Anda di halaman 1dari 34

SOSIALISASI

MEMAHAMI DAN MENCEGAH FRAUD


DAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI
BIDANG PERASURANSIAN
Jakarta, 1 November 2021
Outline Presentasi

Perkembangan Usaha Industri Memahami Fraud di Bidang Mencegah Fraud di Bidang


Asuransi Perasuransian Perasuransian

2
PERKEMBANGAN USAHA
INDUSTRI ASURANSI

3
Perkembangan IKNB*

DANA
BPJS LEMBAGA
ASURANSI
PEMBIAYAAN PENSIUN TOTAL ASET

ASET ASET ASET ASET 2.744,82 T


956,03T
603,11T 585,14T 320,09 T
PELAKU 8,26% (YoY) 0,62% (MtM)
Konv: 1.176
PELAKU PELAKU PELAKU PELAKU
Sya : 121
147 2 227 217
TOTAL :
1.297 KOMPOSISI ASET
JASA FINTECH
LKK LKM
PENUNJANG

INVESTASI ASET ASET ASET ASET


1.605,09 T 260,64T 14,21T 4,36 T 1,25T 34,8%
(April 2021)
22,0%
Rp 7,92% (YoY) PELAKU PELAKU PELAKU
21,3% 11,7%
PELAKU
139 222
4,12% (MtM) 116 227 9,5%
0,5% 0,2%
0,05%
(data Semester I 2021)

* Data per Agustus 2021.


4
Jumlah Pelaku dan Kondisi Keuangan*

ASURANSI KOMERSIAL ASURANSI KOMERSIAL


SYARIAH Asuransi ASN, TNI/POLRI,
KONVENSIONAL
Kecelakaan Penumpang JASA PENUNJANG IKNB
Umum dan Lalu Lintas Jalan

• Aset Rp774,90T • Aset Rp 43,75T


• Investasi Rp599,84T • Investasi Rp35,89T Pendapatan Jasa
• Kontribusi Rp 15,14T • Aset Rp137,38T Keperantaraan PPA dan
• Premi Rp186,52T
• Klaim Rp12,81T • Investasi Rp131,36T PPR Rp1,7 T
• Klaim Rp124,53T
• Premi Rp7,56T (data Semester I 2021)
• Klaim Rp11,87T

• RBC PAJ 633,61% • Rasio Solvabilitas


• RBC PAUR 336,79% Dana Tabarru PAJ
• RKI PAJ 111,81% 387,72%
• RKI PAU 203,33% • Rasio Solvabilitas
Dana Tabarru PAUR
146,70%
• RKI PAJ 105,74%
• RKI PAU 195,37%

PAJ PAU PR PPA PPR


3 Perusahaan
60 77 7 155 41
4 BUMN
53 Konvensional 71 Konvensional 6 Konvensional * Data per Agustus 2021.
7 Syariah 6 Syariah 1 Syariah 5
Overview Perusahaan Perasuransian*
dalam triliun Aset Asuransi dalam triliun Pendapatan Premi Asuransi
600.00 560.93 140.00
121.18
120.00
500.00
100.00 94.38
400.00
80.00 65.35
300.00
213.97 60.00
200.00 137.38 40.00
100.00 68.76
20.00 7.56
- -
Aug-21 Aug-21

Rp Triliun Rp Triliun
Asuransi Komersial Asuransi ASN, TNI/POLRI, Kecelakaan
Aug-21 %
(PAJ, PAU, PR) Penumpang Umum dan Lalu Lintas Jalan & Aug-21 %
Deposito BPJS Kesehatan
Portofolio (Termasuk sertifikat Deposito)
57,84 9,64%
Deposito
19,17 13,57%
Investasi Saham 146,68 24,45% (Termasuk sertifikat Deposito)
SBN 112,93 18,83% Saham 10,07 7,13%
Asuransi Reksadana 191,08 31,85% SBN 39,70 28,11%
Reksadana 26,91 19,05%
Obligasi & Sukuk
48,06 8,01% Obligasi & Sukuk
(termasuk MTN) 37,62 26,64%
(termasuk MTN)
Lainnya 43,25 7,21% Lainnya 7,77 5,50%
Jumlah Investasi 599,84 100,00% Jumlah Investasi 141,23 100,00%

