KEBIJAKAN UMUM
A. PENDAHLULUAN
Implementasi Tata Kelola BPR yang baik memerlukan dukungan sejumlah Kebijakan, Prosedur
dan Peraturan diantaranya adalah bagaimana mewujudkan keseluruhan kegiatan di sektor jasa
keuangan yang mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat sesuai Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No.6/POJK.07/20228 secara efektif dilaksanakan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Layanan Pengaduan Konsumen BPR merupakan wadah untuk
menampung keluhan konsumen termasuk adanya potensi kerugian materiil atas produk
dan/atau jasa pelaku usaha jasa keuangan yang dimanfaatkan oleh konsumen dengan itu
perlunya menetepakan standar prosedur tentang layanan pengaduan konsumen PT. BPR Multi
Sembada Dana. Meningkatnya jumlah karyawan termasuk rekrutmen baru, mutasi, rotasi
karyawan, peraturan, produk dan kompleksitas usaha dan pelayanan perlu didukung fungsi
atau unit terhadap Peraturan-peraturan layanan pengaduan nasabah sehingga mampu
mencegah pelanggaran dan meminimalkan risiko kepatuhan BPR. Fungsi atau unit layanan
pengaduan melaksanakan tugasnya dengan memastikan seluruh organ BPR benar-benar
melakukan Tugas dan tangungjawab masing-masing sesuai dengan Ketentuan Internal maupun
Eksternal.
B. FUNGSI PEDOMAN
Sebagai pedoman pelaksanaan Layanan Pengaduan Nasabah BPR, sehingga dapat
meningkatkan Kepatuhan dan meminimalkan Risiko Kepatuhan BPR, melindungi pemangku
kepentingan (stakeholders), meningkatkan kinerja BPR serta melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat.
C. DASAR HUKUM
D. DEFINISI
1. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran;
2. Konsumen adalah pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan pelayanan
yang tersedia di BPR;
3. Perwakilan Konsumen adalah pihak yang bertindak untuk dan atas nama Konsumen
dengan berdasarkan surat kuasa khusus dari Konsumen;
4. Dewan Komisaris adalah Organ BPR yang terdiri dari Komisaris Utama dan anggota
Komisaris yang bertugas melakukan pengawasan sesuai dengan anggaran dasar serta
Peraturan-peraturan Pengawas Bank terkait dengan Fungsi Dewan Komisaris.
5. Direksi bagi BPR atau Organ yang Setara dengan Direksi pada Badan Hukum yang
selanjutnya disebut Direksi adalah :
organ yang melakukan fungsi pengurusan BPR untuk kepentingan BPR sesuai
dengan maksud dan tujuan BPR serta mewakili BPR baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar;
6. Pengaduan adalah ungkapan ketidakpuasan Konsumen baik lisan atau tertulis
yang disebabkan oleh adanya kerugian dan/atau potensi kerugian materiil, wajar dan
secara langsung pada Konsumen karena tidak dipenuhinya perjanjian dan/atau
dokumen transaksi keuangan yang telah disepakati
7. Layanan Pengaduan adalah layanan yang disediakan oleh BPR untuk mengupayakan
penyelesaian Pengaduan di sektor jasa keuangan.
8. Tanggapan Pengaduan adalah penjelasan permasalahan atau penawaran penyelesaian
akhir dari BPR kepada Konsumen secara lisan atau tertulis.
9. Transaksi Keuangan adalah pemanfaatan produk dan/atau layanan jasa keuangan BPR
dan/atau pihak lain yang ditawarkan melalui BPR
1. Setiap petugas pelayanan nasabah BPR wajib menyelesaikan setiap pengaduan yang
diajukan nasabah dan atau perwakilan nasabah.
2. BPR menetapkan kebijakan dan memiliki prosedur tertulis yang meliputi:
a. penerimaan Pengaduan
b. penanganan dan penyelesaian pengaduan
1. Petugas pelayanan nasabah (CS) yang ditunjuk Direksi wajib menerima setiap pengaduan
yang diajukan oleh nasabah atau perwakilan nasabah yang terkait dengan transaksi
keuangan yang dilakukan oleh nasabah.
2. Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara tertulis dan atau
lisan.
3. Dalam hal pengaduan dilakukan secara tertulis, maka pengaduan tersebut wajib dilengkapi
fotokopi identitas dan dokumen pendukung lainnya
4. Pengaduan yang dilakukan secara lisan wajib diselesaikan dalam waktu 2 (dua) hari kerja.
5. Dalam hal pengaduan yang diajukan secara lisan tidak dapat diselesaikan oleh BPR dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), BPR wajib meminta nasabah dan atau
perwakilan nasabah untuk mengajukan pengaduan secara tertulis dengan dilengkapi
dokumen pendukung.
6. Penerimaan pengaduan dapat dilakukan pada setiap Kantor BPR dan tidak terbatas hanya
pada Kantor BPR tempat nasabah membuka rekening dan atau Kantor BPR tempat
nasabah melakukan transaksi keuangan.
7. Petugas pelayanan nasabah ( CS) BPR wajib memberikan penjelasan kepada nasabah dan
atau perwakilan nasabah mengenai kebijakan dan prosedur penyelesaian Pengaduan pada
saat nasabah dan atau perwakilan nasabah mengajukan pengaduan.
8. Petugas pelayanan nasabah (CS) BPR wajib menyampaikan bukti tanda terima pengaduan
kepada nasabah dan atau perwakilan nasabah yang mengajukan pengaduan secara tertulis.
9. Bukti penerimaan Pengaduan sebagaimana dimaksud memuat:
a. Nomor registrasi pengaduan;
b. Tanggal penerimaan pengaduan;
c. Nama Nasabah;
d. Nama dan nomor telepon petugas BPR yang menerima pengaduan
e. Deskripsi singkat pengaduan.
10. Bukti penerimaan Pengaduan ditandatangani oleh petugas yang menerima Pengaduan.
d. Direksi
1. Menerima pengaduan Nasabah dari Bidang yang berhubungan
2. Meneliti, mempelajari dan memberikan nasehat setiap pengaduan yang diajukan.
3. Menandatangani dan menyetujui terhadap setiap jawaban yang akan disampaikan
kepada nasabah.
F. PELAPORAN
G. MEDIASI PERBANKAN
Sengketa antara Nasabah dengan BPR yang disebabkan tidak dipenuhinya tuntutan finansial
Nasabah oleh BPR dalam penyelesaian pengaduan Nasabah maka nasabah dapat
menyampaikan pengaduan ke Otoritas Jasa Keuangan kemudian dapat diupayakan
penyelesaiannya melalui Mediasi perbankan.
Pemberian fasilitas penyelesaian pengaduan yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan
merupakan upaya mempertemukan nasabah dan BPR untuk mengkaji ulang permasalahan
secara mendasar dalam rangka memperoleh kesepakatan penyelesaian. Mediasi dibidang
perbankan dilakukan oleh lembaga Mediasi perbankan independen yang dibentuk asosiasi
perbankan, dengan syarat :
3. Penolakan Pengaduan
a. BPR dapat menolak menangani Pengaduan jika Konsumen dan/atau Perwakilan
Konsumen tidak melengkapi persyaratan dokumen sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan / Pengaduan sebelumnya telah diselesaikan oleh BPR sesuai
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini/ Pengaduan tidak terkait dengan
kerugian dan/atau potensi kerugian materiil, wajar, dan secara langsung
sebagaimana tercantum dałam perJanjian dan/atau dokumen Transaksi Keuangan;
dan/atau pengaduan tidak terkait dengan Transaksi Keuangan yang dikeluarkan oleh
BPR yang bersangkutan
b. Dalam hal Pengaduan disampaikan secara lisan, BPR menyampaikan penolakan
Pengaduan secara lisan dan/atau tertulis disertai dengan alasan penolakan yang
jelas dan terperinci.
c. Dalam hal Pengaduan disampaikan secara tertulis, BPR menyampaikan penolakan
Pengaduan disampaikan secara tertulis disertai alasan penolakan yang jelas dan
terperinci.
d. Dalam hal BPR menangani Pengaduan sebagaimana dimaksud pada huruf a, BPR
dapat menetapkan jangka waktu tindak lanjut dan penyelesaian Pengaduan.
Dalam rangka penyelesaian Pengaduan, paling sedikit dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. BPR memberikan Tanggapan Pengaduan kepada konsumen dan / atau perwakilan
konsumen atas pengaduan yang diterima dalam hal pengaduan disampaikan secara
tertulis atau secara lisan.
b. BPR menangani keberatan Konsumen dan/atau Pemakilan Konsumen terhadap
Tanggapan Pengaduan yang disampaikan BPR jika Konsumen dan/atau Perwakilan
Konsumen menyampaikan dokumen baru yang dapat mengakibatkan perubahan
Tanggapan Pengaduan BPR
c. BPR melakukan penelaahan terhadap dokumen baru yang disampaikan oleh Konsumen
dan/atau Perwakilan Konsumen untuk memastikan dokumen tersebut dapat
mengakibatkan perubahan Tanggapan Pengaduan.
d. Dalam hal berdasarkan penelaahan, dokumen baru yang disampaikan oleh Konsumen
dan/atau Perwakilan Konsumen tidak memengaruhl Tanggapan Pengaduan, BPR dapat
menolak Pengaduan dengan mengikuti tata cara sebagaimana dimaksud dalam angka
3.