Anda di halaman 1dari 25

Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau
orang.

Keadilan sosial
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan baik materil
maupun spiritual Hal ini berarti keadilan itu tidak hanya berlaku bagi orang yang kaya saja, tetapi berlaku
pula bagi orang miskin, bukan hanya untuk para pejabat, tetapi untuk rakayta biasa pula Seluruh Rakyat
Indonesia ; Seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yang
berdiam di wilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun warga Negara Indonesia yang berada di Negara
lain
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan sosial juga merupakan salah satu butir dalam
Pancasila 45 butir pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban Menghormati hak orang lain
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri Tidak menggunakan hak milik
untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Suka bekerja keras Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Jenis-jenis Keadilan
Aristoteles membedakan tiga jenis keadilan, yaitu
(a) keadilan distributif, yaitu memberikan sama yang sama, dan memberikan tidak sama yang tidak sama.
Conto; PNS Gol. III di instansi mendapat gaji perhari sejumlah X, maka seluruh PNS yang bergolongan III
di instansi manapun di seluruh Indonesia, harus mendapatkangaji perhari juga sejumlah X
(b) Keadilan commutatif, yaitu penerapan asas proporsional. Biasanya digunakan dalam Hukum Bisnis
(c) Keadilan remedial, yaitu memulihkan sesuatu ke keadaan semula, biasanya
(d) digunakan dalam perkara gugatan ganti kerugian
Keadilan juga dapat dibedakan ke dalam dua jenis
(a) keadilan restitutif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses
litigasi di pengadilan, di mana fokusnya adalah pada pelaku
Bagaimana menghukum atau membebaskan pelaku.
(b) keadilan restoratif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses
penyelesaian sengketa non litigasi (Alternative Dispute Resolution),
di mana fokusnya bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan victims
(korban).

Welfarestate atau negara kesejahteraan adalah negara yang pemerintahannya menjamin
terselenggaranya kesejahteraan rakyat. Dalam mewujudkan kesejahteraan rakyatnya harus didasarkan
pada lima pilar kenegaraan, yaitu : Demokrasi (Democracy). Penegakan Hukum (Rule of Law),
perlindungan Hak Asasi Manusia, Keadilan Sosial (Social Juctice) dan anti diskriminasi


Negara Kesatuan Republik Indonesia juga menganut faham Negara Kesejahteraan. Hal ini
ditegaskan oleh para Perintis Kemerdekaan dan para Pendiri Negara Kesatuan Republik
Indonesia bahwa negara demokratis yang akan didirikan adalah Negara Kesejahteraan
(walvaarstaat) bukan Negara Penjaga Malam (nachtwachterstaat). Dalam pilihan terkait
konsepsi negara kesejahteraan Indonesia ini, Moh. Hatta menggunakan istilah Negara
Pengurus.1[8] Prinsip Welfare State dalam
Korupsi : Secara etimologis, korupsi berasal dari kata korup yang berarti buruk, rusak, dan
busuk korup juga dapat berarti dapat disogok (melalui kekuasaan untuk kepentingan pribadi).
Korupsi juga disebutkan berasal dari bahasa latin corrupere dan corruptio yang berarti penyuapan
dan corrupere yang berarrti merusak. Istilah ini kemudian di pakai dalam bebagai bahasa asing,
seperti Inggris menjadi cooruption dan di Indonesia menjadi korupsi.

Dari beberapa defenisi diatas, baik secara etimologis maupun terminologis, korupsi dapat
dipahami dalam tiga level. Pertama Korupsi dalam pengertian tindakan pengkhianatan terhadap
kepercayaan, kedua pengertian dalam semua tindakan penyalahgunaan kekuasaan baik pada
tingkat negara maupun lembaga-lembaga struktural lainnya termasuk lembaga pendidikan. Ketiga
korupsi dalam pengertian semua bentuk tindakan penyalahgunaan kekuasaanuntuk mendapatkan
keuntungan materil.

-Prinsip Antikorupsi
Prinsip-prinsip anti korupsi pada dasarnya merupakan langkah-langkah antisipatif yang harus dilakukan agar
laju pergerakan korupsi dapat dibendung bahkan diberantas. Pada dasarnya Prinsip-prinsip anti korupsi terkait
dengan semua objek kegiatan publik yang menuntut adanya integritas, objektivitas, kejujuran, keterbukaaan, tanggung
gugat dan meletakkan kepentingan publik diatsa kepentingan individu. Dalam konteks korupsi ada beberapa prinsip
yang harus ditegakkan untuk mencegah terjadinya korupsi, yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi, kewajaran dan
adanya aturan maen yang dapat membatasi ruang gerak korupsi, serat kontrol terhadap aturan maen tersebut.
1. Akuntanbilitas
Prinsip akuntabilitas merupakan pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya korupsi. Prinsip ini pada
dasarnya dimaksudkan agar segenap kebijakan dan langkah-langkah yang yang dijalankan sebuah lembaga dapat
dipertanggungjawabkan secara sempurna. Akuntabilitas mensyaratkan adanya sebuah kontrak aturan maen baik yang
teraktualisasidalam bentuk konvensi maupun konstruksi, baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun
pada level lembaga. Melalui aturan maen itulah sebuah kebijakan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh kaerena itu
prinsip akuntabilitas sebagai prinsip pencegahan tindak korupsi membutuhkan perangkat-perangkat pendukung, baik
berupa perundang-undangan maupun dalam bebtuk komitmen dan dukungan masyarakat.
Keberadaan undang-undang maupun peraturansecara otomatis mengaharuskan adanya akuntabilitas.Hal ini
berlansung pada seluruh level kelembagaan, baik pada level negara maupun komunitas tertentu. Sebagai prinsip
akuntabilitas undang-undang negara juga menyebutkan adanya kewajiban ganti rugi yang diberlakukan atas mereka
yang karena kelengahan itu telah merugikan negara.

2. Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang mengaharuskan semua kebijakan dilakukan secara terbuka sehingga
segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Transparansi menjadi pintu masuk, sekaligus kontrol bagi
seluruh bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan seluruh sektor kehidupan publik mensyaratkan adanya
transparansi sehingga tidak terjadi distorsi dan penyelewengan yang merugikan masyarakat. Dalam bentuk yang
paling sederhana keterikatan interaksi antar dua individu atau lebih mengharuskan adanya keterbukaan, keterbukaan
dalam konteks ini merupakan bagian dari kejujuran untuk saling menjujung kepercayaan yang terbina antar individu.
Sektor-sektor yang harus melibatkan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Proses penganggaran yang bewrsifat dari bawah ke atas, mulai dari perencanaan, implementasi, laporan
pertanggungjawaban dan penilaian terhadap kinerja anggran. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan masyarakat
melkukan kontrol terhadappengelolaan anggaran.
b. Proses penyusunan kegiatan atau proyek
c. Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang berkaitan dengan strategi penggalangan dana.
d. Proses tentang tata cara dan mekanisme pengelolaan proyek mulai dari proses tender, pengerjaan teknis, pelaporan
finansial dan pertanggungjawaban secara teknis dari proyek yang dikerjakan oleh pimpinan proyek atau kontraktor.

3. Fairness



Fairness merupakan salah satu Prinsip-prinsip anti korupsi yang mengedepankan kepatutan atau kewajaran.
Prinsip Fairness sesungguhnya lebih ditujukan untuk mencegah terjadinnya manipulasi dalam penganggaran proyek
pembangunan, baik dalam bebtuk mark up maupun ketidakwajaran kekuasaan lainnya. Jika mempelajari definisi
korupsi sebelumya, maka dalam korupsi itu sendiri terdapat unsur-unsur manipulasi dan penyimpangan baik dalam
bentuk anggaran, kebijkan dan lainnya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka para perumus kebijakan pembangunan
menekankan pentingnya prinsip fairness dalam proses pembangunan hingga pelaksanaanya. Haze Croall dalam
bukunya White Collar Crime (kejahatan kerah putih) merumuskan kejahatan kerah putih atau koruptor sebagai
kejahatan orang-orang yang menyukai cara-cara licik, menipu dan jauh dari sifat-sifat fairness.
Untuk menghindari pelanggaran terhadap prinsip fairness, khususnya dalam proses
penganggaran, diperlukan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Komprehensif dan disiplin
b. Fleksibilitas
c. Terprediksi
d. Kejujuran
e. Informatif

4. Kebijakan Anti Korupsi
Kebijakan merupak sebuah upaya untuk mengatur tata interaksi dalam ranah social. Korupsi sebagai bentuk
kejahatan luar biasa yang mengancam tata kehidupan berbagai telah memaksa setiap negara membuat undang-
undang untuk mencegahnya. Korupsi sebagai bagian dari nilai-nilaiyang ada dalam diri seseorang dapat dikendalikan
dan dikontrol oleh peraturan. Kebikjakan anti korupsi dapat dilihat dalam beberapa perspektif, yaitu: isi kebijkan,
pembuatan kebijakan, penegakkan kebijakan, hukum kebijakan.

5. Kontrol Kebijakan
Mengapa perlu kontrol kebijakan? Jawaban yang pasti atas pertanyaan ini adalah karena tradisi
pembangunan yang dianut selama ini lebih bersifat sentralistik. Menurut David Korten lebih dari tiga dasawarsa,
pembangunan diasumsikan dari pemerintah dan untuk pemerintah sendiri. Ini berarti bahwa fungsi peran, dan
kewenangan pemerintah teramat dominan hingga terkesan bahwa proses kenegaraan hanya menjadi tugas pemerintah
dan sama sekali tidak perlu melibatkan masyarakat seolah-olah pemerintah paling mengetahui seluk beluk kehidupan
masyarakat di negarannya. Itulah sebabnya, ditengah arus demokratisasi, paradigma tersebut harus direkonstruksi
sehingga tumbuh tradisi baru berupa kontrol kebijakan.
Paling tidak terdapat tiga model kontrol terhadap kebijakan pemerintah, yaitu oposisi, penyempurnaan dan
perubahan terhadap pemerintah. Penggunaaan tiga metode kontrol tersebut tergantung pada bentuk perumusan dan
pelaksanaan kebijakanpemerintah serta pilihan politik yang hendak dibangun.

A. PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang berintegrasi, berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk
menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara
Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-
besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun
dari dalam.
HAKEKAT KETAHANAN NASIONAL DAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
1. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia = Keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan tujuan negara.
2. Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia = Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945
dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 11).
a. Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau
kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya
menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.
b. Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk
persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
c. Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya
perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik
yang bersifat merusak/destruktif.
SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
1. Mandiri = Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada identitas, integritas dan
kepribadian. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
2. Dinamis = Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan
strategis.
3. Wibawa = Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan kemampuan bangsa dan
menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.
4. Konsultasi dan Kerjasama = Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI KETAHANAN NASIONAL
a. Kedudukan :
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta
merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi
kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan
sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan
konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
b. Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin
tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang
bersifat inter regional (wilayah), inter sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya
tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi,
maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional.
Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan
arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan
secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
KETAHANAN NASIONAL DAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa
dan negar serta perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini :
a. Ketangguhan
Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat
menanggulangi beban yang dipikulnya.
b. Keuletan
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas
untuk mencapai tujuan.
c. Identitas
Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian
sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan,
dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
d. Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik
bersifat potensional maupun fungsional.
e. Ancaman
Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha
ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
f. Hambatan dan gangguan
Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional
G. PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL PADA KEHIDUPAN BERNEGARA
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai
aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama
pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena
sangan komplek.
Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan, yaitu:
1. ASPEK ILMIAH ( STATIS )
a. Geografi
b. Kependudukan
c. Sumber kekayaan alam
2. ASPEK SOSIAL ( DINAMIS )
A. ASPEK IDEOLOGI ( Pengaruh Aspek Ideologi )
Ideologi => Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa. Keampuhan
ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala
aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan
merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
1. Ideologi Dunia
a. Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang (individu) dalam
masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir
dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang
bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan
pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J.
Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski
b. Komunisme(ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan borjuis menindas golongan
proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut
kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan / mempertahankannya,
komunisme,akan:
1. Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan segala cara
untuk mencapai tujuan.
2. Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
3. Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
4. Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan masyarakat
dengan revolusi.
c. PahamAgama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada falsafah
keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.
2. Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia. Kelima sila
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup
semua nilai yang terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak
langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran
ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:
1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu membimbing
dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang
majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
4. Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang
sangat mendasar.
5. Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya
materialisme dan sekularisme
6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata
pelajaran lain
B. ASPEK POLITIK ( Pengaruh Aspek Politik )
Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan (pemerintahan) atau kebijaksanaan.
1. DalamNegeri
Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 45 yang mampu menyerap
aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu system yang unsur-unsurnya:
a. StrukturPolitik
Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah dalam
menjaring/pengkaderan pimpinan nasional
b. ProsesPolitik
Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang
bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang akhirnya terselenggara pemilu.
c. BudayaPolitik
Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik dan kegiatan politik sesuai
dengan disiplinnasional.
d. KomunikasiPolitik
Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik rakyat
sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan-pimpinan nasional
2. LuarNegeri
Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa.
Landasan Politik Luar Negeri = Pembukaan UUD 45, melaksanakan ketertiban dunia, berdasar
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan
kemanusiaan dan keadilan.
Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.
Bebas = Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Aktif = Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi
berperan atas dasar cita-citanya.
Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan dinamis
yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD 45
Ketahanan pada aspek politik dalam negeri = Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme
politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang
mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat
Ketahanan pada aspek politik luar negeri = meningkatkan kerjasama internasional yang saling
menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan
dan demi kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji
dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara industri maju.
Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar
negeri perlu ditingkatkan
C. ASPEK EKONOMI ( Pengaruh Aspek Ekonomi )
1. Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat meliputi:
produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang jasa
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok, serta cara-
cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap kehidupan
perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara
murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis
dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh-pengaruh
dari luar.
Perekonomian Indonesia = Pasal 33 UUD 45, Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap
warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan
tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan
monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut
sebagai sistem perekonomian kerakyatan.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan
kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat.
Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai hal yang menunjang,
antara lain:
Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata.
EkonomiKerakyatanMenghindari :
1. Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.
2. Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
3. Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.
4. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian, perindustrian dan jasa.
5. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah pengawasan anggota masyarakat
memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
6. Pemerataan pembangunan.
7. Kemampuan bersaing.
D. ASPEK SOSIAL BUDAYA ( Pengaruh Aspek Sosial budaya )
Sosial = Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib,
sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu
Budaya = Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa yang
menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan.
Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan
lingkungan sejarah.
Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing
(local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh
negatif budaya asing.
Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku bangsa (daerah)
atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya
harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya
lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas bangsa Indonesia
adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar:
- Religius
- Kekeluargaan
- Hidup seba selaras
- Kerakyatan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai
kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial
budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan
seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan
nasional.

