Anda di halaman 1dari 24

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Atribusi

Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori

yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi menjelaskan mengenai

proses bagaimana kita menentukan penyebab dan motif tentang perilaku seseorang.

Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku

orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya

sifat, karakter, sikap, dll. ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan

tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu (Luthans,

2005).

Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang terhadap

peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan mereka atas kejadian

yang dialaminya. Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang

berhubungan dengan sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan bahwa

hanya melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik orang

tersebut serta dapat juga memprediksi perilaku seseorang dalam menghadapi situasi

tertentu.

Proses atribusi adalah proses persepsi dalam menetukan apakah perilaku atau

kejadian yang diamati disebabkan oleh sebagian besar dari faktor internal atau faktor

eksternal. Tindakan atau kejadian dalam faktor internal yaitu termasuk kemampuan

atau motivasi seseorang, sedangkan tindakan atau kejadian dalam faktor ekternal

10
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  11

yaitu temasuk faktor dari orang lain, atau hanya keberuntungan (Wibowo, 2014:63).

Proses persepsi ini penting karena dalam proses persepsi mampu membentuk

hubungan sebab-akibat, dan dapat mempengaruhi bagaimana kita merespon perilaku

orang lain dan bagaimana kita bertindak di waktu yang akan datang. Bagaimana kita

bereaksi terhadap kinerja buruk rekan kerja, tergantung pada atribusi internal atau

ekternal kita terhadap kinerja tersebut (Wibowo 2014:64)

Dalam hidupnya, seseorang akan membentuk ide tentang orang lain dan situasi

disekitarnya yang menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi sosial yang

disebut dengan dispositional atributions dan situational attributions (Luthans, 2005).

Dispositional attributions atau penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku

individual yang ada dalam diri seseorang seperti kepribadian, persepsi diri,

kemampuan, dan motivasi. Sedangkan situational attributions atau penyebab

eksternal yang mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku

seperti kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Dengan kata lain,

setiap tindakan atau ide yang akan dilakukan oleh seseorang akan dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor eksternal individu tersebut.

Fritz Heider juga menyatakan bahwa kekuatan internal (atribut personal seperti

kemampuan, usaha dan kelelahan) dan kekuatan eksternal (atribut lingkungan seperti

aturan dan cuaca) itu bersama-sama menentukan perilaku manusia. Dia menekankan

bahwa merasakan secara tidak langsung adalah determinan paling penting untuk

perilaku. Atribusi internal maupun eksternal telah dinyatakan dapat mempengaruhi

evaluasi kinerja individu, misalnya dalam menentukan bagaimana cara atasan

memperlakukan bawahannya, dan mempengaruhi sikap dan kepuasaan individu

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  12

terhadap kerja. Orang akan berbeda perilakunya jika mereka lebih merasakan atribut

internalnya daripada atribut eksternalnya.

Gambar 2.1

Faktor-faktor Teori Atribusi

Penafsiran Pengamatan Atribusi sebab

Tinggi Internal
Kekhususan
Rendah Eksternal
Tinggi Internal
Perilaku Individu Konsensus
Rendah Eksternal
Tinggi Internal
Konsistensi
Rendah Eksternal

Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa jika seseorang mengamati perilaku

seseorang individu, orang tersebut berusaha menentukan apakah perilaku itu

disebabkan oleh faktor internal atau faktor eksternal yang tergantung pada tiga

faktor, yaitu:

1. Kekhususan (ketersendirian), merujuk pada apakah seseorang individu

memperlihatkan perilaku-perilaku yang berlainan. Yang ingin diketahui adalah

apakah perilaku ini luar biasa atau tidak. Jika luar biasa, maka kemungkinan besar

pengamat memberikan atribusi eksternal kepada perilaku tersebut. Jika tidak,

kelihatannya hal ini akan dinilai sebagai sifat internal.

2. Konsensus, yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi yang serupa

bereaksi dengan cara yang sama.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  13

3. Konsistensi, dicari dari tindakan seorang apakah orang tersebut memberikan

reaksi yang sama dari waktu ke waktu. Makin konsistensi perilaku, maka hasil

pengamatan semakin cenderung untuk menghubungkan dengan sebab-sebab

internal.

2.2 Integritas Auditor

Menurut Al. Haryono Jusup (2010: 94) Integritas adalah suatu elemen karakter

yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas

yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi

anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan

seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan

rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan

oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja

dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau

peniadaan prinsip. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam

hal ini tidak terdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi

pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya

dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang berintegritas

akan lakukan dan apakah anggota telah menjaga integritas dirinya.

Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa

standar teknis dan etika. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti

prinsip objektivitas dan kehati-hatian professional. Ketika manajemen tidak memiliki

integritas, kemungkinan besar terdapat kekeliruan dan ketidakberesan dalam proses

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  14

akuntansi yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Secara umum integritas

merupakan kejujuran dari perilaku seseorang. Jadi, integritas auditor dapat diartikan

sebagai kejujuran atau kebenaran dari tindakan yang dilakukan oleh seorang auditor

yang sesuai dengan kode etik yang ada. Integritas merupakan salah satu faktor

penting untuk menentukan tipe perilaku dan kepribadian seseorang. Misalnya pada

seorang auditor, integritas yang dimilikinya akan menentukan tingkat perilaku baik

maupun pelanggaran yang dilakukanya seperti perilaku kecurangan, dan lain

sebagainya.

Indikator-indikator Integritas adalah sebagai berikut:

a. Kesetiaan pada hal-hal kecil

b. Memiliki tanggungjawab

c. Memiliki budaya percaya (trust)

d. Memiliki komitmen untuk menepati janji

e. Memiliki kepedulian pada kebaikan yang lebih besar

f. Jujur dan rendah hati

g. Setia pada sosok lain yang kita pandang berintegritas

h. Adil

i. Taat standar etika

2.3. Tinjauan Pustaka

2.3.1 Auditing

Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai

bukti-bukti secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  15

tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara

asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan

hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut (Arens et al, 2015) auditing adalah pemeriksaan yang dilakukan

secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, laporan keuangan yang

disusun oleh manajemen dan catatan akuntansi dan bukti pendukung, dalam rangka

memberikan pendapat atas laporan keuangan. Sedangkan menurut (R.K Mautz,

Husain A sharaf ; 1993) dalam (Sofyan, 2009) mendefinisikan auditing sebagai

rangkaian praktek dan prosedur, metode dan teknik, suatu cara yang hanya sedikit

butuh penjelasan, deskripsi, rekonsiliasi dan argumen yang biasanya menggumpal

sebagai teori.

Adapun bentuk pengauditan dapat di bagi ke beberapa jenis, yang tujuan nya

untuk membedakan tujuan dan sasaran dari jenis-jenis tersebut. Menurut (Agoes,

2011), ditinjau dari jenis pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:

1. Audit operasional

Audit yang sistematis terhadap program, kegiatan/aktivitas organisasi dan seluruh

atau sebagian dari aktivitas dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumber

daya dan dana telah digunakan secara ekonomis dan efisien, serta apakah tujuan

program dan kegiatan/aktivitas yang telah direncanakan dapat dicapai dengan

tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Audit Ketaatan

Proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti

prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  16

Jadi auditor hanya memastikan apakah proses kerja yang dilakukan sudah sesuai

dengan prosedur, standar, dan aturan tertentu tersebut. Contohnya ia mungkin

bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian

internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena oleh

pegawai perusahaan.

3. Audit Laporan keuangan

Audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya

untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai

dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada

pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan

pajak.

Dalam auditing ada lima konsep dasar, yaitu:

1. Bukti (evidence), tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian sebagai dasar

untuk memberikan kesimpulan, yang dituangkan dalam pendapat auditor. Bukti

harus diperoleh dengan cara-cara tertentu agar dapat mencapai hasil yang

maksimal sesuai yang diinginkan.

2. Kehati-hatian dalam pemeriksaan, konsep ini berdasarkan adanya issue pokok

tingkat kehati-hatian yang diharapkan pada auditor yang bertanggungjawab

(prudent auditor). Dalam hal ini yang dimaksud dengan tanggungjawab yaitu

tanggungjawab seorang profesional dalam melaksanakan tugasnya.

3. Penyajian atau pengungkapan yang wajar, konsep ini menuntut adanya informasi

laporan keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias, dan mencerminkan

posisi keuangan, hasil operasi, dan aliran kas perusahaan yang wajar.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  17

4. Independensi, yaitu suatu sikap yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam

melakukan audit. Masyarakat pengguna jasa audit memandang bahwa auditor

akan independen terhadap laporan keuangan yang diperiksannya, dari pembuat

dan pemakai laporan-laporan keuangan.

5. Etika perilaku, etika dalam auditing, berkaitan dengan konsep perilaku yang ideal

dari seorang auditor profesional yang independen dalam melaksanakan audit.

Ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan

menurut FASB yakni relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

karakteristik tersebut sulit diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan

jasa akuntan publik. Jasa dari para akuntan yang bekerja di suatu Kantor Akuntan

Publik (KAP) atau para auditor eksternal sangat dibutuhkan sebagai jaminan laporan

keuangan tersebut memang relevan serta dapat meningkatkan kepercayaan pihak

yang berkepentingan terhadap perusahaan. Akuntan Publik adalah profesi yang

memberikan pelayanan bagi masyarakat umum, khususnya di bidang audit atas

laporan keuangan. Audit ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan pengguna laporan

keuangan informasi seperti investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan

lembaga pemerintah (Boyton & Kell, 2006:16 dalam Suseno 2013). Pengguna

laporan keuangan yang diaudit mengharapkan auditor untuk:

1. Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi, dan

objektivitas.

2. Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja maupun

yang tidak disengaja.

3. Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  18

2.3.2 Kualitas Audit

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi

yang terdapat di antara manajer dan para pemegang saham dengan penggunaan jasa

pihak luar dalam memeriksa laporan keuangan serta memberikan pendapat bahwa

laporan yang disajikan telah sesuai atau benar. Bagi pengguna laporan keuangan

terutama para pemegang saham dapat mengambil keputusan melalui laporan yang

telah diaudit tersebut. Sehingga auditor sebagai pihak ketiga mempunyai peran

penting dalam proses audit dan pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan.

Oleh sebab itu, kualitas audit adalah hal yang harus dipertahankan oleh seorang

auditor dalam proses pengauditan.

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor

pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang

terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkan dalam laporan keuangan

auditan, dimana dalam melaksanakan tugas tersebut auditor berpedoman pada

standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Tjun, 2012). Sedangkan

De Angelo (1981) dalam Alim dkk (2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai

probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya

suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa kantor akuntan publik yang besar akan berusaha untuk

menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan kantor akuntan

publik yang kecil.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  19

Deis dan Giroux (1992) dalam Alim dkk (2007) melakukan penelitian tentang

empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit, yaitu:

1. Lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan,

semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka

kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah.

2. Jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin

baik karena auditor dengan jumlah klien reputasinya.

3. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada

kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti

standar.

4. Review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut

mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.

Kualitas audit dapat membangun kredibilitas informasi dan kualitas informasi

pelaporan keuangan yang juga membantu pengguna memiliki informasi yang

berguna (Hoffman, Joe dkk., 2003) dalam Chanawongse (2011). Terutama,

kesempatan mempromosikan peningkatan yang signifikan dalam auditor profesional

dengan terus belajar yang akan memperkuat kualitas audit karena konsep

pembelajaran yang berkelanjutan telah menjadi penting yang menempatkan prioritas

pada melihat, mengadaptasi dan belajar dari perubahan.

Kualitas audit biasanya mencakup dua bagian yaitu:

1. Kesesuaian Pemeriksaan dengan Standar Audit. Kualitas audit bisa dihubungkan

dengan kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit. Standar audit merupakan

panduan umum bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesinya untuk

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  20

melakukan audit. Standar audit juga berguna untuk memberikan suatu kerangka

kerja dalam menyusun interpretasi-interpretasi. Bagian dari standar audit meliputi:

standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.

2. Kualitas Laporan Hasil Audit. Hal yang penting dalam pelaksanaan audit adalah

bagaimana auditor mengkomunikasikan hasil audit dalam bentuk laporan kepada

para pemakai laporan. Laporan audit akan memuat temuan dan simpulan audit

yang diberikan beserta rekomendasi kepada para pihak berkepentingan. Laporan

audit mengungkapkan informasi terkait laporan keuangan yang ada pada

perusahaan/entitas yang diaudit.

Peranan auditor untuk meningkatkan kualitas audit sangat diperlukan. Kualitas

audit perlu ditingkatkan karena dengan meningkatnya kualitas audit yang dihasilkan

oleh auditor maka tingkat kepercayaan yang akan diberikan oleh masyarakat semakin

tinggi. Menurut Prasita dan Priyo (2007), standar kualitas audit terdiri dari:

1. Kualitas strategis yang berarti hasil pemeriksaan harus memberikan informasi

kepada pengguna laporan secara tepat waktu.

2. Kualitas teknis berkaitan dengan penyajian temuan, simpulan, dan opini

pemeriksaan, yaitu penyajiannya harus jelas, konsisten, dan obyektif.

3. Kualitas proses yang mengacu pada proses kegiatan pemeriksaan sejak

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, sampai dengan tindak lanjut pemeriksaan.

Widagdo et al. (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas

audit oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan

klien. Terdapat 12 atribut yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1) pengalaman

melakukan audit, (2) memahami industri klien, (3) responsif atas kebutuhan klien,

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  21

(4) taat pada standar umum, (5) independensi, (6) sikap hati-hati, (7) komitmen

terhadap kualitas audit, (8) keterlibatan pimpinan KAP, (9) melakukan pekerjaan

lapangan dengan tepat, (10) keterlibatan komite audit, (11) standar etika yang tinggi,

dan (12) tidak mudah percaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 7 atribut

kualitas audit yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, antara lain pengalaman

melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada

standar umum, komitmen terhadap kualitas audit dan keterlibatan komite audit.

Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati-hati, melakukan pekerjaan

lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak

berpengaruh terhadap kepuasan klien.

Dari pengertian kualitas audit menurut para ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa kualitas audit adalah keadaan dimana seorang auditor dapat

menemukan dan melaporkan ketidaksesuaian terhadap prinsip dalam laporan

keuangan klien dengan berpedoman pada standar dan kode etik yang berlaku. Dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah :

1. Independen auditor yang efisien

2. Level of Audit fees

3. Tingkat perencanaan kualitas audit

4. Etika auditor

5. Pengalaman auditor

6. Motivasi auditor

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  22

2.3.3 Etika Auditor

Etika berkaitan dengan pertanyaan bagaimana orang akan berperilaku terhadap

sesamanya (Kell et al., 2002) dalam Alim, dkk (2007). Perilaku profesional akuntan

publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku disfungional

audit (dysfungtional audit behavior). Perilaku disfungsional yang dimaksud disini

adalah perilaku auditor yang menyimpang dari standar auditing dalam melaksanakan

penugasan auditing yang dapat menurunkan kualitas hasil audit (Sitanggang, 2015).

Penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan seorang auditor yaitu:

1. Underreporting of audit time, dimana auditor melaporkan waktu audit dengan

total waktu yang lebih pendek dari waktu yang sebenarnya.

2. Prematur signoff, menyelesaikan langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa

melengkapi kesluruhan prosedur sehingga mempengaruhi kualitas audit secara

langsung.

3. Replacing and altering original audit procedures, mengubah prosedur yang telah

ditetapkan dalam pelaksanaan audit dilapangan.

Penyebab auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik

personal yang berupa lokus kendali (locus of control), tingkat kinerja pribadi auditor

(selft-rate auditor performance), dan keinginan untuk berhenti berkerja (turnover

intention). Perilaku-perilaku tersebut dapat berefek negatif terhadap hasil audit yang

dilakukan auditor sehingga dikhawatirkan kualitas audit akan menurun. Menurunnya

kualitas audit ini akan berdampak pada ketidakpuasan pengguna jasa audit terhadap

keabsahan serta keyakinan akan kebenaran informasi yang tekandung dalam laporan

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  23

keuangan. Hal tersebut akan menyebabkan terkikisnya tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap profesi audit (Harini, Wahyudin & Anisyukrillah 2014)

Penerapan etika profesi mutlak dilakukan oleh firma atau kantor akuntan

publik. Akuntan memerlukan suatu aturan perilaku yang ditetapkan oleh organisasi

profesi yang harus ditaati oleh para anggotanya. Dalam aturan tersebut diatur hal-hal

yang dilarang dan diperbolehkan. Penyimpangan atas aturan ini akan berakibat

dikenakan sanksi oleh orang organisasi. Aturan perilaku ini akan menjamin adanya

perlindungan terhadap kepentingan masyarakat pemakai jasa akuntan. Dengan

demikian etika auditor berkaitan dengan kualitas audit (Martini, 2010).

Jasa yang diberikan oleh kantor akuntan publik yaitu dalam bidang auditing,

dan tipe penugasan atestasi lain. Tugas akuntan publik yang lain adalah memeriksa

laporan keuangan dan bertanggung jawab atas opini yang diberikan atas kewajaran

laporan keuangan sehingga bisa digunakan sebagai landasan dalam pengambilan

keputusan. Besarnya kepercayaan pengguna laporan keuangan pada akuntan publik

ini mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas auditnya (Putu dan Gede,

2014). Seorang akuntan dapat dikatakan profesional apabila dalam menjalankan

tugas-tugasnya harus sudah sesuai dengan aturan atau pedoman-pedoman kode etik

akuntan Indonesia, sehingga dalam melaksanakan semua aktivitasnya akuntan publik

mempunyai arah yang jelas dan dapat memberikan keputusan yang tepat dan bisa

dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak yang menggunakan keputusan tersebut.

Kode etik ini dibuat untuk mengatur hubungan antara auditor dengan rekan

sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya, dan

auditor dengan masyarakat. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan karakteristik

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  24

nilai-nilai sebagian besar dihubungkan dengan perilaku etis yaitu kejujuran,

integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain,

menghargai orang lain, dan menjadi orang yang bertanggungjawab (Firdaus, 2005)

dalam Samsi (2013).

2.3.4 Pengalaman Auditor

Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang telah

dilakukan seseorang dan memberi peluang besar bagi seseorang untuk melakukan

pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin

trampil seseorang dalam melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pula pola

berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(Abriyani, 2004). Robyn dan Peter (2008) menemukan bahwa tugas berbasis

pengalaman yang diperoleh dapat meningkatkan kinerja seseorang dalam

melaksanakan tugas. Semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang

auditor akan menghasilkan kualitas audit lebih baik (Rahmatika, 2011).

Pengalaman auditor yang dimaksud adalah pengalaman auditor dalam

melakukan general audit. Pengalaman seorang auditor memiliki peran sangat penting

dalam meningkatkan keahlian sebagai perluasan dari pendidikan formal yang telah

diperolehnya. Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan

pendapatan, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang yang ahli dalam

bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya

yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit

(SPAP, 2011). Variabel pengalaman auditor akuntan publik dapat diukur

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  25

menggunakan delapan item pertanyaan yang menggambarkan lamanya bekerja

sebagai auditor dan dimensi banyaknya tugas pemeriksaan.

Pengalaman merupakan cara pembelajaran yang baik bagi auditor internal yang

akan menjadikannya kaya akan teknik audit. Semakin tinggi pengalaman auditor,

maka semakin mampu dan mahir auditor menguasai tugasnya sendiri maupun

aktivitas yang diauditnya. Pengalaman juga membentuk auditor mampu menghadapi

dan menyelesaikan hambatan maupun persoalan dalam pelaksanaan tugasnya, serta

mampu mengendalikan kecenderungan emosional terhadap pihak yang diperiksa.

Selain pengetahuan dan keahlian, pengalaman auditor memberi kontribusi yang

relevan dalam meningkatkan kompetensi auditor.

Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam

profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan

berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens et al., 2011).

Pengalaman juga mampu memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil

dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil

merupakan keputusan yang tepat. Tubs, (1992) dalam Putri (2013:5) menyatakan

bahwa auditor berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal mendeteksi

kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, serta mencari penyebab kesalahan.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor

maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  26

2.3.5 Fee Audit

Menurut Mulyadi (2009:63-64) audit fee merupakan fee yang diterima oleh

akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan. Fee Audit juga

dapat diartikan sebagai fungsi dari jumlah kerja yang dilakukan oleh auditor dan

harga per jam (Al-Shammari et al., 2008).

Menurut Wanous., dkk (1983) fee audit merupakan salah satu faktor seorang

auditor untuk melaksanakan pekerjaannya. Menurut Haryono Jusup (2010: 104),

besarnya fee audit dapat bervariasi tergantung pada risiko penugasan, kompleksitas

jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melakukan jasa tersebut,

struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional yang lainnya.

Semakin kompleks klien, maka semakin sulit untuk mengaudit dan membutuhkan

waktu yang lebih lama pula sehingga fee audit pun semakin tinggi (Hay et al., 2006).

Dalam penelitiannya, Hoitash et al. (2007) menemukan bukti bahwa pada saat

bernegosiasi dengan manajemen mengenai besarnya tarif fee yang harus dibayarkan

pihak manajemen terhadap hasil kerja laporan audit, maka kemungkinan besar akan

terjadi konsesi resiprokal yang akan mereduksi kualitas laporan audit. Tindakan ini

menjurus kepada tindakan yang mengesampingkan profesionalisme, yang mana

konsesi resiprokal tersebut akan mereduksi kepentingan penjagaan atas kualitas

audit.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  27

2.3.6 Motivasi Auditor

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha

untuk mencapai suatu tujuan (Robbins dan Judge, 2008). Motivasi merupakan hasil

interaksi antara individu dengan situasi. Elemen utama motivasi adalah arah,

ketekunan, dan intensitas. Menurut Robbins dan Judge (2008), intensitas

berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Namun intensitas yang tinggi

tidak akan menghasilkan prestasi yang memuaskan kecuali jika dikaitkan dengan

arah yang menguntungkan. Motivasi memiliki dimensi ketekunan, yaitu ukuran

mengenai berapa lama seseorang bisa mempertahankan usahanya.

Jika dikaitkan dengan dunia kerja, motivasi merupakan dorongan yang tumbuh

dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan

suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan

ketrampilan yang dimilikinya. Dengan adanya motivasi dalam bekerja, maka auditor

diharapkan lebih memiliki ketekunan, arah, dan intensitas sehingga tujuan organisasi

dapat dicapai. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas seseorang, orang dengan

akuntabilitas tinggi juga memiliki motivasi yang tinggi dalam mengerjakan sesuatu.

Motivasi pada diri seseorang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu agar dapat mencapai tujuan (Reksohadiprodjo, 1990).

Kualitas audit akan tinggi apabila keinginan dan kebutuhan auditor yang menjadikan

motivasi kerjanya dapat terpenuhi. Kompensasi dari organisasi berupa penghargaan

(reward) sesuai profesinya, akan meningkatkan kualitas audit karena mereka merasa

bahwa organisasi telah memperhatikan kebutuhan dan pengharapan kerja mereka.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  28

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan etika auditor,

pengalaman auditor, fee audit, dan motivasi auditor telah dilakukan.

