FERA RIANTI (P00324021129) FILA YANTI (P00324021130) HELEN AUSTIN P.M (P00324021131) IKMALASARI (P00324021132) IRMA ISDAYANTI (P00324021133) JULIA SALIANTI (P00324021134) WIWIK WARDANINGSI (P00324021157) NILAI – NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI
DOSEN : KARTINI,S.SiT,M.Kes A.Nilai-Nilai Dan Prinsip Anti Korupsi 1. Nilai-nilai Anti Korupsi
Pada dasarnya korupsi terjadi karena adanya faktor
internal (niat) dan faktor eksternal (kesempatan). Dengan faktor individu yang meliputi prilaku dan nilai- nilai yang dianut, seperti kebiasaan dan kebutuhan, sedangkan kesempatan terkait dengan sistem yang berlaku.Adapuj upaya pencegahan korupsi dapat di mulai dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada semua individu. Setidaknya Ada sembilan nilai-nilai anti korupsi yang penting untuk ditanamkan pada semua individu, kesembilan nilai anti korupsi tersebut terdiri atas:
Inti, yang meliputi kejujuran, kedisiplinan, dan
tanggung jawab. Sikap, yang meliputi keadilan, keberanian,dan kepedulian. Etos kerja, yang meliputi kerja keras, kesederhanaan,dan kemandirian. 2. Prinsip Anti Korupsi
Prinsip-prinsip anti korupsi merupakan langkah-langkah
antisipatif yang harus dilakukan agar laju pergerakan korupsi dapat dibendung bahkan diberantas. Prinsi anti korupsi pada dasarnya terkait dengan semua aspek kegiatan Publik yang menurut adanya integritas, objektivitas, kejujuran, keterbukaan, tanggung gugat ,dan meletakkan kepentingan publik di atas kepentingan masyarakat. Adanya kebijakan atau aturan main yang dapat membatasi ruang gerak korupsi serta kontrol terhadap kebijakan tersebut. Akuntabilitas, adalah kesesuaian antara aturan dengan pelaksanaan kerja. Transparansi, adalah merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka. Kewajaran, (fairness) dimaksud kan untuk mencegah adanya ketidakwajaran dalam pelanggaran, dalam bentuk Mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Kebijakan, adalah prinsip anti Korupsi yang keempat yang dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang kebijakan antikorupsi. Kontrol kebijakan, adalah upaya agar kebijakan yang di buat benar. B. Contoh Kode Etik Profesi/Organisasi
Etika profesi secara mendasar memang
berhubungan dengan moral seseorang terkait secara profesional dengan ap yang ia kerjakan. Beberapa contoh etika profesi dalam dunia kerja tersebut antara lain sebagai berikut. Transparansi Integritas Loyalitas Menjunjung Tinggi Reputasi Akuntabilitas Menghormati Kolega Menerima Dan Memberi Kritik Dengan Baik C. Integritas Dan Indikatornya
Integritas adalah kata yang berasal dari bahasa
latin yaitu,”integer” yang artinya utuh dan lengkap. Integritas adalah sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Integritas merupakan gambaran diri anda dalam suatu organisasi yang terlihat dari perilaku dan tindakan sehari-hari. D. Konflik Kepentingan Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah konflik kepentingan (conflict of interest). Konflik kepentingan seperti hubungan afiliasi antara seorang penyelenggara negara yang terlibat dalam penggandaan barang dan jasa dengan calon rekan atau situasi ketika seorang penyelenggara negara hendak mengambil keputusan terkait dengan sebuah lembaga dimana penjabat tersebut memiliki rangkap jabatan dilembaga tersebut. Beberapa bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh penyelenggara negara antara lain adalah: Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan. Situasi yang menyebabkan penggunaan asset jabatan/instansi untuk kepentingan pribadi/golongan. Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/instansi dipergunakan untuk kepentingan pribadi/golongan. Perangkappan jabatan di beberapa lembaga/instansi/perusahaan yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya. Situasi dimana seorang penyelenggara negar memberikan akses khusus kepada pihak tertentu misalnya dalam rektumen pegawai tanpa mengikuti proses yang seharusnya. Terdapat beberapa aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kerangka kebijakan yaitu: Pendefinisian konflik kepentingan yang berpotensi membahayakan integritas lembaga kebijakan konflik. Komitmen pemimpin dalam penerapan kebijakan konflik kepentingan. Pemahaman dan kesadaran yang baik tentang konflik kepentingan untuk mendukung kepatuhan dalam penanganan konflik kepentingan. Kebijakan konflik kepentingan perlu didukung oleh sebuah strategi yang efektif berupa: Penyusunan Kode etik Pelatihan, arahan, serta konseling untuk mengatasi situasi-situasi konflik kepentingan. Deklarasi konflik kepentingan. Dukungan kelembagaan. Organisasi atau lembaga penyelenggara negara tersebut Bekerja antara lain adalah: Pengangguran (divestasi) kepentingan pribadi penyelenggara negara dalam jabatannya. Penarikan diri (recusal) dari proses pengambilan keputusan Dimana seorang penyelenggara negara memiliki kepentingan. Membatasi akses penyelenggara negara atas informasi tertentu apabila yang bersangkutan memiliki kepentingan. Mutasi penyelenggara negara ke jabatan lain yang tidak memiliki konflik kepentingan. TERIMA KASIH