Anda di halaman 1dari 4

PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2021

MATA PELATIHAN : Akuntabilitas


FASILITATOR : Drs. ROTZAMI,M.Si
PESERTA : LESTARI MAKMUR, S.Pd
KODE PESERTA : A20.2.14

TUGAS INDIVIDU AGENDA 2

PNS yang akuntabilitas adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang tepat
ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara
adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya. PNS yang akuntabel bisa dilihat
dari beberapa aspek yaitu :

a) Perilaku Individu (Personal Behavior),

b) Perilaku berkaitan dengan Transparansi dan Akses Informasi (Transparency and Official
Information Access),

c) Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif (Fraudulent and Corrupt Behaviour),

d) Perilaku terhadap Penggunaan Sumber Daya Negara (Use of Public Resources),

e) Perilaku berkaitan dengan Penyimpangan dan Penggunaan Data serta Informasi


Pemerintah (Record Keeping and Use of Interest) dan

g)Bagaimana mengambil keputusan yang akuntabel.

Berdasarkan pengalaman anda selama bertugas di tempat tugas saat ini, Pilihlah
salah satu perilaku PNS yang tidak sesuai dengan perilaku PNS yang akuntabel yang
terdapat dari salah satu aspek tersebut diatas. Jelaskan perilaku tidak akuntabel yang anda
temukan tersebut, lakukan analisa penyebab terjadinya kondisi tersebut. Selanjutnya
kemukakan saran/pemikiran anda untuk mengatasi perilaku PNS yang tidak akuntabel
dimaksud.

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatandalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya. Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan
berbedabeda. Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi
kebiasaan (“how things are done around here”) dapat mempengaruhi perilaku anggota
organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal yang berlaku. Seperti misalnya
keberadaan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Akuntabilitas Publik Disiplin Pegawai Negeri
Sipil, belum sepenuhnya dipahami atau bahkan dibaca oleh setiap CPNS atau pun PNS.
Oleh sebab itu, pola pikir PNS yang bekerja lambat, berdampak pada pemborosan sumber
daya dan memberikan citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, PNS perlu
merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas
untuk membentuk sikap, dan prilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan publik,
imparsial, dan berintegritas.

Mudah terpengaruh inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya


penyimpangan nilai akuntabel. Kita yang awalnya disiplin waktu dipengaruhi oleh orang
yang suka bermalas-malasan. Misalnya dengan perkataan PNS lain, untuk apa datang tepat
waktu kan kita belajarnya daring saja atau buat apa rajin-rajin bekerja toh rajin tidak rajin gaji
tetap segitu. Hal seperti ini biasanya di anggap suatu hal yang sepele namun karena
terbiasa tidak tepat waktu maka akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan yang salah ini
menjadi besar nantinya dengan permasalahan lain terkait kinerja tanggung jawab sebagai
guru seperti terlambat masuk kelas untuk melaksanakan pembelajaran, kemudian tidak
tepat waktu dalam mengolah nilai sehingga mengakibatkan kerjasama sama dalam suatu
organisasi tidak terpenuhinya target capaian akibat beberapa anggota tidak tepat waktu. Hal
ini tentu saja melanggar atau tidak mematuhi aturan hukum undang-undang no 5 tahun
2014 tentang ASN Dampaknya ini sangat berpengaruh buruk terhadap instansi jika tidak
ditindaklanjuti.

Solusi yang dapat dilakukan yakni mulai dari sekarang mengubah perilaku pribadi
dengan mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan
publik dengan sektor, kelompok dan pribadi contohnya berani katakan tidak jika itu
merupakan perilaku buruk secara konsisten dan didasarkan pada niat yang baik sehingga
kita dapat melayani masyarakat dengan sepenuh hati dan berintegritas.

Namun terkadang muncul persoalan yang mungkin menjadi salah satu penyebab
sebuah tenaga honor atau staff tidak mau mengeluarkan pendapat ataupun memberikan
solusi disaat sebuah instansi melakukan pertemuan (rapat) dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan, seperti pendapat tenaga bawahan ini selalu dianggap kurang
memberikan solusi bagi pemikiran pihak-pihak atas dan juga faktor tidak beraninya
memberikan pendapat atau kurangnya kepercayaan diri. Dan ini akan menjadikan persoalan
yang membuat kecilnya angka solusi untuk instansi atau sekolah dalam mengatasi sebuah
permasalahan. Hal ini harus dilatih serta yakin dan percaya atas pendapat diri untuk
kepentingan umum demi mencapai solusi untuk kepentingan bersama, Karena tugas kita
memang melayani bukan untuk dilayani.
Saya sebagai guru saya tanamkan kepada diri sendiri bahwa menjadi guru
merupakan tugas yang sangat mulia dan kita harus melaksanakan tugas kita dengan
sepenuh hati mendidik dan mencerdaskan anak bangsa.

Kemimpinan adalah suatu keterampilan praktis yang mencakup kemampuan


seseorang atau sebuah organisasi untuk memimpin atau membimbing orang lain, tim,atau
seluruh organisasi. Civitas akademika A.S mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah
proses pengaruh sosial yang didalamnya seseorang dapat melibatkan bantuan
dandukungan selainnya dalam usaha mencapai suatu tugas bersama.

Kemimpinan ini bisa menjadi penyebab penyimpangan nilai akuntabilitas jika


pemimpin tidak memiliki integritas, tapi jika memiliki integritas yang tinggi maka dapat
menjadi solusi dari persoalan tepat waktu dalam bekerja tersebut. Solusi agar guru PNS
disiplin waktu yakni memiliki pemimpin yang role model bagi bawahannya. Role model
adalah seseorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa diikuti oleh orang
lain. Yakni berintegritas diri, Integritas diri ini tidak hanya pemimpin saja namun sangat
dibutuhkan oleh siapa saja baik itu guru, staff tata usaha untuk menciptakan lingkungan
kerja yang akuntabel. Orang-orang menginginkan jaminan bahwa pemimpin mereka dapat
dipercaya jika mereka harus menjadi pengikut-pengikutnya.

Mereka merasa yakin bahwa sang pemimpin memperhatikan kepentingan setiap


anggota tim dan sang pemimpin harus menaruh kepercayaan bahwa anggota timnya
melakukan tugas tanggung-jawab mereka. Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama ingin
mengetahui bahwa mereka akan menepati janji-janjinya dan tidak pernah luntur dalam
komitmennya. Orang yang hidup dengan integritas tidak akan mau dan mampu
mematahkan kepercayaan dari mereka menaruh kepercayaan kepada dirinya. Mereka
senantiasa memilih yang benar dan berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari
integritas seseorang. Mengatakan kebenaran secara tanggung jawab, bahkan ketika merasa
tidak enak mengatakannya. Integritas lebih menyangkut hati yaitu kemampuan olah nurani
yang mencakup antara lain kejujuran,ketulusan dan komitmen. Nilai-nilai tersebut
merupakan pegangan dari si pemimpin dalam bertindak. Integritas ini akan semakin kokoh
jika si pemimpin memiliki konsisten antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan
dan memiliki komitmen terhadapnya. Bila tidak memiliki integritas,kita akan kehilangan
kredibilitas karena orang lain akan menjauhi kita untuk menghindari kekecewaan.

Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini dapat


diartikan secara berbeda-beda dari setiap anggota organisasi hingga membentuk perilaku
yang berbedabeda pula. Contoh mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem
penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem pengawasan (CCTV, finger
prints, ataupun software untuk memonitor pegawai menggunakan komputer atau website
yang dikunjungi). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:

1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).

Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
diterapkan

2. Akuntabilitas proses (process accountability).

Akuntabilitas proses terkait dengan: Apakah prosedur yang digunakan dalam


melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi,
sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi? Akuntabilitas ini diterjemahkan
melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah. Pengawasan dan
pemeriksaan akuntabilitas proses dilakukan untuk menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan
nepotisme.

3. Akuntabilitas program (program accountability).

Akuntabilitas ini dapat memberikan pertimbangan Apakah tujuan yang ditetapkan


dapat tercapai, dan Apakah ada alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal
dengan biaya minimal.

4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).

Akuntabilitas ini terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan yang


diambil terhadap DPR/ DPRD dan masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai