Anda di halaman 1dari 39

Pemberantasan Korupsi

Arif Hendra Kusuma, Ns., M.Kep


Sejarah Korupsi

 Dimulai pada zaman Kerajaan  Upeti


 Zaman VOC  Monopoli perdagangan
 Masa Penjajahan Belanda  K
“ atabelece” dan tanam paksa
 Masa Orde Lama  Kurang ya pengawasan yang dilakukan
oleh atasan
 Masa Orde Baru  KKN  menjadi negara terkorup di Asia

LgS
Sejarah Pemberantasan Korupsi

 Tahun Kegiatan Utama Lingkup Dasar Hukum

 1957 Operasi Militer (Kegiatan tidak terstruktur) PRT/PM/06/1957


 1967 Tim Pemberantasan Korupsi (Represif) Keppres 228 Tahun 1967
 1977 Opstib (Penertiban Sistem) Inpres 9 Tahun 1977
 1987 Pemsus Restitusi Pajak (Kebenaran restitusi) Surat MENKEU S-1234/MK.04/1987

 1997-1998 Krisis Moneter & Ekonomi

 1999 KPKPN (Preventif) UU 28 Tahun 1999


 1999 TGTPK (Represif) PP 19 Tahun 2000

PELAJARAN
 Tidak memadai pada komponen pencegahan, walaupun mandat yang diberikan mencakup pencegahan
 Diarahkan hanya untuk penghukuman, tidak cukup perhatian pada upaya pelacakan aset )hasil korupsinya)
 Sistem manajemen SDM tidak diarahkan untuk mendukung kinerja
 Sistem manajemen keuangan tidak diarahkan untuk mendukung kinerja

 2003 KPK (Penindakan & Pencegahan) UU 30 Tahun 2002


 Tugas: Koordinasi, Supervisi, Penindakan, Pencegahan, Monitor
 2005 Timtas (Represif) Keppres 11 Tahun 2005

LgS
GUNUNG ES KORUPSI
lokasi :
• pemasok TINDAK PIDANA KORUPSI Korupsi sbg
TPK Kejahatan terjadi,
anggaran
apabila terdapat :
• pengguna
• Desire to Act
anggaran,
• Ability to Act
• disparitas
• Opportunity
pendapatan
• Suitable Target
Manusia CORRUPTION HAZARDS
berjiwa koruptor
)CH)
Barang
• asset negara,
• barang sitaan

Kegiatan :
• proyek Kelemahan bangsa
pembangunan • Kesisteman
• pengadaan POTENSI MASALAH • Kesejahteraan /
barang / jasa Pengghasilan
• perijinan / PENYEBAB KORUPSI • Mental / moral
pelayanan publik • Internal, sosial, self
)PMPK) control
• Budaya ketaatan
hukum

4
Kondisi Korupsi di Indonesia (lanjutan)

• ICOR (Incremental Capital Output Ratio) tertinggi di ASEAN 5%, rata-


rata ASEAN 3,5% sebagai akibat dari banyaknya praktikmark-up dan
korupsi.
• Kebocoran APBN/ Pembangunan mencapai 45%
• Pungutan tidak resmi mencapai 15% dari biaya resmi.
• Utang terus bertumpuk, tapi korupsi juga terus meningkat Debt
service ratio 40% dari APBN.
• Rendahnya pertumbuhan ekonomi (4,8%) dan tingginya angka
kemiskinan -+17.5% dan pengangguran 9% -10%.
• Kurangnya akses informasi dari Lembaga layanan publik, tranparansi
dan akuntabililtas layanan publik.
• Tax ratio terhadap PDB berkisar 15%, sedangkan negara-negara
ASEAN rata-rata lebih dari 17%.

5
Tinjauan Korupsi di Indonesia
Tim Anti Korupsi

Sikap permisif
Peraturan perundangan belum
Terhadap korupsi
memadai

Kurangnya keteladanan dan Lemahnya law


kepemimpinan enforcement

Beragam sebab lain


Sistem penyelenggaraan negara, pengelolaan
dunia usaha, dan masyarakat yang tidak
mengindahkan prinsipgood
2 governance !
Korupsi sulit dibasmi dan makin
merajalela
LgS
Modus Operandi Korupsi di Daerah 

Korupsi DPRD
 Memperbesar mata anggaran untuk
tunjangan dan fasilitas anggota dewan
 Menyalurkan Dana APBD bagi anggota
dewan melalui yayasan fiktif
 Memanipulasi perjalanan dinas
 Menerima gratifikasi
 Menerima Suap.

LgS 7
Sumber : dari berbagai sumber seperti Studi World Bank, data KPK
Modus Operandi Korupsi di Daerah 

Korupsi Pejabat Daerah


 Pengadaan Barang dana Jasa Pemerintah dengan mark up harga dan
merubah spesifikasi barang.
 Penggunaan sisa dana tanpa dipertanggungjawabkan & tanpa prosedur
 Penyimpangan prosedur pengajuan & pencairan dana kas daerah
 Manipulasi sisa APBD
 Manipulasi dalam proses pengadaan/perijinan/konsensi hutan
 Gratifikasi dari BPD penampung dana daerah
 Bantuan Sosial tidak sesuai peruntukannya
 Menggunakan APBD untuk keperluan Keluarganya dan koleganya
 Menerbitkan Peraturan Daerah untuk upah pungut pajak;
 Ruislag/tukar guling tanah dengan mark down harga
 Penerimaan Fee Bank

LgS 8
Sumber : dari berbagai sumber seperti Studi World Bank, data KPK
Reformasi Demokrasi

• Gerakan mahasiswa telah menjatuhkan Orde


Baru (1998 – 1999).
• Reformasi belum merambah dunia peradilan.
• Lembaga penegak hukum masih menjadi bagian
dari masalah dalam penegakan hukum dan
keadilan.
• Mafia hukum (judicial corruption): KKN serta
penyelahgunaan kekuasaan dan kewenangan.

9
Mafia Hukum
• Dilakukan oleh aparat penegak hukum dan
masyarakat pencari keadilan.
• Bersifat sistematis, konspiratif, kolektif,
dan terstruktur.
• Melalui penyalahgunaan wewenang,
kesalahan administrasi dan perbuatan
melawan hukum yang mempengaruhi
proses penegakan hukum.
• Mengakibatkan rusaknya sistem hukum
dan tidak terpenuhinya rasa keadilan.
10
(Sumber: KP2KKN)
Upaya merintangi 
pemberantasan TPK
(14 th International Anti Corruption Conference - IACC 2010)

• Pelemahan terhadap lembaga anti korupsi


(mengubah undang-undang untuk
mengurangi kewenangan lembaga anti
korupsi) revisi Undang-undang KPK (Undang-
undang No. 30 Tahun 2002)
• Merestrukturisasi lembaga untuk
mengurangi independensinya
• Mengurangi sumber daya atau anggaran.
11
Revisi Undang-undang 
TPK & KPK (1)
• Untuk melemahkan upaya pemberantasan
korupsi?
• Corruptors fight back? Banyak pihak
“gerah”, sehingga ingin meredam upaya
yang dilakukan KPK dalam pemberantasan
korupsi.
• Dikritisi masyarakat Pemerintah menarik
kembali draft Revisi UU TPK

12
Revisi Undang-undang 
TPK & KPK (2)
• Pendekatan integral law reform + social economic,
political, cultural, moral, and adminstrative reform

• 3 komponen Sistem Hukum:


– Structure Institusi dalam sistem hukum dengan berbagai fungsinya
– Substance Norma-norma hukum baik berupa peraturan perundang
-undangan, keputusan-keputusan hakim
– Legal culture Budaya hukum masyarakat yang dipengaruhi
oleh latar belakang pendidikan, lingkungan budaya, posisi atau
kedudukan, bahkan kepentingan

13
Kegagalan Pemberantasan Korupsi
(Jeremi Pope)
• Keterbatasan wewenang dihalangi secara efektif oleh mesin
pemerintahan yang masih korup
• Ketiadaan komitmen dari penguasa tertinggi untuk
melakukan perubahan
• Target reformasi hanya pejabat tingkat bawah hukum tidak
fair/adil dan tidak merata
• Janji muluk tidak realistis atau tidak dapat dicapai
kehilangan kredibilitasnya
• Reformasi fokusnya tidak spesifik menggagalkan perubahan
yang konkrit,
• Reformasi tanpa koordinasi siapa yang bertanggung jawab?
• Reformasi terlalu tergantung hukum terlalu banyak
penindakan hukum yang menghasilkan represi, penyalahgunaan wewenang,
dan timbulnya rezim baru yang korup
• mekanisme kelembagaan tidak dijalankan memastikan
bahwa usaha reformasi terus berjalan walaupun tokoh2nya sudah tidak
muncul di permukaan. 14
Strategi Cara Pemberantasan Korupsi

1. Represif
2. Perbaikan Sistem
3. Edukasi dan Kampanye

LgS
10 Alasan mengapa KPK
harus tetap ada*

* Dengan segala kewenangannya seperti saat ini


16
Tugas KPK UU 30/2002

Koordinasi Supervisi
(Pasal 7) (Pasal 8)

TUGAS
Penyelidikan,
Monitoring KPK Penyidikan &
(Pasal 14) (Pasal 6) Penuntutan
(Pasal 11)

Pencegahan
(Pasal 13)
17
Alasan KPK harus ada

1
• Pasal 6 UNCAC (UU No.7 th. 2006) bahwa:
• (1)“Setiap negara peratifikasi (peserta) UNCAC wajib,
berdasarkan prinsip-prinsip dasar sistem hukumnya,
menjamin/memastikan keberadaan/eksistensi satu atau
beberapa lembaga, sejauh diperlukan dalam mencegah
korupsi….
• (2) Setiap negara peratifikasi wajib menjaga independensi
lembaga tersebut….agar mampu menjalankan fungsinya
secara efektif dan bebas dari pengaruh yang tidak
diinginkan

18
Alasan KPK harus ada

2
• Pasal 36 UNCAC (UU No.7 th. 2006) bahwa:
• Setiap negara peratifikasi UNCAC wajib sesuai dengan
prinsip dasar sistem hukumnya, memastikan
keberadaan/eksistensi suatu lembaga ….untuk memerangi
korupsi melalui penegakan hukum (penindakan).
Lembaga tersebut wajib dijamin independensinya…dan
terbebas dari tekanan atau pengaruh yang tidak
diinginkan….

19
Alasan KPK harus ada

3
• Kesepakatan Indonesia dalam G20 Working Group on
Anti-corruption Action Plan No.8 )Indonesia bersama
Perancis memimpin group ini(:

20
• Memperkuat
kelembagaan
lembaga anti
korupsi

4
• Membangun KPK
perwakilan di daerah
• Mengangkat
penyidik KPK
• Memperkuat
Koordinasi dan
Supervisi kasus
korupsi
• Memperkuat
pengadilan tipikor
• Reformasi brirokrasi
21
5
Tidak boleh mengulangi
Kesalahan masa lalu

22
Mengapa GAGAL?
• Lack of political will
• Lack of resources
• Lack of independence
• Wrong strategy
• Inadequate law
• Inadequate jurisdiction – private sector,
election
• Lack of public credibility & support
• Lack of coalition
• Corrupt judiciary
• Lack of professional staff
• Lack of internal control 23
6 IPK kita masih rendah….
Berdasarkan data Corruption Perception Index (Indeks
Persepsi Korupsi/IPK) untuk tahun 2022, Indonesia
memperoleh skor 34 dengan peringkat 110 dari 180
negara.
Skor IPK Negara ASEAN:
1.Myanmar: 23 poin
2.Kamboja: 24 poin
3. Laos: 31 poin
4. Filipina: 33 poin
5. Indonesia: 34 poin
6.Thailand: 36 poin
7. Timor Leste: 42 poin
8.Vietnam: 42 poin
9.Malaysia: 47 poin
10.Singapura: 83 poin
24
Sistem Peradilan
KPK Penyelidikan Penyidikan Penuntutan

UU No. 30/2002

Pengadilan
Tindak Pidana
Korupsi
KEPOLISIAN (Pertama, Penjara
Penyelidikan Penyidikan Banding, Agung

UU No. 2/2002

KEJAKSAAN Penyidikan Penuntutan

UU No. 16/2004
7
KPK tidak pernah GAGAL !

 43 Member of Parliaments
 8 Ministers/Head of Ministerial Level
 7 Province Governors
 23 Mayors and Head of Regents/District
 8 Commissioners of General Election; Judicial; Anti-Monopoly
Commissions
 3 Ambassadors (incl. former Chief National Police) and 4
General Counsels
 1 Governor of Central Bank & 4 Deputy Governor
 4 Judges, 2 Prosecutors and Defense Counsel, incl. KPK’s
investigator
 High ranking Gov Official echelon I & II (Director General, Secretary
general, Deputy, Director, etc)
 High rank CEO of state owned companies and private sectors
involved in public corruption
* 100% kasus KPK divonis bersalah oleh pengadilan tipikor
26
8 Mampu mengembalikan aset

Total 154,1 miliar in 2023 (Mei)

Total 575,54 miliar in 2022

Total 416,9 miliar in 20221

27
Denah Pencegahan Korupsi
Pencegahan Korupsi

LHKPN Pemetaan
Korupsi

Gratifikasi
Pendidikan
Partisipasi Anti Korupsi
Masyarakat
Reformasi Penguatan
Birokrasi Pengawasan
Internal
•Kompetensi SDM; ‘right sizing’
•Transparansi dan penyederhanaan Sistem Anggaran
•e-government
•Perbaikan Remunerasi PNS
•Pengukuran Kinerja
•Menerapkan Kode Etik yang Konsisten
•Pakta Integritas
9
Reformasi birokrasi telah berjalan....
atas inisiatif KPK
dll More
National Planning ABAppenasAgency Reform
TNI 350.000 pers

Polri 350.000 pers


Increased
Kejagung 17.000 25.000 pers State Income

BPN

MenPAN 400 pers


Improved
Investment
Sekretariat Negara

KemenKeu 62.000 pers

BPK
3.500 9.000 pers Legal Certainty
&
MA 27.000 pers Decreased Leakage

KPK
29
2006 2007 2008 2009 2010 onwards
Fokus Riviu Sistem
Administrasi

• Sistem Administrasi Impor


• Sistem Penempatan TKI
• Sistem Imigrasi
• Sistem Pelayanan Perpajakan
• Sistem Pengelolaan APBN
• Sistem Pengelolaan Keuangan Negara
• Sistem jalan nasional
• Sistem Perizinan Kehutanan dan ESDM
• Sistem penyelenggaraan haji
• Sistem Perizinan Pertanahan
• Sistem DAK Pendidikan
Riviu Sistem Administrasi (Lanjt.)

• E-Procurement
• Nomor Induk
Kependudukan Tunggal
Single
( Identification
Number )
• Data Nasional Terpadu
Inspeksi Mendadak: (1)
• Inspeksi Mendadak untuk meningkatkan
pelayanan publik:
• Pelayanan Bea dan Cukai,
• Badan Pertanahan Nasional,
• Kantor Imigrasi,
• Uji KIR Kendaraan,
• Pelayanan Pembuatan dan Perpanjangan SIM,
• Pelayanan Kependudukan (KTP, Akte dll)
Inspeksi Mendadak: (2)

• Setelah dilakukannya Inspeksi Mendadak (Sidak),


KPK dan instansi:
• Mengidentifikasi area rawan korupsi
• Menyusun rencana tindak lanjut untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik
• Mengimplementasikan rencana tindak lanjut
• Mengevaluasi implementasi rencana tindak
secara periodik
10
KPK tidaklah sendirian….di dunia ini
• CPIB Singapore – Corrupt Practices Investigation Bureau –1952
• MACC Malaysia – Anti Corruption Agency –1967
• ICAC Hong Kong – Independent Commission Against Corruption
–1974
• ACB Brunei – Anti Corruption Bureau –1982
• SFO – Serious Fraud office – United Kingdom - 1988
• ICAC New South wales Australia - 1989
• NAB Pakistan – National Accountability Bureau –1999
• NACC Thailand – National Anti Corruption Commission–1999
• CCAC Macau – Commission Against Corruption –1999
• ACRC/KICAC South Korea –2008/2002
• Central Vigilance Commission of India – 2003
• KPK Indonesia – Corruption Eradication Commission –2003
• ACC Bangladesh – Anti Corruption Commission –2004
• IAAC Mongolia – Independent Authority Against Corruption–2006
• NCPB China - National Corruption Prevention Bureau -2007
• ..dan masih banyak lagi
34
Kewenangan Penuntutan
• Lembaga anti korupsi yang mempunyai kewenangan menuntut:
– KPK Indonesia
– EFCC Nigeria
– Ombudsman Philippines
– MACC Malaysia
– KACC Kenya
– India
– Tanzania

Kejahatan korupsi di Indonesia adalah extraordinary,


Sehingga dibutuhkan kewenangan extraordinary
Salah satunya adalah kewenangan penuntutan

Negara berkembang masih membutuhkan upaya ekstraordinary

35
Penunjukan Pimpinan ACA
• KPK Indonesia: Selection committee, nominated president ,
selected by Parliament. Responsible to the public

• Appointed by Chief Executive/President Singapore, Hong
Kong
• President’s nomination, endorsed by Parliament : Tanzania,
Mongolia
• Selection committee, endorsed by President (Philippines).
• NACC Thailand: appointed by King, recommended by
parliament. Responsible to Parliament.

• Selection Commission India (incl Opposition Party)
• MACC Malaysia: Nominated by PM and Appointed by King of
Malaysia
• ACRC Korea: 13 from president, 1 from supreme court, 1 from
parliament.
36
Beberapa buah pemikiran
& renungan terhadap
EKSISTENSI KPK

37
KPK Harus Permanent
• Fungsi KPK adalah bridging atau yang 'menjembatan' antara dua karakteristik
ini yang dalam jangka pendek pada saat menangani kasus lebih terjaga
netralitas akuntabilitas dan independensinya, sedangkan dalam jangka panjang
adalah upaya untuk melakukan transformasi kepada para pegawai negeri yang
dipekerjakan untuk memiliki independensi yang kuat sehingga pada saat
kembali ke instansi asal dapat menempati posisi yang dapat membuat
transformasi di pemerintahan. Di dalam KPK menumbuhkan harmonisasi
hubungan dari berbagi entitas penegak hukum.
• Secara Jangka Panjang KPK dibutuhkan untuk membereskan semua carut
marut negara ini bukan hanya di sektor penegakan hukum tetapi pemerintahan,
politik dan lain-lain.
• Apabila semua sudah baik, tetap KPK dibutuhkan untuk menjaga integritas dan
memonitor agar lembaga-lembaga dan pranata-pranata nasional tetap berjalan
dengan baik melalui mekanisme pencegahan, penindakan, dan kerjasama.
• Maka sampai Kiamat suatu negara KPK tetap dibutuhkan, bahkan seharusnya
dimasukkan dalam amandemen Konstitusi negara.

38
Terima Kasih

Jln. HR Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi: 
12920  Direktorat Pengaduan Masyarakat PO BOX 575
Telp: (021) 2557 8300  Jakarta 10120 
http://www.kpk.go.id/www.kpk.go.id  Telp: (021) 2557 8389 
 Faks: (021) 5289 2454 
SMS: 08558 575 575, 0811 959 575 
Email: mailto:
pengaduan@kpk.go.idpengaduan@kpk.go.id
LgS

Anda mungkin juga menyukai