Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN BUPATI JEPARA

NOMOR 11 TAHUN 2020


 TENTANG
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN JEPARA

BKD KABUPATEN JEPARA


Benturan Kepentingan adalah situasi dimana
penyelenggara negara memiliki atau patut
diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap
setiap penggunaan wewenang sehingga dapat
mempengaruhi kualitas keputusan dan/atau
tindakannya
MAKSUD
untuk memberikan pemahaman, pencegahan dan penanganan
Benturan Kepentingan, identifikasi Benturan Kepentingan di
Pemerintah Daerah
TUJUAN
01 02
Menciptakan budaya pelayanan
Sebagai kerangka acuan bagi
publikyang memahami, mencegah dan
Pejabat/Pegawai/perangkat
Daerah/Dewan Pengawas BUMD, PENANGANAN mengatasi situasi benturan
kepentingansecara transparandan
Pegawai BUMD dan Kepala
Desa/Perangkat Desa untuk
BENTURAN efisien tanpa mengurangi kinerja
Pejabat/Pegawai yang bersangkutan
memahami, mencegah dan mengatasi KEPENTINGAN
benturan kepentingan

O3 05
Mencegah terjadinya
pengabaian pelayanan publik
dan kerugian negara
04 Menciptakan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa

Menegakkan integritas
Ruang Lingkup
1. Sumber benturan kepentingan;
2. Bentuk dan jenis benturan kepentingan;
3. Prinsip dasar penanganan benturan kepentingan;
4.Tata cara penanganan benturan kepentingan;
5. Identifikasi benturan kepentingan;
6. Sanksi;
7. Monitoring dan evaluasi;
8. Pengendalian dan pengawasan.
01 Sumber benturan kepentingan

a. Penyalahgunaan wewenang;
b. Perangkapan jabatan;
c. Hubungan afiliasi;
d. Gratifikasi; dan/atau
e. Kelemahan sistem organisasi.
02 Bentuk dan Jenis benturan kepentingan
Bentuk benturan kepentingan
a. Situasi yang menyebabkan pegawai menerima gratifikasi atau pemberian atau penerimaan hadiah/cinderamata atau hiburan atas suatu
keputusan atau jabatan yang menguntungkan pihak pemberi;
b. Situasi yang menyebabkan penggunaan aset jabatanatau aset Pemda untuk kepentingan pribadi dan golongan;
c. Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/Pemda dipergunakan untuk kepentingan pribadi dan golongan;
d. Situasi perangkapan jabatan di Pemda atau unit kerja yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis,
sehingga dapat pemanfaatkan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lain;
e. Situasi dimana pegawai memberikan akses khusus kepada pihak tertentu untuk tidak mengikuti prosedur dan ketentuan yang seharusnya
dilakukan;
f. Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak sesuai dengan prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi;
g. Situasi dimana kewenangan penilaian suatu obyek tersebut merupakan hasil dari si penilai;
h. Situasi dimana keputusan/kebijakan dipengaruhi pihak lain yang membutuhkan;
i. Situasi bekerja lain diluar pekerjaan kantornya, kecuali telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Pemda;
j. Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang menyalahgunakan wewenang;
k. Situasi yang memungkinkan untuk memberikan informasi lebih dari yang telah ditentukan Pemda, keistimewaan maupun peluang bagi calon
penyedia Barang/Jasa untuk menang dalam proses pengadaan barang/jasa di Pemda;
l. Situasi dimana terdapat hubungan afiliasi/kekeluargaan antara pegawai Pemda dengan pihak lainnya yang memiliki kepentingan atas
keputusan dan/atau tindakan Pejabat/Pegawai seubungan dengan jabatannya di Pemda.
Jenis benturan kepentingan

a. Kebijakan yang berpihak akibat pengaruh/hubungan afiliasi/ketergantungan/gratifikasi;


b. Pemberian izin yang diskriminatif;
c. Pengangkatan Pejabat/Pegawai berdasarkan hubungan afiliasi/balas jasa/rekomendasi/pengaruh dari pejabat/pegawai baik
yang berkedudukan setara maupun yang lebih tinggi;
d. Pemilihan partner/rekan kerja berdasarkan keputusan yang tidak profesional;
e. Melakukan komersialisasi pelayanan publik;
f. Penggunaan aset dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi;
g. Menjadi bagian dari pihak yang diawasi;
h. Melakukan pengawasan tidak sesuai dengan norma, standar dan prosedur;
i. Menjadi bawahan dari pihak yang dinilai;
j. Melakukan pengawasan atas pengaruh pihak lain;
k. Melakukan penilaian atas pengaruh pihak lain;
l. Melakukan penilaian tidak sesuai norma, standart dan prosedur;
m. Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai; dan
n. Penyelidikan dan penyidikan yang dapat merugikan pihak terkait karena pengaruh pihak lain.
03 Prinsip dasar penanganan benturan kepentingan

1. Penanganan benturan kepentingan dilakuan melalui nilai, sistem, pribadi dan budaya;
2. Penanganan benturan kepentingan mempunyai prinsip dasar :
a. Mengutamakan kepentingan publik
b. Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan benturan kepentingan;
c. Mendorong tanggungjawab pribadi dan sikap keteladanan; dan
d. Menciptakan dan membina budaya organisasi yang tidak toleran terhadap benturan
kepentingan.
04 Tata cara penanganan benturan kepentingan

1. Setiap Pejabat/Pegawai yang mengalami suatu kejadian/keadaan benturan kepentingan


harus melaporkan kejadian/keadaan tersebut kepada atasan langsung;
2. Apabila atasan langsung juga terlibat dalam terjadinya benturan kepentingan maka
aparatur melaporkan kepada pimpinan PD/BUMD;
3. Setiap Pejabat/Pegawai yang mengetahui adanya benturan kepentingan dilingkungan
PD/BUMD, harus melaporkan kejadian/keadaan tersebut kepada pimpinan PD/BUMD;
4. Dalam hal pimpinan PD/BUMD juga terlibat dalam terjadinya benturan kepentingan
tersebut, maka pegawai melaporkan kepada Inspektorat;
5. Masyarakat yang mengetahui/mengalami terjadinya benturan kepentingan, dapat
melaporkan dan/atau memberikan keterangan adanya dugaan benturan kepentingan
melalui sarana pengaduan masyarakat yang ada di Pemda.
 Laporan benturan kepentingan wajib disampaikan dengan bukti bukti terkait
 Atasan langsung/Pimpinan PD/BUMDyang menerima laporan, harus langsung memeriksa kebenaran
laporan paling lambat 3 hari kerja sejak laporan diterima;
 Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita acara dan dikirim kepada Bupati dengan tembusan
Inspektorat;
 Apabila hasil pemeriksaan tidak benar, maka keputusan dan/atau tindakan Pejabat/Pegawai yang
dilaporkan tetap berlaku;
 Apabila hasil pemeriksaan benar, dalam jangka waktu 2 hari sejak pengumuman hasil pemeriksaan
kebenaran, keputusan dan/atau tindakan yang mengandung benturan kepentingan di tinjau kembali;
 Inspektorat yang menerima laporan adanya kejadian/keadaan benturan kepentingan harus
menindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang berlaku untuk penanganan pengaduan.
05 Identifikasi benturan kepentingan

1. Pejabat atau pegawai yang berpotensi menghadapi benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugasnya,
maka wajib mengidentifikasi dan melaporkan potensi benturan kepentingan dan penyebab potensi
benturan kepentingan kepada atasan atau petugas yang menangani;
2. Atasan atau petugas yang menerima laporan akan adanya potensi terjadinya benturan kepentingan
melakukan telaah awal terhadap potensi benturan kepentingantersebut dan merekomendasikan tindakan
pencegahan yang dimungkinkan;
3. Seluruh OPD diwajibkan melaksanakan identifikasi potensi benturan kepentingan yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi setidaknya mencakup :
a. Uraian benturan kepentingan;
b. Pejabat/pegawai yang terkait;
c. Penyebab; dan
d. Prosedur penanganan/pencegahan.
06 SANKSI
Sanksi bagi pelanggaran terhadap benturan kepentingan
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan
07 Monitoring dan Evaluasi

1. Setiap pimpinan PD/BUMD/Petinggi harus melakukan monitoring dan evaluasi identifikasi


dan penanganan benturan kepentingan secara berkala;
2. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi apabila terdapat perubahan hasil identifikasi
benturan kepentingan, pimpinan PD/BUMD/Petinggi wajib merevisi.
08 Pengendalian dan Pengawasan

1.Pengendalian dan pengawasan benturan kepentingan di setiap


PD/BUMD/Desa menjadi tanggungjawab seluruh pejabat/pegawai
PD/BUMD/Desa yang bersangkutan;
2.Pengawasan dan penanganan benturan kepentingan di Pemerintah
Daerah dilakukan oleh Inspektorat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai