I. PENDAHULUAN
Beragam bentuk ancaman fisik maupun non fisik yang menerpa bangsa Indonesia menuntut
generasi muda untuk memiliki semangat bela negara. Namun, konsep bela negara tidak terbatas pada
keterlibatan dalam militer, karena bela negara dapat dilakukan semua orang dalam profesinya masing-
masing. Bangsa Indonesia saat ini menghadapi berbagai permasalahan mulai dari rendahnya cinta tanah
air, radikalisme, intoleransi, narkoba, hingga pengangguran. Melihat fenomena tersebut, kita selaku
pihak yang berkecimpung dalam organsasi pemerintah wajib memenuhi harapan masyarakat dari
lingkungan sekitarnya disertai tanggungjawab sosialnya. Jika fungsi itu gagal maka keberadaan
organisasi akan menjadi tidak berarti dimata lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan buruknya citra
organisasi dimaksud dan tidak dapat bertahan dari eksistensinya.
Menurut Azyumardi Azra (2012), etika juga dipandang sebagai karakter atau etos
individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur. Etika dan integritas yang diterapkan
dengan sungguh-sungguh menjadi cerminan dari sikap bela negara yang diwujudkan dalam bentuk
sesuai dengan profesi setiap individu, dalam hal ini kaitannya dengan ASN. Melayani mereka sesuai
dengan tugas, pokok, dan fungsi ASN menjadi perwujudan integritas dalam melaksanakan tugas yang
berlandaskan Pancasila.
Menentukan perbuatan yang pantas hal ini menuntut organisasi publik harus memiliki pemimpin
yang mampu menjadi sosok yang menggiring organisasi menghadapi ancaman, gangguan, maupun
segala bentuk serangan dari lingkungan. Dibutuhkan pemimpin yang inovatif dan berbudaya kinerja
tinggi sehingga dapat menggerakkan anggota organisasinya mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Sebagian besar masyarakat maupun organisasi yang menganggap bahwa kepemimpinan adalah given
(pemberian/anugerah) semata, tidak perlu upaya dan proses panjang. Padahal kondisi yang kita amati
dalam berbangsa dan bernegara, pembentukkan kepemimpinan itu merupakan suatu proses kaderisasi
dan “seleksi alam” yang cukup Panjang.
Integritas dan akuntabilitas hendaknya harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam
memberikan layanan kepada masyarakat. Dalam konteks bernegara, nilai- nilai Pancasila adalah acuan
Kita sebagai ASN untuk bertindak dan berperilaku sehari-hari baik di masyarakat maupun di lingkungan
kerja. Secara moral, pemberi layanan memiliki kewajiban memberikan layanan terbaik bagi masyarakat
sebagai pengguna layanan.
II. ANALISIS MASALAH
Pancasila sangat sesuai dengan struktur sosial masyarakat Indonesia dan mampu mengantarkan
bangsa Indonesia kepada tujuan nasionalnya. Di dalamnya terkandung pengertian-pengertian dalam
tataran nilai dasar yang bersifat tetap dan nilai instrumental serta nilai praksis yang dinamis. Melalui
nilai nilai yang terkandung dari Pancasila, seorang pemimpin di era new normal diharapkan tetap
memiliki integritas, kepedulian, responsif, dan cepat tanggap dalam menghadapi seluruh tantangan dan
keterbatasan, serta terus berinovasi dengan tetap menerapkan tata nilai PASTI yang sudah diinternalisasi
oleh setiap insan Pengayoman.
Dalam pelaksanaan tugas pekerjaan sehari hari, khususnya di Rumah Tahanan Negara Rembang,
kita dihadapkan pada hal-hal yang bertentangan dengan komitmen pegawai, konsistensi dan
profesionalitas kerja. Adanya penurunan disiplin pegawai dalam berbagai bidang dapat mendorong
seorang pegawai tersebut mengalami kondisi mengesampingkan profesionalitasnya dalam mengemban
tugas. Salah satu bentuk pelanggaran disiplin pegawai adalah adanya keterlambatan kehadiran pegawai
saat mengikuti kegiatan apel dan pelaksanaan piket penjagaan
Dari hal tersebut, jika dibiarkan berlarut-larut akan berakibat memburuknya kinerja organisasi
secara keseluruhan. Pada satu sisi, ada pegawai yang sudah melaksanakan tugas dengan baik dan penuh
disiplin, namun di sisi lain saat ada pegawai yang bertentangan, menimbulkan ketidakseimbangan dalam
pelaksanaan tugas. Jika kecenderungan kondisi tersebut semakin meruncing, tentunya akan mendorong
terhambatnya produktivitas kinerja pelayanan publik yang diberikan.
Konsepsi pelaksanaan kode etik dan ketatnya pelaksanaan kode etik serta pengawasan terhadap
pelanggaran, bahkan untuk hal-hal yang bersifat kecil menurut pandangan umum serta kepentingan
bersifat pribadi, diharapkan dapat memotivasi ASN untuk terus berbenah dan memberikan pelayanan
terbaik. Sikap disiplin dan bersih diharapkan menjadi optimisme untuk terus berubah menjadi lebih baik
demi kemajuan.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila menjadi dasar dalam setiap keputusan yang akan diambil oleh seorang pemimpin. Dalam
menetapkan kebijakan, pemimpin juga memperhatikan berbagai aspek dan sudut pandang. Etika yang
ditujukkan oleh sosok pemimpin harus menjadi menjadi pedoman bagi bawahan. Untuk itu, etika dan
akuntabilitas seorang pemimpin hendaknya selalu berdasarkan atas etika dasar yaitu wawasan
kebangsaan dan bela negara.
Seorang pemimpin yang dapat memajukan organisasi dengan bersikap solutif dan mampu menjadi
contoh dalam bersikap, adalah pemimpin yang mewujudkan integritas organisasi guna pelayanan publik
yang lebih baik.
B. Saran
Kedisiplinan ASN menjadi hal yang penting dalam penerapan perubahan organisasi dan
lingkungan. Apabila ASN dapat mengelola perubahan dengan berdasarkan pada sikap bela negara dan
memperhatikan nilai Pancasila, maka dalam mengelola perubahan ASN juga telah menerapkan prinsip
akuntabilitas. Selain itu perlu diterapkan bentuk model reward & punishment yang jelas terhadap
pegawai. Pemberian apresiasi dan penghargaan kepada pegawai yang memiliki kedisiplinan tinggi dan
sanksi bagi pegawai yang memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah