Anda di halaman 1dari 10

KISI – KISI

LEARNING JOURNAL ASN BERAKHLAK


Dipersembahkan untuk kamu-kamu yang sedang lelah ….

EPISODE 1

Pelayanan publik di Indonesia merupakan bagian integral dari tatanan sosial dan politik yang harus terus
berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), tanggung jawab
yang diemban menjadi semakin penting dalam meningkatkan kapasitas pelayanan publik, terutama di era
disrupsi ini di mana perubahan teknologi dan dinamika sosial semakin merambah ke dalam berbagai lini
kehidupan masyarakat. Dalam konteks ini, tagline ASN BERAKHLAK yang mengedepankan orientasi
pelayanan, akuntabilitas, kompetensi, harmoni, loyalitas, adaptabilitas, dan kolaborasi, menjadi landasan
yang sangat relevan dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Orientasi pelayanan memposisikan ASN
sebagai pelayan masyarakat yang bertanggung jawab untuk memberikan solusi yang bermakna terhadap
masalah yang dihadapi. Keterampilan komunikasi yang baik, empati terhadap kebutuhan masyarakat,
serta kemampuan untuk berpikir kreatif dalam menemukan solusi menjadi kunci dalam implementasi
orientasi pelayanan.

Akuntabilitas menjadi prinsip yang mendasar bagi seorang ASN. ASN harus memiliki kesadaran untuk
bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Hal ini meliputi ketaatan terhadap
standar etika dan hukum yang berlaku serta kesiapan untuk dipertanggungjawabkan atas kinerja yang
ditunjukkan. Kompetensi menjadi aspek krusial dalam menghadapi dinamika era disrupsi. ASN harus
memiliki kemampuan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Inisiatif untuk mengikuti pelatihan, kursus, atau
pengalaman kerja tambahan yang relevan menjadi strategi yang perlu ditempuh untuk memperkaya
kompetensi ASN.

Harmoni dan loyalitas membentuk pondasi yang kuat dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan
produktif. Kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan sesama ASN dan mitra kerja dari sektor lain
menjadi penting dalam menciptakan sinergi dan kolaborasi yang berkelanjutan. Kesetiaan terhadap nilai-
nilai organisasi juga berperan dalam mempertahankan integritas dan kepercayaan publik terhadap
institusi. Adaptabilitas menjadi kunci dalam menghadapi perubahan yang cepat dan tidak terduga di
lingkungan kerja. ASN harus mampu beradaptasi dengan situasi baru serta mengatasi tantangan yang
muncul dengan fleksibilitas dan kreativitas yang tinggi. Kolaborasi menjadi inti dari pelayanan publik yang
optimal. ASN harus mampu bekerja sama lintas sektor dan disiplin ilmu untuk mencapai hasil yang lebih
baik bagi masyarakat. Kolaborasi memungkinkan pertukaran ide, sumber daya, dan pengalaman yang
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik.

Dengan menginternalisasi nilai-nilai ASN BERAKHLAK dan berkomitmen untuk terus mengembangkan diri,
seorang ASN dapat menjadi agen perubahan yang berpengaruh dalam mewujudkan pelayanan publik
yang berkualitas tinggi, terutama di tengah dinamika dan tantangan yang ada di era disrupsi ini.
Keberhasilan dalam implementasi nilai-nilai ini akan menjadi cerminan dari dedikasi ASN dalam melayani
masyarakat dan mencapai keberlanjutan pembangunan di Indonesia.
EPISODE 2

Sebagai bagian dari struktur administratif pemerintahan, Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki
peran yang mendasar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemahaman akan pentingnya
orientasi pelayanan yang ditujukan kepada kebutuhan masyarakat merupakan aspek krusial dalam
menjalankan tugas ASN. Hal ini tidak hanya mencakup tanggung jawab profesional dalam menjalankan
tugas administratif, tetapi juga merupakan cerminan dari integritas moral dan etis seorang ASN.Pelayanan
yang diberikan oleh seorang ASN bukanlah semata-mata untuk memenuhi kepentingan diri sendiri,
melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat dengan penuh dedikasi dan kesungguhan. Orientasi
pelayanan yang efektif menuntut responsivitas yang cepat dan efisien terhadap kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, seorang ASN perlu senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan mereka dengan
menerima umpan balik dan kritik yang konstruktif.

Pentingnya tanggung jawab moral dalam memberikan pelayanan publik ditekankan sebagai bagian dari
panggilan spiritual dan kesadaran moral seorang ASN. Kesadaran akan tanggung jawab moral menjadi
pedoman bagi ASN dalam menjalankan tugas dengan integritas dan kejujuran. Pandangan filosofis Ki Hajar
Dewantara tentang hidup bermanfaat memberikan inspirasi yang signifikan bagi seorang ASN. Konsep
hidup bermanfaat menekankan pentingnya kontribusi positif terhadap masyarakat dan bangsa. Seorang
ASN dapat menerapkan prinsip ini dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Selain itu, pemikiran Stephen Covey tentang kebutuhan hidup juga memberikan wawasan yang penting
bagi seorang ASN. Covey menyoroti kebutuhan dasar manusia, seperti keamanan, kasih sayang,
penghargaan diri, pertumbuhan, dan kontribusi. Seorang ASN dapat menggunakan pemahaman ini dalam
memberikan pelayanan yang responsif terhadap kebutuhan yang beragam di masyarakat. Covey juga
menekankan pentingnya pengembangan karakter dan kepemimpinan yang efektif dalam mencapai tujuan
hidup yang bermakna. Seorang ASN dapat mengadopsi prinsip-prinsip ini untuk mengembangkan
keterampilan kepemimpinan dan memimpin perubahan positif dalam lingkungan kerja mereka.

Secara keseluruhan, seorang ASN perlu menggabungkan nilai-nilai orientasi pelayanan, pandangan hidup
bermanfaat dari Ki Hajar Dewantara, dan pemikiran Stephen Covey tentang kebutuhan hidup. Dengan
memahami dan menerapkan nilai-nilai ini, seorang ASN dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam
melayani masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan bangsa yang lebih baik.
EPISODE 3

Pembelajaran dari figur sejarah seperti Bung Hatta mengilhami tantangan moral dan etis yang
dihadapi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat pada umumnya. Kesederhanaan, kejujuran,
dan tanggung jawab moral yang diperlihatkan oleh Bung Hatta memperkuat prinsip-prinsip yang patut
diikuti oleh ASN. Kepatuhan terhadap nilai-nilai ini tidak hanya menjadi kewajiban moral, tetapi juga
merupakan landasan utama untuk memastikan pelayanan publik yang berkualitas dan berintegritas.
Dalam konteks pemerintahan, akuntabilitas menjadi prinsip kunci yang harus diterapkan oleh setiap ASN.
Tanpanya, kinerja ASN menjadi rentan terhadap gangguan, dan pelayanan publik menjadi tidak optimal.
Prinsip akuntabilitas memastikan bahwa setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh ASN harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar moral, etika, dan hukum yang berlaku.

Menyoroti hasil survei integritas yang mengungkapkan adanya risiko korupsi yang masih meluas di
berbagai instansi pemerintahan. Penyalahgunaan fasilitas kantor, gratifikasi, serta praktik jual beli jabatan
menjadi contoh konkret dari tantangan yang dihadapi dalam menjaga integritas dan memastikan
akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan internalisasi
panduan perilaku yang sesuai dengan prinsip akuntabilitas. Pelaksanaan tugas dengan jujur, penggunaan
kekayaan negara secara bertanggung jawab, serta menolak penyalahgunaan kewenangan jabatan
menjadi beberapa panduan yang harus diikuti oleh setiap ASN. Melalui penerapan prinsip-prinsip ini, ASN
dapat menjaga integritas dan memastikan pelayanan publik yang adil, transparan, dan efisien.

Integritas dan kehormatan merupakan aspek penting dalam menilai kualitas seorang ASN. Cara mereka
bekerja, kejujuran, serta kesungguhan dalam menjalankan tugas menjadi penentu utama dalam
membangun reputasi yang baik. Integritas bukan hanya menjadi landasan moral, tetapi juga merupakan
modal utama dalam mencapai keberhasilan karir tanpa cela. Panggilan untuk mencari, menuntut, dan
melaksanakan kebenaran menjadi pegangan utama dalam setiap tindakan seorang ASN. Kebenaran bukan
hanya menjadi tujuan akhir, tetapi juga menjadi prinsip yang harus dipegang teguh dalam setiap aspek
kehidupan dan pekerjaan.