ASPEK KETAHANAN KEAMANAN ( Pengaruh Aspek Ketahanan keamanan )
Pertahanan Keamanan Indonesia=> Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem
ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup
dan kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh
potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi
dan terkoordinasi.Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi
utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan
bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela
negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara
(Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup :
- Struktur kekuatan
- Tingkat kemampuan
- Gelar kekuatan
Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat pendekatan:
1. Ancaman
2. Misi
3. Kewilayahan
4. Politik
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan
diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri.
TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri sudah tidak
mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat.
Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara untuk memasuki wilayah
Indonesia (initial point). Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan pertahanan keamanan masa depan
perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan seimbang
antara unsur-unsur utama.
Kekuatan Pertahanan = AD, AL, AU. Dan unsur utama Keamanan = Polri.
Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang campur tangan
asing (link up) dengan alasan-alasan :
- Menegakkan HAM
- Demokrasi
- Penegakan hokum
- Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan kita
mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan
misi yaitu = untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces) :
1. Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat.
2. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA, LINMAS
3. Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan masyarakat
terhadap bencana perang.
Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan
1. Mewujudkan kesiapsiagaan dan upaya bela negara melalui penyelenggaraan SISKAMNAS.
2. Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.
3. Pembangunan pertahanan keamanan ditujukan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan.
4. Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.
5. Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.
6. Pembangunan dan penggunaan kekuatan pertahanan keamanan diselenggarakan oleh manusia-manusia
yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM, menghayati nilai perang dan damai.
7. TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta Marga.
8. Polri sebagai kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya.
H. BEBERAPA ANCAMAN KETAHANAN DALAM DAN LUAR NEGERI
Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adanya tekad
bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Ancaman sparatis dawasa ini ditunjukan
dengan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari
Indonesia, begitu pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai terjadinya
berbagai kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan gangguan dari luar adalah gangguan dari
negara lain yang ingin menguasai pulau-pulau kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun
dekat dengan wilayah negara lain

Pengertian Otonomi Daerah
otonomi berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri dan namos yang berarti Undang-undang
atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga sendiri (Bayu Suryaninrat; 1985).
Beberapa pendapat ahli yang dikutip Abdulrahman (1997) mengemukakan bahwa :
1) F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga daerah.
Terlepas dari itu pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan di atas, dalam Undang-undang Nomor 32
tahun 2004 dinyatakan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia[1].

Aspek Otonomi Daerah
Beranjak dari rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah pada prinsipnya mempunyai tiga
aspek, yaitu :
1) Aspek Hak dan Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
2) Aspek kewajiban untuk tetap mengikuti peraturan dan ketentuan dari pemerintahan di atasnya, serta
tetap berada dalam satu kerangka pemerintahan nasional.
3) Aspek kemandirian dalam pengelolaan keuangan baik dari biaya sebagai perlimpahan kewenangan dan
pelaksanaan kewajiban, juga terutama kemampuan menggali sumber pembiayaan sendiri.
DASAR HUKUM DAN LANDASAN TEORI OTONOMI DAERAH
1 . DASAR HUKUM :
Tidak hanya pengertian tentang otonomi daerah saja yang perlu kita bahas.Namun ada dasar-dasar yang bisa mnjadi
landasan.Ada beberapa peraturan dasar tentang pelaksanaan otonomi daerah,yaitu sebagai berikut:
(1. ) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 ayat 1 hingga ayat 7. (2) Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yang mengatur
tentang pemerintahan daerah.(3) Undang-Undang No.33 Tahun 2004 yang mengatur tentang sumber keuangan
negara.
tujuan pelaksana otonomi daerah,yaitu otonomi daerah harus bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat yang berada di wilayah otonomi tersebut serta meningkatkan pula sumber daya yang
di miliki oleh daerah agar dapat bersain dengan daerah otonom lainnya.

2 . LANDASAN TEORI
1.Asas Otonomi
Berikut ini ada beberapa asas otonomi daerah yang saya tuliskan di sini.Asas-asas tersebut sebagai berikut:
Asas tertib penyelenggara negara /Asas Kepentingan umum /Asas Kepastian Hukum /Asas keterbukaan /Asas
Profesionalitas /Asas efisiensi /Asas proporsionalitas / Asas efektifitas / Asas akuntabilitas

2.Desentralisasi : penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi
urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan
Republik Indonesia. dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah.
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai
penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini
seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan
perubahan pardigma pemerintahan di Indonesia. Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai pengalihan tanggung
jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah. Dasar pemikiran yang melatarbelakanginya adalah keinginan untuk memindahkan pengambilan keputusan
untuk lebih dekat dengan mereka yang merasakan langsung pengaruh program dan pelayanan yang dirancang dan
dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini akan meningkatkan relevansi antara pelayanan umum dengan kebutuhan dan
kondisi masyarakat lokal, sekaligus tetap mengejar tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah ditingkat daerah dan
nasional, dari segi sosial dan ekonomi. Inisiatif peningkatan perencanaan, pelaksanaan, dan keuangan pembangunan
sosial ekonomi diharapkan dapat menjamin digunakannya sumber-sumber daya pemerintah secara efektif dan efisien
untuk memenuhi kebutuhan lokal.
3.Sentralisasi :Sentralisasi dan desentralisasi sebagai bentuk penyelenggaraan negara adalah persoalan
pembagian sumber daya dan wewenang. Pembahasan masalah ini sebelum tahun 1980-an terbatas pada titik
perimbangan sumber daya dan wewenang yang ada pada pemerintah pusat dan pemerintahan di bawahnya. Dan
tujuan baik dari perimbangan ini adalah pelayanan negara terhadap masyarakat.
Di Indonesia sejak tahun 1998 hingga baru-baru ini, pandangan politik yang dianggap tepat dalam wacana publik
adalah bahwa desentralisasi merupakan jalan yang meyakinkan, yang akan menguntungkan daerah. Pandangan ini
diciptakan oleh pengalaman sejarah selama masa Orde Baru di mana sentralisme membawa banyak akibat
merugikan bagi daerah. Sayang, situasi ini mengecilkan kesempatan dikembangkannya suatu diskusi yang sehat
bagaimana sebaiknya desentralisasi dikembangkan di Indonesia. Jiwa desentralisasi di Indonesia adalah melepaskan
diri sebesarnya dari pusat bukan membagi tanggung jawab kesejahteraan daerah.
Sentralisasi dan desentralisasi tidak boleh ditetapkan sebagai suatu proses satu arah dengan tujuan pasti.
Pertama- tama, kedua sasi itu adalah masalah perimbangan. Artinya, peran pemerintah pusat dan pemerintah
daerah akan selalu merupakan dua hal yang dibutuhkan. Tak ada rumusan ideal perimbangan. Selain proses politik
yang sukar ditentukan, seharusnya ukuran yang paling sah adalah argumen mana yang terbaik bagi masyarakat.



C . PEMERAN PENTING DALAM OTONOMI DAERAH

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
Keberhasilan otonomi daerah tidak lepas dari kemampuan bidang keuangan yang merupakan salah satu
indikator penting dalam menghadapi otonomi daerah. Kedudukan faktor keuangan dalam
penyelenggaraan suatu pemerintah sangat penting, karena pemerintahan daerah tidak akan dapat
melaksanan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan
pembangunan dan keuangan inilah yang mrupakan salah satu dasar kriteria untukmengetahui secara nyata
kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Suatu daerah otonom
diharapkan mampu atau mandiri di dalam membiayai kegiatan pemerintah daerahnya dengan tingkat
ketergantungan kepada pemerintah pusat mempunyai proposal yang lebih kecil dan Pendapatan Asli
Daerah harus menjadi bagian yang terbesar dalammemobilisasi dana penyelenggaraan pemerintah daerah.
Oleh karena itu,sudah sewajarnya apabila PAD dijadikan tolak ukur dalam pelaksanaan otonomi daerah
demi mewujudkan tingkat kemandirian dalam menghadapi otonomi daerah.
Mardiasmo mendefinisikan anggaran sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,sedangkan penganggaran adalah
proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran.Mardiasmo mendefinisikan nya sebagai
berikut ,anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu
organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan belanja dan aktifitasSecara singkat dapat
dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan :
1)Berapa biaya atas rencana yang di buat(pengeluaran/belanja),dan
2)Berapa banyak dan bagaimana cara uang untuk mendanai rencana tersebut(pendapatan)

Sedangkan menurut UU No.17 tahun 2003 tentang keuangan Negara disebutkan bahwa APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.Lebih
lanjut dijelaskan dalam PP No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolahan Keuangan Daerah disebutkan bahwa
APBD adlah rencana keuangan tahunan Pemerintah daerah yang di bahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD,dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
ekonomi. Inisiatif peningkatan perencanaan, pelaksanaan, dan keuangan pembangunan sosial ekonomi
diharapkan dapat menjamin digunakannya sumber-sumber daya pemerintah secara efektif dan efisien
untuk memenuhi kebutuhan lokal
DAMPAK OTONOMI DAERAH
A.Dampak Positif : dengan otonomi daerah makapemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk
menampilkan identitas lokalyang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah
pusatmendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yangberada di daerahnya sendiri.
Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yangdidapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat.
Dana tersebut memungkinkanpemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program
promosikebudayaan dan juga pariwisata.
B.Dampak Negatif
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagioknum-oknum di pemerintah daerah
untuk melakukan tindakan yang dapat merugikaNegara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu
terkadang adakebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi Negara yang dapat menimbulkan
pertentangan antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkandaerah dengan Negara, seperti contoh
pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi
daerah maka pemerintahpusat akan lebih susah mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu karena
memang dengan sistem.otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu berarti.
Beberapa modus pejabat nakal dalam melakukan korupsi dengan APBD :
1) Korupsi Pengadaan Barang Modus : Penggelembungan (mark up) nilai barang dan jasa dari harga pasar. / Kolusi
dengan kontraktor dalam proses tender.
2) Penghapusan barang inventaris dan aset negara (tanah) :Modus :a. Memboyong inventaris kantor untuk
kepentingan pribadi. b. Menjual inventaris kantor
untuk kepentingan pribadi.
3) Pungli penerimaan pegawai, pembayaran gaji, keniakan pangkat, pengurusan pensiun dan
sebagainya. Modus : Memungut biaya tambahan di luar ketentuan resmi.
4) Pemotongan uang bantuan sosial dan subsidi (sekolah, rumah ibadah, panti asuhan dan jompo)
Modus : a. Pemotongan dana bantuan sosial b. Biasanya dilakukan secara bertingkat (setiap meja).
5) Bantuan fiktif
Modus : Membuat surat permohonan fiktif seolah-olah ada bantuan dari pemerintah ke pihak luar.
2.1 Pengertian Good governance
Istilah Good Governance berasal dart induk bahasa Eropa, Latin, yaitu Gubernare yang diserap oeh
bahasi inggris menjadi govern, yang berarti steer (menyetir, mengendalikan), direct (mengarahkan), atau
rule (memerintah). Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa inggris adalah to rule with authority, atau
memerintah dengan kewenangan.
Good Governance menurut Bank Dunia (World Bank) adalah cara kekuasaan digunakan dalam
mengelola berbagai sumberdaya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat (The way state
power is used in managing economic and social resources for development of society). Good
Governance sinonim dengan penyelernggaraan manajemen pembangunan yang memiliki 5 prinsip:
a. Solid & bertanggung jawab yang sejalan dg demokrasi & pasar yang efisien.
b. Menghindari salah alokasi & investasi yang terbatas.
c. Pencegahan korupsi balk secara politik maupun administratif.
d. Menjalankan disiplin anggaran.
e. Penciptaan kerangka politik & hukum bagi turnbuhnya aktivitas kewiraswastaan.
Dalam proses mernaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3
domain Good Governance, yaitu:
1. Pemerintah (peran :menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif).
2. Sektor swasta (Peran :menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan).
3. Masyarakat (peran:mendorong interaksi sosiai, ekonomi, politik dan mengajak seluruh anggotamasyarakat
berpartisipasi).
2.2 Prinsip-prinsip Good governance

Sehingga dikenal prinsip-prinsip utama dalam Governance korporat adalah: transparansi, akuntabilitas,
fairness,responsibilitas, dan responsivitas. (Nugroho,2004:216)
Transparansi merupakan keterbukaan, yakni adanya sebuah system yang memungkinkan
terselenggaranya komunikasi internal dan eksternal dari korporasi. Akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban secara bertingkat keatas, dari organisasi manajemen paling bawah hingga dewan
direksi, dan dari dewan direksi kepada dewan komisaris. Akuntabilitas secara luas diberikan oleh dewn
komisaris kepada masyarakat. Sedangkan akuntabilitas secara sempit dapat diartikan secara financial.
Fairness agak sulit diterjemahkan karena menyangkut keadilan dalam konteksmoral. Fairness lebih
menyangkut moralitas dari organisasi bisnis dalam menjalankan hubungan bisnisnya, baik secara internal
maupun eksternal.
Responsibilitas adalah pertanggungjawaban korporat secara kebijakan. Dalam konteks ini, penilaian
pertanggungjawaban lebih mengacu kepada etika korporat, termasuk dalam hal etika professional dan
etika manajerial. Sementara itu komite governansi korporat di Negara-negara maju menjabarkan prinsip
governansi korporat menjadi lima kategori, yaitu: (1) hak pemeganng saham, (2) perlakuan yang fair bagi
semua pemegang saham, (3) peranan konstituen dalam governansi korporat, (4) pengungkapan dan
transparansi dan (5) tanggungjawab komisaris dan direksi.
Prinsip-prinsip Good Governance diatas cenderung kepada dunia usaha, sedangkkan bagi suatu
organisasi public bahkan dalam skala Negara prinsip-prinsip tersebut lebih luas menurut UNDP melalui LAN
yang dikutip Tingkilisan (2005:115) menyebutkan bahwa adanya hubungan sinergis konstruktif di antara
Negara, sektor swasta atau privat dan masyarakat yang disusun dalam sembilan pokok karakteristik Good
Governance, yaitu:
a) Partisipasi (Participation)
Setiap warga Negara mempunyai suara dalam formulasi keputusa, baik secara langsung maupun
intermediasi institusi legitimasi yang mmewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibanguna atas
dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara secara berpartisipasi secara konstruktif
b) Penerapan Hukum (Fairness).
Kerangka hokum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama ukum untuk hak azasi manusia.
c) Transparansi (Transparency)
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka
yang mambutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.
d) Responsivitas (Responsiveness)
Lembaga-lembaga dan proses-proses kelembagaan harus mencoba untuk melayani setipa stakeholders.
e) Orientasi (Consensus Oreintation)
Good Governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi
kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.
f) Keadilan (Equity)
Semua warga Negara, baik laki-laki mapuin permpuan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan
ataupun menjaga kesejahteraan mereka dan terlibat di dalam pemerintahan.
g) Efektivitas (Effectivness)
Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.
h) Akuntabilitas (Acoountability)
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat sipil (civil society)
bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung pada
organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau
eksternal organisasi.
i) Strategi visi (Strategic vision)
Para pemimpin dan public harus mempunyai perspektif good governance dan pengembangan manusia
yang luas dan jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

Good governance dalam organisasi pemerintahan dan sektor publik
Tujuan implementasi Good Governance pada otonomi daerah terbagi dua sisi
yaitu sebagai berikut:
1. Sisi Output : pelayanan publik yang lebih berkualitas dan lebih terjangkau.
2. Sisi Proses : responsif, akuntabel, transparan, partisipatif, efisien dan kepastian hukum.
Tujuan Good Governance diterapkan dalam pemerintahan adalah untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisiensi dan efektif
dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif di antara domain-domain negara, sektor swasta
dan masyarakat (Kurniawan, 2005:16)
.
Indikator Pelayanan Publik
1. Responsiveness atau responsivitas adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan,
aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan.
2. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan seberapa jauh proses pemberian
pelayanan publik itu dilakukan sesuai prinsip atau prosedur administrasi atau oganisasi yang benar dan
telah di tetapkan.
3. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar proses
penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kepentingan stakeholders dan norma-norma yang berkembang
dalam masyarakat.
Pada dasarnya, pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi kepuasan konsumen/masyarakat
(whatever custumer satisfaction). Dukungan kepada pelanggan/masyarakat dapat bermakna sebagai suatu
bentuk pelayanan yang memberikan kepuasan bagi masyarakat, selalu dekat dengan pelanggannya,
sehingga kesan yang menyenangkan senantiasa di ingat oleh para penerima pelayanan publik. Selain itu,
membangun kesan yang dapat memberikan citra positif dimata masyarakat karena jasa pelayanan yang
diberikan dengan biaya yang terkendali atau terjangkau bagi masyarakat sehingga membuat masyarakat
terdorong atau termotivasi untuk bekerja sama dan dapat berperan aktif dalam pelaksanaan pelayanan
yang prima (Dwiyanto, 2005:67-68)
Bentuk- bentuk pelayanan publik
Pemerintah merupakan pihak yang memberikan pelayanan bagi masyarakat. Adapun didalam
pelaksanaannya pelayanan ini terdiri dari beberapa bentuk. Menurut Moenir (2002:190), bentuk pelayanan
ini terdiri dari :
1. Pelayanan dengan lisan, Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan
masyarakat, dibidang layanan informasi dan bidang lain yang tugasnya memberikan keterang dan penjelaa
kepada siapa pun yang memerlukan. Agar supaya pelayanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan,
ada syarat syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan, yaitu:
a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
b. Memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancer, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan
bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.
c. Bertingkah laku sopan dan ramah. Meski dalam keadaan sepi,tidak berbincang dan bercanda dengan teman,
karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas.
d. Tidak melayani orang-orang yang sekedar ingin berbincang dengan cara sopan.
2. Pelayanan dengan tulisan, Pelayanan dengan bentuk tulisan merupakan jenis pelayanan dengan
memberikan penjelasan melalui tulisan didalam pengolahan masalah masyarakat. Pelayanan dalam
bentuk tulisan ini terdiri dari dua jenis yakni:
a. Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang-orang yang
berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga.
b. Pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberian/penyerahan,
pemberitahuan dan lain sebagainya.
3. Pelayanan berbentuk perbuatan, Pelayanan berbentuk perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dengan
bentuk gabungan dari pelayanan berbentuk tulisan dan lisan.

2.4 Struktur organisasi dan manajemen pemerintahan dalam Good governance
Manajemen pemerintahan
Definisi Manajemen Pemerintahan dalam hubungannya itu terlihat melalui ruang lingkup materi
pokok kurikulernya:
1. asas dan sistem pemerintahan
2. hukum tata pemerintahan
3. Ekologi pemerintahan
4. Filsafat dan Etika Pemerintahan
5. Praktik penyelenggaraan Pemerintahan.
6. Kepemimpinan Pemerintahan
7. Reformasi Pembangunan Daerah
unsur-unsur manajemen adalah :
1. Tujuan organisasional yang telah ditetapkan oleh lembaga atau pejabat yang berkompeten
2. Fungsi, yaitu perencanaan usaha termasuk penetapan output dan outcome yang dikehendaki,
pengorganisasian sumber agar siap pakai/gerak, penggerakan/penggunaan sumber-sumber guna
menghasilkan output, dan kontrol penggerakan/penggunaan sumber-sumber supaya output dan otcome
yang dihasilkan/dinikmati konsumen sesuai dengan output/outcome yang diharapkan
3. Siklus produk yang berawal dari konsumen dan setelah melalui beberapa rute, berakhir pada konsumen.
Fungsi-fungsi Manajemen
Ruang lingkup Manajemen pemerintahan terlihat melalui fungsi-fungsi manajemen :
1. Perencanaan Pemerintahan
2. pengorganisasian sumber-sumber pemerintahan
3. penggunaan sumber-sumber pemerintahan
4. kontrol pemerintahan
Fungsi yang berjalan merupakan proses, dan setiap proses meliputi input, throughput, dan output
menimbulkan outcome itulah sasaran evaluasi pelanggan dan atau konsumen.
Manajemen fungsi dan tugas adalah manajemen yang bertolak dari anggapan dasar bahwa demi
mempertahankan hidup, manusia dilengkapi dengan fungsi-fungsi melihat, fungsi mendengar, dan
sebagainya.

2.1 Pengertian Identitas Nasiona : suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain. Setiap negara mempunyai identitas yang berbeda-beda.Pada hakikatnya
Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih popular disebut
sebagai kepribadian suatu bangsa.
Istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitasi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosiologis yang mendasari tingkahlaku individu. Oleh karena itu, menurut Ismaun (1981: 6 ) Kepribadian adalah
tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.
2.2 Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
Faktor penentu identitas nasional :
1. faktor objektif mendukung kelahiran identitas nasional meliputi faktor geografis-ekologis dan
demokratis. Sedangkan faktor subjektif adalah faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia. (2) Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan
teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan
negara. (3) Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Fakta keempat, meliputi penindasan,
dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.
2.3 Unsur-unsur Pembentuk Indentitas Nasional
a) Sejarah b) Kebudayaan : Aspek kebuayaan yang menjadi unsur pembentuk indentitas
nasional meliputi: akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah dan santun bangsa
Indonesia.c) Suku BangsaKemajemukan merupakan indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi
bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah tersebut, tradisi
bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus
dikembangkan dan di budayakan.d) Agama : Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain
dari kemajemukan dengan kata lain, agama dan keyakinan Indonesia tidak hanya dijamin oleh
konstitusi Negara, tetapi juga merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap
dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia. e) Bahasa : Bahasa adalah salah satu atribut
indentitas nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan
bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa penghubung (lingua
franca) peristiwa sumpah pemuda tahun 1982, yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan bangsa Indonesia.f) Kasta dan Kelas Kasta adalah pembagian social atas dasar agama.
Dalam agama hindu para penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi
adalah kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra (orang
biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih tingi
dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi
kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan
sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan dan milik merupakan komponen-
komponen terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan monopolisasi dan kesempatan-
kesempatan.
2.4 Karakteristik identitas nasional
Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu
yang membuat bangsa bersangkutan berbeda dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat
dikatakan bahwa Identitas Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas nasional tadi
bukanlah barang jadi yang sudah selesai mandheg dalam kebekuan normatif dan dogmatis,
melainkan sesuatu yang terbuka-cenderung terus-menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju
kemajuan yang dicita-citakan bangsa Indonesia.
Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat Indonesia harus berhadapan
dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa
pelestarian berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa
pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas kita semua. Dalam upaya
pengembangan identitas nasional, pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap segala
bentuk pengaruh kebudayaan bangsa Indonesia.
Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam pembukaan,
khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : kebudayaan bangsa ialah
kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia.
Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa dengan keterbukaan
menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas diamanatkan dalam pasal 32 UUD
1945 yang diamandemen :
1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional

2.5 Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan
kepada negara dan bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat
efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial.
Nasionalisme dapat diwujudkan dalam sebuah identitas politik/kepentingan bersama dalam bentuk
sebuah wadah yang disebut bangsa (nation) dengan demikian bangsa (nation) merupakan suatu
badan (wadah) yang didalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan keyakinan dan
persamaan lain yang mereka miliki seperti : ras, etnis, agama, bahasa dan budaya. Dari unsur
persamaan tersebut semuanya dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama untuk menentukan
tujuan bersama. Tujuan ini direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas organisasi politik yang
dibangun berdasarkan geopolitik yang terdiri atas : populasi, geografis, dan pemerintahan yang
permanen yang disebut negara (state). Menurut Dean A. Mix dan Sandra M. Hawley, nation-state
merupakan sebuah bangsa yang memiliki bangunan politik seperti ketentuan-ketentuan perbatasan
teritorial pemerintah sah, pengakuan bangsa lain dan sebagainya. Menurut Koerniatmante
Soetoprawiro secara hukum peraturan tentang kewarganegaraan merupakan suatu konsekuensi
langsung dari perkembangan nasionalisme.
2.6 Latar belakang lahirnya nasionalisme Indonesia
Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari situasi politik pada
abad ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai muncul di kalangan
pribumi. Ada 3 pemikiran besar tentang watak nasionalisme Indonesia yang terjadi pada masa
sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, marxisme dan nasionalisme Indonsia.
Para analis nasionalis beranggapan bahwa Islam memegang peranan penting dalam pembentukan
nasionalisme sebagaimana di Indonesia. Menurut seorang pengamat nasionalisme George Mc.
Turman Kahin, bahwa Islam bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali persatuan
melainkan juga merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan penindasan
yang berasal dari agama lain. Ikatan universal Islam pada masa perjuangan pertama kali di
Indonesia dalam aksi kolektif di pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh Syarikat Islam
yang berdiri pada awalnya bernama Syarikat Dagang Islam dibawah kepemimpinan
H.O.S.Tjokoroaminoto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis telah menjadi organisasi politik pemula
yang menjalankan program politik nasional dengan mendapat dukungan dari semua lapisan
masyarakat.
2.7 Faktor-Faktor Nasionalisme Indonesia
2.7.1 Faktor dari dalam (internal)
Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia
pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa
lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan
kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan
Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh
Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan
mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin
munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan
penjajahan.
Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
1. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat
pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin
menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
2. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.
Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk
meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
3. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan
budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para
nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli
bangsa Indonesia.
2.7.2 Faktor dari luar (eksternal)
Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
1. a. Pergerakan Kebangsaan India
2. b. Gerakan Kebangsaan Filipina
3. c. Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
4. d. Pergerakan Turki Muda (1908)
5. e. Pergerakan Nasionalisme Mesir
Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme,
demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di
Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham)
pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.
2.8 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas
nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah Indonesia untuk menyebut negara kita ini.
Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan
bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam
melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan
dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai
digunakan sejak :
1. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara
dalam tulisannya pada tahun 1850.
2. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk
nusantara dengan Indonesia.
3. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
4. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya
bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
5. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah
Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa,
organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia.
7. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

2.9 Karakteristik nasionalisme Indonesia
Paham Nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemedekaan
dari cengkraman kolonial . Semangat Nasionnalisme dipakai sebagai metode perlawanan,
sebagaimana yang disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F Platner bahwa para penganut
nasionalisme dunia ketiga secara khas menggunakan pretorika anti kolonialisme dan anti
imperialisme . Dengan demikian , bangsa merupakan suatu wadah yang didalamnya terhimpun
orang-orang yang mempunyai persamaan keyakinan yang mereka miliki . unsur persamaan itu
dijadikan identitas politik berdasarkan geopolitik dan pemerintahan permanen (negara).
Negara merupakan bangsa yang memiliki bangunan politik . Menurut penganutnya paham
nasionalisme yang disampaikan oleh Soekarno bukanlah nasionalisme yang berwatak sempit
(chauvinisme) melainkan bersifat toleran dan tidak memaksa.




Pengertian Negara Hukum menurut Wirjono Prodjodikoro
1. Semua alat-alat perlengkapan dari negara, khususnya alat-alat perlengkapan dari pemerintah dalam tindakannya
baik terhadap para warga negara maupun dalam negara saling berhubungan masing-masing, tidak boleh sewenang-
wenang, melainkan harus memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku;
2. Semua orang (penduduk) dalam hubungan kemasyarakatan harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum yang
berlaku.
Di Eropa Di Kenal Dua Tipe Pokok Negara Hukum,Adalah:
1. Type Anglo Saxon (Inggris, Amerika), berintikan Rule of Law
2. Type Eropa Kontinental (Jerman, Belanda, Belgia, Skandinavia), yang berdasarkan pada kedaulatan Hukum
(Rechtsouvereiniteit); jadi berintikan Rechstaat (Negara Hukum)
Pengertian Negara Hukum Indonesia
Negara Hukum menurut UUD 1945 adalah berdasarkan pada kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat. Negara
adalah merupakan subjek hukum. negara hukum Indonesia memuat unsur-unsur:
1. Menjunjung tinggi hukum 2. Adanya pembagian kekuasaan 3. Adanya perlinduungan terhadap hak-hak asasi
manusia serta remedi-remedi prosedural untuk mempertahankannya
4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi

Negara Hukum Formil dan Materil

1. Hukum Formil : hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar) dan diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang
brita cara mengajukan perkara baik gugatan maupun permohonan,memeriksa perkara dan memberikan putusan
dengan tujuan untuk mempertahankan hukum materil.Dasar dan sumber hukum acara Pradilan Agama,ialah Undang-
undang no.7tahun 1989 . 2. Hukum Materil
Hukum materil dapat di sebut juga dengan hukum dasar yang tidak tertulis (Convensi) yaitu aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.Convensi
ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara.
Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
Di terima oleh seluruh rakyat.
Bersifat sebagai pelengkap,sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-
Undang Dasar.
Contoh-contoh convensi antara lain sebagai berikut:
Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.Menurut pasal 37 ayat(1) dan (4) Undang-Undang
Dasar 1945,segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak akan tetapi sistem ini dirasa kurang jiwa
kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa.
Praktek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis antara lain:
Pidato kenegaraan presiden republic Indonesia setiap tanggal 16 Agustus di dalam sidang Dewan Perwawakilan Rakyat.
Pidato presiden yang di ucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara pada minggu pertama pada minggu bulan januari setiap tahunnya.

Ciri-ciri Negara Hukum
Negara hukum adalah Negara yang menjadikan hukum sebagai kekuasaan tertinggi. Hukum yang berlaku di
Negara tersebut haruslah yang mencerminkan keadilan bagi masyarakatnya dan bukan hukum yang hanya berpihak
kepada masyarakat tertentu saja sehingga kedudukan semua individu atau masyarakat sama di depan hukum.
1. Percaya ada Tuhan, dan hanya ada satu. 2. Demokrasi 3. hukum tidak pandang bulu kepada semua orang sama.
4. Pengakuan dari perlindungan hak hak asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang politik, hukum,
sosial, ekonomi, dan kebudayaan. 5. Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu
kekuasaan apapun juga. 6. Legalitas dalam arti segala bentuknya.

Negara Hukum Indonesia
1. Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia
Negara Indonesia adalah Negara hukum yang telah tertuang dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Perubahan
Ketiga, yang berbunyi Indoensia adalah negara hukum, sebelumnya, landasan Negara hukum Indonesia terdapat
dalam bagian penjelasan umum UUD 1945 tentang sistem pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut :
Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat)
Sistem Konstitusional, pemerintah berdasarkan atas system konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat Absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan perumusan di atas, Negara Indonesia memakai istilah rechtsstaat yang kemungkinan
dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah Eropa Kontimental. Perumusan Negara hukum
Indonesia adalah :
Negara berdasarkan atas hukum, bukan berdasarkan kekuasaan belaka.
Pemerintah Negara berdasarkan atas suatu konstitusi dengan kekuasaan pemerintah terbatas, tidak absolute.

2. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia
Negara Indonesia menurut UUD 1945 mengandung Prinsip prinsip sebagai tersebut :
Norma Hukum nya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional.
Sistemnya yaitu sistem konstitusi
Kedaulatan rakyat atau prinsip demokrasi
Prinsip persamaan kedudukan dalam hukum.
Adanya organ pembentuk UU (Presiden dan DPR)
Sistem Pemerintahan adalah Presidensiil
Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif)

3. Hubungan Negara hukum dengan Indonesia
Secara normatif hubungan hukum dengan Indonesia pastinya sangat erat, tapi secara meta yuridis dan hukum
dipandang sebagai sebuah kemanfaatan seperti apa yang telah dipaparkan oleh Gustav Radburc maka hubungan
antara Indonesia sebagai Negara dengan hukum sudah tercipta sejak dahulu, sebelum Indonesia sendiri merdeka,
karena hukum sebagai kemanfaatan, keadilan, dan kepastian sudah ada di dalam hati sanubari kita.


Pengertian Warga Negara
Warga negara (citizen) adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di
wilayah hukum negara tertentu yang disusun dan diselenggarakan pemerintah, yang
digambarkan oleh seperangkat hak dan kewajiban.
Kewarganegaraan (Citizenship) adalah status pribadi yang dimiliki secara tetap dengan hak,
perlakuan khusus, dan tugas-tugas sebagai warga negara (Banks, 2004).
Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orangbangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (Pasal 26 ayat [1] UUD 1945).
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah:
- (A).setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI (B) anak
yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI (C) anak yang lahir dari
perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing (WNA), atau
sebaliknya(D) anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah
yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut(E) anak yang lahir dalam tenggang
waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan
ayahnya itu seorang WNI(F) anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu
WNI(G)anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin(H) anak yang lahir di wilayah negara Republik
Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunyA( I )
anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui (J ) anak yang lahir di wilayah negara Republik
Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya(K) anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah
dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan (L) anak dari seorang
ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah
atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

2.2 Kedudukan dan Status Warga Negara



2.3 Syarat Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
(1) telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;(2) pada waktu mengajukan permohonan sudah
bertempat tinggal di wilayah negaraRepublik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut; (3) sehat jasmani dan rohani;(4)dapat berbahasa
Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;(5)tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;(6)jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda;(7)mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap dan (8)
membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

2.4 Asas Kewarganegaraan Indonesia
1. Asas I us Soli: asas pemberian kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran (terbatas). Negara yang
menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak yang lahir sebagai warganegaranya hanya apabila
anak tersebut lahir di wilayah negaranya, tanpa melihat siapa dan darimana orang tua anak tersebut. Asas ini
memungkinkan adanya bangsa yang modern dan multikultural tanpa dibatasi oleh ras, etnis, agama, dll. Contoh
negara yang menganut asas ini adalah AS, Argentina, Banglades dan Brazil.
2. Asas I us Sanguinis :asas pemberian kewarganegaraan berdasarkan keturunan orang tuanya. Negara yang
menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak sebagai warga negaranya apabila orang tua
dari anak tersebut adalah memiliki status kewarganegaraan negara tersebut (dilihat dari keturunannya). Asas ini
akan berakbibat munculnya suatu negara dengan etnis yang majemuk. Contoh negara yang menganut asas ini
adalah negara-negara yang memiliki sejarah panjang seperti negara-negara Eropa dan Asia. Contoh negara yang
menganut asas ius sanguinis ini yakni Brunai, Jordania, Malaysia, Belanda, Cina.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal:asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Setiap
orang tidak dapat menjadi warga Negara ganda atau lebih dari satu.
4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas: asas yang menentukan stu kewarganegaraan ganda (lebih dari satu
warga Negara) bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Pada saat anak-anak
mencapai umur 18 tahun, maka harus menentukan salah satu kewarganegaraan.


2.4 Perolehan Pewarganegaraan di Indonesia
Dalam penjelasan umum Undang-undang No. 62/1958 bahwa terdapat 7 (tujuh) cara
memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu :
(1)Karena kelahiran (2)Karena pengangkatan (3)Karena dikabulkan permohonan (4)Karena pewarganegaraan
(5)Karena perkawinan (6)Karena turut ayah dan atau ibu (7)Karena pernyataan
2.6 Kedudukan warga negara dalam Negara

Dengan memiliki status sebagai warga negara , maka orang memiliki hubungan hukum
dengan negara. Hubungan itu berwujud status, peran, hak dan kewajiban secara timbal balik.
Sebagai warga negara maka ia memiliki hubungan timbal balik yang sederajat dengan
negaranya. Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif dan positif.
Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif dan positif (Cholisin,
2000). Peran Warga Negara :
(A)Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.(B) Peran
aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara,
terutama dalam mempengaruhi keputusan publik. (C)Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta
pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup. (D)Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi.
2.7 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Hak warga negara adalah sesuatu yang dapat dimiliki oleh warga negara dari negaranya, diatur dalam
undang-undang. Kewajiban warga negara adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh warga negara,
ditetapkan oleh undang-undang. Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban sering tidak seimbang. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
A. Hak Warga Negara Indonesia
(1)Hak memperoleh kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1). (2) Hak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak. Tiap warga negara berhak ataspekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (Pasal 27 ayat 2).(3) Hak ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. (Pasal 27 ayat 3).(4)Hak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan
pikiran Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang. (Pasal 28).(5)Hak kemerdekaan memeluk agama dan beribadah sesuai
agama/kepercayaannya Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. (Pasal 29 ayat 2). (6)Berhak ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. (Pasal 30 ayat 1) .(7)Hak Mendapat Pendidikan Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
(Pasal 31 ayat 1). (8)Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Hal ini dijelaskan
dalam Pasal 32 UUD 1945 ayat (1), Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia,
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.(9)Hak
ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi:
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
c. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar asas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
(10)Hak untuk mendapatkan Kesejahteraan sosial: Pasal 33 UUD 1945 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5).
(11)Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara. (Pasal 34 ayat 1).

B. Kewajiban Warga Negara Indonesia

(1)Wajib menaati hukum dan pemerintahan. segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya (Pasal 27 ayat 1) (2)Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. (Pasal 27 ayat 3).(3)Wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. (Pasal 30 ayat 1).(4)Wajib mengikuti pendidikan
dasar (Pasal 31 ayat 2).
2.8 Hak dan Kewajiban Negara
A. Hak negara atau pemerintah meliputi:
(1) Menciptakan peraturan dan undang-undang yang dapat mewujudkan ketertiban dan keamanan bagi
keseluruhan rakyat;(2) Melakukan monopoli terhadap sumber daya yang menguasai hajat hidup orang
banyak;(3)Memaksa setiap warga negara untuk taat pada hukum yang berlaku.

B. Kewajiban negara atau pemerintah sebagaimana yang tersebut dalam tujuan negara
dalam pembukaan UUD 1945 dan kewajiban negara menurut undang-undang serta UUD
meliputi:
(1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;(2)Memajukan kesejahteraan umum;(3)
Mencerdaskan kehidupan bangsa;(4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial;(5). Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama dan kepercayaannya;(6). Membiayai
pendidikan, khususnya pendidikan dasar;(7). Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional;(8) Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran belanja negara dan
belanja daerah;(9) Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia;(10) Memajukan kebudayaan manusia
di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dengan memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya;(11). Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan kebudayaan nasional;(12)
Menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan menguasai hidup orang banyak;(13). Menguasai bumi,
air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat; (14)Memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar;
(15)Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan;(16) Bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Dalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga negara, negara memiliki tugas dan
tanggungjawab sebagai berikut:
(A)Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agamanya. (pasal 29 ayat 2)
(B)Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan khususnya pendidikan dasar (pasal 31
ayat 2)(C)Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyeleng-garakan satu sistem pendidikan
nasional (pasal 31 ayat 3)(D)Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
20% dari anggaran belanja negara dan belanja daerah (pasal 31 ayat 4) (E)Pemerintah memajukan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia (pasal 31 ayat 5)(F)Negara
memajukan kebudayaan manusia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dengan memelihara dana mengembangkan nilai-nilai budayanya. (pasal 32 ayat
1)(G)Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan kebudayaan nasional.
(pasal 32 ayat 2)(H)Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara
danmenguasai hidup orang banyak (pasal 33 ayat 2)(I )Negara menguasai bumi, air dan kekayaan
alam demi kemakmuran rakyat (pasal 33 ayat 3)(J )Negara berkewajiban memelihara fakir miskin
dan anak-anak terlantar (pasal 34 ayat 1)(K)Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan (pasal 34 ayat 2)(L)Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (pasal 34 ayat 3)
Hilangnya Kewarganegaraan RI
(A)memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;(B)tidak menolak atau tidak
melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk
itu (C)dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar
negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan;(D)masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden
(E)secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, (F)secara sukarela mengangkat sumpah atau
menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;(G)tidak
diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
negara asing;mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya;
atau (H)bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5
(lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan
pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik
Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan (I)Kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia bagi seorang ayah tidak dengan sendirinya berlaku terhadap anaknya yang mempunyai
hubungan hukum dengan ayahnya sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun
atau sudah kawin.(J)Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ibu tidak
dengan sendirinya berlaku terhadap anaknya yang tidak mempunyai hubungan hukum dengan
ayahnya sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin.(L)Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia karena memperoleh kewarganegaraan
lain bagi seorang ibu yang putus perkawinannya, tidak dengan sendirinya berlaku terhadap anaknya
sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

Anda mungkin juga menyukai