* Data per Agustus 2021. 6


PREMI DAN KLAIM PER LINI USAHA PERUSAHAAN ASURANSI
JIWA – Agustus 2021
Secara umum, pendapatan premi asuransi jiwa diperoleh dari PAYDI dan Endowment…
Rp Triliun

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0

PAYDI
PAYDI-Jurnal Eliminasi 58.30
54.02 • Pada periode Agustus 2021, total pendapatan
25.56
premi perusahaan asuransi jiwa adalah sebesar
Endowment dan/atau Kombinasinya 22.32 Rp121,18 triliun. Lini usaha asuransi jiwa yang
Seumur Hidup 2.39
10.07 menyumbangkan pendapatan premi tertinggi
10.07
adalah PAYDI (unit link) dengan pendapatan
Kesehatan 7.53 premi sebesar Rp58,30 triliun (48,11% dari total
Kematian Jangka Warsa 8.63
6.14 premi), disusul oleh Endowment sebesar
5.23
Rp25,56 triliun (21,10% dari total premi).
Lainnya 2.35
• Rasio klaim dari seluruh lini usaha hampir
1.40
Anuitas 2.07 semua terjaga di bawah 100%. Hanya pada
Kematian Ekawarsa 1.40 produk Anuitas yang memiliki rasio sebesar
0.91
147,61%.
Kecelakaan Diri 0.50
0.23

Penerimaan Premi Klaim dan Manfaat Dibayar

7
PREMI DAN KLAIM PER LINI USAHA PERUSAHAAN ASURANSI
UMUM – Agustus 2021
Secara umum, pendapatan premi asuransi umum diperoleh dari lini usaha Harta Benda, Kendaraan Bermotor, dan Kredit…
Rp Triliun
• Per Agustus 2021, total pendapatan premi
perusahaan asuransi umum adalah sebesar
Rp50,16 triliun. Lini usaha yang menjadi kontributor
pendapatan premi terbesar adalah lini usaha Harta
Benda dengan total sebesar Rp14,04 triliun
(27,99% dari total premi). Pada posisi berikutnya
terdapat lini usaha Kendaraan bermotor sebesar
Rp9,67 triliun (19,28% dari total premi), dan Kredit
dengan total pendapatan premi Rp8,06 triliun
(16,07% dari total premi).
• Lini usaha dengan dengan klaim bruto terbesar
pada bulan ini adalah lini usaha Kredit dan Harta
Benda, masing-masing dengan total klaim sebesar
Rp4,36 triliun dan Rp4,32 triliun. Di samping itu, lini
usaha yang memiliki rasio klaim tertinggi adalah lini
usaha Kesehatan dan Kecelakaan Diri yaitu sebesar
58,03% dan 54,86%.
Lainnya:
Suretyship, Rangka Pesawat (Aviation Hull), Energi Onshore (Oil and Gas), Rangka Kapal (Marine Hull), Satelit
8
PREMI DAN KLAIM PER LINI USAHA PERUSAHAAN REASURANSI –
Agustus 2021
Secara umum, pendapatan premi reasuransi diperoleh dari lini usaha harta benda dan jiwa…
Rp Triliun

• Pada periode Agustus 2021, total pendapatan


premi perusahaan Reasuransi sebesar Rp15,18
triliun dimana lini usaha Harta Benda
mendominasi pendapatan premi perusahaan
reasuransi dengan total premi sebesar Rp6,95
triliun atau sekitar 45,79% dari keseluruhan
pendapatan premi reasuransi.
• Total klaim yang dibayarkan perusahaan
reasuransi per Agustus 2021 adalah sebesar
Rp7,12 triliun. Lini usaha Jiwa mencatatkan
nilai klaim terbesar yaitu Rp2,74 triliun atau
sekitar 38,47% dari total keseluruhan klaim.