Diantaranya dilakukan oleh Lilis Ardini (2010) yang menguji pengaruh

kompetensi, independensi, akuntanbilitas dan motivasi terhadap kualitas audit. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi, independensi, akuntanbilitas,

dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Rosnidah (2010) meniliti mengenai Analisis Dampak Motivasi dan

Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan

Keuangan Daerah. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa motivasi dan

professionalisme secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Nungky Nurmalita Sari (2011) menguji pengaruh pengalaman kerja,

independensi, objektivitas, integritas, kompetensi dan etika terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja, independensi,

objektivitas, integritas, kompetensi dan etika berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas audit.

Bambang Hartadi (2012) melakukan pengujian terhadap pengaruh fee audit,

rotasi KAP, dan reputasi auditor terhadap kualitas audit di Bursa Efek Indonesia.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit, sementara rotasi dan reputasi audit tidak berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

Dan masih ada beberapa penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya

yang terangkum pada tabel berikut ini.

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  29

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Topik Penelitian Hasil Penelitian
1. Lilis Pengaruh Kompetensi, Hasil dari penelitian ini
(2010) Independensi, Akuntanbilitas menunjukkan bahwa kompetensi,
Dan Motivasi Terhadap independensi, akuntanbilitas, dan
Kualitas Audit motivasi berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
2. Rosnidah Dampak motivasi dan Hasil dari penelitian ini menunjukan
(2010) profesionalisme terhadap bahwa motivasi dan
kualitas audit aparat professionalisme secara simultan
inspektorat dalam berpengaruh terhadap kualitas audit.
pengawasan keuangan
daerah.
3. Nungky Pengaruh Pengalaman Kerja, Hasil dari penelitian ini
(2011) Independensi, Objektivitas, menunjukkan bahwa pengalaman
Integritas, Kompetensi Dan kerja, independensi, objektivitas,
Etika Terhadap Kualitas integritas, kompetensi dan etika
Audit berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas audit.
4. Bambang Pengaruh Fee Audit, Rotasi Hasil penelitian ini menunjukkan
(2012) KAP, Dan Reputasi Auditor bahwa fee audit berpengaruh
Terhadap Kualitas Audit Di signifikan terhadap kualitas audit,
Bursa Efek Indonesia sementara rotasi dan reputasi audit
tidak berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
5. Bella Pengaruh Akuntabilitas, Hasil penelitian menunjukkan
(2014) Pengetahuan, Pengalaman, bahwa akuntabilitas, pengetahuan,
Dan Independensi Terhadap pengalaman, dan independensi
Kualitas Hasil Kerja Auditor memiliki pengaruh positif terhadap
kualitas hasil kerja auditor.
6. Putu dan Pengaruh Independensi, Hasil penelitian menunjukkan
Gede Profesionalisme, Tingkat variabel independensi,
(2014) Pendidikan, Etika Profesi, profesionalisme, tingkat pendidikan,
Pengalaman, Dan Kepuasan etika profesi, pengalaman, dan
Kerja Auditor Pada Kualitas kepuasan kerja auditor berpengaruh
Audit secara simultan terhadap kualitas
audit. Secara parsial hanya tingkat
pendidikan dan etika profesi
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit.
7. William Pengaruh Indepedensi, Hasil penelitian menemukan bahwa
dan Ketut Pengalaman Kerja, Due secara parsial independensi,
(2015) Professional Care Dan pengalaman kerja, due professional

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  30

Akuntabilitas Terhadap care dan akuntabilitas auditor


Kualitas Audit memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap kualitas audit.

2.5. Kerangka Pemikiran

Model penelitian atau kerangka pemikiran yang dibangun pada penelitian ini

terdapat dalam gambar di bawah, menjelaskan kerangka pemikiran teoritis yang

menggambarkan pengaruh penerapan empat variabel bebas (independen) yang terdiri

dari etika auditor (X1), pengalaman auditor (X2), fee audit (X3), dan motivasi

auditor (X4) terhadap satu vaiabel terikat (dependen) yaitu kualitas audit (Y).

Gambar 2.1.

Skema Kerangka Penelitian

ETIKA AUDITOR (X1)


H1 (+)

PENGALAMAN H2 (+)
AUDITOR (X2)
KUALITAS AUDIT
H3 (+) (Y)
FEE AUDIT (X3)
H4 (+)

MOTIVASI AUDITOR
(X4)

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  31

2.6. Pengembangan Hipotesa

2.6.1. Pengaruh Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

Kode etik sangat diperlukan karena dalam kode etik mengatur perilaku

akuntan publik menjalankan praktik. Abdul Halim (2008: 29) mengungkapkan etika

profesional meliputi sikap para anggota profesi agar realistis, praktis, dan idealis.

menyatakan bahwa penerapan etika akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas

audit. Akuntan publik yang memiliki kesadaran untuk selalu berperilaku secara etis

berarti memiliki komitmen untuk menerapkan kode etik profesi akuntan publik

(Amilin, 2010). Apabila komitmen ini selalu dijaga maka pelanggaran etika profesi

dapat dihindari, sehingga akuntan publik lebih berkonsentrasi untuk meningkatkan

kualitas auditnya.

Seorang akuntan publik wajib untuk menjaga perilaku etis mereka terhadap

profesi, masyarakat dan pribadi mereka sendiri agar senantiasa bertanggungjawab

untuk menjadi kompeten dan berusaha objektif dan menjaga integritas sebagai

akuntan publik (Bawono dan Singgih, 2010).

Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H1: Etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit

2.6.2 Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit

Pengalaman dalam pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit

berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperoleh

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  32

auditor dari pendidkan formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik seiring

bertambahnya pengalaman.

Robyn dan Peter (2008) menemukan bahwa tugas berbasis pengalaman yang

diperoleh dapat meningkatkan kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas.

Semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh seorang auditor akan

menghasilkan kualitas audit lebih baik (Rahmatika, 2011). Kemudian menurut

Lehman dan Norman (2006) dalam Mabruri dan Winarna (2010), mengenai

pengaruh pengalaman dan kompleksitas permasalahan serta audit judgement,

menemukan bahwa auditor yang berpengalaman (expertise) akan lebih jelas merinci

masalah yang dihadapi dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, yang

nantinya berpengaruh pada auditor judgement.

Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H2: Pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit

2.6.3 Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit

Audit fee merupakan fee yang diterima oleh akuntan publik setelah

melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan,

kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan (Mulyadi, 2009:

63-64).

Dalam penelitiannya Hoitash et al. (2007) menemukan bukti bahwa pada saat

auditor bernegosiasi dengan manajemen mengenai besaran tarif fee yang harus

dibayarkan oleh pihak manajemen terhadap hasil kerja laporan auditan, maka

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari
  33

kemungkinan besar akan terjadi konsesi resiprokal yang akan mereduksi kualitas

laporan auditnya.

Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H3: Fee Audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit

2.6.4 Pengaruh Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit

Menurut Suwandi (2005), dalam konteks organisasi, motivasi adalah

pemaduan antara kebutuhan organisasi dengan kebutuhan personil. Hal ini akan

mencegah terjadinya konflik sehingga akan membawa pada pencapaian tujuan

organisasi secara efektif.

Sebagaimana dikatakan oleh Goleman (2001), hanya motivasi yang akan

membuat seseorang mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan

memenuhi standar yang ada. Dengan kata lain, motivasi akan mendorong seseorang,

termasuk auditor, untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki

inisiatif dan optimisme yang tinggi. Respon yang tidak tepat terhadap laporan audit

dan rekomendasi yang dihasilkan akan dapat menurunkan motivasi seorang auditor

untuk menjaga kualitas audit.

Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H4: Motivasi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit

 
Pengaruh etika auditor, pengalaman auditor, fee audit dan motivasi auditor terhadap kualitas audit.
Dewi Yunita Sari

Anda mungkin juga menyukai