Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah


Makalah ini dilatar belakangi tugas dari guru, selain itu menjadi ajang mengasah kemampuan
kami dalam membuat makalah. Makalah ini berisikan tentang tahap-tahap membuat usaha baru.
Makalah ini juga membuktikan bahwa kami menyukai dunia usaha dan kami membuat makalah
ini karena rasa ingin tahu kami terhadap dunia usaha.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari makalah ini yaitu kami ingin member gambaran kepada pembaca tentang dunia
usaha dan tahap-tahap berusaha/membuka usaha, supaya bagi pembaca yang ingin membuat
usaha baru tidak salah dalam mengambil tindakan. Makalah ini juga bertujuan memberi
wawasan dan pengetahuan yang lebih tentang tahap-tahap membuat usaha baru yang ingin
dijalanakan.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa masalah :
· Apa itu Pengurusan Izin Usaha.
· Apa saja Prosedur Permohonannya
· Apa saja Dokumen-dokumen yang diperlukan, dll.
1.4 Metode penelitian
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan menggunakan media
internet.

BAB II

Prosedur Pengurusan Izin Usaha


Saat membuat Usaha anda harus membuat SITU dan HO , membuat SIUP , Membuat
NPWP, Membuat TDP, membuar rekening bank atas nama perusahaan, dan membuat AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO)
A. Pengertian Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO)
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) adalah pemberian izin tempat usaha yang tidak
menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. Sedangkan Surat Izin
Gangguan (HO) adalah pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di
lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkungan.
Kedua surat tersebut dikeluarkan oleh pemerintah daerah tingkat II (Kotamadya atau
kabupaten) dan harus diperpanjang lima tahun sekali.
B. Prosedur Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan(HO)
Langkah-langkah wirausaha untuk mendapatkan surat izin tempat usaha (SITU) dan surat
izin gangguan (HO) yakni :
 Membuat surat izin Tetangga, dalam surat tersebut berisi pernyataan tidak keberatan dari
tetangga terdekat yang ada disebelah kanan, kiri, depan, belakang yang diketahui oleh ketua
RT/RW setempat yang kemudian diteruskan ke kelurahan, kecamatan sampai kabupaten atau
kotamadya.
 Membuat surat keterangan domisili Perusahaan, dalam surat tersebut terdapat lokasi, tempat
atau kantor yang akan dibuat oleh perusahaan. Caranya dengan meminta formulir dari ketua
RT di wilayah tersebut untuk kemudian disahkan oleh ketua RT, RW kelurahan dan
kecamatan.
C. Berkas-berkas yang diperlukan untuk Mengurus Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
1. Foto copy KTP pemohon
2. Foto pemohon ukuran 3×4 sebanyak 2 lembar
3. Formulir isian lengkap dan sudah ditanda-tangani
4. Foto copy pelunasan PBB tahun berjalan
5. Foto copy IMB (Izin mendirikan Bangunan)
6. Foto copy Sertifikat Tanah
7. Denah lokasi tempat usaha
8. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang diketahui oleh ketua RT dan RW setempat
9. Izin sewa
10. Surat keterangan domisili perusahaan
11. Foto copy akta pendirian perusahaan dari notaris
12. Berita acara pemeriksaan lapangan

SURAT IZIN TEMPAT USAHA (SITU)


Persyaratan Umum Untuk Permohonan SITU Baru :
· Permohonan bermaterai Rp. 6000 diketahui oleh Camat.
· Fotocopy KTP pemohon yang masih berlaku.
· Fotocopy tanda lunas PBB tahun terahir.
· Berita Acara Pemeriksaan Tim Kerja Teknis Kabupaten (khusus bagi usaha yang mempunyai
dampak lingkungan yang besar).
· Fotocopy akte pendirian perusahaan (Khusus bagi perusahaan Yang berbadan hukum).
· Fotocopy surat tanda pembayaran fiskal dari DP2KA.
· Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (1MB).
Persyaratan khusus untuk Permohonan SITU Walet Baru :
· Persetujuan tertulis tidak keberatan dari masyarakat sekitar lokasi diketahui Lurah/Kades
dan disetujui oleh Camat.
· Pernyataan tertulis tentang kesanggupan untuk menanggung resiko yang ditimbulkan
sebagai akibat dari pembangunan sarang burung walet. Rekomendasi lingkungan dari Badan
Lingkungan Hidup.
· Rekomendasi dari Dinas Kesehatan.
· Rekomendasi dari Dinas Kehutanan.
· Berita Acara Pemeriksaan Tim Kerja Teknis Perizinan.
· Izin Prinsip Lokasi (IPL)/Surat Keterangan Lokasi (SKL).
· Foto copy 1MB.
Persyaratan Untuk Permohonan SITU Perpanjangan :
· Permohonan bermaterai Rp. 6000
· Fotocopy KTP yang masih berlaku.
· Fotocopy tanda lunas PBB tahun terahir.
· Fotocopy tanda pembayaran fiskal dari DP2KA.
· Asli SITU yang lama.
· Foto copy 1MB.
Standar Waktu Penerbitan Izin :
Waktu penyelesaian pembuatan SITU selama 5 (lima) hari kerja
Masa Berlaku :
Masa berlaku izin adalah 5 (lima) tahun kecuali SITU untuk usaha walet yang masa berlakunya
selama 1 (satu) tahun.
Persyaratan Pemohon Baru
1. Surat Permohonan
2. Photo Copy KTP
3. Surat Tanah Tempat Usaha atau Surat Perjanjian Tempat Usaha
4. Akta Pendirian Badan Usaha
5. Pas Fhoto terbaru ukuran 3×4 sebanyak 2 (dua) Lembar
6. Surat Rekomendasi dari Camat
7. Materai Rp.6.000. 2 (dua ) Lembar
8. Tanda Lunas pembayaran PBB tahun Terakhir
Persyaratan Perpanjangan
1. Photo Copy KTP
2. Photo Copy SITU
3. Photo Copy Fiskal
Mekanisme Pengajuan Perizinan
1. Mengajukan berkas permohonan di loket pelayanan
2. Pemeriksaan berkas (lengkap)
3. Survey ke lapangan (apabila perlu)
4. Penetapan SKRD
5. Proses Izin
6. Pembayaran di Kasir
7. Penyerahan Izin
Lama Penyelesaian
1. Minimal 2 hari untuk pemohon baru, jika ada survei minimal 7 hari
2. Untuk perpanjangan minimal 2 hari
Biaya Perizinan
Per meter sebesar Rp. 5000
Prosedur Pengurusan Izin Usaha
prosedur atau langkah-langkah yang perlu anda ketahui dalam mendirikan usaha berbadan
hukum, antara lain membuat SITU (Surat Izin TempatUsaha) dan HO (Surat Izin Ganguan)
membuat SIUP (Surat Izin UsahaPerdagangan), membuat NPWP (nomor pokok wajib pajak)
membuat TDP (tanda daftar perusahaan) membua nomor rekening bank atas nama perusahaan
dan membuat amdal (analisis mengenai dampak lingkungan).Simak uraian berikut.
Membuat surat izin tempat usaha (SITU) dan surat izin gangguan ( HO)
salah satu langkah perlindungan agar usaha anda aman dan lancar, adalah dengan mendaftarkan
ke pemerintahan setempat dan kementrian hukum dan hak asasi manusia.
Pengertian surat izin tempat usaha ( SITU ) dan surat izin gangguan ( HO )
Surat Izin Usaha Perdagangan (SITU) merupakan pemberian ijin tempat usaha kepada seseorang
atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan di lokasi
tertentu. Sedangkan surat Izin Gangguan (HO) adalah pemberian ijin tempat usaha kepada
perusahaan atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau
keruksakan. lingkungan, Surat Izin Usaha Perdagangan (SITU) dan Surat Izin Gangguan
(HO/hinder ordonantie) dikeluarkan oleh pemerintah daerah tingkat II (kotamadya/kabupaten)
dan harus di perpanjang atau di daftar ulang setiap lima tahun sekali. Biaya yang di kenakan
untuk surat izin tempat usaha (SITU) izin ganguan (HO) berbeda-beda di setiap wilayahdan
biasanya dihitung berdasarkan luas tempat usaha.
Prosedur mendapatkan surat izin tempat usaha ( SITU) dan surat izin gangguan (HO )
langkah yang perlu dilakukan oleeh seorang wira usaha untuk mendapatkan surat izin tempat
usaha ( SITU )dan izin gangguan ( HO ) yaitu sebagai berikut.
1. Membuat surat izin tetangga
2. Membuat surat keterangan domisili perusahaan
Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan surat izin tempat usaha (SITU)
dokumen yang diperlukan untuk surat izin tempat usaha (SITU) dan surat izin gangguan (HO)
antara lain:
1. Foto kopi KTP pemohon
2. Foto pemohon ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah
3. Formulir isian lengkap dan sudah di tanda tangani
4. Foto kopi pelunasan PBB tahun berjalan
5. Foto kopi IMB ( izin mendirikan bangunan)
6. Foto kopi sertipikat tanah/ akta tanah
7. Denah lokasi tempat usaha
8. Surat pernyataan tidak keberatandari tetangga (izin tetangga) yang di ketahui RT/RW
setempat;
9. Izin sewa / kontrak
10. Surat keterangan domisili perusahaan
11. Foto kopi akta pendirian perusahaan dari notaris
12. Berita acara pemeriksaan lapangan
Membuat nomor rekening perusahaan
Anda harus harus melakukan hal berikut ini.
1. Membuat nomor rekening atas nama perusahaan yang akan digunakan sebagai alamat
penyetoran modal awal dan transaksi hasil usaha.
2. Melakukan setoran modal sesuai proporsi saham masing-masing pemilik.
3. Menyerahkan bukti setoran tersebut ke pihak notaris untuk disah kan sebagai bukti penyetoran
modal awal.
Membuat nama logo dan merek perusahaan
yang meliputi:
1. Nama perusahaan
2. Logo perusahaan
3. Alamat perusahaan
4. Kartu nama dan tag line ( slogan ) dari usaha anda
5. Kop surat dan dokumen –dokumen lainnya
6. Stempel perusahaan
7. Maksud dan tujuan usaha
8. Jumlah modal usaha
9. Susunan direksi dan komisaris (khusus untuk PT)
Membuat nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Sudah jadi ketetapan pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu atau pemilik perusahaan
harus harus mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP), untuk memperoleh NPWP, Setiap
wajib pajak mendaftarkan diri ke kantor pelayanan pajak yang sesuai dengan domisili wajib
pajak.
Apabila omset penjualan anda mulai berkembang dan terus meningkat dalam jumlah tertenntu ,
anda di wajibkan mendaftarkan perusahaan anda sebagai pengusaha kena pajak (pkp) dan akan
di berikan nomor pengukuhan pengusaha kena pajak (NPPKP).
Membuat akta pendirian perusahaan
1. Menghindari terjadinya perselisihan di kemudian hari mengenai pembagian keuntungan atau
proforsi kerugian.
2. Memberikan kejelasan status kepemilikan perusahaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan, seperti perselisihan.
3. Mencantumkan nilai saham (presentase kepemilikan ) dan jumlah lembar saham di akta
sehingga anda mengetahui nilai aset anda.
4. Mengetahui besarnya modal yang harus di setor sesuai proporsi saham, baik saat mengawali
usaha, saat menerima keuntungan maupun saat dilakukan perhitungan untuk menutup kerugian
perusahaan .
Untuk membuat akta pendirian perusahaan diperlukan dokumen-dokumen berikut :
1. Foto kopi kartu tanda penduduk ( ktp) para pendiri, minimal dua orang.
2. Foto kopi kartu keluarga(KK) penanggung jawab atau direktur.
3. Foto kopi NPWP penanggung jawab.
4. Foto penanggung jawab perusahaan ukuran 3x4 sebanyak dua lembar berwarna.
5. Foto copy lunas PBB Tahun terakhir sesuai domisili perusahaan.
6. Foto copy surat kontrak / sewa kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha.
7. Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika berlokasi di gedung jika berlokasi di
gedung perkantoran.
8. Surat keterangan domisili dari RT/RW (untuk prusahaan yang berdomisili di lingkungan
perumahan).
9. Foto kantor tampak depan, tampak dalam ( ruang berisi meja, kursi, dan komputer). Foto- foto
ini di gunakan untuk mempermudah survei lokasi untuk mendapatkan SIUP (surat izin usaha
perdagangan)
Setelah mendapat akta pendirian perusahaan, anda harus mendaftarakan dan mengasahkan
perusahaan ke kementrian tekait, yaitu :
1. Kementrian hukun dan hak asasi Manusia Republik Indonesia, untuk mengesahkan akta
pendirian perusahaan dan mendaftarkan nama perusahaan agar tercantum di departemen ini,
sehingga tidak bisa ditiru atau di salah gunakan oleh orang lain.
2. Kementrian tenaga kerja , untuk mengurus masalah ketenaga kerjaan, misalnya jam sostek
(jaminan sosial dan tenaga kerja)
3. Kementrian perindustrian dan kementrian perdagangan , bila perusahaan di bidang
perdagangan.
4. Kementrian perdagangan umum , apabila anda mebuka usaha konsturksi, selain itu anda perlu
mengurus SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi) yang berguna untuk ikut serta dalam tender-
tender pemerintah dan swasta.

Membuat surat izin usaha perdagangan(SIUP)


Pengklasifikasian SIUP
1. SIUP kecil, yaitu SIUP yng diterbitkan untuk perusahaan sampai dengan Rp200 Juta, diluar
nilai tanah dan bangunan tempat usaha.
2. SIUP menengah, yaitu SIUP yang diterbitkan untuk perusahaan yang menyetor modal atau
memiliki kekayaan bersih Rp200 Juta – Rp500 juta, diluar nilai tanah dan bangunan tempat
usaha.
3. SIUP besar, yaitu SIUP yang diterbitkan untuk perusahaan yang menyetor modal dan memiliki
kekayaan bersih di atas Rp500 juta, di luar nilai tanah dan bangunan tempat usaha.
Prosedur permohonan SIUP
1. Untuk permohonan siup menengah Dan SIUP kecil , perusahaan dapat mengambil pormulir di
Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/ Kabupaten sesuai dengan domisili
perusahaan. Kemudian mengisi dan mengajukan permuhonan SIUP beserta persyaratannya,
SIUP menegah dan kecil dikeluarkan dan di tanda tangani oleh kepala kantor wilayah
perdagangan daerah tingkat II (kota/kabupaten) atas nam mentri.
2. Permohonan SIUP besar diajukan melalui kanwil perindustrian dan perdagangan daerah
tingkat I ( kota/ propinsi) atas nama mentri sesuai dengan domisili perusahaan.
Dokumen-dokumen yang di[perlukan untuk pengurusan Surat Ijin Usaha ( SIUP)
Dokumen yang diperlukan , antara lain:
1. Foto kopi akta notaris pendirian perusahaan (perusahaan perseorangan tidak perlu);
2. Fotokopi SK pengesahan materi hukum dan hak asasi manusia (untuk CV, Koprasi,
Frima,VPerusahaan perseorangn tidak perlu );
3. Fotokopi NPWP( nomor pokok wajib pajak) perusahaan;
4. Fotokopi KTP pemilik/direktur utama/penaggung jawab perusahaan dan pemegang saham;
5. Fotokopi surat ijin tampat usaha (SITU) Dari pemda seempat;
6. Foto kopi KK (kartu keluarga) jika pimpinan/penanggung jawab perusahan adalah perempuan;
7. Fotokopi surat keterangan domisili perusahaan;
8. Fotokopi surat kontrak/sewa sewa tempat usaha/surat keterangan dari pemilik gedung;
9. Foto direktur utama/pimpinan perusahaan ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar;
10. Neraca perusahaan.
Membuat tanda daftar perusahaan ( TDP)
TDP adalah daftar catatan resmi sebagai bukti bahwa perusahaan badan usaha telah melakukan
wajib daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan undang-undang no 3 tahun 1982 tentang wajib
daftar. Pendaftaran akta pendirian perusahaan dan akta-akta perubahan harus dilakukan paling
lambat 30 hari setelah pengesahan dan persetujuan materi hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.

Hal-hal yang perlu di daftarkan


1. Akta pendirian perusahaan dan surat pengesahan dari materi hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
2. Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada mestri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
3. Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan materi hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
Prosedur permohonan Tanda Daftar perusahaan ( TDP )
1. Prosedur permohonan Tanda daftar perusahaan yang berupa PT dan yayasan harus
mendapatkan pengesahan dan persetujuan akta pendirian perusahaan dari mentri hukum dan Hak
Asasi Manusia terlebih dahulu. Apabila pemohon TDP adalah perusahaan terbentuk CV, harus
mendaftarkan akta pendirian ke pengadilan negri setempat sesuai domisili perusahaan.
2. Perusahaan mengambil formulir permohonan TDP di kantor Dinas Perindustrian dan
perdagangan kota/kabupaten.
3. Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesusai dengan surat keputusan
Mentri perdagangan No.286/Kep/II/85.
4. Petugas kantor pendaftaran perusahaan kemudian memeriksa dan meneliti seluruh kelengkapan
persyaratan apabila telah memenuhi syarat wajib daftar perusahaan , sertifikat Tanda Daftar
Perusahaan ( TDP ) akan diterbitkan.
Dokumen-dokumen yang di perlukan untuk pengurusan tanda Daftar perusahaan (TDP)
Dokumen yang di perlukan untuk TDP antara lain:
Untuk perseroan terbatas (PT) persekutuan komanditer (CP) Firman (Fa) Dan koprasi adalah
sebagai berikut:
1. Formulir Isian (diisi lenkap)
2. Foto copy akta pendirian perusahaan;
3. Foto copy pengeashan Akta dari pengadilan Negeri setempat (untuk PT tidak perlu)
4. Asli dan foto copy pengesahan akta pendirian/perubahan dari departemen hukum dan hak asasi
manusia( untuk CP, Firma, dan koprasi tidak perlu);
5. Foto copy surat keterangan domisili perusahaan;
6. Foto copy surat ijin tempat usahadari pemerintah daerah setempat;
7. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
8. Fotokopi SIUP
9. Foto copy KTP penanggung jawab dan sekutu koman diter lainnya;
10. Foto copy akta pendirian dan pengesahan dari kanwil kandep koprasi (khusus koprasi)
11. Foto copy KTP penanggung jawab koprasi
12. Bukti setor biaya administrasi;
13. Foto copy paspor jika pengurus dan pemegang saham warga negara asing.
14. Perusahaan perorangan (PO)
15. Formulir isian (diisi lenkap)
16. Foto copy surat keterangan domisili perusahaan;
17. Foto copy SIUP
18. Foto copy KTP penanggung jawab paspor;
19. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
20. Foto copy surat ijin tempat usahadari pemerintah daerah setempat;

Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


AMDAL adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting dari suatu kegiatan usaha yang
direncanakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan kegiatan usaha di
Indonesia. Amdal tersebut diliputi aspek fisika, kimia ekologi, sosial , ekonomi, budaya, dan
kesehatan masyarakat.

Fungsi AMDAL
AMDAL digunakan untuk:
1. Memberikan masukan terhadap penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup;
2. Memberikan impormasi kepada masyarakat tentang dampak yang muncul dari suatu rencana
usaha atau kegiatan.
3. Bahan impormasi bagi perencana usaha atau kegiatan.
4. Membantu proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan lingkungan hidup dari satu
rencana usaha atau kegiatan.
5. Memberikan masukan terhadap penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha atau
kegiatan.

Dasar Hukum AMDAL


• Peraturan pemerintah No . 27 Tahun 1999 Tentang analisis Mengenai dampak Lingkungan
• UUD No. 4 Tahun 1982 Mengenai ketentuan pengelolaan Lingkungan Hidup.
• Peraturan Pemerintah No .20 Tahun 1990 mengenai pengadilan Pencemaran air.
• Peraturan pemerintah No 51 Tahun 1993 tentang AMDAL.
• Peraturan pemerintah No. 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber Daya Alam Hayati Dn
Ekosistem.
• Surat mentri Negara lingkungan Hidup No.B.2335/MENLH/12/93, NO.B.2347/MENLH/12/93
kriteria kegiatan usaha Wajib AMDAL.
• UUD No. 24 tahun 1992 mengenai tataruang.

Pedoman pelaksanaan AMDAL


• Peraturan mentri lingkungan hidup No 08 Tahun 2006 mengenai penyusunan AMDAL harus
menggunakan pedoman penyusunan AMDAL
• Peraturan mentri negara lingkungan hidup nomor 11 tahun 2006 tentang daftar kegiatan wajib
AMDAL
• Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup nomor 86 tahun 2002 apabila kegiatan tidak
tercantum dalam peraturan tersebut , maka wajib menyusun UKL-UPL (Upaya pengelolaan
lingkungan Upaya pemantauan Lingkungan hidup.
• Kewenangan penilaian didasarkan keputusan mentri negara Lingkungan hidup No 40 tahun
2000 tentang peoman tata kerja komisi penilai AMDAL.

Dokumen yang diperlukan dalam pengurusan AMDAL


Dalam pengurus AMDAL, dokumen yang diperlukan adalah poto kopi NPWP, KTP, SITU.

Kredit Investasi Kecil (KIK)


Adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk penambahan modal dalam rangka rehabilitasi
uasaha, perluasan usaha, atau membangun usaha baru. KIK merupakan kredit jangka panjang (
umumnya 5 Th)
syarat yang harus dipenuhi untuk mendapat kredit adalah:
§ Memiliki ijin resmi, yaitu SITU, SIUP, NPWP dan TDP
§ USAHA telah berjalan minimal 2 tahun dan sudah mendapat keuntungan
§ Membuat proposal pengajuan kredit
§ Berbentuk badan uasha, dapat berbentuk PT, CV, FIRMA, koprasi maupun perseorangan.
§ Memiliki aginan atau ja inan antara lain surat-surat atau bukti kepemilikan kendaraan, peralatan,
rumah, tanah, atau gedung.
Kredit Modal Kerja Permanen ( KMKP)
adalah kredit produksi atau eksploitasi yang digunakan untuk menutuop biaya produksi
perusahaan , seperti biaya pembelian bahan baku, pembelian bahan kemeja, biaya iklan dan
promosi, biaya pengemasan produk, biaya distribusi, atau pembayaran gaji karyawan. KMKP
merupakan kredit jangka pendek (umumnya satu tahun), pesyaratan dokumen yang diperlukan
untuk mendapatkan KIK dan KMKP antalain:
§ pormulir isian lengkap dan di tanda tangani
§ Foto copy KTP ( suami istri)
§ Foto copy NPWP
§ Foto copy SITU
§ Foto copy SIUP
§ Foto copy TDP
§ Poto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar ( suami istri)
§ Sertifikat hak milik ( SHM tanah atau BPKB sebagai agungan apabila diperlukan)
§ Foto copy kartu keluarga
§ Neraca persahaan dan perincian laba /rugi
proses selanjutnya yang akan dilakukan bank antara lain;
§ Meneliti
§ Survey ketempat usaha
§ Interview atau wawancara
§ Analisis permohonan kredit

PENENETUAN DAN PENGURUSAN TEMPAT USAHA


Salah satu faktor yang paling penting adalah lokasi usaha. Dengan demikian seorang wirausaha
harus mampu memilih tempat yang mampu memberikan profit (keuntungan) terhadap usahanya.
1. Lokasi Pertokoan
2. Tingkat kepadatan penduduk
Lokasi usaha yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi, mempunyai peluang yang lebih
tinggi untuk kemajuan usahanya misalnya membuka minimarket disuatu lokasi perumahan.
Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk disuatu area semakin besar pula tingkat kesuksesan
wirausaha
3. Tingkat kepadatan masyarakat calon konsumen
Hal ini berhubungan dengan daya beli masayarakat terhadap produk anda. Anda dapat menjual
produk yang lebih berkualitas
4. Banyaknya usaha lain ditempat tersebut
Contoh : dilokasi tertentu terdapat berbagai macam usaha
1. Pertimbangan ekonomis
2. Traffic ( lalu Lintas )
3. Tingkat persaingan
4. Keamanan dan akses parkir
5. Lokasi Perusahaan
Ada 2 hal yang berhubungan dengan penentuan lokasi perusahaan. Pertama, lokasi perkantoran
yang disebut dengan tempat kedudukan. Kedua, lokasi perusahaan yang disebut tempat
kediamaan.
Hal–hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan tempat kedudukan dan tempat kediaman,
yaitu :
1. Badan usaha yang memiliki beberapa perusahaan harus memilih tempat yang berlainan untuk
masing-masing perusahaan tersebut
2. Pemilihan tempat kediaman perusahaan
3. Lokasi Pabrik
Antara lain :
1. Kedekatan dengan sumber bahan baku produk
2. Kedekatan dengan konsumen atau pasar
3. Ketersediaan atau kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja
4. Kemudahan fasilitas pengangkutan dan transportasi
5. sikap masyarakat sekitar serta peraturan pemerintah
6. PENGADAAN FASILITAS DAN BAHAN BAKU PRODUKSI
7. Pengadaan Fasilitas
Dalam hal pengadaan fasilitas produksi ada yang menggunakan alat sederhana dan alat-alat yang
modern. Tiga metode untuk mendapatkan pengadaan fasilitas adalah dengan cara membeli,
menyewa dan membuat perusahaan patungan dan pemilik hak paten.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan fasilitas adalah :
1. Perencanaan pekerjaan harus dilakukan dengan matang agar efektif dan efisien.
2. Pememliharaan dan servis rutin peralatan yang akan menghambat produksi
3. jaminan keamanan dan keselamatan kerja
4. Apabila dalam membuat produk membutuhkan lebih dari satu mesin
5. Pembagian ruang dan penempatan mesin (Layout)
Pengurusan Izin Usaha Tetap (IUT).

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan :
Kesimpulan dari seluruh materi yang telah kami sajikan dalam makalah diatas, bahwa setiap
wirausahawan yang ingin membuka usaha baru sebaiknya mempelajari terlebih dahulu tahap
demi tahap dalam membuat usaha karena tahap demi tahap ini sudah ada peraturannya oleh
karena itu sangat penting sekali mempelajarinya, agar dalam berusaha kita tidak mendapat
kesulitan dalam usaha yang kita jalankan itu.

Saran-saran :
Ketika membuka usaha dagang para wirausahawan harus mempunyai izin resmi.

Anda mungkin juga menyukai