Lainnya:
Kredit (Credit), Energi Offshore (Oil and Gas), Energi Onshore (Oil and Gas), Kesehatan, Rangka Pesawat (Aviation Hull), Satelit, Suretyship
9
MEMAHAMI FRAUD
DI BIDANG PERASURANSIAN

10
Definisi Fraud

“Any intentional act or omission designed to deceive “Yang dimaksud dengan fraud adalah tindakan
others, resulting in the victim suffering a loss and/or the penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan
perpetrator achieving a gain.” untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi
Perusahaan atau Unit Syariah, pemegang polis,
“setiap tindakan yang disengaja atau penghilangan yang
tertanggung, peserta, atau pihak lain, sehingga
dirancang untuk mengelabui pihak lain, yang
Perusahaan, Unit Syariah, pemegang polis, tertanggung,
mengakibatkan korban menderita kerugian dan/atau
peserta, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau
pelaku meraih keuntungan”
pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik
secara langsung maupun tidak langsung.”
ACFE-AICPA-IIA
Managing the Business Risk of Fraud: A Practical Guide, 2008
Penjelasan Pasal 72 ayat (1)
POJK 69/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi
dan Perusahaan Reasuransi Syariah
11
Fraud Triangle
▪ Kurangnya pengendalian internal
▪ Penyalahgunaan wewenang
▪ Kelemahan akses informasi
▪ Tidak ada mekanisme audit
▪ Sikap apatis

Oppor-
tunity

▪ Hasil fraud hanya dipinjam sementara dan


▪ Tekanan keuangan nanti akan dikembalikan
▪ Tekanan pekerjaan ▪ Ketidakpuasan dalam bekerja, misalnya gaji
▪ Kebiasaan buruk dan beban kerja tidak sesuai
Rational ▪ Tidak mengerti atau tidak peduli atas
Pressure konsekuensi tindakan
ization

12
Klasifikasi Fraud dan Keterjadian
Corruption Asset Misappropriation Financial Statement Fraud

Conflict of Economic Net worth/Net Income Net worth/Net Income


Bribery Illegal Gratuities
interest Extortion Overstated Understated
• Purchasing • Invoices • Timing Differences • Timing Differences
Schemes Kickbacks • Fictitious Revenus • Understated Revenues
• Sales Schemes • Bid Rigging • Concealed Liablities • Overstated Liabilities
and Expenses and Expenses
• Improper Asset • Improper Asset
Inventory and All Valuation Valuations
Cash
Other Assets • Improper Diclosure • Improper Disclosure

Theft of Cash Theft of Cash on Fraudulent


Misuse Larceny
Receipt Hand Disbursement
Expense • Asset Requisitions
Check and Payment Register and Transfers
Sales Receivables Billing Schemes Payroll Schemes Reimbursement
Tampering Disbursment • False Sales and
Schemes
Shipping
• Unrecorded • Write-off • Shell Company • Ghost employee • Mischaracterized • Forged Maker • False Voids • Purchasing and
• Understated Schemes • Non-accomplice • Falsified Wages Expensed • Forged • False Refunds Receiving
• Lapping Vendor • Commission • Overstated Endosement • Unconcealed
Schemes • Personal Schemes Expenses • Altered Payeee Larceny
• Unconcealed Purchases • Fictitious Expenses • Autohrozied Payee
• Multiple • Authorized Maker
Reimbursement

Occupational Fraud & Abuse Classification System (Fraud Tree)


Sumber: ACFE 2020 Report to the Nation 13
Jangka Waktu
Sektor dan Ukuran Fraud Durasi Fraud

▪ Jumlah kasus fraud di


sektor bank dan jasa
keuangan sebanyak 386
kasus, dengan median
ukuran fraud sebesar
$100.000. Di sektor
asuransi, jumlah fraud
tercatat sebanyak 85
kasus dengan median
ukuran fraud sebesar
$85.000.
▪ Jenis fraud yang
memiliki durasi hingga 2
tahun meliputi fraud
payrool, check and
payment tampering,
register disbursement,
financial statement
fraud, expense
reimbursement, dan
billing schemes.

