasa tenaga kerja
tidak dikenai biaya. Sedangkan waktu pengurusan, karena memerlukan penelitian dan kebenaran
dokumen, maksimal tiga hari selesai, asalkan semua persyaratan lengkap izin cepat keluar.
Pengalaman Lefina, izin telat dikeluarkan jika perusahaan tidak mencantumkan bidang tertentu
dari usahanya.
Pemohon juga harus melampirkan perjanjiaan antara penyedia tenaga kerja dan pekerja. "Kita
periksa dulu, apakah sudah sesuai dengan ketentuan, supaya tidak terjadi masalah di kemudian
hari," katanya.
Bantu Usaha Lancar
Legalisasi penggunaan jasa outsourcing diatur dalam UU Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Pada pasal 64 disebutkan, perusahaan dapat menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang
dibuat secara tertulis.
Menurut Kasi Perselisihan Hubungan Industrial Dinsosnaker Kota Banjarmasin, Lefina Yohana,
tujuan penyedia jasa tenaga kerja untuk membantu kelancaran usaha. Tidak semua kegiatan bisa
ditangani oleh perusahaan, sehingga bisa menyerahkan sebagian pekerjaan kepada pihak lain.
Sebab, jika tidak ditangani secara profesional bakal menghambat, tingkat produktivitas pun jadi
tidak maksimal. Artinya, pekerjaan tertentu akan lebih baik jika ditangani oleh tenaga kerja yang
disediakan perusahaan outsourcing. "Lebih baik mengambil tenaga kerja yang sudah terlatih.
Perusahaan bisa berkonsentrasi pada pekerjaan pokoknya," kata Lefina.
Hubungan kerja pekerja outsourcing bukan dengan perusahaan pemberi pekerjaan, tapi menjadi
tanggung jawab pihak penyedia jasa tenaga kerja.
A. Akta pendirian (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jika ada) dan SK Pengesahan yang
dikeluarkan oleh:
4.
B. Akta Perubahan SK dan SK Perubahan yang dikeluarkan oleh Kemenkumham, jika Akta
Pendirian mengalami perubahan
5. Jika dikuasakan