2
PERKEMBANGAN USAHA
INDUSTRI ASURANSI
3
Perkembangan IKNB*
DANA
BPJS LEMBAGA
ASURANSI
PEMBIAYAAN PENSIUN TOTAL ASET
Rp Triliun Rp Triliun
Asuransi Komersial Asuransi ASN, TNI/POLRI, Kecelakaan
Aug-21 %
(PAJ, PAU, PR) Penumpang Umum dan Lalu Lintas Jalan & Aug-21 %
Deposito BPJS Kesehatan
Portofolio (Termasuk sertifikat Deposito)
57,84 9,64%
Deposito
19,17 13,57%
Investasi Saham 146,68 24,45% (Termasuk sertifikat Deposito)
SBN 112,93 18,83% Saham 10,07 7,13%
Asuransi Reksadana 191,08 31,85% SBN 39,70 28,11%
Reksadana 26,91 19,05%
Obligasi & Sukuk
48,06 8,01% Obligasi & Sukuk
(termasuk MTN) 37,62 26,64%
(termasuk MTN)
Lainnya 43,25 7,21% Lainnya 7,77 5,50%
Jumlah Investasi 599,84 100,00% Jumlah Investasi 141,23 100,00%
PAYDI
PAYDI-Jurnal Eliminasi 58.30
54.02 • Pada periode Agustus 2021, total pendapatan
25.56
premi perusahaan asuransi jiwa adalah sebesar
Endowment dan/atau Kombinasinya 22.32 Rp121,18 triliun. Lini usaha asuransi jiwa yang
Seumur Hidup 2.39
10.07 menyumbangkan pendapatan premi tertinggi
10.07
adalah PAYDI (unit link) dengan pendapatan
Kesehatan 7.53 premi sebesar Rp58,30 triliun (48,11% dari total
Kematian Jangka Warsa 8.63
6.14 premi), disusul oleh Endowment sebesar
5.23
Rp25,56 triliun (21,10% dari total premi).
Lainnya 2.35
• Rasio klaim dari seluruh lini usaha hampir
1.40
Anuitas 2.07 semua terjaga di bawah 100%. Hanya pada
Kematian Ekawarsa 1.40 produk Anuitas yang memiliki rasio sebesar
0.91
147,61%.
Kecelakaan Diri 0.50
0.23
7
PREMI DAN KLAIM PER LINI USAHA PERUSAHAAN ASURANSI
UMUM – Agustus 2021
Secara umum, pendapatan premi asuransi umum diperoleh dari lini usaha Harta Benda, Kendaraan Bermotor, dan Kredit…
Rp Triliun
• Per Agustus 2021, total pendapatan premi
perusahaan asuransi umum adalah sebesar
Rp50,16 triliun. Lini usaha yang menjadi kontributor
pendapatan premi terbesar adalah lini usaha Harta
Benda dengan total sebesar Rp14,04 triliun
(27,99% dari total premi). Pada posisi berikutnya
terdapat lini usaha Kendaraan bermotor sebesar
Rp9,67 triliun (19,28% dari total premi), dan Kredit
dengan total pendapatan premi Rp8,06 triliun
(16,07% dari total premi).
• Lini usaha dengan dengan klaim bruto terbesar
pada bulan ini adalah lini usaha Kredit dan Harta
Benda, masing-masing dengan total klaim sebesar
Rp4,36 triliun dan Rp4,32 triliun. Di samping itu, lini
usaha yang memiliki rasio klaim tertinggi adalah lini
usaha Kesehatan dan Kecelakaan Diri yaitu sebesar
58,03% dan 54,86%.
Lainnya:
Suretyship, Rangka Pesawat (Aviation Hull), Energi Onshore (Oil and Gas), Rangka Kapal (Marine Hull), Satelit
8
PREMI DAN KLAIM PER LINI USAHA PERUSAHAAN REASURANSI –
Agustus 2021
Secara umum, pendapatan premi reasuransi diperoleh dari lini usaha harta benda dan jiwa…
Rp Triliun
Lainnya:
Kredit (Credit), Energi Offshore (Oil and Gas), Energi Onshore (Oil and Gas), Kesehatan, Rangka Pesawat (Aviation Hull), Satelit, Suretyship
9
MEMAHAMI FRAUD
DI BIDANG PERASURANSIAN
10
Definisi Fraud
“Any intentional act or omission designed to deceive “Yang dimaksud dengan fraud adalah tindakan
others, resulting in the victim suffering a loss and/or the penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan
perpetrator achieving a gain.” untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi
Perusahaan atau Unit Syariah, pemegang polis,
“setiap tindakan yang disengaja atau penghilangan yang
tertanggung, peserta, atau pihak lain, sehingga
dirancang untuk mengelabui pihak lain, yang
Perusahaan, Unit Syariah, pemegang polis, tertanggung,
mengakibatkan korban menderita kerugian dan/atau
peserta, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau
pelaku meraih keuntungan”
pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik
secara langsung maupun tidak langsung.”
ACFE-AICPA-IIA
Managing the Business Risk of Fraud: A Practical Guide, 2008
Penjelasan Pasal 72 ayat (1)
POJK 69/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi
dan Perusahaan Reasuransi Syariah
11
Fraud Triangle
▪ Kurangnya pengendalian internal
▪ Penyalahgunaan wewenang
▪ Kelemahan akses informasi
▪ Tidak ada mekanisme audit
▪ Sikap apatis
Oppor-
tunity
12
Klasifikasi Fraud dan Keterjadian
Corruption Asset Misappropriation Financial Statement Fraud
P E N YA J I A N
AG E N / P I A L A N G P E M A SA R A N KLAIM I N V E S TA S I
LAPORAN
Penggelapan premi Pemberian informasi Klaim fiktif Investasi Fiktif Rekayasa atau
tidak benar atau manipulasi laporan
menyesatkan kepada Pemalsuan dokumen Penerimaan kick back keuangan (window
Churning tertanggung persyaratan klaim atas pengelolaan dressing)
Sliding investasi
Pemberian informasi
tidak jelas mengenai Markup nilai klaim Penyembunyian
Manipulasi Kegagalan
Twisting obyek asuransi kepada dan/atau pengaburan
Investasi
penanggung fakta material
Premi ditagihkan oleh Memanipulasi obyek Penempatan investasi
pialang ke tertanggung Pemberian komisi pertanggungan tidak memperhatikan
sebelum mendapatkan keperantaraan tidak prinsip kehati-hatian Pemalsuan
penanggung wajar dan melanggar laporan/dokumen
ketentuan
pihak ketiga
15
Contoh Fraud – Penggelapan Premi
18
Deteksi Awal dan Penerapan Pengendalian Fraud
Deteksi Awal Fraud Penerapan Pengendalian Fraud
• Perusahaan yang memiliki pengendalian fraud mengalami ukuran fraud yang lebih kecil dan durasi terjadinya
fraud yang lebih pendek.
• Pengendalian fraud diterapkan secara berbeda-beda dan unik untuk masing-masing perusahaan berdasarkan
ukurannya.
Pengendalian Fraud
Edukasi dan
Pengawasan Pengendalian dan Organisasi dan
Pelatihan
Aktif Pemantauan Pertanggungjawaban
Manajemen
Strategi Antifraud
Pengawasan aktif manajemen dilakukan oleh Direksi dalam melakukan tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
Mencakup :
1. pengembangan budaya dan kepedulian terhadap 4. pengembangan kualitas sumber daya manusia
antifraud pada seluruh jenjang organisasi, paling (SDM), khususnya yang terkait dengan peningkatan
sedikit dengan melakukan: awarenes dan pengendalian fraud.
a. mendeklarasikan ketentuan antifraud; dan 5. pemantauan dan evaluasi atas kejadian fraud
b. komunikasi yang memadai kepada seluruh serta penetapan tindak lanjut.
jenjang organisasi perusahaan tentang perilaku 6. pengembangan saluran komunikasi yang efektif di
yang termasuk tindakan fraud. internal Perusahaan agar seluruh jenjang
2. penyusunan dan pengawasan penerapan kode organisasi memahami dan mematuhi kebijakan
etik dalam pencegahan fraud bagi seluruh jenjang dan prosedur yang berlaku termasuk kebijakan
organisasi. dalam pengendalian fraud.
3. penyusunan dan pengawasan penerapan strategi
antifraud.
Pemantauan secara berkala atas pengendalian fraud dilakukan oleh Dewan Komisaris
23
Pengendalian Fraud – Organisasi dan Pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pada unit atau fungsi tersebut dilakukan oleh sumber daya
manusia (SDM) yang memiliki kompetensi, integritas, dan independensi, serta
didukung dengan pertanggungjawaban yang jelas.
24
Pengendalian Fraud – Pengendalian dan Pemantauan
Perusahaan/Unit Syariah melakukan pengendalian dan pemantauan fraud untuk meningkatkan efektivitas sistem
pengendalian internal
Langkah-langkah dalam pengendalian dan pemantauan fraud, paling sedikit sebagai berikut:
a. penetapan kebijakan dan prosedur d. penetapan pemisahan fungsi dalam pelaksanaan aktivitas
pengendalian yang khusus ditujukan dalam Perusahaan/Unit Syariah pada seluruh jenjang organisasi,
rangka penerapan strategi anti fraud misalnya pemisahan fungsi antara bagian yang melakukan
b. pengendalian melalui kaji ulang baik oleh proses akseptasi, klaim, dan keuangan dengan tujuan agar
manajemen (top level review) maupun kaji setiap pihak yang terkait dalam aktivitas tersebut tidak
ulang operasional (functional review) oleh audit memiliki peluang untuk melakukan dan menyembunyikan
internal atas pelaksanaan strategi antifraud fraud
c. pengendalian di bidang SDM yang ditujukan e. pengendalian sistem informasi yang mendukung
untuk peningkatan efektivitas pelaksanaan pengolahan, penyimpanan, dan pengamanan data secara
tugas dan pengendalian fraud elektronik untuk mencegah potensi terjadinya fraud, dan
f. pengendalian lain dalam pengendalian fraud seperti
pengendalian aset fisik dan dokumentasi.
25
Pengendalian Fraud – Edukasi dan Pelatihan
26
Strategi AntiFraud
Perusahaan/Unit Syariah menerapkan strategi antifraud yang meliputi:
kondisi lingkungan kompleksitas kegiatan potensi, jenis, dan risiko kecukupan sumber
internal dan eksternal usaha fraud daya yang dibutuhkan
27
Strategi Antifraud - Pencegahan
1. penyusunan dan sosialisasi 1. melakukan proses identifikasi, analisis, dan 1. sistem dan prosedur rekrutmen
antifraud statement; menilai setiap aktivitas Perusahaan/Unit yang efektif;
2. program employee Syariah yang berpotensi merugikan 2. sistem seleksi yang dilengkapi
awareness; dan Perusahaan/Unit Syariah; kualifikasi yang tepat dengan
3. program customer 2. mendokumentasikan dan menginformasikan mempertimbangkan risiko, serta
awareness. hasil identifikasi kepada pihak yang ditetapkan secara objektif dan
berkepentingan; dan transparan; dan
3. melakukan pengkinian informasi terutama 3. kebijakan mengenali karyawan
terhadap aktivitas yang dinilai berisiko tinggi (know your employee).
terjadinya fraud.
28
Strategi Antifraud - Deteksi
kebijakan dan mekanisme whistleblowing kebijakan dan mekanisme audit kebijakan dan mekanisme surveillance system
1. perlindungan kepada whistleblower kebijakan dan mekanisme audit yang 1. merupakan kegiatan untuk
serta menjamin kerahasiaan indentitas dilakukan paling sedikit pada unit bisnis memantau dan menguji efektivitas
pelapor dan laporan fraud yang yang berisiko tinggi atau rawan kebijakan antifraud yang dilakukan
disampaikan; terhadap terjadinya fraud. tanpa diketahui atau disadari oleh
2. menyusun ketentuan internal terkait pihak yang diuji atau diperiksa;
pengaduan fraud dengan mengacu 2. dilakukan oleh pihak independen
pada ketentuan peraturan perundang- dan/atau pihak internal
undangan; dan Perusahaan/Unit Syariah .
3. menyusun sistem pelaporan fraud yang
paling sedikit memuat:
a) tata cara pelaporan;
b) Sarana;
c) pihak yang bertanggung jawab untuk
menangani pelaporan; dan
d) mekanisme tindak lanjut terhadap
kejadian fraud yang dilaporkan.
29
Strategi Antifraud - Investigasi
1. penentuan pihak yang berwenang pelaporan kejadian fraud kepada untuk memberikan efek jera bagi pelaku
melaksanakan investigasi dengan internal Perusahaan/Unit Syariah fraud Perusahaan/Unit Syariah harus
memperhatikan independensi dan maupun kepada Otoritas Jasa diterapkan secara transparan dan
kompetensi yang dibutuhkan; dan Keuangan. konsisten yang paling sedikit meliputi:
2. mekanisme pelaksanaan investigasi 1. mekanisme pengenaan sanksi, dan
dalam menindaklanjuti hasil deteksi 2. pihak yang berwenang mengenakan
dengan tetap menjaga kerahasiaan sanksi.
informasi yang diperoleh.
30
Strategi Antifraud – Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak
Lanjut
terdiri atas:
melakukan pemantauan terhadap memelihara data kejadian fraud mekanisme tindak lanjut untuk
tindak lanjut kejadian fraud dengan (fraud profiling) guna mendukung menghindari kejadian fraud terulang
memperhatikan ketentuan internal pelaksanaan evaluasi kembali paling sedikit meliputi
Perusahaan/Unit Syariah dan langkah untuk:
ketentuan peraturan perundang- 1. memperbaiki kelemahan, dan
undangan 2. memperkuat sistem
pengendalian internal
Perusahaan/Unit Syariah
31
Strategi Antifraud – Pelaporan dan Sanksi
Komisaris
Eksternal Audit Independen
Komite Pemantau
Komite Audit
Risiko
Direktur Utama
Komite Manajemen
Risiko
Direktur Direktur yang
SPI Fungsi Audit
Kepatuhan membawahi Fungsi
Internal
Manajemen Risiko
Fungsi
Pengendalian Fraud
Fungsi Manajemen
Risiko
WBS
Fraud Event
Risk Event
Pengendalian
33
Terima
Kasih