Anda di halaman 1dari 24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka desain penelitian adalah

desain penelitian kausalitas. Menurut Sanusi (2014:14) desain kausalitas

adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya

hubungan sebab-akibat antarvariabel. Dalam desain ini, umumnya

hubungan sebab akibat sudah dapat diprediksi oleh peneliti, sehingga

peneliti dapat menyatakan klasifikasi variabel penyebab, variabel antara,

dan variabel terikat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif, yang prosesnya diawali dengan penyusunan

model teoritis dan analisis sebagai dasar pengajuan pertanyaan sementara

(hipotesis), kemudian dilanjutkan dengan operasionalisasi konsep sampai

dengan penyimpulan sebagai suatu temuan penelitian.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan Manajemen Sumber

Daya Manusia khususnya hubungan antara variabel Lingkungan Kerja,

Keselamatan Kerja, dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja Karyawan. Unit

analisis dalam penelitian ini adalah individu, yaitu karyawan PT Darma

Henwa Tbk Bengalon Coal Project Lokasi PIT B Kalimantan Timur.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya kegiatan

penelitian. Penelitian ini dilakukan di PT Darma Henwa Tbk Bengalon

34
35

Coal Project Lokasi PIT B Kalimantan Timur yang beralamat di

Desa Sepaso Timur Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur. Alasan

memilih lokasi ini adalah karena PT Darma Henwa Tbk Bengalon Coal

Project Lokasi PIT B Kalimantan Timur merupakan perusahaan jasa

pertambangan yang harus diperhatikan dari faktor lingkungan kerja,

keselamatan kerja, dan kesehatan kerja agar kinerja karyawan dalam

perusahaan meningkat dan sesuai dengan tujuan perusahaan.

D. Variabel Penelitian

1. Klasifikasi Variabel

Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang diajukan, maka

variabel penelitian diklarifikasikan sebagai berikut :

a. Variabel Terikat (dependen variable)

Menurut Sugiyono (2010:61) mendefinisikan variabel

dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen, atau yang sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan di PT Darma Henwa

Tbk Bengalon Coal Project Lokasi PIT B Kalimantan Timur.

b. Variabel Bebas (independen variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

predicator, antecedent, atau yang sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau


36

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen atau terikat, (Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah lingkungan kerja, keselamatan kerja dan

kesehatan kerja.

2. Definisi Konseptual Variabel

a. Kinerja Karyawan

Menurut Rivai (2009) Kinerja karyawan adalah hasil atau prestasi

kerja yang dibutuhkan oleh setiap organisasi dalam mencapai

tujuannya.

b. Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2012:21) Lingkungan Kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan

sekitarnya dimana seorang bekerja, metode kerjanya, serta

pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun kelompok.

c. Keselamatan Kerja

Menurut Mondy (2008:81) Keselamatan kerja mencakup

perlindungan karyawan dari cedera yang disebabkan oleh

kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan.

d. Kesehatan Kerja

Menurut Mathis (2002:245) Kesehatan kerja adalah kondisi fisik,

mental dan stabilitas emosi secara umum.


37

3. Definisi Operasional Variabel

Menurut Indriantoro dan Supomo (2009:69) definisi operasional

adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat

diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan

oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga

memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi

pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran construct yang lebih baik.

a. Variabel Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan (Y) adalah hasil kerja karyawan secara kualitas

dan kuantitas dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan uraian

tersebut, maka indikator variabel kinerja karyawan meliputi :

1) Kualitas atau mutu

a) Menghasilkan kualitas kerja sesuai standar mutu yang

ditetapkan.

b) Kerapian pekerjaan sangat diperhatikan.

c) Sedikit kesalahan saat proses penyelesaian pekerjaan.

2) Kuantitas atau jumlah

a) Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kuantitas yang

ditetapkan.

b) Menyelesaikan pekerjaan melebihi beban yang

diberikan oleh perusahaan.


38

c) Kuantitas hasil kerja lebih baik dibandingkan karyawan

lainnya.

3) Ketepatan waktu

a) Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang telah

ditetapkan.

b) Memanfaatkan waktu dengan baik.

c) Penetapan antara pekerjaan dengan target waktu yang

menjadi harapan perusahaan.

4) Kehadiran

a) Kehadiran tepat waktu.

b) Tingkat absen rendah.

c) Intensitas kehadiran dalam bekerja lebih baik

dibandingkan karyawan lainnya.

5) Kemampuan bekerja sama

a) Kemampuan kerja sama dengan atasan.

b) Kemampuan kerja sama dengan rekan kerja.

c) Memiliki kemampuan untuk berkontribusi kepada

karyawan lainnya tanpa diminta.

b. Variabel Lingkungan Kerja

Lingkungan Kerja (X1) adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

karyawan saat bekerja. Berdasarkan uraian tersebut, maka indikator

variabel lingkungan kerja meliputi :


39

1) Rencana Ruang Kerja

a) Ukuran ruang kerja sesuai dengan standart perusahaan.

b) Tata letak ruang kerja.

c) Privasi ruang kerja

2) Rancangan Pekerjaan

a) Peralatan kerja sesuai dengan pekerjaan.

b) Prosedur kerja sesuai dengan deskripsi pekerjaan.

c) Metode kerja sesuai standar perusahaan.

3) Kondisi Lingkungan Kerja

a) Sirkulasi udara.

b) Penerangan kondisi kerja.

c) Suhu udara dalam ruangan kerja.

4) Tingkat Visual Privacy dan Acoustical Privacy

a) Leluasa melakukan pekerjaan.

b) Suara bising.

c) Mendengarkan musik saat bekerja.

c. Variabel Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja (X2) adalah perlindungan untuk karyawan dari

cedera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan

kondisi tempat kerja dan tindak perbuatan. Berdasarkan uraian

tersebut, maka indikator variabel keselamatan kerja meliputi :


40

1) Kondisi tempat kerja

a) Layout pabrik (cara penyusunan mesin dan kelengkapan

untuk proses kegiatan kerja)

b) Sistem penerangan (penerangan yang baik membantu

karyawan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan).

c) Kondisi peralatan.

2) Tindak perbuatan

a) Kebiasaan mengamankan peralatan

b) Penggunaan pelindung diri

c) Penggunaan prosedur kerja

d. Variabel Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja (X3) adalah kondisi fisik, mental dan stabilitas

emosi secara umum. Berdasarkan uraian tersebut, maka indikator

variabel kesehatan kerja meliputi :

1) Lingkungan secara medis

a) Kebersihan lingkungan kerja.

b) Suhu udara dan ventilasi tempat kerja.

c) Sistem pembuangan sampah dan limbah industri.

2) Lingkungan kesehatan tenaga kerja

a) Penyediaan air bersih.

b) Sarana kamar mandi.

c) Sarana perabot alat kebersihan.


41

3) Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja

a) Pelayanan kesehatan karyawan.

b) Ruangan kesehatan.

c) Sarana obat-obatan.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Menurut Sekaran (2006:60) data primer mengacu pada

informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang

berkaitan dengan variabel. Data primer diperoleh melalui penyebaran

kuesioner pada karyawan PT. Darma Henwa Tbk Bengalon Coal

Project Lokasi PIT B Kalimantan Timur yang berhubungan dengan

variabel Lingkungan Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.

b. Data Sekunder

Sekaran (2006:65) mendefinisikan sumber data sekunder

mengacu pada informasi yang dikumpulkan seseorang, dan bukan

peneliti yang melakukan studi mutakhir data tersebut bisa merupakan

internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet,

penelusuran dokumen, data publikasi informasi. Dalam penelitian ini

meliputi sejarah PT. Darma Henwa Tbk Kalimantan Timur, data

karyawan, dan data-data yang berhubungan dengan pengaruh


42

lingkungan kerja, keselamatan kerja dan kesehatan kerja terhadap

kinerja karyawan.

F. Instrumen Penelitian

Tabel 2 Instrumen Penelitian

VARIABEL INDIKATOR ITEM SKALA


PENGUKURAN
Kinerja Kualitas 1. Menghasilkan kualitas Skala Likert
Karyawan kerja sesuai standar
(Y) mutu yang ditetapkan.
2. Kerapian pekerjaan
sangat diperhatikan.
3. Sedikit kesalahan saat
proses penyelesaian
pekerjaan.

Kuantitas 1. Menyelesaikan Skala Likert


pekerjaan sesuai dengan
kuantitas yang
ditetapkan.
2. Menyelesaikan
pekerjaan melebihi
beban yang diberikan
oleh perusahaan.
3. Kuantitas hasil kerja
lebih baik dibandingkan
karyawan lainnya.

Ketepatan 1. Menyelesaikan Skala Likert


Waktu pekerjaan tepat pada
waktu yang telah
ditetapkan.
2. Memanfaatkan waktu
dengan baik.
3. Penetapan antara
pekerjaan dengan target
waktu yang menjadi
harapan perusahaan.

Kehadiran 1. Kehadiran tepat waktu. Skala Likert


2. Tingkat absen rendah.
3. Intensitas kehadiran
dalam bekerja lebih baik
43

dibandingkan karyawan
lainnya.

Kemampuan 1. Kemampuan bekerja Skala Likert


Lanjutan Tabel 2Bekerja
Instrumen
SamaPenelitian
sama dengan atasan.
2. Kemampuan kerja sama
dengan rekan kerja.
3. Memiliki kemampuan
untuk berkontribusi
kepada karyawan
lainnya.
Lingkungan Rencana 1. Ukuran ruang kerja Skala Likert
Kerja Ruang Kerja sesuai dengan standar
(X1) perusahaan.
2. Tata letak ruang kerja.
3. Privasi ruang kerja
Rancangan 1. Peralatan kerja sesuai Skala Likert
Pekerjaan dengan pekerjaan
2. Prosedur kerja sesuai
dengan deskripsi
pekerjaan
3. Metode kerja sesuai
standar perusahaan
Kondisi 1. Sirkulasi udara Skala Likert
Lingkungan 2. Penerangan kondisi
Kerja kerja
3. Suhu udara dalam
ruangan kerja
Tingkat Visual 1. Leluasa melakukan Skala Likert
Privacy dan pekerjaan
Avoustical 2. Suara bising
Privacy 3. Mendengarkan music
saat bekerja
Keselamatan Kondisi 1. Layout pabrik (cara Skala Likert
Kerja Tempat Kerja penyusunan mesin dan
(X2) kelengkapan untuk
proses kegiatan kerja).
2. Sistem penerangan
(penerangan yang baik
membantu karyawan
menghindari terjadinya
hal-hal yang tidak
diinginkan).
3. Kondisi peralatan
Tindak 1. Kebiasaan Skala Likert
Perbuatan mengamankan
44

Lanjutan Tabel 2 Instrumen Penelitian

peralatan.
2. Penggunaan
perlindungan diri.
3. Penggunaan prosedur
kerja.

Kesehatan Lingkungan 1. Kebersihan lingkungan Skala Likert


Kerja Secara Medis kerja
(X3) 2. Suhu udara dan ventilasi
tempat kerja
3. Sistem pembuangan
sampah dan limbah
industri
Lingkungan 1. Penyediaan air bersih Skala Likert
Kesehatan 2. Sarana kamar mandi
Tenaga Kerja 3. Sarana perabot alat
kebersihan
Pemeliharaan 1. Pelayanan kesehatan Skala Likert
Kesehatan karyawan
Tenaga Kerja 2. Ruangan kesehatan
3. Sarana obat-obatan

Sumber: Data diolah, 2017.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur,

(Sugiyono, 2010:72). Instrumen data yang valid peneliti harus lebih

hati-hati bertindak sejak awal penyusunannya. Pengujian validitas

instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus kolerasi,

sebagaimana pendapat dari Arikunto (2006:170). Berikut ini adalah

rumus kolerasi Pearson Product Moment :

r XY =n ∑ XY −¿ ¿
45

Sumber : Arikunto (2006:170)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat

n = Banyaknya sampel

X = Item/pertanyaan

Y = Total variabel

Valid atau tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui

dengan membandingkan indeks korelasi product moment dengan level

signifikasi 5%. Probabilitas hasil korelasi > 0,05 (5%), maka instrumen

dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas instrumen dilakukan

dengan menghitung korelasi antara skor jawaban instrumen dengan

skor total instrumen, dikatakan valid apabila nilai koefisien antar item

dengan total item mempunyai taraf signifikan ≤ 0,05 (5%).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang

baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk

memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat

dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya

juga, (Arikunto, 2006:178). Cara mencari reliabilitas untuk

keseluruhan item, dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien

Alpha Cronnbach yang dirumuskan sebagai berikut:


46

Rumus Alpha Cronbach

[ ][ ∑σ
]
2
k
R= 1− 2 b
k−1 σt

Sumber : Arikunto (2006:178)

Keterangan:

R = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal


2
σ n = Jumlah Varians butir

σ 2t = Varians Total

Instrumen dikatakan sudah reliabel sebagai alat pengumpul

data apabila memberikan hasil ukuran yang sama terhadap suatu gejala

pada waktu yang berlainan, dengan nilai Alpha ≥ 0,6. Alpha < 0,6

secara umum mengindikasikan keandalan konsistensi internal yang

tidak memuaskan.

H. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah agregat dari semua elemen yang memiliki

karakteristik serupa, sehingga dapat dianggap mewakili semesta untuk

suatu masalah riset yang dihadapi, (Anandya dan Suprihhadi,

2005:190). Penelitian ini populasi yang diambil adalah semua

karyawan PT. Darma Henwa Tbk Bengalon Coal Project Lokasi PIT B

Kalimantan Timur yang berjumlah 600 orang.


47

2. Sampel

Menurut Anandya dan Suprihhadi (2005:190) mendefinisikan

Sampel adalah subgroup dari elemen-elemen populasi yang dipilih

untuk suatu studi. Penelitian ini mengambil populasi berjumlah besar,

dan peneliti tidak mungkin mempelajari dan mengerti semua yang ada

pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini yaitu karyawan PT.

Darma Henwa Tbk Bengalon Coal Project Lokasi PIT B Kalimantan

Timur. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Slovin (Sekaran, 2014:81):

N
n=
1+ Ne2

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

E = persen kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang ditolerir, missal 10% atau 0,1.

Berdasarkan rumus diatas jumlah populasi yang akan diteliti

sebanyak 600 orang karyawan maka sampel yang diperoleh adalah :

600
n= 2
1+600 ( 0,1 )
¿ 85,71

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel pada perhitungan

yang dijelaskan adalah 85,71 atau dibulatkan menjadi 86. Maka


48

sampel yang akan diteliti sebanyak 86 karyawan PT. Darma Henwa

Tbk Bengalon Coal Project Lokasi PIT B Kalimantan Timur.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampling adalah cara pengambilan sampel

dengan menggunakan metode tertentu (Pabundu, 2006:40). Penelitian

ini menggunakan Propotional Random Sampling. Arikunto (2013:17)

Propotional Random Sampling adalah dengan mengambil sampel

secara acak pada setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya objek dalam masing-masing. Berikut ini adalah

tabel rincian sampel penelitian :

Tabel 3 Teknik Pengambilan Sampel

No Bagian Populasi Sampel


1 Operator 300 300/600 x 86 = 43
2 Mechanic 110 110/600 x 86 = 15,7 = 15

3 Pengawas 50 50/600 x 86 = 7,16 = 7

4 Engineer 50 50/600 x 86 = 7,16 = 7

5 Survey 20 20/600 x 86 = 2,86 = 3

6 Driver 10 10/600 x 86 = 1,43 = 2

7 Admin 30 30/600 x 86 = 4,3 = 4

8 Checker 20 20/600 x 86 = 2,83 = 3

9 Helper 10 10/600 x 86 = 1,43 = 2

Total 600 86

Sumber : PT Darma Henwa Tbk Lokasi PIT B Kalimantan Timur

I. Teknik Pengumpulan Data


49

Data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku

seseorang dimana peneliti secara partisiptif berada dalam kelompok orang-

orang yang diseleksinya. Upaya dalam mengumpulkan data dan

keterangan yang diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Metode Angket atau Kuesioner

Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dengan

mengajukan seperangkat pernyataan dan pernyataan tertulis yang telah

disusun secara terstruktur dan disebarkan kepada 86 karyawan PT.

Darma Henwa Tbk Bengalon Coal Project Lokasi PIT B Kalimantan

Timur. Menurut Sekaran (2006:82) kuesioner adalah daftar pernyataan

tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden

jawab. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data

adalah sebagai berikut :

a. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam

pelaksanaan penelitian.

b. Menyebarkan kuesioner kepada responden.

c. Mentabulasi data penelitian yang telah diperoleh.

d. Menganalisis data dengan program SPSS for Windows.

e. Penulisan laporan.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup yaitu angket yang

jawabannya sudah disediakan sehingga responden cukup memilih


50

dengan berbagai alternatif jawaban yang sudah disediakan dan

dianggap sesuai.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan

berdasarkan dokumen yang telah tersedia, seperti data-data yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode dokumentasi

dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau penyalinan

terhadap dokumen dan data lain yang dapat menunjang penelitian

berupa sejarah perusahaan, visi dan misi, aktifitas perusahaan, dan

jumlah karyawan

J. Teknik Analisis Data

Analisis data dikumpulkan dan ditabulasi, maka langkah

selanjutnya adalah menganalis data sesuai dengan metode yang ada agar

data yang telah diperoleh dapat dipahami dan menjawab permasalahan

yang diajukan sebelumnya. Adapun analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif

Arikunto (2013:282) analisis deskriptif adalah data kuantitatif

yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif atau

eksperimen yang diolah dengan rumus statistik yang sudah disediakan.

Simamora (2004:231) mendefinisikan analisis deskriptif adalah

transformasi data mentah ke dalam bentuk yang mudah dipahami atau

diinterpretasi. Analisis deskriptif juga disebut analisis pendahuluan,


51

bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap variabel dalam sampel.

Hasil analisis ini juga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan alat analisis dalam uji hipotesis.

Malhotra (2005:298) mengemukakan skala Likert adalah skala

yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat

persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing dari

serangkaian pernyataan mengenai obyek stimulus. Kriteria dalam

mengukur pengaruh Lingkungan Kerja, Keselamatan Kerja dan

Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan menggunakan skala

Likert sebagai berikut:

a) Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

b) Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)

c) Skor 3 untuk jawaban Ragu-ragu (R)

d) Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

e) Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

2. Analisis Inferensial (Regresi Linier Berganda)

a. Model Regresi

Model empiris yang digunakan untuk melakukan pengujian

hipotesis dalam penelitian adalah :

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Keterangan :

Y = Kinerja Karyawan
52

a = Bilangan konstanta (intercept)

b = Beta (koefisien regresi) variabel

X1 = Lingkungan Kerja

X2 = Keselamatan Kerja

X3 = Kesehatan Kerja

e = Error

b. Uji Asumsi Klasik

Uji ini digunakan untuk meyakinkan bahwa model regresi

yang diperoleh mempunyai kemampuan prediktif serta memenuhi

asumsi klasik (sebaran data dan model regresi memenuhi asumsi

normal, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinearitas

dan tidak terjadi heteroskedasitas). Sehingga jika terjadi

penyimpangan dari asumsi tersebut, model regresi yang diperoleh

tidak bermanfaat untuk mengambil keputusan.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data

distribusi normal. Hasil pengujian normalitas dapat

menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal

yaitu hampir berdistribusi normal (Arikunto, 2012:262). Uji

normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik dan

menggunakan analisis statistik yaitu uji statistik non-paramerik

kolmogorpv-Smirnov (K-S).
53

2) Uji Auto-korelasi

Autokorelasi adanya gejala korelasi serial diantara

kesalahan pengganggu (residual), sehingga munculnya suatu

data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk mendeteksi

terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan pengujian

Durbin Watson (d). Hasil pengujian Durbin Watson (d)

dibandingkan dengan nilai d tabel α = 0,05. Tabel d memiliki

dua nilai yaitu nilai batas atas (du) dan nilai batas bawah (dL)

untuk berbagai nilai n dan k.

Jika d < d terjadi autokorelasi

du > 4-dL terjadi autokorelasi negatif

du < d < 4-du tidak terjadi autokorelasi

dL ≤ d ≤ d4 atau 4-du ≤ d ≤ 4-dL pengujian tidak meyakinkan

Pedoman dalam mendeteksi autokorelasi jika DW-test

mendekati 2, maka tidak terjadi autokorelasi positif negatif.

3) Uji Heteroskedasitas

Menurut Sudarmanto (2013:240) uji asumsi

heterokedastisitas ini untuk mengetahui apakah variasi

residual absolut sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan. Menurut Ghozali (2006:121) ketentuan dari

uji heterokedastisitas adalah sebagai berikut:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada


membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heterokedastisitas.
54

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar


diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.

4) Uji Multikolineritas

Menurut Sudarmanto (2013:224) uji asumsi tentang

multikolonieritas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau

menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel

bebas (independen) satu dengan variabel bebas

(independen) yang lainnya. Sedangkan menurut Ghozali

(2006:91) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen).

c. Uji Hipotesis

1) Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk melakukan pengujian

pengaruh dari variabel-variabel bebas yaitu lingkungan

kerja, keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara

simultan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan

(Y), maka dilakukan dengan menggunakan perhitungan uji

F. Rumus uji statistik yang digunakan menurut Sugiyono

(2010:192) :

R2 /k
F= 2
(1−R )/(n−k −1)

Keterangan :
55

F = Pendekatan Distribusi Probabilitas

R = Koefesien korelasi ganda

K = Jumlah variabel bebas

N = Jumlah anggota sampel

Hipotesis yang digunakan untuk uji F adalah sebagai

berikut:

a) H0 = Secara simultan (bersama-sama), variabel bebas

(lingkungan kerja, keselamatan kerja dan kesehatan

kerja) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

b) Ha = Secara simultan (bersama-sama), variabel bebas

(lingkungan kerja, keselamatan kerja dan kesehatan

kerja) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat (kinerja karyawan).

Penentuan diterima atau ditolaknya hipotesis adalah

dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika signifikan F ≤ sig, α maka H0 ditolak dan Ha

diterima, hal ini berarti secara simultan ada pengaruh

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.

b) Jika signifikan F ≥ sig, α maka H 0 diterima dan Ha

ditolak, hal ini berarti secara simultan tidak ada


56

pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap

variabel terikat.

2) Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial atau biasa disebut dengan uji t adalah

pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikan atau

tidaknya masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Menurut Sugiyono (2010:194) uji t dapat

menggunakan rumus sebagai berikut :

r √ n−3
x=
√1−r 2
Keterangan :

rp = Korelasi parsial yang ditentukan

N = Jumlah Sampel

t = t hitung

Uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis :

a) H0 = Secara parsial (bersama-sama), variabel bebas

(lingkungan kerja, keselamatan kerja dan kesehatan

kerja) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

b) Ha = Secara parsial (bersama-sama), variabel bebas

(lingkungan kerja, keselamatan kerja dan kesehatan

kerja) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat (kinerja karyawan).


57

Penentuan diterima atau ditolaknya hipotesis adalah

dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika signifikan t ≤ sig. α maka H0 ditolak dan Ha

diterima, hal ini berarti secara parsial ada pengaruh

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.

b) Jika signifikan t ≥ sig. α maka H0 diterima dan Ha

ditolak, hal ini berarti secara parsial tidak ada pengaruh

yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Anda mungkin juga menyukai