Anda di halaman 1dari 6

Tugas Individu Agenda I

PERAN PIMPINAN DALAM MENANGANI BENTURAN KEPENTINGAN

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS III PALU

NAMA : NUR MUSTAFIDAH

NO. ABSEN : 28
I. PENDAHULUAN

Era globalisasi dapat memungkinkan terjadinya perubahan besar dalam berbagai


aspek kehidupan manusia, baik politik, ekonomi, sosial, budaya. Demikian pula perubahan
pada lembaga-lembaga baik yang bergerak dalam bidang profit dan non profit. Kondisi
seperti ini menuntut para pemimpin memiliki perilaku kepemimpinan yang adaptif dan
dapat mengantisipasi berbagai perubahan tersebut. Begitu juga di Lembaga
Pemasyarakatan harus bisa dan mampu mengikuti perubahan yang terjadi di era
globalisasi ini, dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang muncul, salah satunya
adalah benturan kepentingan.
Benturan kepentingan adalah situasi ketika penyelenggara negara memiliki
kepentingan pribadi atau kepentingan lainnya yang mempengaruhi atau terlihat
mempengaruhi kinerja professional yang seharusnya objektif dan imparsial, dalam definisi
ini seharusnya penyelenggara negara tidak bias dalam mengambil keputusan, melakukan
pekerjaan secara utuh untuk masyarakat tanpa terbagi dan dipengaruhi kepentingan
lainnya.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebuah lembaga atau organisasi tidak dapat
terlepas dari interaksi dengan banyak pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal.
Terkait dengan interaksi tersebut seringkali terjadi benturan kepentingan dalam diri
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dimana pertimbangan pribadi
mempengaruhi dan dapat mengurangi profesionalitas seorang pegawai dalam mengemban
tugas dan fungsinya. Pertimbangan pribadi tersebut dapat berasal dari kepentingan pribadi,
kerabat atau kelompok yang kemudian mendesak atau mereduksi gagasan yang dibangun
berdasarkan nalar profesionalitasnya sehingga keputusannya menyimpang dari
keprofesionalitasnya dan akan berimplikasi kepada penyelenggaraan negara khususnya
dibidang pelayanan publik.
Dalam rangka menyediakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat,
pegawai negeri sipil sebagai penyelenggara pelayanan publik setidaknya perlu memegang
prinsip antara lain bertindak secara professional, tidak diskriminasi, berintegritas dan
menerapkan praktek bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Salah satu faktor
penyebab terjadinya tindak pidana korupsi adalah adanya benturan kepentingan (Conflict
of Interest). Dengan adanya berbagai benturan kepentingan yang muncul dan bisa menjadi
penyebab konflik maka diperlukan integritas dari seorang pemimpin. Di dalam Integritas
terkandung makna konsistensi antara tindakan dan nilai, sehingga Integritas dari setiap
pemimpin menjadi hal yang mutlak sebagai landasan yang professional dalam
melaksanakan tugas organisasi dan melayani masyarakat. Tanpa adanya integritas dari
seorang pemimpin sebagai pengendali organisasi atau pengarah, maka pemimpin tersebut
akan mudah kehilangan kepercayaan dari bawahannya.
Kepemimpinan sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan seseorang untuk
menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, mempengaruhi orang lain,
untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan untuk mencapai tujuan
tertentu dari organisasi. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kepemimpinan yang
mampu menerapkan arti dan makna integritas berarti ia meyakini benar bahwa jika hanya
orang yang kuat yang dapat bertahan dan menjadi kaum penjilat, menghambat kemajuan
orang, bermuka dua, tidak akan menjadi orang yang mampu mengikuti perubahan.

Dari berbagai permasalahan benturan kepentingan yang muncul, maka penulis mengambil
satu topik permasalahan yaitu” Bagaimana peran pimpinan dalam menangani benturan
kepentingan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu”.

II. ANALISIS MASALAH

Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting


karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Menjadi seorang
pemimpin di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu memiliki tantangan
tersendiri dimana seorang pemimpin harus dapat mencegah terjadinya konflik, meredam
dan meminimalisir konflik agar tidak berkembang serta menyelesaikan konflik dalam
waktu sesingkat mungkin serta mengurangi dampak konflik seminimal mungkin agar tidak
menjadi hambatan dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi dalam rangka menyediakan
pelayanan publik yang berkualitas kepada pengguna layanan dengan menghindari
benturan kepentingan di dalam Lapas.
Berbagai permasalahan yang ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan khususnya
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu seperti peredaran narkoba,
pengeluaran narapidana dan tahanan tidak sesuai prosedur dan juga adanya benturan
kepentingan. SBentuk-bentuk benturan kepentingan yang terjadi di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu antara lain :
1. Penempatan pegawai
2. Perencanaan anggaran pada satuan kerja
3. Mutasi kamar hunian warga binaan pemasyarakatan
4. Layanan kunjungan
5. Penggeledahan badan dan barang
6. Layanan Integrasi (PB, CB)
7. Layanan titipan barang dan makanan
8. Layanan remisi

Peran pimpinan dalam menangani benturan kepentingan yang terjadi di Lembaga


Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu antara lain:

1. Melakukan sosialisasi dan internalisasi benturan kepentingan kepada seluruh pegawai.


a. Sosialisasi ini dilakukan agar seluruh pegawai dan pejabat di lingkungan unit kerja
memahami tentang benturan kepentingan, serta untuk menilai efektifitas
implementasi dari kebijakan yang telah ditetapkan sehingga dapat dilakukan
perbaikan dan strategi penanganan benturan kepentingan yang lebih efektif
kedepannya.
b. Untuk menjadi pedoman bagi pegawai dalam mengenal, mencegah dan mengatasi
situasi benturan kepentingan sesuai dengan yang diamanatkan peraturan menteri
Hukum dan HAM No 38 tahun 2015 Tentang pedoman penanganan benturan
kepentingan di lingkungan kementerian Hukum dan HAM.
c. Menciptakan budaya pelayanan publik yang dapat mengenal, mencegah dan
mengatasi situasi benturan kepentingan secara transparan dan efisien tanpa
mengurangi kinerja pegawai yang bersangkutan.
d. Mencegah terjadinya pengabaian terhadap layanan publik oleh pegawai/ pejabat.
e. Mencegah timbulnya kerugian Negara sebagai akibat dari perbuatan KKN,
menegakkan integritas pegawai dan menciptakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
2. Melakukan identifikasi benturan kepentingan.

Uraian
Pejabat/Pegawai yang Prosedur
No Benturan Penyebab
terkait Penanganan/Pencegahan
Kepentingan
1. Penempatan  Pimpinan  Penyalagunaan  Mengutamakan
Pegawai  Pejabat terkait wewenang kepentingan publik
(KAUR TU)  Peluang penerimaan  Mendorong tanggung
 Pegawai gratifikasi jawab pribadi dan sikap
 Hubungan Afiliasi keteladanan
 Kepentingan pribadi  Menciptakan dan
membina budaya
organisasi yang tidak
toleran terhadap benturan
kepentingan
 Melakukan analisis dan
review kebutuhan pegawai
 Sosialiasi syarat
penempatan pegawai
2. Mutasi kamar  Pimpinan  Kepentingan pribadi  Sosialisasi terhadap
hunian Warga  Pejabat terkait  Penyalagunaan seluruh warga binaan
Binaan (Kasubsi KAMTIB) wewenang tentang aturan mutasi
 Peluang penerimaan kamar
gratifikasi  Setiap Kamar ditentukan
 Hubungan Afiliasi Kepala Kamar yang dapat
bertanggungjawab
3. Perencanaan  Pimpinan  Kepentingan pribadi  Penyusunan dan
anggaran pada  PPK  Penyalagunaan Peningkatan SOP
satuan kerja  Pejabat terkait wewenang Perencanaan Anggaran
(KAUR TU) pada Satuan Kerja
 Bendahara berbasis IT
 Staf Keuangan  Melakukan analisis dan
review kebutuhan sesuai
dengan prioritas target
kinerja dan ketersediaan
anggaran
4. Layanan kunjungan  Pimpinan  Kepentingan pribadi  Penyusunan dan
 Pejabat terkait  Penyalagunaan Peningkatan SOP
(Kasubsi KAMTIB) wewenang Layanan Kunjungan
 Peluang penerimaan melalui banner kepada
gratifikasi pengguna layanan
 Hubungan Afiliasi
5. Penggeledahan  Pimpinan  Kepentingan pribadi  Penyusunan dan
badan dan barang  Petugas  Peluang penerimaan Peningkatan SOP
penggeledahan gratifikasi Penggeledahan Barang
 Pejabat terkait  Hubungan Afiliasi dan Badan melalui banner
(Kasubsi KAMTIB) yang ditempelkan di ruang
penggeledahan
6 Layanan  Pimpinan  Hubungan Afiliasi  Penyusunan dan
Pengurusan PB/CB  Pejabat terkait  Kepentingan pribadi Peningkatan SOP Layanan
(Kasubsi  Penyalagunaan Pengurusan PB/CB
PEMBINAAN) wewenang
 Staf Pembinaan  Peluang penerimaan
gratifikasi
7. Layanan Titipan  Petugas  Kepentingan pribadi  Penyusunan dan
Barang dan Penggeledahan  Peluang penerimaan Peningkatan SOP Layanan
Makanan  Pejabat terkait gratifikasi Titipan Barang dan
(Kasubsi KAMTIB)  Hubungan Afiliasi Makanan
8. Layanan  Pimpinan  Kepentingan pribadi  Penyusunan dan
Pengurusan Remisi  Pejabat terkait  Penyalagunaan Peningkatan SOP
(Kasubsi Admisi & wewenang Layanan Pengurusan
Orientasi)  Peluang penerimaan Remisi
 Staf Registrasi gratifikasi
 Hubungan Afiliasi

3. Melakukan monitoring dan evaluasi


Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkala setiap bulan, untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan penanganan banturan kepentingan di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Palu dan untuk merekomendasikan perbaikan
dimasa mendatang.
4. Tindak lanjut
Bertujuan untuk melakukan tindak lanjut dari rekomendasi hasil pelaksanaan
monitoring dan evaluasi.

III. KESIMPULAN

Dalam menangani benturan kepentingan tersebuat pimpinan harus bersikap


professional, tidak diskriminasi, berintegritas dan menerapkan praktek bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN) sebagai penyelenggara negara dalam rangka menyediakan
pelayanan publik yang berkualitas kepada pengguna layanan demi tercapainya tujuan
organisasi yang bersih.

Anda mungkin juga menyukai