PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
61201119015
FAKULTAS EKONOMI
BANDUNG
2023
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi
dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat” dengan
Proposal Penelitian ini disusun dan diserahkan kepada Prodi Manajemen Fakutlas Ekonomi
Universitas Nurtanio Bandung sebagai pemenuhan syarat dan pengajuan untuk melaksanakan
tugas akhir atau skripsi Program Study S-1 Manajemen. Disamping itu, penulisan laporan ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kepada pembaca, sehingga dapat diharapkan akan
berguna dimasa depan. Laporan ini dapat diselesaikan semata karena penulis menerima banyak
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
1. Bapak Dr. Sukmo Gunardi, M.Si selaku Rektor Universitas Nurtanio Bandung
3. Ibu Nidya Novalia, S.E.,M.M. selaku Ketua Program Study S-1 Manajemen
4. Ibu Tri Aziti, S.E.,M.M. selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan.
5. Bapak Albert Kurniawan Purnomo, S.E.,M.M selaku pembimbing mata kuliah Seminar
7. Ayah dan Ibu penulis yang telah memberikan dukungan tak terbatas kepada penulis
8. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna karna keterbatasan
ilmu dan mengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap proposal penelitian ini dapat
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap organisasi selalu berusaha untuk dapat mencapai tujuan. Salah satunya
adalah sumber daya organisasi yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuanya
adalah sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia memiliki peran
sebagai subyek dalam pelaksanaan kegiatan dan kebijakan operasional suatu organisasi,
Selain itu, guna meningkatkan kinerja organisasi selain dari faktor SDM,
diperlukan budaya organisasi yang baik. Budaya organisasi adalah sebuah system yang
diyakini dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus-menerus.
Secara komprehensif budaya organisasi didefinisikan sebagai suatu pola asumsi dasar
bersama yang dipelajari oleh kelompok dalam suatu organisasi sebagai alat untuk
memecahkan masalah terhadap penyesuaian faktor eksternal dan integrasi faktor internal,
dan telah terbukti sah. Oleh karena itu, diajarkan kepada para anggota organisasi yang
baru sebagai cara yang benar untuk mempersepsikan, memikirkan dan merasakan dalam
kaitanya dengan masalah-masalah yang dihadapi. Hal ini cukup bernilai dan oleh
karenanya pantas diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara yang benar untuk
berpersepsi, berpikir, dan berperasaan dalam hubunganya dengan problem-problem
Isu dan kekuatan suatu budaya mempengaruhi suasana ideal sebuah organisasi
dan perilaku ideal para anggotanya. Budaya sebuah organisasi yang punya kemungkinan
paling besar untuk membentuk standar dan etika tinggi adalah budaya yang tinggi
toleransinya terhadap resiko tinggi, rendah, sampai dengan hal keagresifan dan focus
pada sarana. Manajemen dapat melakukan beberapa hal dalam menciptakan budaya yang
lebih ideal.
Robbins (2002), berawal dari filsafat pendiri organisasi (mereka mempunyai visi
mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu, budaya asli diturunkan dari filsafat
besar dalam pembentukan budaya organisasi ( melalui apa yang mereka katakana dan
lakukan) dan seringkali menjadi dalam menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat
diterima dan yang tidak dapat diterima. Bagaimana anggota/karyawan harus dapat
disosialisasikan akan tergantung baik pada tingkat sukses yang dicapai dalam
Perbaikan terhadap kinerja harus dilakukan karena prestasi kerja yang dicapai
tidak seperti yang diharapakan. Dengan melakukan perbaikan kinerja diharapakan dalam
tujuan organisasi di masa depan dapat dicapai dengan lebih baik (Wibowo, 2007). Jika
dapat mengakibatkan karyawan disiplin dalam bekerja. Disiplin kerja karyawan adalah
sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk memenuhi dan menaati segala norma
Menurut Mondy dan Noe (2005) disiplin merupakan kontrol diri dan tingkah
laku yang tertera karyawan dan mengindetifikasikan adanya tim kerja yang sejatinta di
dalam organisasi. Tindakan disiplin memberikan suatu penalty atas karyawan yang gagal
dalam memenuhi standar dan disiplin juga merupakan bentuk pelatihan yang
memotivasi pegawai agar dapat mendisiplikan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik
pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang
ada sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kedisplinan merupakan fungsi
operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin
pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat tercapai. Tanpa disiplin pegawai yang
baik, sulit bagi organisasi perusahaan dapat mencapat hasil yang optimal.
kebijakan yang ada merupakan penyebab banyaknya tindakan indisipliner, salah satu
upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program
orientasi kepada tenaga kerja. Selain memberika orientasi, pimpinan harus dapat
antara lain terlambat datang, paling cepat, tidak masuk kerja dan ketidak patuhan.
Disiplin yang efektif sebaiknya diarahkan kepada perilakunya, bukan kepada karyawan
secara pribadi, karena alesanya untuk pendisiplinan adalah untuk meningkatkan kinerja ,
disiplin yang baik secara positif dikaitkan dengan kinerja dimana hal ini bertentangan
Kinerja karyawan yang baik merupakan output dari disiplin kerja yang tertanam
dalam diri karyawan, sejauh mana kemungkinan yang akan dirasakn oleh tenaga kerja
bahwa tenaga kerja yang telah diberikan dan usaha yang akan dilakukan dapat
membuahakan kinerja yang sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi (Moh, As’ad,
2004).
pemerintah dalam mendorong dan memperkuat peran serta masyarakat untuk dapat
2009 tentang pelayanan public, control penyelenggaraan pelayanan public dilakukan oleh
Barat masih belum optimal karena masih terdapat beberapa masalah yang terjadi di
keterbatasan anggaran, perasarana yang belum memadai, dan target penyelesaian laporan
yang tidak tercapainya. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu tidak
tercapainya target penyelesaian laporan penganduan dalam hal termasuk masalah kinerja
Berbicara mengenai kinerja organisasi terntunya tidak lepas dari sumber daya
manusia yang ada didalamnya. Karena dengan adanya sumber daya manusia yang baik
dalam suatu organisasi akan dapat mempengaruhi baik buruknya kinerja organisasi.
Sumber daya manusia dalam organisasi dalam hal itu pemimpin dan pegawai. Pegawai
harus memiliki kemampuan agar dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaannya dengan
kedisiplinan yang diterapkan oleh pemimpin kepada pegawai merupakan salah satu faktor
pegawai dalam menyelesaikan tugas dengan baik yang nantinya akan menentukan juga
Berdasarkan hasil riset pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh peneliti sebagai
tahap untuk membuat sebuah dugaan, maka didapatkanlah dugaan bahwa budaya
organisasi dan disiplin kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Berdasarkan dugaan
tersebut, peneliti ingin meneliti lebih dalam dengan judul penelitian “Budaya Organisasi
dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai di Ombudsman RI Perwakilan
JawaBarat”.
Ombudsman RI ?
Ombudsman RI ?
3. Apakah terdapat pengaruh dari budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap
Ombudsman RI.
Ombudsman RI.
3. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja
1. Bagi penulis
Untuk menggali ilmu yang lebih luas terkait budaya organisasi, disiplin kerja serta
2. Bagi akademik.
Dapat dijadikan sebagai bahan atau acuan untuk penelitian selanjutnya yang akan
3. Bagi perusahaan
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap agar aspek teoritis (keilmuan) dan aspek
praktis (guna laksana) dapat tercapai sehingga hasil penelitian ini mempunyai kegunaan.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat
dengan pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.
Bagi perusahaan
Bagi perusahaan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Manajemen
Definisi manajemen menurut Hasibuan (2019:9) adalah “ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif efisisen untuk
Definisi menurut Daft, seperti yang dikutip oleh Wibowo (2017:2) adalah “Pencapaian
tujuan organisasional dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
sebagai suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang kea rah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata”
Dari pendapat para ahli tersebut dapat dijelasakn bahwa manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
daya organisasional.
manajemen yaitu Sumber Daya Manunsia (SDM), Pembelanjaan, Produksi, Biaya, Pemasaran,
Sembilan bidang tersebut saling berkaitan satu sama lainny, karena perusahaan tidak bias
mencapai tujuannya juka hanya salah satu dari bidang tersebut yang dimanajemenkan untuk
mendukung tercapainnya tujuan perusahaan, tapi harus semua bidang tersebut dimanajemenkan,
karena manajemen didalam perusahaan sangat berpengaruh dengan berhasil tidaknya suatu
tujuan perusahaan.
Haizer dan Render, seperti yang dikutip oleh Lubis, dkk, (2018:4) mengemukakan
bahwa, “Semua manajer yang baik melakukan fungsi dasar dari proses manajemen. Proses
manajemen yaitu:
apa yang harus dicapai, bila hal itu dicapai, siapa yang bertanggung jawab dan mengapa harus
dicapai.
penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada di dalam
organisasi serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.
3. Actuating (pelaksanaan) merupakan tindakan pelaksanaan dari rencana yang dibuat. Pelaksanaan
4. Controling (pengendalian) yaitu mengdakan pemantauan dan koreksi sehingga bawahan dapat
Menurut Fayol, seperti yang dikutip oleh Hasibuan (2019:3) “Fungsi-fungsi manajemen terdiri
Dari pendapat para ahli tersebut dapat dijelaskan bahwa fungsi-fungsi manajemen yang
dikemukakan tidak sama, tergantung pada sudut pendekatan dan penadaan mereka. Bila
adalah proses pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar semua
potensi fisik dan psikis yang dimiliki befungsi maksimal untuk mencapai tujuan.
Definisi manajemen sumber daya manusia menurut Suwanto dan Priansa (2018:16)
adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusi dalam
organisasi perusahaan.
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
Dari pendapat para ahli tersebut dapat dijelaskan bahwa MSDM adalah suatu bidang
manajemen yang mempelajari proses pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja secara
Peranan manusia dalam organisasi perusahaan ini adalah sebagai tenaga kerja. Menurut
Sedarmayanti (2017:1) tenaga kerja adalah Setiap orang mampu melakukan pekerjaaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
Hasibuan (2019:27) menyatakan “Kualitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, supaya efektif dan efisien menunjang tercapainya tujuan. Penempatan
tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan keinginan dan keterampilannya. Dengan demikian,
gairah kerja dan kedisiplinannya akan lebih baik serta efektif menunjang terwujudnya tujuan
perusahaan.”
2.1.2.2. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi manajemen SDM menurut Flippo, seperti dikutip oleh Suwatno dan Priansa
1. Fungsi Manajerial
a) Perencanaan
Perencanaan adalah penentuan tindakan untuk mencapi tujuan. Hasil dari perencanaan adalah
b) Pengorganisasian
yang sesuai dengan fungsi-fungsi yang telah ditentukan, dan dilengkapi dengan karyawan serta
c) Pengarahan
Pengarahan berarti memberi petunjuk dan mengajak para pegawai agar mereka berkemauan
secara sadar untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang telah ditentukan perusahaan.
d) Pengendalian
Pengendalian berarti melihat, mengamati, dan menilai tindakan atau pekerjaan pegawai, apakah
mereka benar-benar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana. Membandingkan hasil yang
dicapai pegawai dengan hasil atau target direncanakan, kalau terjadi penyimpanan perlu
a. Pengadaan (Reqruitment)
Fungsi oprasional yang pertama ialah memperoleh jumlah dan jenis pegawai yang tepat
untuk mencapai tujuan organisasi, fungsi ini terutama berkaitan dengan penentuan kebutuhan
b. Pengembangan (Devlopment)
Sesudah pegawai diterima perlu dibina dan dikembngkan, dengan tujuan untuk
c. Kompensasi (Compensation)
Pengintegrasian (Integration)
d. Pemeliharaan
telah ada.
e. Pensiun (Sepration)
Fungsi pension berhubungan dengan pegawai yang sudah lama bekerja pada perusahaan,
agar memiliki rasa aman dengan menjamin pegawai-pegawai ini akan pensiun.
Menurut Koontz dan Weichrich (2010:203), “Budaya organisasi adalah pola perilaku,
kepercayaan, dan nilai yang dimiliki oleh organisasi mengenai apa yang pantas dan yang tidak
pantas, kemudian dijadikan pendoman bagi organisasi untuk bertindak dalam mencapi tujuan,”
Dessler (2013: 466) mengatakan, “Budaya organisasi merupakan karakteristik nilai, tradisi, dan
perilaku yang dimiliki oleh para karyawan diorganisasi mengenai mana yang benar atau salah,
atau mengenai apa yang seharusnya atau tidak seharusnya dilakukan.” Sedangkan Nasution
(2015: 268) berpendapat, “Budaya organisasi yaitu pernyataan filosofis yang dapat difungsikan
sebagai tuntutan yang mengikat para karyawan dan diformulasikan secara formal dalam berbagai
Dimensi untuk mengukur budaya organisasi meurut Robbins dan Judge (2016: 565).
a. Inovasi dan pengambilan risiko, yaitu ukuran mengenai sejauh mana para karyawan
b. Orientasi hasil, yaitu ukuran mengenai sejauh mana manajemen focus pada hasil yang
diraih dibandingkan dengan focus pada teknik dan proses yang digunakan untuk
d. Orientasi tim, yaitu ukuran mengenai apakah kegiatan kerja terorganisasi yang dilakuikan
e. Keagresifan, yaitu ukuran mengenai apakah para anggota organisasi bertindak agresif dan
f. Stabilitas, yaitu ukuran mengenai sejauh mana aktivitas organisasi memelihara kondisi.
c. Memberikan sarana komitmen agar hal yang lebih besar diutamakan dibandingkan dengan
e. Membantu organisasi bertahan pada standar yang ditentukan mengenai apa yang harus para
Artefak, yaitu budaya-budaya yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan baik oleh orang luar
maupun dalam organisasi seperti arsitektur lingkungan pekerjaan, bahasa, teknologi dan produk,
karya arsitik, cara berpakaian, perilaku bicara, emosi yang ditunjukkan, mitos dan cerita
mengenai organisasi yang diberitahu, nilai-nilai yang diumumkan, dan ritual atau upacara
a. Keyakinan dan nilai yang dianut, yaitu budaya-budaya yang dianut seseorang atau kelompok
mengenai mana yang benar, mana yang salah, mana yang akan berhasil, dan mana yang
tidak akan berhasil, kemudian ditiru organisasi sebagai acuan untuk bertindak.
b. Asumsi dasar, yaitu budaya-budaya yang berasal dari kejadian yang berulang, kemudian
dijadikan keyakinan serta nilai-nilai yang diakui dan menjadi penentu perilaku, persepsi,
Menurut Schein (2010: 14), Faktor yang mempengaruhi budaya organisasi diantaranya
a. Perilaku umum dalam berinteraksi, yaitu bahasa, adat dan tradisi, dan ritual yang
digunakan;
b. Filosofi resmi, yaitu kebijakan luas dan prinsip-prinsip ideologis yang memandu tindakan
lainnya;
c. Aturan permainan, yaitu aturan implisit untuk bergaul dalam organsiasi, tali yang harus
d. Iklim, yaitu perasaan yang dituangkan melalui tata letak fisik dan metode anggota
organisasi berinteraksi satu sama lain, dengan pelanggan, atau dengan orang luar lainnya;
e. Keterampilan yang tertanam, yaitu kompetensi khusus yang ditunjukkan oleh anggota
kelompok dalam meyelesaikan tugas-tugas tertentu atau kemampuan untuk membuat hal-
f. Kebiasaan berpikir, model mental, dan/ atau paradigm linguistic yaitu kerangka kognitif
yang memandu persepsi, pemikiran dan bahasa yang digunakan oleh anggota kelompok
Dalam membangun budaya organisasi, Schein (2010: 18) membagi asal hambatan
menjadi 2 sumber
3) kesepakatan tentang cara yang digunakan untuk mencapai tujuan,seperti struktur organisasi,
4) kesepakatan tentang kriteria yang akan digunakan dalam mengukur seberapa baik kegiatan
anggota dalam memenuhi tujuannya, seperti informasi dan system kontrol; dan
5) kesepakatan tenatang strategi koreksi atau perbaikan yang tepat untuk digunakan jika tujuan
tidak tercapai.
1) membuat bahasa umum dan klasifikasi konseptual agar anggota organisasi dapat
keanggotaan;
anggota;
5) menentukan dan mengalokasikan penghargaan dan hokum serta pemahaman oleh para
anggota mengenai apa itu penghargaan dan apa itu hukuman; dan
para anggota dapat menghindari kegeleisahan ketika berusaha dengan hal-hal yang tidak
2.1.4.1.Pengertian Disiplin
Menurut Handoko dan Sinambela (2016: 334) “Disiplin adalah kesediaan seseorang
yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam
kesediaan dan kerelaan seseorang orang untuk mematuhi dan menanti norma-norma peraturan
yang berlaku disekitarnya.”Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan ,
sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian
tujuan perusahaan. Hasibuan (2016) berpendapat bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku.
kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan dan norma-norma yang
berlaku.
Tujuan disiplin kerja sangat penting. Tujuan utama disiplin kerja adalah demi
kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang
Menurut Saksono sastrohadiwiryo (2003) secara khusus tujuan disiplin pegawai, antara lain:
1. Agar para pegawai menempati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun
peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis,
3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa
4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norama-norma yang
organisasi. Bebagai aturan yang disusun oleh organsasi adalah tutuntutan yang mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan. Pada saat suatu aturan yang dilanggar, efektivitas organisasi
berkurang sampai pada tingkat tententu, tergantung pada kerasnya pelanggaran, sebagai contoh,
jika seseorang pegawai terlambat sekali berdampak terhadap organisasi mungkin minimal.
Tetapi secara konsisten terlambat bekerja adalah masalah yang lain karena terjadi perubahan
persosalan menajadi serius mengingat berpengaruh signifikan pada produktivitas kerja dan moral
pegawai lainnya. Dalam hal ini pemimpin harus menyadari bahwa tindakan pendisiplinan dapat
merupakan kekuatan positif bagi organisasi apabila diterapkan secara konsisten dan berkeadilan.
Lebih lanjut untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut maka perlu diperhatikan unsur-unsur
1. Peraturan yang jelas dan tegas dengan sangsi hukuman yang sama bagi setiap
karyawan
2. Penjelasan kepada tenaga kerja tentang apa yang diharapkan dari mereka.
mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan pada suatu perusahaan seperti yang dijelaskan oleh
para ahli:
Menurut Rivai (2005) disiplin kerja memiliki beberapa komponen indicator yaitu
1) Kehadiran.
Hal yang menjadi indicator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan
biasanya karywan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat
dalam bekerja.
Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melainkan prosedur kerja dan
Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap tugas
5) Bekerja etis
atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan salah satu
bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari
Ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu prevektif, dan disiplin korektif. (Mangkunegara,
2005)
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerkakkan pegawai mengikuti dan
mematuhi pendoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan
dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif,
semua bagian system dalam organisas. Jika sestem organisasi baik, maka diharapkan
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggunakkan pegawai dalam menyatukan suatu
peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman
yang berlaku perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu
diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah
Menurut Kasmir (2016: 182) “Hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam satu priode
tertentu. Kinerja merupakan aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
1. Kualitas (Mutu)
Kualitas merupakan suatu tingkatan dimana proses atau hasil dari suatu
2. Kuantitas (Jumlah)
bentuk satuan mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus kegiatan yang
diselesaikan.
atau suatu hasil produksi dapat dicapai dengan batas waktu yang telah
detetapkan sebelumnya.
4. Penekanan biaya
dianggarkan.
5. Pengawasan
sebagai berikut:
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bias dicapai, kita boleh mengatakan bahwa
kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akiba-akibat yang tidak dicari kegiatan
yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efisien.
2. Otoritas (wewenang)
Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu
yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya.
3. Disiplin
Disiplin adalah taat kepada hokum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin
4. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya piker dan kreatifitas dalam membentuk
Menurut Bangun (2012) berbagai dimensi untuk kriteria kinerja yang dapat digunakan
1. Jumlah pekerjaan
pekerjaan.
2. Kualitas pekerjaan
pekerjaan lainnya. Pekerjaan yang tidak selesai tepat waktu pada suatu bagian
4. Kehadiran
Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu karyawan saja. Untuk
jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan dua orng atau lebih,
sekerja lainnya.
Table II.1
Penelitian Terdahulu
penelitian ini.
Pendapatan Daerah
persial
2. Budaya
organisasi,disiplin kerja
signifikan terhadap
produktivitas kerja
karyawan Badan
Pendapatan Daerah
simultan.
Indah
Franckie R. (p=0,976).
R. Maramis
(2018)
masalah penelitian.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan penulis menarik hipotesis dalam penelitian
Menurut (Sugiyono 2014:93) “Model penelitian adalahpola hubungan variabel yang akan
diteliti.” Jadi model penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan
hubungan anatara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,
dan sistematis. Berdasarkan penyataan tersebut metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
memperoleh data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan dibuktikan dan dikembangkan suatu
pengentahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memaham, memecahkan dan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Menurut Kasiram dalam (Sujarweni, 2015:39) Penelitian kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat penganalisis
3.4.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya menurut (Sugiyono, 2018:80) Dalam hal ini, populasinya adalah pegawai
3.4.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
(Sugiyono,2018:81)
variabel yang dapat diukur. Penelitian perlu menetapkan cara pengukuran variabel tersebut agar
dapat memperoleh nilai yang tepat untuk variabel tersebut. Proses penentuan ukuran suatu
variabel tersebut dikenal dengan nama oprasionalisasi variabel dan merupakan jembatan yang
oprasional memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replica pengukuran dengan
cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran yang lebih baik.
Untuk mengetahui adanya pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerrja terhadap
kinerja pegawai Ombudsman RI, makan dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian
kuantitatif.
untuk mengukur apa yang ingin diukur. Menurut (Syahrum & salim 2014:133), validitas
untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya perlu pada satu
variabel atau lebih tanpa memperbandiingkan dan mencari hubungan variabel itu
apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi, uji normalitas
Analisis kolerasi yaitu alat uji statistic yang memilki tujuan untuk mencari hubungan
2017:14) Objek penelitian merupakan atribut atau sifat atau nilai dari orng, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tententu yang ditetapkan oleh peneliti untuk