Anda di halaman 1dari 5

Langkah-Langkah Mendirikan Perusahaan (PT)

Bila Anda ingin mendirikan perusahaan, Anda dapat memetik pelajaran dari pengalaman saya. Beberapa waktu lalu saya melakukan survei kecil-kecilan untuk mengetahui persyaratan dan prosedur pendirian perusahaan sampai perusahaan dapat beroperasi. Langkah-langkah yang saya tuliskan ini adalah hasil observasi saya di lapangan- mulai dari mengunjungi kantor kepala desa (kelurahan), bertemu dengan notaris, mendapatkan informasi dari kantor pajak, dan Departemen Hukum dan HAM dan Badan Perizinan Terpadu (BPT). Ada lima langkah utama bila Anda ingin mendirikan perusahaan, khususnya bila perusahaan Anda tidak memerlukan izin tambahan seperti perusahaan saya yang bergerak di bidang konsultasi dan jasa pelatihan dan ketrampilan tenaga kerja. Bila perusahaan Anda bergerak di bidang lain seperti bidang energi misalnya, Anda butuh izin tambahan. Singkatnya, inilah langkah-langkah mendirikan usaha secara khusus di Kabupaten Bogor, di mana saya berdomisili atau di seluruh daerah kabupaten. Pertama, membuat akte perusahaan ke notaris. Karena perusahaan berbadan hukum maka sangat mutlak perlu membuat akte perusahaan Anda ke notaris. Biasanya akte ini berisi informasi tentang nama perusahaan, bergerak di bidang apa, nama para pemilik modal, pengurus perusahaan seperti siapa direktur utama, direktur, dan para komisaris. Notaris biasanya akan membantu Anda bila Anda ingin mengetahui informasi lain perihal mendirikan perusahaan. Kedua, mendapatkan Surat Keterangan Domisili Usaha. Anda membutuhkan keterangan domisili perusahaan Anda. Ini Anda dapatkan dari kantor kelurahan atau kantor kepala desa di mana perusahaan Anda berdomisili. Perusahaan saya misalnya berdomisili di tempat tinggal saya. Surat ini biasanya ditanda-tangani Lurah atau Kepala Desa dan diketahui oleh camat pemerintah setempat. Untuk mendapatkan surat keterangan domisili, Anda memerlukan salinan akte perusahaan Anda. Biasanya Anda dipungut biaya administrasi. Ada yang hanya mengenakan biaya Rp200.000 sampai degan Rp300.000 untuk biaya administrasi di kantor kelurahan, tapi ada juga yang mengenakan lebih dari angka di atas seperti di daerah saya. Ketiga, mengurus NPWP perusahaan. Untuk mendirikan perusahaan, NPWP perusahaan adalah mutlak. Untuk mendapatkan NPWP, Anda memerlukan salinan akte perusahaan Anda dan surat keterangan domisili. Biasanya pembuatan NPWP hanya butuh beberapa jam. Bila Anda memasukkan berkas di pagi hari ke kantor pajak, Anda sudah mendapatkannya di siang hari. Selain itu, tidak ada biaya administrasi yang perlu Anda bayar.

Keempat, mendapatkan Surat Keputusan pendirian perusahaan dari Departemen Hukum dan HAM. Ini biasanya diurus oleh notaris Anda. Bila Anda pergi ke kantor Departemen Hukum dan HAM, di loket pengurusan SK perusahaan, tertera beragam biaya untuk berbagai hal. Untuk mengurus SK perusahaan misalnya, biayanya kira-kira Rp1.000.000. Bila Anda meminta bantuan notaris, tentu akan ada biaya tambahan. Notaris biasanya menyerahkan salinan akte perusahaan, Surat Keterangan Domisili dan NPWP perusahaan Anda untuk mendapatkan SK perusahaan. Kelima, mengurus SIUP. SIUP merupakan bagian dari proses mendirikan perusahaan agar perusahaan bisa beroperasi. Mengurus SIUP, saya pikir, agak sama di berbagai tempat. Di Pemda Kabupaten Bogor misalnya, persyaratan untuk mendapatkan SIUP adalah sebagai berikut: 1. Mengisi Formulir pengajuan SIUP dengan materai 2. Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan (Direktur Utama/Direktur) 3. Pas Photo Direktur Utama/Direktur (berwarna dan berukuran 3x4 sebanyak 2 lembar) 4. Fotocopy NPWP Direktur Utama/Direktur 5. Surat Keterangan Domisili Usaha 6. Fotocopy izi tertentu untuk usaha-usaha tertentu 7. Fotocopy akte pendirian dan pengesahannya (SK dari Departemen Hukum dan HAM) 8. Surat Kuasa bila pengurusan dikuasakan (dengan materai Rp6000) dan KTP yang diberi kuasa Keenam, mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP). TDP merupakan bagian dari proses mendirikan perusahaan. Persyaratanya relatif sama untuk berbagai daerah. Di daerah Kabupaten Bogor misalnya, persyaratan untuk mendapatkan TDP adalah sebagai berikut: 1. Mengisi Formulir pengajuan TDP dengan materai 2. Fotocopy KTP penanggung jawab perusahaan (Direktur Utama/Direktur) 3. Pas Photo Direktur Utama/Direktur (berwarna dan berukuran 3x4 sebanyak 2 lembar) 4. Fotofcopy PWP Direktur Utama/Direktur 5. Surat Keterangan Domisili Usaha 6. Fotocopy izin tertentu untuk usaha-usaha tertentu 7. Fotocopy akte pendirian dan pengesahannya (SK dari Departemen Hukum dan HAM) 8. Surat Kuasa bila pengurusan dikuasakan (dengan materai Rp6.000) dan KTP yang diberi kuasa Itulah langkah-langkah utama untuk mendirikan perusahaan di Kabupaten Bogor atau di republik ini secara umum. Kalau Perusahaan Anda bergerak di bidang lain, Anda membutuhkan izin tambahan, yang bisa diperoleh dari Badan Perizinan Terpadu.

Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan Pribadi (PPh 21)


Berikut adalah contoh perhitungan pajak penghasilan pribadi (PPh 21) dari seorang pekerja di perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas. Pekerja sudah kawin dan punya 2 anak. Pekerja ikut Program Jamsostek kecuali asuransi kesehatan, yang disediakan oleh Perusahaan. Selain itu, pekerja juga ikut Program Pensiun. Pekerja tidak mempunyai penghasilan lain. Data-data untuk perhitungan pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Gaji pokok: Rp10.000.000 Tunjangan transport: Rp 500.000 Tunjangan perumahan: Rp 500.000 Uang Perjalanan Dinas: Rp 500.000 (Catatan: pekerja melakukan perjalanan dinas pada bulan berjalan) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja: Rp127.000 (1.27% dari gaji pokok untuk bidang minyak bumi dan gas) Premi Jaminan Kematian: Rp30.000 (0.3% dari gaji pokok) Iuran Jaminan Hari Tua: Rp570.000 (5.7% dari gaji pokok; 2% ditanggung pekerja) Iuran Dana Pensiun: Rp200.000 (2% dari gaji pokok - sesuai dengan Ketentuan Menteri Keuangan) Premi Asuransi Kesehatan untuk wajib pajak: Rp500.000/bulan

Tabel di bawah ini adalah contoh perhitungan pajak penghasilan pribadi dengan data-data di atas: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Keterangan Rp

Penghasilan Bruto Gaji Pokok 10.000.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 127.000 Premi Jaminan Kematian 30.000 Premi Asuransi Kesehatan 500.000 Tunjangan Transport 500.000 Tunjangan Perumahan 500.000 Penghasilan Bruto (1+2+3+4+5+6) 11.657.000 Pengurang Biaya Jabatan per Bulan (5 %, maksimum Rp500.000) 500.000 Premi Jaminan Hari Tua (yang dibayar pekerja) 200.000 Iuran Pensiun (yang dibayar pekerja) 200.000 Total Pengurang (10+11+12) 900.000 Penghasilan Neto sebelum Potong Pajak 10.757.000

14 15 16 17 18 20 21

Penghasilan Neto Disetahunkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (K-2) Penghasilan Neto Kena Pajak (14-15) Pajak Setahun (sesuai tarif yang berlaku) Pajak pada Bulan Berjalan Penghasilan Bersih Setelah Potong Pajak (13-18) Net Take Home Pay (19-10-11)

129.084.000 19.800.000 109.284.000 11.392.000 949.383 9.807.617 9.407.617

Contoh perhitungan pajak di atas mengabaikan penghasilan dan pajak kumulatif bulan berjalan. Perhitungan pajak bulan berjalan umumnya memperhitungkan kumulatif penghasilan yang sudah berjalan. Misalnya, perhitungan pajak penghasilan bulan April akan memperhitungkan kumulatif penghasilan, pajak yang sudah dipotong pada bulanbulan sebelumnya dan prediksi penghasilan di bulan-bulan mendatang. Itulah contoh perhitungan pajak penghasilan pribadi (PPh 21). Anda bisa mencoba bagaimana menghitung pajak penghasilan Anda pada bulan ini dengan mengikuti langkah- langkah di atas. Bisa juga Anda bertanya kepada bagian Payroll untuk mengetahui lebih rinci bagaimana perhitungan pajak penghasilan di perusahaan Anda. Semoga ini membantu Anda

Tarif Pajak Penghasilan Pribadi dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Tarif Pajak Penghasilan Pribadi Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan), maka tarif (potongan) pajak penghasilan pribadi adalah sebagai berikut. Lapisan Penghasilan Kena Pajak (Rp) Sampai dengan 50 juta Di atas 50 juta sd 250 juta Di atas 250 juta sd 500 juta Di atas 500 juta Tarif Pajak 5% 15% 25% 30%

Tarif pajak di atas diberlakukan setelah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dikurangi dari penghasilan bersih yang disetahunkan. PTKP berbeda untuk status pekerja yang berbeda. Sesuai dengan Pasal 7 ayat 1, UndangUndang No. 36 tahun 2008, bagi pekerja yang belum kawin, PTKP adalah Rp15.840.000. Bila pekerja kawin, ada penambahan Rp1.320.000 untuk PTKP. Bila pekerja mempunyai anak, ada penambahan PTKP sebesar Rp1.320.000 untuk setiap anak dan hanya berlaku sampai anak yang ketiga. Tidak ada penambahan PTKP untuk anak ke- empat dan seterusnya. Bila istri bekerja, PTKP pekerja tetap sama, yaitu Rp15.840.000 da tarif pajak penghasilan tetap sama. Berikut adalah PTKP untuk status yang berbeda. Status Pekerja Belum Kawin Kawin, anak 0 Kawin, anak 1 Kawin, anak 2 Kawin, anak 3 PTKP (Rp) 15.840.000 17.160.000 18.480.000 19.800.000 21.120.000

Itulah potongan pajak penghasilan pribadi dan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dapat Anda gunakan untuk menghitung pajak penghasilan pribadi Anda.

Anda mungkin juga menyukai