Dengan demikian, kesederhanaan, kejujuran, akuntabilitas, integritas, dan kesungguhan merupakan inti
pesan yang terkandung dalam teks. Nilai-nilai tersebut memainkan peran krusial dalam membentuk
karakter dan kualitas pelayanan seorang ASN. Melalui kesadaran akan pentingnya nilai-nilai tersebut, ASN
dapat menjadi agen perubahan yang mendorong terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas,
transparan, dan bertanggung jawab.
EPISODE 4

Pengembangan kompetensi diri menjadi aspek krusial yang ditekankan dalam materi tersebut,
sebagaimana tercermin dari perjalanan intelektual dan kontribusi BJ Habibie dalam dunia penerbangan.
Sikap belajar yang proaktif menjadi pijakan utama, di mana belajar dipandang sebagai kesempatan untuk
pertumbuhan dan kontribusi yang lebih baik. Ini menggarisbawahi pentingnya sikap pembelajaran yang
berkelanjutan bagi ASN agar dapat mengantisipasi dan merespons dinamika lingkungan kerja dengan baik.
Selanjutnya, pentingnya berbagi ilmu juga ditekankan, terinspirasi dari kebijaksanaan Habibie yang aktif
dalam berbagi pengetahuan. Berbagi ilmu tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan individu, tetapi
juga untuk memperkaya kebijaksanaan kolektif serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif
dan inovatif. ASN didorong untuk memahami bahwa keberhasilan sejati tidak hanya didasarkan pada
pencapaian pribadi, tetapi juga pada kontribusi yang mereka berikan kepada orang lain dan organisasi.

Maksimalkan potensi dan kompetensi individu menjadi aspek lain yang ditekankan dalam materi tersebut.
Setiap individu memiliki bakat dan kompetensi unik yang perlu digali dan diperluas untuk memberikan
kontribusi yang berarti dalam lingkungan kerja ASN. Ketidakmampuan dalam memaksimalkan potensi
dapat menghambat kemajuan dan kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh ASN. Peningkatan
kompetensi menjadi prinsip yang harus dipegang teguh oleh setiap ASN. Kompetensi bukanlah sesuatu
yang statis, tetapi harus senantiasa dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan zaman dan
perubahan lingkungan kerja. ASN dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
mereka agar dapat memberikan respons yang efektif terhadap tantangan yang terus berkembang dalam
pelayanan publik.

Panduan perilaku kompeten juga diperkenalkan sebagai landasan bagi setiap ASN dalam menjalankan
tugas mereka dengan profesionalisme dan integritas. Panduan tersebut mencakup berbagai aspek,
termasuk peningkatan kompetensi diri, membantu orang lain dalam proses pembelajaran, serta
melaksanakan tugas dengan kualitas yang optimal. Panduan ini memberikan kerangka kerja yang jelas
bagi ASN untuk menjalankan tugas mereka dengan efektif dan bertanggung jawab. Komitmen untuk terus
belajar dan berkembang merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap ASN. Komitmen ini menunjukkan
kesediaan ASN untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi serta mengembangkan kemampuan
mereka sesuai dengan tuntutan lingkungan kerja yang dinamis. Hanya dengan cara ini, ASN dapat tetap
relevan dan memberikan kontribusi yang berarti dalam pelayanan publik.

Dengan memahami dan menginternalisasi inti pembelajaran yang disampaikan dalam materi tersebut,
setiap ASN diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu menghadapi tantangan dan
perubahan zaman dengan sikap yang positif dan proaktif. Melalui komitmen untuk terus belajar dan
meningkatkan kompetensi diri, ASN dapat memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan
bermartabat bagi masyarakat.
Episode 5

Pelayanan yang diselenggarakan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) memegang peranan krusial dalam
mewujudkan kesejahteraan serta kepuasan masyarakat. Pelayanan yang harmonis, peduli, menghargai
perbedaan, suka menolong tanpa diskriminasi, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif
merupakan fondasi utama dalam memberikan layanan yang berkualitas dan bermartabat. Harmoni dalam
konteks pelayanan ASN mengandung makna kerjasama dan koordinasi yang efektif di antara individu
maupun unit kerja. Kesuksesan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sangat bergantung pada
kolaborasi yang harmonis di antara ASN. Membangun hubungan yang harmonis akan memperlancar
jalannya proses pelayanan tanpa hambatan.