Sumber: ACFE 2020 Report to the Nation 14


Common Fraud pada Industri Perasuransian

P E N YA J I A N
AG E N / P I A L A N G P E M A SA R A N KLAIM I N V E S TA S I
LAPORAN

Penggelapan premi Pemberian informasi Klaim fiktif Investasi Fiktif Rekayasa atau
tidak benar atau manipulasi laporan
menyesatkan kepada Pemalsuan dokumen Penerimaan kick back keuangan (window
Churning tertanggung persyaratan klaim atas pengelolaan dressing)
Sliding investasi
Pemberian informasi
tidak jelas mengenai Markup nilai klaim Penyembunyian
Manipulasi Kegagalan
Twisting obyek asuransi kepada dan/atau pengaburan
Investasi
penanggung fakta material
Premi ditagihkan oleh Memanipulasi obyek Penempatan investasi
pialang ke tertanggung Pemberian komisi pertanggungan tidak memperhatikan
sebelum mendapatkan keperantaraan tidak prinsip kehati-hatian Pemalsuan
penanggung wajar dan melanggar laporan/dokumen
ketentuan
pihak ketiga
15
Contoh Fraud – Penggelapan Premi

PT ABC Perusahaan Fakta Pemeriksaan:


(Perusahan Pialang
Asuransi)
Asuransi ❑ Tidak semua sampling memiliki
Tertanggung Polis asuransi
proposal & quotation slip untuk tertanggung ❑ PT ABC tidak dapat menyampaikan
bukti penyetoran premi ke
quotation slip untuk Perusahaan Asuransi Perusahaan Asuransi atas sampling
pemeriksaan
Placing slip untuk Perusahaan Asuransi

menerbitkan debit note Indikasi:


❑ PT ABC dindikasikan
Menyampaikan polis kepada tertanggung menggelapkan premi dengan
melanggar ketentuan Pasal 76 UU
Polis dari 40 Tahun 2014,
perusahaan ❑ Ancaman Pidana: penjara paling
asuransi
lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling banyak
Menerima premi dari tertanggung Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
Tidak Meneruskan premi
16
Contoh Fraud –Pemberian Informasi Yang Tidak Benar,
dan/atau Menyesatkan Kepada Tertanggung
Fakta:
PT ABC ❑ PT ABC menerbitkan debit note terlebih
Perusahaan
Tertanggung (Perusahan Pialang
Asuransi dahulu sebelum membuat quotation slip,
Asuransi)
proposal & quotation slip dan placing slip
❑ Pada dokumen debit note sudah
menerbitkan debit note mencantumkan rate dan TSI sebelum
adanya konfirmasi dari penanggung dan
proposal & quotation slip untuk tertanggung tercantum “PT ABC Binding Cover”
sebagai security.
quotation slip untuk Perusahaan Asuransi
Indikasi:
Placing slip untuk Perusahaan Asuransi ❑ PT ABC telah memberikan informasi yang
tidak benar, palsu, dan/atau menyesatkan
kepada Tertanggung dengan melanggar
Membayar premi
ketentuan Pasal 75 UU 40 Tahun 2014,
yaitu informasi mengenai penanggung.
Menyampaikan polis kepada tertanggung
❑ Ancaman pidana: pidana penjara paling
Polis dari lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
perusahaan paling banyak Rp5.000.000,00 (lima miliar
asuransi
rupiah)
17
MENCEGAH FRAUD
DI BIDANG PERASURANSIAN

18
Deteksi Awal dan Penerapan Pengendalian Fraud
Deteksi Awal Fraud Penerapan Pengendalian Fraud

• Fraud paling banyak dideteksi dari


tip/laporan, dengan angka
persentase sebesar 43%, diikuti
oleh proses audit internal sebesar
15%, dan review manajemen
sebesar 12%.
• Pengendalian Fraud yang paling
umum dimiliki adalah pelaksanaan
auditor eksternal, yaitu sebesar
83%. Metode pengendalian fraud
yang lainnya berupa kode perilaku,
departemen audit internal, dan
sertifikasi manajemen atas laporan
keuangan.

Sumber: ACFE 2020 Report to the Nation 19


Penerapan Pengendalian Fraud
Penerapan Pengendalian Fraud Berdasarkan Ukuran
Pengendalian Fraud dan Ukuran Fraud Pengendalian Fraud dan Durasi Fraud
Perusahaan

• Perusahaan yang memiliki pengendalian fraud mengalami ukuran fraud yang lebih kecil dan durasi terjadinya
fraud yang lebih pendek.
• Pengendalian fraud diterapkan secara berbeda-beda dan unik untuk masing-masing perusahaan berdasarkan
ukurannya.

Sumber: ACFE 2020 Report to the Nation 20


Red Flags Perilaku Fraud
• Mengenali perilaku pelaku fraud dapat
membantu perusahaan mendeteksi fraud
secara lebih efektif dan meminimalisasi
kerugian.
• 85% pelaku fraud menunjukkan salah satu
dari 7 perilaku yang menjadi red flags pelaku
fraud.
• Pelaku fraud yang memiliki gaya hidup di luar
kewajaran (living beyond their means) secara
konsisten menjadi perilaku red flags yang
utama dalam setiap studi Report to the
Nation sejak tahun 2008.

Sumber: ACFE 2020 Report to the Nation 21


Pengendalian Fraud dan Strategi Antifraud

Pengendalian Fraud

Edukasi dan
Pengawasan Pengendalian dan Organisasi dan
Pelatihan
Aktif Pemantauan Pertanggungjawaban
Manajemen

Strategi Antifraud

Pencegahan Deteksi Pelaporan dan Pemantauan,


Investigasi
Sanksi Evaluasi, dan
Tindak Lanjut
22
Pengendalian Fraud – Pengawasan Aktif Manajemen

Pengawasan aktif manajemen dilakukan oleh Direksi dalam melakukan tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
Mencakup :

1. pengembangan budaya dan kepedulian terhadap 4. pengembangan kualitas sumber daya manusia
antifraud pada seluruh jenjang organisasi, paling (SDM), khususnya yang terkait dengan peningkatan
sedikit dengan melakukan: awarenes dan pengendalian fraud.
a. mendeklarasikan ketentuan antifraud; dan 5. pemantauan dan evaluasi atas kejadian fraud
b. komunikasi yang memadai kepada seluruh serta penetapan tindak lanjut.
jenjang organisasi perusahaan tentang perilaku 6. pengembangan saluran komunikasi yang efektif di
yang termasuk tindakan fraud. internal Perusahaan agar seluruh jenjang
2. penyusunan dan pengawasan penerapan kode organisasi memahami dan mematuhi kebijakan
etik dalam pencegahan fraud bagi seluruh jenjang dan prosedur yang berlaku termasuk kebijakan
organisasi. dalam pengendalian fraud.
3. penyusunan dan pengawasan penerapan strategi
antifraud.

Pemantauan secara berkala atas pengendalian fraud dilakukan oleh Dewan Komisaris

23
Pengendalian Fraud – Organisasi dan Pertanggungjawaban

Perusahaan/Unit Syariah membentuk unit atau fungsi yang bertugas menangani


pengendalian fraud dalam organisasi Perusahaan/Unit Syariah, paling sedikit
memenuhi kriteria sebagai berikut:

struktur organisasi disesuaikan dengan karakteristik dan kompleksitas


kegiatan usaha Perusahaan/Unit Syariah.

penetapan uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas.

pertanggungjawaban unit atau fungsi tersebut langsung kepada Direksi atau


yang setara serta hubungan komunikasi dan pelaporan secara langsung
kepada Dewan Komisaris atau yang setara.

pelaksanaan tugas pada unit atau fungsi tersebut dilakukan oleh sumber daya
manusia (SDM) yang memiliki kompetensi, integritas, dan independensi, serta
didukung dengan pertanggungjawaban yang jelas.
24
Pengendalian Fraud – Pengendalian dan Pemantauan

Perusahaan/Unit Syariah melakukan pengendalian dan pemantauan fraud untuk meningkatkan efektivitas sistem
pengendalian internal

Langkah-langkah dalam pengendalian dan pemantauan fraud, paling sedikit sebagai berikut:

a. penetapan kebijakan dan prosedur d. penetapan pemisahan fungsi dalam pelaksanaan aktivitas
pengendalian yang khusus ditujukan dalam Perusahaan/Unit Syariah pada seluruh jenjang organisasi,
rangka penerapan strategi anti fraud misalnya pemisahan fungsi antara bagian yang melakukan
b. pengendalian melalui kaji ulang baik oleh proses akseptasi, klaim, dan keuangan dengan tujuan agar
manajemen (top level review) maupun kaji setiap pihak yang terkait dalam aktivitas tersebut tidak
ulang operasional (functional review) oleh audit memiliki peluang untuk melakukan dan menyembunyikan
internal atas pelaksanaan strategi antifraud fraud
c. pengendalian di bidang SDM yang ditujukan e. pengendalian sistem informasi yang mendukung
untuk peningkatan efektivitas pelaksanaan pengolahan, penyimpanan, dan pengamanan data secara
tugas dan pengendalian fraud elektronik untuk mencegah potensi terjadinya fraud, dan
f. pengendalian lain dalam pengendalian fraud seperti
pengendalian aset fisik dan dokumentasi.

25
Pengendalian Fraud – Edukasi dan Pelatihan

Dalam penerapan aspek edukasi dan pelatihan, Perusahaan/Unit


Syariah memiliki rencana edukasi dan pelatihan bagi pegawai yang
terlibat dalam penerapan strategi antifraud

edukasi dan pelatihan yang disesuaikan tahapan dan waktu penyelengaraan


dengan kebutuhan Perusahaan/Unit Syariah paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
dan kompleksitas organisasi bisnis (satu) tahun
Perusahaan/Unit Syariah

26
Strategi AntiFraud
Perusahaan/Unit Syariah menerapkan strategi antifraud yang meliputi:

Pencegahan Deteksi Investigasi, Pemantauan, Evaluasi,


Palaporan dan dan Tindak Lanjut
Sanksi
Penerapan strategi antifraud dituangkan dalam pedoman yang merupakan acuan bagi
Perusahaan/Unit Syariah untuk menerapkan strategi antifraud, memperhatikan paling sedikit
hal-hal sebagai berikut:

kondisi lingkungan kompleksitas kegiatan potensi, jenis, dan risiko kecukupan sumber
internal dan eksternal usaha fraud daya yang dibutuhkan

27
Strategi Antifraud - Pencegahan

Langkah pencegahan dalam mengurangi kemungkinan risiko


terjadinya fraud paling sedikit mencakup :

antifraud awareness identifikasi kerawanan know your employee

1. penyusunan dan sosialisasi 1. melakukan proses identifikasi, analisis, dan 1. sistem dan prosedur rekrutmen
antifraud statement; menilai setiap aktivitas Perusahaan/Unit yang efektif;
2. program employee Syariah yang berpotensi merugikan 2. sistem seleksi yang dilengkapi
awareness; dan Perusahaan/Unit Syariah; kualifikasi yang tepat dengan
3. program customer 2. mendokumentasikan dan menginformasikan mempertimbangkan risiko, serta
awareness. hasil identifikasi kepada pihak yang ditetapkan secara objektif dan
berkepentingan; dan transparan; dan
3. melakukan pengkinian informasi terutama 3. kebijakan mengenali karyawan
terhadap aktivitas yang dinilai berisiko tinggi (know your employee).
terjadinya fraud.

28
Strategi Antifraud - Deteksi

Deteksi merupakan kegiatan dalam mengidentifikasi dan menemukan


kejadian fraud yang paling sedikit mencakup:

kebijakan dan mekanisme whistleblowing kebijakan dan mekanisme audit kebijakan dan mekanisme surveillance system

1. perlindungan kepada whistleblower kebijakan dan mekanisme audit yang 1. merupakan kegiatan untuk
serta menjamin kerahasiaan indentitas dilakukan paling sedikit pada unit bisnis memantau dan menguji efektivitas
pelapor dan laporan fraud yang yang berisiko tinggi atau rawan kebijakan antifraud yang dilakukan
disampaikan; terhadap terjadinya fraud. tanpa diketahui atau disadari oleh
2. menyusun ketentuan internal terkait pihak yang diuji atau diperiksa;
pengaduan fraud dengan mengacu 2. dilakukan oleh pihak independen
pada ketentuan peraturan perundang- dan/atau pihak internal
undangan; dan Perusahaan/Unit Syariah .
3. menyusun sistem pelaporan fraud yang
paling sedikit memuat:
a) tata cara pelaporan;
b) Sarana;
c) pihak yang bertanggung jawab untuk
menangani pelaporan; dan
d) mekanisme tindak lanjut terhadap
kejadian fraud yang dilaporkan.
29
Strategi Antifraud - Investigasi

Langkah investigasi, pelaporan, dan sanksi oleh Perusahaan/Unit


Syariah harus memiliki paling sedikit hal sebagai berikut:

standar investigasi mekanisme pelaporan penerapan kebijakan sanksi

1. penentuan pihak yang berwenang pelaporan kejadian fraud kepada untuk memberikan efek jera bagi pelaku
melaksanakan investigasi dengan internal Perusahaan/Unit Syariah fraud Perusahaan/Unit Syariah harus
memperhatikan independensi dan maupun kepada Otoritas Jasa diterapkan secara transparan dan
kompetensi yang dibutuhkan; dan Keuangan. konsisten yang paling sedikit meliputi:
2. mekanisme pelaksanaan investigasi 1. mekanisme pengenaan sanksi, dan
dalam menindaklanjuti hasil deteksi 2. pihak yang berwenang mengenakan
dengan tetap menjaga kerahasiaan sanksi.
informasi yang diperoleh.

30
Strategi Antifraud – Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak
Lanjut

terdiri atas:

melakukan pemantauan terhadap memelihara data kejadian fraud mekanisme tindak lanjut untuk
tindak lanjut kejadian fraud dengan (fraud profiling) guna mendukung menghindari kejadian fraud terulang
memperhatikan ketentuan internal pelaksanaan evaluasi kembali paling sedikit meliputi
Perusahaan/Unit Syariah dan langkah untuk:
ketentuan peraturan perundang- 1. memperbaiki kelemahan, dan
undangan 2. memperkuat sistem
pengendalian internal
Perusahaan/Unit Syariah

31
Strategi Antifraud – Pelaporan dan Sanksi

laporan penerapan strategi antifraud


sebagai bagian dalam laporan
penerapan tata kelola perusahaan
yang baik bagi Perusahaan/Unit
Syariah
paling sedikit memuat:
Perusahaan/Unit Syariah a. nama pelaku
menyampaikan laporan strategi POJK 69/POJK.5/2016 b. bentuk atau jenis penyimpangan
antifraud kepada Otoritas Jasa SEOJK 46 /SEOJK.05/2017 c. tempat kejadian
Keuangan sebagai berikut: d. informasi singkat mengenai modus,
dan
e. indikasi kerugian

laporan setiap fraud yang diperkirakan


berdampak negatif secara signifikan
terhadap Perusahaan/Unit Syariah

Laporan setiap fraud disampaikan oleh Dewan Komisaris yang


menerima laporan pertanggungjawaban unit atau fungsi
pengendalian fraud paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak
diketahuinya fraud. 32
Optimalisasi Peran Organ-organ Perusahaan
OJK

Komisaris
Eksternal Audit Independen
Komite Pemantau
Komite Audit
Risiko

Direktur Utama
Komite Manajemen
Risiko
Direktur Direktur yang
SPI Fungsi Audit
Kepatuhan membawahi Fungsi
Internal
Manajemen Risiko
Fungsi
Pengendalian Fraud
Fungsi Manajemen
Risiko

WBS

Fraud Event
Risk Event

Pengendalian
33
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai