Anda di halaman 1dari 10

Apa itu Konflik Kepentingan?

Posted by:Febtoryan Ardama Sumarna   22 Mar 2021

Konflik diartikan sebagai proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa
suatu pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera
mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama (Wahyudi,
2015). Kondisi yang tidak sehat ini dapat mengganggu bahkan menghambat
tercapainya emosi atau stress yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.

Conflict of interest oleh Mc Donald diartikan sebagai suatu situasi dalam mana


seseorang, seperti petugas publik, seorang pegawai, atau seorang
profesional, memiliki kepentingan privat atau pribadi dengan mempengaruhi
tujuan dan pelaksanaan dari tugas-tugas kantornya atau organisasinya.
Menurut Sulistyana dkk (2016), konflik kepentingan juga diartikan sebagai situasi
dimana seorang penyelenggara negara yang mendapatkan kekuasaan dan
kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan memiliki atau
diduga memiliki kepentingan pribadi atas setiap penggunaan wewenang yang
dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja yang
seharusnya. Dari kedua makna tersebut konflik kepentingan memiliki kesamaan
yakni adanya kepentingan pribadi yang terlibat dalam mewujudkan tujuan kinerja.

Konflik kepentingan terjadi ketika terjadi kepentingan pribadi bercampur dengan


tugas dan tanggung jawab resmi yang dimiliki oleh seseorang. Terdapat tiga tipe
utama konflik kepentingan, yaitu:

1. Actual conflict of interest, yaitu konflik kepentingan yang ada di antara tugas/
tanggung jawab resmi dan kepentingan pribadi.

2. Perceived conflict of interest, yaitu konflik kepentingan yang dipandang bercampur


dengan tugas/tanggung jawab resmi yang nyatanya menjadi suatu kasus atau
bukan.

3. Potential conflict of interest, yaitu kepentingan pribadi bercampur dengan


tugas/tanggung jawab resmi di masa mendatang.        
Beberapa Bentuk Konflik Kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh
Seseorang yang Mempunyai Kewenangan Dalam Organisasi tersebut antara lain
adalah:

1. Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau


pemberian / penerimaan hadiah atas suatu keputusan / jabatan.
2. Situasi yang menyebabkan penggunaan jabatan/instansi untuk
kepentingan pribadi / kelompok / golongan.
3. Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/instansi
dipergunakan untuk kepentingan pribadi / golongan.
4. Perangkapan jabatan di beberapa lembaga / instansi / perusahaan yang
memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak
sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk
kepentingan jabatan lainnya.
5. Situasi dimana dengan kewenangannya bisa memberikan akses khusus
kepada pihak tertentu misalnya dalam rekrutmen pegawai tanpa
mengikuti prosedur yang seharusnya.
6. Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti prosedur
karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi.
7. Situasi dimana kewenangan penilaian suatu obyek kualifikasi dimana
obyek tersebut merupakan hasil dari si penilai.
8. Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan.
9. Situasi dimana seorang pejabat menentukan sendiri besarnya gaji /
remunerasi.
10. Moonlighting atau outside employment (bekerja lain diluar pekerjaan
pokoknya).
11. Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang menyalahgunakan
wewenang.

Mengelola konflik kepentingan dalam organisasi dimulai dengan membangun sistem


organisasi yang mampu mengendalikan dan mengawasi fungsi-fungsi wewenang
yang melekat dalam setiap jabatan sehingga dalam pengambilan keputusan di
setiap kegiatan bisa transparan dan dipertanggungjawabkan secara accountable.
Dengan mengelola konflik kepentingan, maka dapat menurunkan resiko terjadi
konflik kepentingan yang dapat merugikan organisasi di lingkup kecil dan negara di
lingkup yang lebih luas.

Pustaka

Sulistiyana, Dwi Budi, Seran, Gotfridus Goris. (2016). Pengelolaan Konflik


Kepentingan. Jakarta. Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Gedung
Dwiwarna KPK

McDonald, Michael. Ethics and Conflict of Interest. Diakses pada 22 Maret 2021


melalui: learning.hccs.edu/faculty/robert.tierney/govt2302/substantive-course-
materials/unit-iv/readings/michael-mcdonald-ethics-and-conflict-of-interest/view

Wahyudi, Andri. (2015). Konflik, Konsep Teori, Permasalahan. (1)1: 1-3


Conflict of Interest: Definisi dan Gambaran Umumnya

Dalam dunia hukum, akuntansi, dan manajemen, potensi Conflict of Interest dapat


terjadi di suatu ekosistem bisnis. Sebagian besar perusahaan memiliki kebijakan dan
prosedur yang mengatur bagaimana konflik bisa diidentifikasi dan dikelola.

Hal ini dilakukan untuk memastikan kepentingan manajemen, klien, dan publik tidak
saling merugikan. Namun, ada beberapa kondisi di mana Conflict of Interest terjadi
dari suatu tindakan, kebijakan, atau prosedur yang berlaku dalam suatu perusahaan.

Apa Itu Conflict of Interest ?


Conflict of Interest  terjadi antara dua pelaku yang disebut principal dan agen. 
Principal adalah orang yang memberikan suatu pertanggungjawaban atau mandat
kepada agen.  Hubungan principal dan agen bisa terjadi antara manajer dengan
bawahan, dewan komisaris dengan jajaran direksi, dan lainnya.

Intinya, Confict of Interest akan muncul ketika agen memiliki kepentingan atau


tujuan yang berbeda atau bertentangan dengan principal.  Secara
umum, Conflict of Interest dapat menyebabkan karyawan bertindak di luar
kepentingan dan tujuan suatu perusahaan. Munculnya Conflict of Interest adalah
berita buruk bagi reputasi, integritas, dan kepercayaan publik terhadap suatu
perusahaan.
Di Mana Kondisi Conflict of Interest Berpotensi Terjadi?
Menjelaskan bagaimana Conflict of Interest bisa muncul sangatlah kompleks.
Karena faktor dan jenis dari Conflict of Interest itu sendiri sangatlah
beragam. Berikut contoh-contoh kondisi di mana Conflict of Interest berpotensi
muncul.

1. Seorang karyawan menghubungi suatu supervisor secara personal untuk


mengatur ulang kontrak kerja, gaji, dan promosi bagi mereka.
2. Adanya hubungan perasaan atau asmara antara manajer dengan
bawahannya.
3. Seorang agen purchasing menjalin hubungan kerja sama dengan suatu
vendor yang di mana vendor tersebut adalah saudaranya sendiri.
4. Seorang manajer memberikan layanan konsultasi berbayar pada akhir pekan
kepada pelanggan atau pemasok perusahaan. Yang di mana itu tidak sesuai
dengan SOP perusahaan.
5. Seorang anggota dewan komisaris perusahaan menerima biaya dan
membocorkan informasi mengenai kompetitor kepada perusahaan. Ini
menjadi masalah ketika kompetitor tersebut ditangani oleh anggota dewan
komisaris dalam satu Board of Director yang sama.
6. Agen purchasing menerima gratifikasi dan kompensasi lebih dari suatu
vendor agar dimenangkan dalam pelelangan tender.
7. Seorang CFO menegosiasikan dan merekomendasikan sebuah kesepakatan
dalam rencana opsi saham kepada dewan komisaris. Di mana dari kegiatan
tersebut CFO akan mendapatkan manfaat lebih.
8. Keputusan manajemen keuangan atau struktur modal yang berat sebelah. Di
mana keputusan tersebut tidak memuaskan antara investor atau kreditur atau
bahkan keduanya.

Insider Trading: Salah Satu Conflict of Interest


Insider Trading terjadi ketika seseorang yang memiliki kewajiban sebagai
seorang agen mendapatkan bocoran informasi rahasia dari orang lain. Selain
rahasia, informasi tersebut mungkin bisa menguntungkan pihak agen dan merugikan
pihak lain.

Hal ini serupa dengan poin lima yang disebutkan di atas. Dan tentunya Insider
Trading merupakan salah satu yang menyebabkan Conflict of Interest terjadi.

Banyak sekali jenis dari Insider Trading. Namun secara umum Insider Trading lebih


sering terjadi pada ekosistem jual-beli saham. Banyak kasus dari Insider
Trading yang terjadi pada ekosistem tersebut. Sebagai contoh, seorang direktur PT
Culas mendapatkan bocoran informasi bahwa PT Potensi akan melakukan ekspansi
besar-besaran di kemudian hari.

Ekspansi tersebut sudah dinilai positif dan kabar ini belum tersebar kepada publik
sebelumnya. Direktur PT Culas sebagai investor menilai itu sebagai kabar baik dan
langsung membeli banyak saham PT Potensi. Mungkin awalnya hal ini tidak menjadi
masalah. Namun kecenderungan tersebut terasa tidak adil bagi investor lain dan
bisa menyebabkan dominasi yang tidak etis.
Conflict of Interest jelas menyebabkan kerugian bagi reputasi dan keadaan internal
bisnis atau perusahaan. Kondisi tersebut bisa diminimalisasi dengan suatu sistem
yang kuat dan manajemen konflik yang memadai. Menyoal sistem, tentu sistem
akuntansi yang tertata akan berpengaruh terhadap eksistensi Conflict of Interest. 

Bagaimanapun Laporan Keuangan akan menjadi jembatan bagi perusahaan dengan


investor atau kreditur. Jurnal menyediakan infrastruktur sistem akuntansi yang
mungkin perusahaan Anda butuhkan.
Conflict of Interest adalah | Pengertian, Kategori, Faktor, dan
Dampak

Dalam bisnis, ada istilah conflict of interest atau konflik kepentingan. Hal tersebut


berhubungan dengan sifat atau sikap sumber daya dalam sebuah perusahaan
seperti karyawan, manajer, dan jabatan lainnya. Konflik kepentingan sangat umum
terjadi dalam sebuah bisnis karena sifat setiap individu yang berbeda dalam setiap
perusahaan dan juga pendapat yang berbeda dari masing-masing individu. Hal-hal
tersebut dapat membuat suasana kerja menjadi buruk yang akan berdampak pada
menurunnya semangat karyawan. Untuk itu, pemilik bisnis atau manajer perlu tahu
cara menyelesaikan konflik tersebut demi kepentingan perusahaan. Biasanya
sebuah bisnis atau perusahaan sudah memiliki kebijakan dan prosedur dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan sebuah konflik. Karena bagaimanapun, konflik
harus dihindari atau diselesaikan jika sudah terjadi Apa itu Conflict of Interest?

Konflik kepentingan atau conflict of interest adalah suatu situasi yang mana


seseorang dalam organisasi mengutamakan kepentingan pribadi daripada
kepentingan publik tanpa mempertimbangkan nilai kejujuran dan keadilan.
Dalam pengertian lain, Konflik kepentingan terjadi antara dua aktor, yang dikenal
sebagai prinsipal dan agen. Prinsipal adalah seseorang yang memberikan tanggung
jawab atau kewajiban kepada agen. Hubungan ini bisa terjadi antara manajer
dengan karyawan, komisaris dengan jajaran direksi, pemimpin dengan anggota, dan
lainnya.

Dalam konteks sebuah organisasi, conflict of interest  terjadi ketika seseorang


melakukan sesuatu tanpa kepentingan dan tujuan organisasi dan mengabaikan kode
etik. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang memegang posisi atau jabatan  yang
sangat penting di perusahaan dan menggunakan posisi tersebut untuk
menyelesaikan masalah yang tidak adil bagi karyawan perusahaan lainnya. Selain
itu, Konflik kepentingan dapat menyebabkan karyawan bertindak di luar kepentingan
perusahaan. Kemunculan conflict of interest merupakan hal buruk bagi reputasi dan
citra sebuah perusahaan.
Kategori Conflict of Interest

1. Konflik kepentingan keluarga

Kategori konflik ini terjadi ketika anggota keluarga menerima sebuah perlakuan
khusus berdasarkan hubungan keluarga dengan orang lain dalam sebuah bisnis.
Istilah umum untuk kategori ini adalah nepotisme.