Peduli merupakan aspek esensial yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam memberikan pelayanan.
Kemampuan untuk merasakan empati dan kepedulian terhadap kebutuhan serta masalah yang dihadapi
oleh masyarakat akan menghasilkan pelayanan yang lebih relevan dan signifikan. Respons yang tepat
terhadap kebutuhan masyarakat merupakan upaya untuk memberikan dampak positif yang lebih besar
dalam kehidupan masyarakat. Menghargai perbedaan menjadi prinsip fundamental dalam memberikan
pelayanan. Masyarakat memiliki latar belakang, budaya, dan kepercayaan yang beragam. Oleh karena itu,
penting bagi ASN untuk memperlakukan setiap individu dengan penuh hormat dan menghargai
keragaman tersebut. Sikap inklusif ini mencegah terjadinya diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil
dalam pelayanan publik.

Semangat untuk membantu tanpa memandang perbedaan merupakan ciri khas yang harus dimiliki oleh
ASN. Setiap individu yang membutuhkan pertolongan harus mendapat bantuan tanpa adanya diskriminasi
berdasarkan status, latar belakang, atau kepercayaan mereka. Semangat gotong royong dan kepedulian
terhadap sesama menjadi nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam memberikan pelayanan
publik.Pembangunan lingkungan kerja yang kondusif menjadi tanggung jawab bersama setiap ASN.
Suasana kerja yang nyaman, inklusif, dan mendukung akan meningkatkan produktivitas dan semangat
kerja. Kolaborasi, komunikasi terbuka, serta penghargaan terhadap rekan kerja akan menciptakan
atmosfer kerja yang positif, merangsang terciptanya inovasi dan kreativitas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.

Secara keseluruhan, pelayanan ASN yang harmonis, peduli, menghargai perbedaan, suka menolong tanpa
diskriminasi, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif merupakan bukti dari dedikasi serta
komitmen ASN dalam menjalankan tugas pelayanan publik. Dengan memahami dan menerapkan nilai-
nilai tersebut, ASN dapat menjadi agen perubahan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan
lingkungan kerja mereka.
EPISODE 6

Loyalitas merupakah elemen yang tak tergantikan dalam struktur sosial, termasuk dalam konteks
pelayanan publik yang diemban oleh Aparatur Sipil Negara (ASN). Pada hakikatnya, kebangsaan dan
kesetiaan terhadap nilai-nilai adalah pilar penting dalam membangun suatu bangsa yang kokoh dan
berdaulat. Melalui telaah tentang Jenderal Sudirman, seorang tokoh pahlawan yang meneladani dedikasi
dan kesetiaan kepada tanah air, materi ini menyoroti esensi dari loyalitas dalam menjalankan peran dan
tanggung jawab seorang ASN.

Sikap kesetiaan dan keberpihakan Jenderal Sudirman terhadap negara dan ideologi yang mempersatukan
Indonesia memberikan inspirasi bagi generasi penerus. Kesetiaan yang dijunjung tinggi tidak semata-mata
kepada kepentingan individu atau golongan, namun kepada prinsip-prinsip yang menjadi tiang penopang
kesatuan bangsa. Demikianlah, ASN diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai loyalitas ini dalam
menjalankan tugas pelayanan masyarakat dengan penuh integritas. Namun, dalam realitasnya, loyalitas
ASN dapat terpapar oleh sejumlah faktor yang mempengaruhi. Misalnya, aspek kepribadian yang
cenderung mudah bosan atau ketidakselarasan dengan budaya organisasi, turut menjadi hambatan dalam
memelihara loyalitas. Faktor-faktor rasional, seperti imbalan materi dan fasilitas, juga memiliki peran
penting dalam menentukan tingkat kesetiaan seorang ASN. Lingkungan kerja yang tidak kondusif dan
ketidaksesuaian dengan atasan juga menjadi pemicu emosional yang dapat mengikis loyalitas ASN.

Pentingnya penguatan ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat diabaikan. Survei
menunjukkan bahwa sebagian ASN terpapar oleh ideologi-ideologi lain yang dapat mengancam kesetiaan
terhadap ideologi Pancasila dan NKRI. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang kuat terhadap nilai-
nilai tersebut, serta kewajiban ASN untuk menjaga nama baik instansi, pimpinan, dan negara. Loyalitas
ASN bukanlah sekadar ketaatan kepada atasan, melainkan lebih kepada kesetiaan terhadap ideologi,
dasar negara, dan pemerintahan yang sah. Setiap tindakan dan keputusan seorang ASN harus sejalan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan NKRI. Dengan mempertahankan prinsip-prinsip
ini, ASN dapat melaksanakan tugasnya sebagai pelayan publik dengan integritas dan profesionalisme,
menjadi agen perubahan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa.

Loyalitas menjadi pondasi kokoh dalam menjaga keberlangsungan dan kejayaan suatu bangsa, terutama
dalam era tantangan dan perubahan yang terus berkembang. Sebagai ASN, menjaga loyalitas bukanlah
hanya tugas, melainkan komitmen yang dalam dan bertanggung jawab terhadap masa depan negara.
Maka, junjunglah kesetiaan dalam diri, tunjukkan dedikasi yang sejati, dan berikanlah yang terbaik dalam
setiap langkah pelayanan. Itulah inti dari menjadi ASN yang bermoral, siap untuk berbakti bagi
kepentingan bangsa dan negara.
EPISODE 7

Fokus dari materi tersebut adalah mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk senantiasa beradaptasi,
berkembang, dan mengikuti perkembangan zaman. ASN diharapkan menjadi agen perubahan yang
memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan dengan sikap yang adaptif dan inovatif. Dengan
demikian, ASN dapat mempertahankan relevansi dan kualitas pelayanan publik mereka di tengah
dinamika perubahan zaman yang terus berlangsung. Dalam era modern yang ditandai oleh perubahan
yang cepat dan kompleks, ASN memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelancaran dan
kualitas layanan publik. Keterlibatan ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
menempatkannya pada posisi strategis dalam mengantisipasi serta merespons perubahan yang terjadi.
Oleh karena itu, ASN dituntut untuk mengadaptasi diri dengan baik terhadap perkembangan zaman agar
tetap relevan dan efektif dalam menjalankan tugas mereka.

Kesadaran akan pentingnya adaptasi terhadap perubahan zaman menjadi hal yang sangat vital bagi ASN.
Perubahan yang terus menerus dalam teknologi, kebijakan publik, dan kebutuhan masyarakat
memerlukan ASN untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. Dengan demikian,
ASN dapat tetap relevan dan efisien dalam memberikan layanan yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Lebih lanjut, ASN juga harus mengembangkan sikap yang adaptif dan inovatif dalam menghadapi
tantangan yang dihadapi. Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan
kerja dan menghasilkan solusi-solusi kreatif merupakan kunci keberhasilan dalam era dinamika yang terus
berkembang. ASN yang mampu menghadapi perubahan dengan fleksibilitas dan kreativitas akan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam memajukan pelayanan publik.

Tidak hanya itu, ASN juga perlu terus meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka sesuai dengan
tuntutan zaman. Melalui pelatihan, pendidikan lanjutan, dan pengalaman praktis, ASN dapat
meningkatkan profesionalisme mereka. Dengan memperkuat fondasi pengetahuan dan keterampilan,
ASN dapat lebih efektif dalam menangani kompleksitas tugas dan tantangan yang dihadapi. Selain itu, ASN
juga diharapkan memiliki peran sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Mereka harus memiliki
kemampuan untuk memimpin dan mendorong inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Keberanian untuk mengambil inisiatif, menggagas perubahan positif, dan bekerja sama dengan berbagai
pemangku kepentingan merupakan karakteristik yang dibutuhkan oleh ASN sebagai agen perubahan yang
efektif. Integritas dan profesionalisme juga harus menjadi fokus utama ASN dalam menjalankan tugas
mereka. Integritas dalam bertindak dan konsistensi dalam menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika
merupakan landasan utama dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik.
Profesionalisme dalam setiap interaksi dan keputusan akan meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan
yang diberikan oleh ASN.

Dengan demikian, ASN dituntut untuk menjadi agen perubahan yang tanggap terhadap perubahan zaman
dan mampu menghadapi tantangan dengan sikap yang adaptif, inovatif, dan profesional. Kualitas
pelayanan publik yang unggul dapat terwujud melalui kesadaran, komitmen, dan upaya berkelanjutan
dari setiap ASN dalam mengembangkan diri dan menyelaraskan diri dengan dinamika perubahan yang
terus berlangsung.
EPISODE 8

Inti pembelajaran yang ditekankan bagi ASN meliputi kolaborasi, sinergi, dan keselarasan dalam
menjalankan tugas sebagai pelayan publik. Pertama, penekanan pada pemahaman akan tujuan nasional
Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang mencakup perlindungan dan
kemajuan kesejahteraan umum, serta kontribusi terhadap perdamaian dan keadilan sosial global. Kedua,
diberikan pemahaman tentang perlunya revitalisasi dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang sedang
berlangsung, di mana efisiensi dalam tugas ASN menjadi krusial melalui kolaborasi dan integrasi antar
lembaga pemerintah. Ketiga, di era kolaboratif, penting bagi ASN untuk meninggalkan ego sektoral dan
bersinergi, fokus pada pelayanan terbaik bagi masyarakat dengan memperkuat kolaborasi antar-ASN dari
berbagai latar belakang dan wilayah. Keempat, diberikan pemahaman tentang posisi daya saing global
Indonesia dalam forum ekonomi global pada tahun 2019, yang memerlukan kolaborasi dan sinergi untuk
meningkatkan daya saing bangsa. Kelima, diperkenalkan panduan perilaku kolaboratif yang meliputi
memberi kesempatan berkontribusi, terbuka dalam menciptakan nilai tambah, dan menggerakkan
pemanfaatan sumber daya untuk tujuan bersama.
Intinya, ASN perlu memiliki kemampuan berkolaborasi, bersinergi, dan membuka diri terhadap
kontribusi berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama dalam memajukan bangsa dan meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Kolaborasi lintas sektor, daerah, dan profesi menjadi kunci dalam menghadapi
tantangan zaman, dengan harapan bahwa melalui kerjasama sinergis, ASN dapat menjadi agen perubahan
yang efektif dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Pentingnya pemahaman akan
tujuan nasional, adaptasi terhadap Revolusi Industri 4.0, dan peningkatan daya saing global Indonesia
melalui kolaborasi dan sinergi merupakan landasan penting dalam menjalankan tugas pelayanan publik.
Dalam konteks ini, penerapan panduan perilaku kolaboratif menjadi suatu keharusan dalam menjawab
kompleksitas tantangan zaman dan menjamin pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Oleh karena itu,
pembangunan kemampuan berkolaborasi, sinergi, dan keselarasan menjadi prasyarat bagi setiap ASN
yang berkomitmen menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik dengan baik.
EPSIODE 9

Inti pembelajaran yang ditawarkan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dari materi tersebut menyoroti
pentingnya jiwa pelayanan, integritas, dan komitmen dalam meningkatkan kualitas layanan publik di
Indonesia. Beberapa aspek utama yang dapat ditekankan dari teks tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, jiwa pelayanan menjadi hal yang mendasar bagi seorang ASN. Mereka harus memiliki motivasi
intrinsik untuk melayani masyarakat, serta memahami bahwa pelayanan merupakan panggilan dan
tanggung jawab yang harus diemban dengan baik. Teladan dari Abdi Dalem menjadi inspirasi bagi ASN
dalam menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan keikhlasan. Kedua, meningkatkan kualitas
layanan publik di Indonesia menjadi fokus utama bagi ASN. Meskipun Indonesia masih menghadapi
tantangan dalam hal ini, ASN diharapkan dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas layanan
tersebut dengan berbagai upaya yang diperlukan, mulai dari peningkatan efisiensi proses hingga
penerapan teknologi informasi yang memadai.

