0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai etika anti korupsi dan tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir korupsi di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain menerapkan prinsip-prinsip seperti akuntabilitas, transparansi, fairness, dan kontrol kebijakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan mengenai do's dan don'ts etika profesi yang berkaitan dengan peran untuk memberantas korupsi.
Dokumen tersebut membahas mengenai etika anti korupsi dan tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir korupsi di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain menerapkan prinsip-prinsip seperti akuntabilitas, transparansi, fairness, dan kontrol kebijakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan mengenai do's dan don'ts etika profesi yang berkaitan dengan peran untuk memberantas korupsi.
Dokumen tersebut membahas mengenai etika anti korupsi dan tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir korupsi di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain menerapkan prinsip-prinsip seperti akuntabilitas, transparansi, fairness, dan kontrol kebijakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan mengenai do's dan don'ts etika profesi yang berkaitan dengan peran untuk memberantas korupsi.
NIM : 1904010 Prodi : Budidaya Tanaman Perkebunan DIII
Etika Anti Korupsi
1. Rangkuman Tindakan – tindakan yang dilakukan meliputi penyalahgunaan kekuasaan (a misuse of power), kekuasaan yang dipercayakan (a power that is entrusted), dan keuntungan pribadi (a private benefit) baik sebagai pribadi, anggota keluarga, maupun kerabat dekat lainnya. Unsur-unsur yang dapat menentukan sesuatu dapat dianggap sebagai korupsi 1. Secara sadar melawan hukum 2. Memperkaya diri sendiri/orang lain 3. Merugikan keuangan/perekonomian negara. Salah satu hal mengapa di indonesia korupsi semakin sulit diberantas, karena korupsi sudah “mendarah daging” dan sudah dilakukan sejak jaman kolonisme, sehingga perilaku korupsi sudah menjadi hal yang biasa dan bukan lagi dianggap sebagai “penyakit”yang harus segera disembuhkan. Dengan demikian, semakin sulitnya membedakan mana perilaku korupsi dan mana yang bukan korupsi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir adanya korupsi yang telah lama menjadi budaya di Indonesia yaitu dengan menerapkan prinsip – prinsip anti korupsi meliputi akuntabilitas, transparansi, fairness, aturan main, dan kontrol kebijakan. Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui Mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan semua kegiatan. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan. Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Dalam hal tersebut perlunya keterlibatan masyarakat dalam proses tranparansi yaitu pada proses penggaran, penyusunan kegiatan, pembahasan, pengawasan, dan evaluasi. Selain itu kontrol masyarakat diperlukan dalam hal proses perencanaan, implementasi, laporan pertanggung jawaban serta evaluasi dan penilaian kinerja anggaran. Prinsip fairness ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Agar prinsip fairness berjalan dengan baik maka perlu merapkan langkah penegakan prinsip tersebut yaitu sebagai komprehensif serta disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif. Membuat kebijakan Anti-Korupsi, yaitu mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat yaitu dapat berupa undang- undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti- monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara. Kebijakan Anti-Korupsi dapat berjalan bila isi kebijakan tersebut terkandung unsur-unsur terkait persoalan korusi dan dibuat oleh pihak yang dapat dipercaya, memiliki kualitas tinggi, dan berintegritas, sera pelaksanaan kebijakan tersebut didukung oleh aparat penegak kebijakan dan lembaga masyarakat dan dapat menjadi sebagai kultur dinegara. Terakhir adalah melakukan kontrol atas kebijakan yang dibuat dan telah dilaksanakan. Upaya tersebut dilakukan agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi yang terdiri dari 3 model kontrol yaitu partisipasi, oposisi, dan revolusi. 2. Do’s and Dont’s etika profesi yang berkaitan dengan peran anda untuk memberantas korupsi yang sudah merajalela di masyarakat. a. Do’s Bersikap jujur dan transparan Bersikap amanah Mendahulukan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi Menghargai dan mendengarkan saran, kritikan, dan pendapat masyarakat Bersikap konsisten dan konsekwen antara sikap dan ucapannya Bersikap adil dan tidak pilih kasih Menjalankan aturan yang berlaku Menyertakan masyarakat dalam membuat keputusan yang bersifat umum. b. Don’t Tidak jujur dan tidak transparan Tidak dapat dipercaya Bersikap tidak peduli terhadap masyarakat Mementingkan kepentingan pribadi Bersikap tidak adil Melanggar aturan yang berlaku Nepotisme Tidak menghargai saran, kritik, dan pendapat masyarakat Plin-plan terhadap keputusan dan kebijakan yang telah dibuat.
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu