&
Korupsi terjadi ketika tidak ada nilai-
nilai antikorupsi yang ditanamkan
dalam diri kita.
Melalui pembiasaan dan
pengembangan nilai-nilai antikorupsi
diharapkan kita sebagai manusia akan
memiliki kendali diri terhadap pengaruh
buruk lingkungan.
Apabila kita mampu mengendalikan
pengaruh buruk yang muncul dari
lingkungan maka kita akan mampu
menghindarkan diri dari praktik praktik
korupsi.
Integritas sebagai identitas praktis. Identitas merupakan
komitmen mendasar yang berguna untuk mencari
makna dan tujuan hidup, berkompromi dengan prinsip
orang lain, keluarga dan lembaga masyarakat atau
agama.
Orang yang memiliki identitas/integritas akan
senantiasa memertahankan komitmen dalam dirinya,
meskipun banyak
pertentangan atau situasi yang memaksa mereka untuk
melanggar komitmennya sendiri
Menurut Jimmy Effan (2001) dalam
bukunya yang berjudul “ A Mind Set Free”
Mengemukakan bahwa ada empat pilar
Integritas Moral/Nilai yaitu :
1. Accountability (Bertanggung jawab),
setiap orang membutuhkan
pertanggungjawaban atas tindakannya
dan masukan dari orang lain. Karena,
bertanggung jawab akan melindungi diri
seseorang dari godaan dan berbuat
buruk,
2. Righteous Fellowship ( Berkawan dengan orang
yang membawa kita ke jalan yang benar), hal
tersebut agar kita tidak terjerumus atau
dijerumuskan ke jalan kejahatan. Karena tidak
jarang seseorang yang mengikuti kelompok
yang salah, mereka menjadi menghilangkan
dan merusak kebiasaan baik
3. Honesty ( Kejujuran), kejujuran akan
membuat kita bebas. Maksud bebas
disini kita tidak perlu membenarkan hal
yang pada dasarnya salah dan jujur pada
diri kita sendiri agar ketika melakukan
sesuatu sesuai dengan norma yang
berlaku.
4. Humility (rendah hati). Kerendahan hati
adalah suatu sikap menyadari
keterbatasan, kemampuan diri dan
ketidakmampuan diri, sehingga
dengannya seseorang tidaklah angkuh
dan tidak pula sombong.
Secara harfiah, integritas adalah resistensi dan
keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
Definisi lain integritas bisa diartikan suatu konsep
yang menunjuk konsistensi antara tindakan
dengan nilai dan prinsip- prinsip dalam etika,
integritas diartikan sebagai kejujuran dan
kebenaran dari tindakan seseorang.
Integritas berkaitan dengan konsistensi
dalam bersikap dengan nilai-nilai, prinsip
dan tujuan yang bersifat holistik .
Integritas juga bersumber dari nilai nilai
Agama, Falsafah, Ideologi dan Budaya.
1. Jujur
Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong dan tidak curang. Jujur adalah salah satu
sifat yang
sangat penting bagi kehidupan
mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan
dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi
landasan utama bagi penegakan integritas diri
seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
2. Disiplin
Adalah kebiasaan yang konsisten terhadap
segala bentuk peraturan atau tatatertib yang
berlakuberarti patuh pada aturan.
Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan
kepada peraturan
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku
seseorang dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya baik yang berkaitan dengan diri
sendiri, sosial, masyarakat, bangsa maupun
agama.
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan
baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya
di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia.
4. Adil
Berarti tidak berat sebelah,tidak memihak
pada salah satu.
Adil berarti perlakuan yang sama untuk
semua tanpa membedakan berdasarkan
golongan atau kelas tertentu.
Pribadi dengan karakter yang baik akan
menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya.
5. Berani
Adalah hati yang mantap,rasa percayadiri
yang besar dalam menghadapi ancaman
atau hal-hal yang dianggap sebagai bahaya
dan kesulitan.
Seseorang yang memiliki karakter kuat
akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran, termasuk berani
mengakui kesalahan, berani bertanggung
jawab, dan berani menolak kejahatan.
6. Peduli
Peduli adalah mengindahkan,
memperhatikan, dan menghiraukan (Sugono,
2008).
Kepedulian sosial kepada sesama
menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang.
Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi
akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di
mana masih terdapat banyak orang yang
7. Kerja keras
Adalah bersungguh-sungguh berusaha ketika
menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan,
pekerjaan dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.
Kerjakeras berarti pantang menyerah,terus
berhjuang dan berusaha.
Bekerja keras didasari dengan adanya
kemauan Kemauan menimbulkan asosiasi
dengan keteladan, ketekunan, daya tahan, daya
kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, dan pantang mundur
8. mandiri
Mandiri berarti tidak bergantung pada orang lain.
Mandiri juga berarti kemampuan
menyelesaikan, mencari dan menemukan solusi
dari masalah yang dihadapi.
Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang
penting dan harus dimiliki oleh seorang
pemimpin, karena tanpa kemandirian seseorang
tidak akan mampu memimpin orang lain.
9. Sederhana
Sederhana berarti menggunakan sesuatu
secukupnya dan tidak berlebihan.
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah
seseorang yang menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebihlebihan.
Dengan gaya hidup sederhana, seseorang
dibiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak
sesuai dengan kemampuannya.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara
aturan dan pelaksanaan kerja semua
lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya
sesuai aturan main baik dalam bentuk
defacto
konvensi ( ) maupun konstitusi
dejure
( ).
2. Transparasi
Prinsip ini penting karena pembrantasan
korupsi dimulai dari transparasi dan
mengharuskan
semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala
bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh
publik
3. Kewajaran
Prinsip ini ditujukan untuk mencegah
terjadinya manipulasi ketidakwajaran dalam
penganggaran baik dalam bentuk markup
atau ketidakwajaran lainnya.
Sifat prinsip kewajaran ada lima hal yakni;
komprehensip, disiplin, feksibilitas,
terprediksi, kejujuran dan informatif.
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata
interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang
dapat merugikan negara dan masyarakat.
Kebijakan antikorupsi ini tidak selalu identik
dengan undangundang antikorupsi, namun bisa
berupa undangundang kebebasan mengakses
informasi, undangundang desentralisasi, maupun
lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol kinerja dan
penggunaan anggaran negara oleh para pejabat
negara.
5. Kontrol kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan
yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi
semua bentuk korupsi.
Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu
melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut
serta dalam penyusunan dan pelaksanaan-nya dan
kontrol kebijakan berupa oposisi yaitu mengontrol
dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang
dianggap lebih layak dalam penganggaran
Disebutkan pada Pasal 1 ayat 14 (Undang-
undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan).
Konflik kepentingan adalahkondisi pejabat
peme-rintahan yang memiliki kepentingan
pribadi untuk menguntungkan diri sendiri
dan/atau orang lain dalam pengguna-an
wewenang sehingga dapat mempengaruhi
etralitas dan kualitas keputusan dan/atau
dakan yang dibuat dan/atau lilakukannya.
Actual conflict of interest: konflik kepentingan
yang ada di antara tugas atau tanggung jawab
resmi dan kepentingan pribadi.
Perceived conflict of interest: konflik kepentingan
yang dipandang bercampur dengan tugas atau
tanggung jawab resmi yang nyatanya menjadi
suatu kasus atau bukan.
Potential conflict of interest: konflik kepentingan
yang melibatkan kepentingan pribadi dengan
tugas atau tanggung jawab resmi di masa
mendatang.
1. Menerima gratifikasi atau pemberian atau
penerimaan hadiah atas suatu keputusan atau
jabatan.
2. Menggunakan jabatan atau instansi untuk
kepentingan pribadi atau kelompok atau
golongan, seperti menentukan sendiri besaran
gaji atau remunerasi untuk posisinya
3. Memanfaatkan informasi rahasia jabatan atau
instansi untuk kepentingan pribadi atau
golongan
4. Memiliki pekerjaan di luar pekerjaan pokoknya
atau merangkap jabatan di beberapa lembaga
atau perusahaan yang memiliki hubungan
langsung atau tidak langsung, sejenis atau
tidak sejenis, sehingga memunculkan
pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan
jabatan lainnya
5. Memberikan akses khusus kepada pihak
tertentu atas kewenangannya, misalnya dalam
rekrutmen pegawai tanpa mengikuti prosedur
yang seharusnya
6. Melakukan pengawasan tanpa mengikuti
prosedur karena ada pengaruh dan harapan
dari pihak yang diawasi
7. Menilai suatu objek kualifikasi dengan
subjektif karena objek tersebut merupakan
hasil karya si penilai.
Kode etik adalah pernyataan standar profesional
yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan
menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi
perawat, dimana seorang perawat selalu
berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.