Anda di halaman 1dari 33

MEMBANGUN

INTEGRITAS
INDUSTRI
ASURANSI
Aminudin
Direktur Anti Korupsi Badan Usaha

Jakarta, 1 November 2021


POKOK BAHASAN

01. MENGENAL KORUPSI


02. FAKTA DAN DATA KPK
03. POTENSI KORUPSI
INDUSTRI ASURANSI

04. UPAYA PENCEGAHAN


01.
MENGENAL
KORUPSI
(David T. Wolfe & Dana
R. Hermanson, 2004)

FRAUD
(Donald R.
FRAUD
Cressey, 1950) TRIANGLE
RATIONALIZATION

Pressure Opportunity Rationalization Capability


Tekanan dari internal Kesempatan Rasionalisasi, pembenaran Kemampuan
(personal & perusahaan) (sistem yang lemah) atas perbuatan yang (jabatan, wewenang,
maupun eksternal dilakukan otoritas, kedudukan,
pengetahuan atas sistem)
MENGAPA ORANG KORUPSI?
JENIS TIPIKOR (UU NO 31/1999 Jo UU NO 20/2001)
Korupsi dirumuskan ke dalam 30 jenis, dikategorikan ke dalam 7 kelompok besar
7
• Berhubungan dengan jabatan
• Bersifat tanam budi
PAHAMI
• Tidak membutuhkan
kesepakatan
BEDANYA!
Contoh:
Pengusaha memberi hadiah
voucher belanja kepada PNS
• Ada kesepakatan karena merasa terbantu dalam
• Biasanya dilakukan secara pengurusan perizinan.
rahasia dan tertutup

Contoh:
Pengusaha menyuap pejabat
pemerintah untuk mendapatkan
proyek.
• Ada permintaan sepihak
dari penerima (pejabat)
• Bersifat memaksa Contoh:
• Penyalahgunaan kuasa Pejabat memaksa calon peserta tender
untuk memberikan sejumlah uang dengan
ancaman akan menggugurkan calon
peserta tersebut.
GRATIFIKASI = PEMBERIAN
DALAM ARTI LUAS
Pasal 12B dan 12C UU No. 31 Tahun 1999 jo.
UU No. 20 Tahun 2001, meliputi:
• Uang, barang, diskon, komisi, pinjaman
tanpa bunga, fasilitas lainnya.
• Diterima di dalam maupun di luar negeri.
• Dilakukan dengan atau tanpa sarana
elektronik.
Yang diberikan:
• Berkaitan dengan jabatan dan
bertentangan dengan kewajiban atau
tugas Penyelenggara Negara/Pegawai
Negeri.
• Tidak dilaporkan kepada KPK dalam
jangka waktu 30 hari kerja sejak diterima.
Ancaman Hukuman:
• Pidana penjara 4 – 20 tahun.
• Denda Rp. 200 Juta – Rp. 1 Milyar.
Masyarakat/
Masyarakat/
Pengusaha
Pengusaha

“Transaksional” “Pasif”

Pegawai Negeri/
Penyelenggara Negara

“Aktif”
PEMERASAN
Masyarakat/
Pengusaha
TPPU DENGAN KORUPSI
SEBAGAI TINDAK PIDANA ASAL
UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TUJUAN:
Pencegahan dan Pemberantasan
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun 1. Memiskinkan pelaku tindak pidana
TPPUdan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling 2. Asset Recovery
• Dasar KPK: Pasal 74 dan Pasal 75
banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
setiap orang yang: 3. Pengembalian kerugian keuangan
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
• Sanksi Pidana
atau penyelenggara negara dengan maksud supaya negara secara maksimal
pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut
TPPU aktif: Pasal 3 dan Pasal 4
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya; atau
TPPU pasif: Pasal 5 ayat (1)
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri
penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan
atau

sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan


atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

10
TINDAK PIDANA KORUPSI KORPORASI
Pasal 4 ayat (2) PERMA NOMOR 13 TAHUN 2016

Korporasi DAPAT DIPIDANA apabila:


a) Memperoleh keuntungan atau manfaat dari
tindak pidana tersebut atau tindak pidana
tersebut dilakukan untuk kepentingan korporasi.

b) Melakukan pembiaran terjadinya tindak pidana.

c) Tidak melakukan langkah-langkah yang


diperlukan untuk:

● melakukan pencegahan*,

● mencegah dampak yang lebih besar,

● memastikan kepatuhan terhadap ketentuan


yang berlaku guna menghindari terjadinya
tindak pidana (termasuk korupsi).

* Riset Transparency International: hanya 38% korporasi di dunia memiliki program pencegahan korupsi.
SANKSI KORUPSI KORPORASI

Dalam UU TPK, sanksi yang dapat dikenakan berupa:

PIDANA POKOK (PASAL 20 AYAT 7):


Pidana denda maksimal terhadap orang ditambah 1/3 Sanksi diatur pada
masing-masing
PIDANA TAMBAHAN (PASAL 18):
 Perampasan barang-barang bergerak yang berwujud Undang-Undang
atau tidak berwujud atau barang tidak bergerak yang materiil, baik
digunakan untuk atau yang diperoleh dari korupsi; berupa pidana pokok
 Perampasan Perusahaan milik terpidana; maupun pidana
• Uang Pengganti; tambahan
• Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan atau tindakan tata
untuk waktu paling lama 1 tahun;
tertib
 Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu
atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan
tertentu yang diberikan pemerintah
DAMPAK KORUPSI

KEMISKINAN KERUSAKAN ALAM BIAYA EKONOMI TINGGI


02.
FAKTA
DAN
DATA KPK
Jenis Perkara Tindak Pidana Korupsi
Berdasarkan Data KPK Tahun 2004 – 31 Maret 2021

7505.657 bidang
PENYUAPAN
tanah berhasil
disertifikasi hanya dalam waktu 3
bulan dengan nilai Rp.
PENGADAAN
240 2.301.122.065.176,77
BARANG dan
JASA

54 PENYALAHGUNAAN ANGGARAN

38 TPPU

26 PUNGUTAN

25 PERIZINAN

11 MERINTANGI PROSES KPK


Penanganan Tindak Pidana Korupsi oleh KPK
Berdasarkan Jenis Profesi/Jabatan Periode 2004 – 31 Maret 2021

Swasta 334
Anggota DPR dan DPRD 281
Eselon I / II / III 248
Lainnya 166
Walikota/Bupati dan Wakil 130
Kepala Lembaga/Kementerian 32
Hakim 22
Gubernur 22
Pengacara 12
Jaksa 10
Komisioner 8
Korporasi 7
Duta Besar 4
Polisi 2
Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Instansi
Berdasarkan Data KPK Tahun 2004 – 31 Maret 2021

Pemkab/Pemkot 572

Kementrian/ Lembaga 384

Pemerintah Provinsi 153

BUMN/BUMD 93

DPR dan DPRD 74

Komisi 22

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450


Sejak tahun 2012, KPK telah
menangani 37 perkara TPPU
dengan asset recovery
mencapai RP.
1.982.388.854.454,-

Sementara asset recovery dari


797 perkara TPK non TPPU
senilai Rp.
2.022.038.087.517,-
KORUPSI KORPORASI Pasca Terbitnya
PERMA Nomor 13 Tahun 2016

01. PT. DGI/NKE 04. PT. T

 Pembangunan Rumah Sakit  APBD Kebumen


 Denda Rp. 700 juta  Denda Rp. 500 juta
 Uang pengganti Rp. 85 M  Uang pengganti Rp. 5,9 M
 Tidak boleh ikut lelang proyek  Tidak boleh ikut lelang proyek
pemerintah selama 6 bulan pemerintah selama 5 tahun

02. PT. TS 05. PT. ME

 Dermaga Sabang  Satelit Monitoring BAKAMLA


 Uang pengganti Rp. 94,5 M

03. PT. NK
06. PT. PS
(Persero)
 Dermaga Sabang  Alih Fungsi Hutan
 Uang pengganti Rp. 94,5 M
Data Pelaporan Gratifikasi terkait
Lembaga Jasa Keuangan Tahun 2017-2021

705

606 597

371

254

2017 2018 2019 2020 2021


PENANGANAN KASUS KPK melakukan pemeriksaan terhadap lima saksi
terkait kasus dugaan gratifikasi jasa konsultasi
bisnis asuransi dan reasuransi oil dan gas di PT
Asuransi Jasa Indonesia pada 2008-2012. Mereka
yang diperiksa dari berbagai latar belakang
profesional, di antaranya pegawai Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan ExxonMobil Cepu Limited.

Terkait kasus di Asuransi Jasindo, sebelumnya, KPK


telah memproses mantan Direktur Utama PT
Asuransi Jasindo Budi Tjahjono. Budi telah divonis
bersalah oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) Jakarta dan berkekuatan hukum tetap
dengan vonis selama tujuh tahun penjara ditambah
denda Rp 300 juta subsider tiga bulan kurungan
pada April 2019.

Vonis tersebut dijatuhkan karena Budi terbukti


melakukan korupsi sehingga merugikan negara
melalui PT Asuransi Jasindo sebesar Rp 8,46 miliar
dan USD 766.955. Budi juga memperkaya Kiagus
Emil Fahmy Cornain, selaku orang kepercayaan
Kepala BP Migas sebesar Rp 1,3 miliar.
PENANGANAN KASUS
Skema Kasus – TPPU Kepala Daerah
TPPU NA (Mantan Gubernur Sultra) Melalui
Pembukaan Polis Asuransi Melebihi Nilai Premi
03.
POTENSI
KORUPSI
INDUSTRI
ASURANSI
Sektor Keuangan (termasuk industri asuransi)
menempati posisi ke tujuh tertinggi dalam
penyuapan di Indonesia.
Asked Paid for Bribery Pay over Alter
for bribe present 2.5% in financial
bribe in sector bribes reports
(1) (2) (3) (4) (5)
Agriculture 28.9 26.7 30.0 7.8 8.9
Extraction 47.9 42.7 53.1 5.2 15.6
Manufacturing 32.7 27.6 36.7 5.1 8.2
Construction 49.5 44.2 51.6 11.6 16.8
Trade 25.0 23.0 25.0 2.0 5.0
Logistics 31.3 30.3 31.3 7.1 12.1

Finance 17.0 16.0 22.3 1.1 2.1


TOTAL 33.2 30.1 35.7 5.7 9.8
Modus Fraud dan Korupsi pada Industri Asuransi
Operasional:
• Rekayasa lelang • Agen fiktif
• Praktik arisan proyek • Manipulasi RKAP dan
• Mark up pembelian Laporan Keuangan
instrumen investasi • Intervensi penerbitan
polis dengan kode akuisisi
Pencucian Uang: yang tidak seharusnya
• Nominee sebagai ‘broker zombie’
• Pembukaan polis asuransi
melebihi nilai premi pihak ketiga
• Pembelian polis asuransi dengan Suap dan Gratifikasi:
perlunasan dipercepat • Agar pejabat pemda menekan
• Pembayaran premi tambahan OPD/BUMD/mitra menggunakan produk
dalam jumlah besar dan pencairan
asuransi atau jasa broker asuransi tertentu
dalam waktu singkat
• Pengembalian dana hasil pencairan • Pemberian polis asuransi berjangka yang
polis secara tunai memiliki nilai tunai dengan nominal besar
• Pembelian investasi dengan kepada pejabat pemerintahan
reputasi portofolio buruk • Pengelolaan dana simpanan
• Pengunaan Professional Money Launderer (PML) • Penempatan personel (Jual beli Jabatan)
• Penggunaan gatekeeper (professional
• Sponsor acara, bea berobat, honor RUPS dll
pengacara, akuntan, broker, dll) sebagai
intermediaris PML dan nominee • Proses sengketa/peradilan
• Penggunaan identitas dan dokumen palsu atau • Pengurusan izin/sertifikat aset
jenis aset anonim • Sistem Pengawasan
KONFLIK KEPENTINGAN pada INDUSTRI ASURANSI

Penggunaan Aset Membocorkan Menentukan Sendiri


Menerima Gratifikasi Besarnya Gaji
Jabatan/Instansi Informasi Rahasia

Perangkapan Pengawasan Tidak Penilaian Subyektif


Akses Khusus
Jabatan Mengikuti Prosedur Obyek Kualifikasi
04.
UPAYA
PENCEGAHAN
1. Mengimplementasikan SE KPK Nomor 19/2021
tentang Pengendalian Gratifikasi Terkait IJK
Penegasan Pasal 12 B UU 20/2001. SE tidak mengatur norma baru, merupakan
penegasan atas aturan terkait pemberantasan korupsi khususnya gratifikasi yang
harus dipatuhi, termasuk oleh Industri Jasa Keuangan.

Selain penerima, pihak pemberi yang terindikasi melakukan penyuapan dapat


diproses secara hukum

Korporasi wajib melakukan pencegahan korupsi dan memastikan kepatuhan


hukum, sebagaimana diatur dalam Perma 13/2016

Mendorong iklim persaingan usaha yang sehat untuk mewujudkan praktik bisnis
yang adil dan bersih dari korupsi

Pemberian insentif terkait kerja sama dengan instansi pemerintahan diberikan


kepada instansi dan bukan kepada individu Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara.
Contoh: melalui mekanisme hibah
2. MEMBANGUN DAN MENGIMPLEMENTASIKAN
SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN (SMAP)
KONTEKS PANDUAN CEK KPK:
 Sebagai respon atas aturan pemidanaan
korporasi (PERMA 13/2016).
 Fokus pada konteks pencegahan
korupsi.
 Mengacu pada aturan hukum di
Indonesia.
 Bersifat self-assessment.
 Praktis, memiliki checklist untuk menilai
kecukupan prosedur antikorupsi di
organisasi (unduh di
HTTP://BIT.LY/2SRXATY)
 Non-sertifikasi.
 Dapat diadaptasi sesuai ukuran dan
kapasitas korporasi.
SERTIFIKASI (SKKNI)
Memastikan perusahaan Menjadi narasumber (single
mematuhi peraturan dan point of contact) dalam
3. MEMBENTUK kebijakan antikorupsi,
terutama suap
organisasi terkait peraturan
antikorupsi dan antisuap
AHLI PEMBANGUN
INTEGRITAS (API)* * Persyaratan dan pendaftaran sertifikasi API di KPK
(GRATIS) melalui https://lsp.kpk.go.id/sertifikasi-ahli

Merancang kebijakan
integritas organisasi
01 Melaksanakan program
integritas organisasi
Melakukan penilaian
risiko korupsi
02
03 Memantau pelaksanaan rencana
mitigasi risiko korupsi
Melakukan pemeriksaan pelanggaran
terhadap kebijakan integritas organisasi
04
05 Memantau tindak lanjut rekomendasi perbaikan
terhadap kebijakan integritas organisasi
Memantau sistem
integritas organisasi
06
07 Mengevaluasi sistem
integritas organisasi
08

FUNGSI UNIT
DASAR KOMPETENSI
4. PELAKSANAAN PBJ DI MASA PANDEMI, HINDARI…
SE Pimpinan KPK Nomor 8 Tahun 2020
Tidak melakukan Tidak memperoleh
persekongkolan dengan Tidak mengandung Tidak mengandung
kickback dari
penyedia barang/jasa unsur penyuapan unsur gratifikasi
penyedia

1 2 3 4

5 6 7 8

Tidak mengandung Tidak mengandung Tidak membiarkan Tidak berniat jahat


unsur adanya unsur kecurangan terjadinya tindak dengan
benturan dan atau mal- pidana korupsi memanfaatkan
kepentingan dalam administrasi kondisi darurat
pengadaan
UPAYA SELANJUTNYA:

1. Digitalisasi sistem pada industri


asuransi (host to host).
2. Pengetatan pengaturan dan
pengawasan uang digital.
3. Pembangunan sistem pengawasan
dan evaluasi gatekeepers.
4. Penguatan integritas sistem
keuangan era transaksi digital.
5. Pengenaan sanksi yang menjerakan
bagi individu dan lembaga industri
asuransi.
TERIMA
KASIH


CONTACT US
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Jl. Kuningan Persada Kav-4 Setiabudi
Jakarta Selatan 12920
(021) 2557 8300 ☎
www.kpk.go.id 🌐
Call Center 198 ☎

Anda mungkin juga menyukai