Ciri-ciri ASN berkualitas juga menjadi sorotan penting dalam materi tersebut. ASN yang berkualitas adalah
mereka yang memiliki passion dalam pekerjaan mereka, menjunjung tinggi integritas, berinisiatif,
memiliki wawasan luas, mampu berkomunikasi dengan baik, produktif, dan berorientasi pada pencapaian
target yang ditetapkan. Pentingnya adaptasi dan penerapan kode etik juga tidak boleh diabaikan oleh
ASN. Di tengah dinamika globalisasi dan integrasi antarinstansi pemerintahan, ASN perlu mampu
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan, serta menjunjung tinggi kode etik yang jelas
sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Konsep employer branding ASN
menjadi hal yang menarik untuk dipertimbangkan. ASN perlu membangun citra positif sebagai pelayan
negara yang bangga dengan profesinya, bukan hanya karena jabatan atau pangkat yang mereka miliki,
tetapi karena dedikasi dan kontribusi mereka dalam melayani masyarakat dan negara dengan baik.

Secara keseluruhan, pembelajaran yang disampaikan kepada ASN melalui materi tersebut menekankan
bahwa jiwa pelayanan, integritas, dan komitmen untuk meningkatkan kualitas layanan publik adalah kunci
utama dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pelayan negara. Dengan kesadaran
akan pentingnya hal-hal tersebut, diharapkan ASN dapat menjadi agen perubahan yang mampu
memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan membanggakan bagi bangsa dan negara.
EPISODE 10

Simbol-simbol yang disebutkan, seperti Kompas, Jangkar, dan Kipas, menjadi metafora yang kuat dalam
menggambarkan nilai-nilai dan orientasi yang diharapkan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pelayan publik.

Pertama, Kompas melambangkan arah dan kebanggaan ASN dalam melayani negara. Sebagaimana
sebuah kompas memberikan arahan yang jelas dalam navigasi, demikian pula kebanggaan dalam melayani
bangsa harus menjadi pedoman yang mengarahkan setiap tindakan dan perilaku ASN dalam menjalankan
tugas mereka dengan integritas dan dedikasi yang tinggi. Kedua, Jangkar mencerminkan nilai-nilai
berakhlak yang menjadi fondasi teguh bagi ASN. Seperti jangkar yang kokoh menahan badai, ASN
diharapkan untuk berpegang pada nilai-nilai moral, seperti pelayanan yang harmonis, loyalitas terhadap
negara, adaptabilitas, dan kolaborasi yang menjadi landasan etis dalam interaksi dengan masyarakat dan
rekan kerja. Ketiga, Kipas atau propeller melambangkan dorongan yang mendorong ASN menuju visi
Indonesia Emas 2045. ASN perlu memiliki semangat dan motivasi yang kuat untuk terus bergerak maju,
beradaptasi dengan dinamika perubahan, dan berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan
publik guna mewujudkan cita-cita besar negara.

Corvelius ASN Berakhlak mencerminkan keseluruhan konsep yang diinginkan dari seorang ASN yang
bermoral dan beretika. Dengan memiliki orientasi pelayanan yang harmonis, loyalitas terhadap negara,
kemampuan adaptasi, serta kemampuan berkolaborasi yang tinggi, ASN dapat menjalankan tugas mereka
dengan efektif dan berkontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa. Tak kalah pentingnya, Tujuan
Indonesia Emas 2045 menjadi pendorong bagi ASN untuk memberikan yang terbaik dalam menjalankan
tugasnya. Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai berakhlak, ASN diharapkan dapat menjadi
agen perubahan yang berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita besar negara menuju Indonesia Emas
pada tahun 2045.

Dalam konteks ini, perlu ditekankan bahwa simbol-simbol tersebut bukan hanya sekadar representasi,
tetapi juga merupakan pedoman moral yang harus dipegang teguh oleh setiap ASN. Dengan
mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam simbol-simbol tersebut, ASN dapat memberikan
pelayanan publik yang berkualitas, berintegritas, dan berdaya saing tinggi demi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai