Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

1. Council of Europe (2000) mengatakan pengertian conflict of interest atau konflik kepentingan adalah
potensi yang jika tidak dikelola secara transparan dan akuntabel akan mendorong pejabat publik
mengambil keputusan yang tidak berdasar pada kepentingan publik.

2. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) mengatakan bahwa pengertian
conflict of interest atau konflik kepentingan adalah konflik kepentingan yang melibatkan konflik antara
tugas publik dan kepentingan pribadi pejabat publik, di mana pejabat itu berkapasitas dalam
kepentingan pribadi yang dapat mempengaruhi kinerja tugas resmi dan tanggung jawab mereka

3. Atmadja dan Saputra (2016), mengatakan bahwa konflik kepentingan terjadi jika seseorang dalam
mengambil keputusan penjualan, keputusan hukum, keputusan keuangan, keputusan pembelian, atau
keputusan operasional dan keputusan kebijakan dalam bentuk dan nama apapun tidak memihak kepada
nilai kejujuran, keadilan, dan kebenaran.

conflict of interest atau konflik kepentingan adalah suatu situasi dimana seseorang atau organisasi
melibatkan kepentingan pribadinya untuk menyelesaikan kepentingan lainnya tanpa memikirkan nilai
kejujuran dan keadilan.

konflik kepentingan akan muncul ketika seseorang dapat menyalahgunakan jabatannya untuk
keuntungan pribadi atau korporasi.

Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (2009), faktor pemicu dari conflict of interest, antara lain:

1. Kekuasaan dan kewenangan

2. Perangkapan jabatan

3. Hubungan afiliasi

4. Gratifikasi

5. Kelemahan sistem organisasi

6. Kepentingan pribadi

faktor pemicu conflict of interest adalah sebagai berikut:

1. Adanya kepentingan pribadi atau bisnis

2. Hubungan dengan kerabat dan keluarga

3. Hubungan dengan wakil pihak yang terlibat

4. Hubungan dengan pihak yang bekerja dan mendapat gaji dari pihak yang terlibat
5. Hubungan dengan pihak yang memberikan rekomendasi terhadap pihak yang terlibat

6. Hubungan dengan pihak-pihak lain yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan

Jenis-jenis conflict of interest

1. Nepotisme

Nepotisme merupakan praktik memberikan ‘hak istimewa’ atau golden ticket kepada pasangan, anak,
kerabat dan teman dekat dalam kaitannya dengan perekrutan, promosi, dan mutasi kerja. Oleh sebab
itu, nepotisme dianggap berpotensi besar memunculkan konflik kepentingan karena kerabat yang
direkrut bisa jadi bukan orang dengan kompetensi yang memadai untuk pekerjaan tersebut.

2. Kesepakatan sendiri

Kesepakatan sendiri (self-dealing) dapat dipahami sebagai tindakan yang diambil oleh pemegang
otoritas perusahaan untuk keuntungan pribadinya, bukan untuk keuntungan perusahaan. Tindak
kesepakatan sendiri ini misalnya menggunakan uang perusahaan sebagai pinjaman pribadi, atau
membeli saham perusahaan berdasarkan informasi orang dalam.

3. Pemberian hadiah

Mungkin bagi sebagian orang memberikan hadiah merupakan tindakan yang umum dan biasa-biasa saja,
sebagai bentuk tanda terima kasih atau menjalin hubungan yang lebih akrab. Namun, tanpa disadari
pemberian hadiah justru memiliki tujuan tertentu. Ketika seseorang dengan jabatan penting menerima
hadiah dari klien, akan menganggap hal tersebut suatu kebaikan yang suatu saat harus dibalas. Oleh
sebab itu, perusahaan atau instansi baik swasta maupun pemerintah umumnya melarang pemberian
hadiah kepada karyawan atau bahkan pejabatnya secara perorangan.

prinsip-prinsip dasar untuk menyelesaikannya, antara lain:

1. Mengutamakan kepentingan publik

2. Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan konflik kepentingan

3. Mendorong tanggung-jawab pribadi dan sikap keteladanan

4. Menciptakan serta membina budaya organisasi yang anti terhadap konflik kepentingan

Study kasus
Seorang HRD manajer sebuah perusahaan diminta oleh pimpinannya untuk merekrut keponakannya
yang hendak melamar kerja pada perusahaan tersebut. Padahal, perusahaan tersebut sedang tidak
membuka lowongan kerja dan kualifikasi calon pekerja atau keponakan dari pimpinan tersebut tidak
sesuai dengan perusahaan. Namun, karena pimpinan meminta untuk merekrut keponakannya tersebut,
maka HRD manager akhirnya menjadikan keponakan pimpinan tersebut menjadi karyawan baru dari
perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai