UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023/2024
A. PEMBUATAN NAMA PERUSAHAAN DAN SANKSI HUKUM TERKAIT
PEMBUATAN NAMA PERUSAHAAN
Nama Perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk menjalankan
usahanya.Nama perusahaan ini melekat pada bentuk badan usaha atau perusahaan
tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu, dan dapat
membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain.
Karena melekat pada perusahaan, nama perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan
perusahaan tersebut. Kalau perusahaannya lenyap, nama perusahaan itu pun menjadi
lenyap pula.
Di Indonesia menganut beberapa asas tentang pemberian nama suatu perusahaan. Asas-
asas tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dalam hal nama perusahaan, dilarang memakai perusahaan yang sudah ada dan dipakai
lebih dahulu, walaupun ada sedikit perbedaan. Misal ada PT Alumni, kemudian muncul
perusahaan baru dengan nama PT Alumini. Ini tidak diperbolehkan karena dapat
membingungkan masyarakat6.
Setiap nama perusahaan harus disahkan, pengesahan dimulai sejak dibuatnya akta
pendirian di depan notaris, diumumkan di Berita Negara dan didaftarkan dalam daftar
perusahaan. Apabila tidak ada pihak lain yang keberatan atau menyangkal.
Dalam hal bentuk perusahaan Perseroan Terbatas (“PT”), Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas
telah mengatur bahwa nama PT yang diajukan belum dipakai secara sah oleh PT lain atau
tidak sama pada pokoknya dengan nama PT lain.
SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
pengusaha untuk melaksanakan usaha di bidang perdagangan dan jasa. SIUP diberikan
kepada para pengusaha baik perorangan, Firma, CV, PT, Koperasi, BUMN, dan
sebagainya.
Dasar Hukum:
Peraturan Meteri Perdagangan Nomor 36/M- DAG/PER/9/2007 tentang
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan.
Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Izin Usaha
Perdagangan.
Apabila kamu ingin melakukan kegiatan usaha perdagangan, salah satu langkah awal
yang harus dilakukan adalah mendaftarkan keberadaan kegiatan usaha tersebut dan
mendapatkan izin dalam menjalankan bisnis perdagangan. Izin untuk menjalan usaha
perdagangan ini dinamakan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
SIUP merupakan dokumen yang diperlukan dan diwajibkan bagi orang perseorangan
maupun badan usaha yang akan mendirikan usaha perdagangan.
Meskipun kamu hanyalah pedagang regional dalam skala kecil, kamu juga sebaiknya
memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP ini. Sebab, pemegang SIUP tidak
harus selalu pedagang berskala besar yang lingkup perdagangannya hingga mencapai
lintas negara melainkan semua jenis pedagang.
Jika tempat kegiatan usaha bukan milik sendiri, harus dilengkapi dengan Surat Izin
Pemilik sebagai bukti ketidak keberatan penggunaan tanah/bangunan yang dimaksud.
Surat Izin ini ditanda tangani di atas materai cukup sebagai bukti perjanjian sewa-
menyewa antara pemilik tempat dan pelaku usaha.
2. Ambil formulir pendaftaran atau surat permohonan. Formulir pendaftaran atau surat
permohonan sudah disediakan oleh Kantor Dinas Perdagangan.
3. Silakan kamu isi dengan benar dan lengkap, kemudian ditanda tangani di atas materai
Rp6.000 oleh Pemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab perusahaan. Formulir yang
sudah diisi lengkap kemudian difotokopi sebanyak 2 rangkap dan digabung dengan
berkas persyaratan administrasi yang sudah diuraikan di atas.
Jika menggunakan jasa orang lain untuk mengurus pembuatan SIUP kamu, wajib
melampirkan surat kuasa bermaterai cukup yang ditanda tangani oleh
pemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab perusahaan.
4. Bayarlah biaya pembuatan SIUP. Tarif pembuatan SIUP ini berbeda-beda untuk
setiap kotamadya/kabupaten, dan diatur oleh Peraturan Daerah di masing-masing
wilayah.
5. Waktu menunggu jadinya SIUP biasanya sekitar dua minggu. Nanti setelah SIUP
kamu jadi, kamu akan dihubungi oleh petugas dan kamu bisa datang ke kantor tempat
untuk mengambilnya.
Abdul Kadir Muhammad: “Surat Izin Usaha Perdagangan yang telah diterbitkan dapat
dibekukan atau dicabut kembali apabila perusahaan pemilik SIUP tidak memenuhi
ketentuan yang telah ditetapkan atau melakukan pelanggaran kewajibannya”.
SIUP dapat dibekukan apabila yang bersangkutan sedang diperiksa di pengadilan karena
disangka melakukan tindak pidana di bidang ekonomi atau perbuatan yang berkaitan
dengan kegiatan bisnis atas adanya bukti pemeriksaan pengadilan atau terdapat
peringatan tertulis sebanyak 3x dari penjabat yang berwenang menerbitkan SIUP karena
melanggar ketentuan-ketentuan.
Pembekuan SIUP dilakukan oleh kantor pajak yang berwenang menerbitkannya atau
mewakili dengan menerbitkan surat keputusan.
Sementara itu, apabila suatu pendiri badan usaha telah dijatuhi hukuman oleh pengadilan
dan putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, SIUP perusahaan
dapat dicabut. Dapat pula dicabut apabila perusahaan pemilik SIUP tidak memenuhi
syarat untuk melaksanakan kegiatan bisnis.
Pencabutan SIUP dilakukan oleh pihak yang berwenang menerbitkannya atau yang
mewakilkan dengan menerbitkan surat keputusan.