Anda di halaman 1dari 5

Nama kelompok : (Kelas AJ C)

1. Rahayuningsih_ P07124322057
2. Siti Fajariyatul Ula_P07124322058
3. Sri Hartini_P07124322059
4. Yulia Asti Arni P07124322061
5. Mitta Kurniawati P07124322069
6. Silvi Tohirotul Munawaroh _P07124322070
7. Fitri Anggraeni_P07124322076
8. Ida Paridawati_P07124322077
9. Arista Nindah Pratama_P07124322078

TUGAS DISKUSI KELOMPOK PBAK

1. NILAI-NILAI DAN PRINSIP ANTIKORUPSI


a. Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam
dalam diri setiap individu. Nilainilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi
kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
keberanian, dan keadilan.
b. Nilainilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi
faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah terjadinya faktor
eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu perlu memahami
dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas, transparansi,
kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam suatu
organisasi/institusi/masyarakat.
c. Oleh karena itu hubungan antara prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti korupsi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
I. Kejujuran adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan
mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
II. Kepedulian adalah sikap memperhatikan dan menghiraukan
III. Kemandirian mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab
dengan usahanya sendiri
IV. Kedisiplinan adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
V. Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan)
(Suryani, 2013).
2. CONTOH KODE ETIK PROFESI/ORGANISASI
a. Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik berasal dari bahasa
yunani, ethos yang artinya ajaran kesusilaan, dengan demikian kode etik adalah
system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa
yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional yang
menjadi anggota dari sebuah organisasi profesi.
b. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
I. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.
II. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu
profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
lapangan kerja (kalangan sosial).
III. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan
bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak
boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Contoh Kode Etik Profesi Bidan Menurut IBI:
I. Kewajiban Bidan Terhadap Klien dan Masyarakat
II. Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya
III. Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan Lainnya
IV. Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya
V. Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri
VI. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa, dan Tanah Air
3. INTEGRITAS DAN INDIKATORNYA
a. Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi RI, integritas adalah bertindak dengan cara
yang konsisten dengan apa yang dikatakan. Nilai integritas merupakan kesatuan
antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan
norma yang berlaku.
b. Contohnya, jika seseorang telah mengakui bahwa dia jujur, maka hal itu juga akan
tercermin dari tindakan, perasaan, dan perilakunya. Integritas akan menjaga orang itu
tetap jujur, walau tidak ada orang lain di sekitar yang melihat kejujurannya. 
c. Integritas merupakan salah satu nilai-nilai dasar pribadi yang harus dimiliki
masyarakat. Nilai-nilai ini dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja,
nilai masyarakat atau nilai moral pribadi.
d. KPK merilis sembilan nilai integritas yang bisa mencegah terjadinya tindak korupsi.
Kesembilan nilai itu adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, sederhana, berani, dan adil. Secara singkat, mari kita pahami kesembilan nilai
integritas ini.
(Pusat Edukasi Anti Korupsi, 2022)
4. KONFLIK KEPENTINGAN
a. Tindak pidana korupsi (tipikor) dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah
satunya adalah konflik kepentingan (conflict of interest). Jika tidak ditangani dengan
baik, konflik kepentingan dapat menyebabkan korupsi dan menimbulkan kerugian
bagi negara. Melalui tulisan ini, mari kita mengenal apa pengertian konflik
kepentingan dan cara mencegahnya.
b. Pengertian konflik kepentingan tercantum pada Undang-undang 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan Pasal 1 ayat (14) dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi No 12 Tahun 2016 tentang
Pedoman Umum Penanganan Konflik Kepentingan, yang dimaknai sebagai: "kondisi
Pejabat Pemerintahan yang memiliki kepentingan pribadi untuk menguntungkan diri
sendiri dan/atau orang lain dalam penggunaan Wewenang sehingga dapat
mempengaruhi netralitas dan kualitas Keputusan dan/atau Tindakan yang dibuat
dan/atau dilakukannya".
c. Pelanggaran akibat konflik kepentingan yang diatur dalam Undang-Undang No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan dapat dijatuhi sanksi administratif
mulai dari ringan hingga berat.
d. Konflik kepentingan memiliki dampak yang sangat merugikan, baik bagi masyarakat
maupun bagi pelakunya. Kondisi ini bisa dicegah dengan menghindari atau
membatasi sumber-sumber konflik kepentingan, di antaranya:
o Menolak dan menghindari pemberian hadiah/gratifikasi yang terkait jabatan.
o Menghindari melakukan pekerjaan di luar pekerjaan saat ini.
o Membatasi atau menghindari kepemilikan aset pada perusahaan-perusahaan yang
dapat terkait dengan pelaksanaan tugas pejabat.
o Menghindari dan membatasi diri berinteraksi langsung dengan pihak-pihak terkait
yang
o dilarang oleh kode etik dan perundangan atau berpotensi dapat dipersepsikan
konflik kepentingan oleh publik.
o Menghindari rangkap jabatan.
o Membatasi dan mengurangi kepentingan pribadi yang dapat memengaruhi
pelaksanaan tugas.
o Mendorong perbaikan sistem pengelolaan konflik kepentingan di instansi untuk
menutup celah pelanggaran terhadap aturan/kebijakan konflik kepentingan.

Pusat Edukasi Anti Korupsi. 2022. https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-
ipsum/20220517-null
Suryani, I. (2013). Penanaman nilai anti korupsi di perguruan tinggi sebagai upaya
preventif pencegahan korupsi. Jurnal Visi Komunikasi/Volume XII, 308.

Anda mungkin juga menyukai