2. Konflik kepentingan asmara

Kategori konflik ini terjadi ketika sebuah asmara seseorang mempengaruhi sebuah
perlakuan dalam perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena rasa suka seorang dengan
karyawan yang nantinya berdampak pada kenaikan gaji atau perlakuan khusus.
Maka dari itu, pemilik perusahaan harus sadar dan selektif atas kejadian ini karena
dapat merusak citra perusahaan.

3. Konflik kepentingan keuangan

Konflik ini terjadi ketika sebuah karyawan atau jabatan lainnya mendapat manfaat
dari pembayaran uang. Maksud dari mendapat manfaat seperti mempengaruhi
keputusan atau tindakan memberikan sebuah perlakuan yang menguntungkan
karyawan tersebut. Hal ini dapat terjadi karena tidak mempunyai gaji yang cukup
sehingga melakukan kecurangan terhadap perusahaan. Untuk mengatur keuangan
perusahaan, Anda dapat menggunakan Sistem Akuntansi dari HashMicro.

4. Konflik kepentingan yang tersembunyi

Rahasia dan kepentingan sebuah perusahaan harus terjaga tidak diketahui publik.
Ketika karyawan sengaja menyebarkan sebuah informasi rahasia perusahaan
dengan perusahaan lain, hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada suatu
organisasi atau perusahaan. Untuk menjaga aset perusahaan, Anda dapat
menggunakan Asset Management Software.

Baca juga: Pitching Adalah: Kenali Strategi Ampuh Meningkatkan Jumlah Pelanggan


Mengapa Conflict of Interest Terjadi?

Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi


Pemerintahan, menyebutkan faktor-faktor pemicu conflict of interest adalah:

1. Adanya kepentingan pribadi atau bisnis

2. Hubungan dengan kerabat dan keluarga

3. Hubungan dengan wakil pihak yang terlibat

4. Relasi dengan pihak yang bekerja dan mendapat gaji dari pihak yang
terlibat

5. Hubungan dengan pihak yang memberikan rekomendasi terhadap pihak


yang terlibat

6. Hubungan dengan pihak-pihak lain yang dilarang oleh ketentuan peraturan


perundang-undangan

Sedangkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan faktor pemicu


dari conflict of interest adalah:

1. Rangkap Jabatan

2. Kekuasaan dan kewenangan

3. Hubungan afiliasi

4. Kepentingan pribadi

5. Kelemahan sistem organisasi

6. Gratifikasi

Dampak Dari Conflict of Interest

Konflik kepentingan di tempat kerja dapat menyebabkan karyawan mendapatkan


reputasi yang buruk, hubungan yang buruk dengan rekan kerja, dan pada akhirnya
potensi pemecatan. Setelah itu, dampak yang terjadi adalah masyarakat menjadi
tidak percaya lagi dengan bisnis Anda yang menyebabkan reputasi serta
pendapatan perusahaan menurun. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan
suasana kerja menjadi tidak nyaman yang berdampak pada hilangnya semangat
dan motivasi karyawan untuk bekerja.

Kesimpulan

Conflict of interest atau konflik kepentingan, wajib Anda ketahui ketika sudah masuk
ke dunia kerja. Hal ini penting agar Anda tidak menggunakan jabatan atau hubungan
dengan semena-mena untuk kepentingan pribadi. Anda juga perlu mengetahui
faktor-faktor mengapa konflik kepentingan dapat terjadi sehingga kedepannya Anda
dapat menghindari hal tersebut. Konflik kepentingan jelas merusak citra perusahaan
atau reputasi dan keadaan internal perusahaan.

Selain dengan cara menghindari konflik kepentingan, Anda juga dapat meningkatkan
kinerja karyawan dengan Software HRM  dari HashMicro. Sistem ini memungkinkan
Anda untuk mengelola gaji, daftar kehadiran, dan juga kegiatan operasional lainnya.
Selain itu dengan HRM – Advanced Anda juga akan bisa mengatur rekrutmen, KPI,
pelatihan, evaluasi karyawan, pinjaman karyawan hanya dengan satu aplikasi.
Segera jadwalkan demo gratis untuk menerapkan sistem ini pada bisnis Anda.

Anda mungkin juga menyukai