Anda di halaman 1dari 65

ISO 26000

Human Right Issue 1 : Due Dilligence ( Uji Kelayakan )

Untuk menghormati hak asasi manusia, organisasi memiliki tanggung jawab untuk
melakukan uji kelayakan untuk mengidentifikasi, mencegah dan memetakan dampak actual
atau potensial yang dihasilkan dari aktifitasnya ataupun aktivitas lain yang berhubungan. Uji
kelayakan juga menandakan suatu organisasi memiliki tanggung jawab untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, dimana mereka menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia dimana
perusahaan berpengaruh.

Tidakan dan Ekspektasi yang berhubungan

Karena uji kelayakan dapat diterapkan pada semua subjek utama. Untuk lebih spesifik pada
hak asasi manusia, proses uji kelayakan harus disesuaikan dengan ukuran perusahaan dan
lingkungannya dengan memperhatikan komponen berikut :

1. Kebijakan Hak Asasi Manusia bagi organisasi yang memiliki panduan yang berarti di
dalam perusahaan ataupun bagi sekitar perusahaan
2. Menilai apakah suatu aktifitas yang ada sekarang ataupun yang direncanakan dapat
mempengaruhi hak asasi manuasia
3. Mengintegrasikan kebijakan hak asasi manusia didalam organisasi
4. Melacak kinerja over time, dan mampu untuk membuat penilaian terhadap prioritas
dan pendekatan
5. Tindakan untuk menempatkan dampak negative dari suatu pilihan dan aktivitas

Human Right Issue 2 : Situasi Risiko


Deskripsi Isu
Terdapat beberapa situasi dan lingkungan dimana organisasi memiliki kemungkinan yang
lebih besar untuk menghadapi tantangan yang terkait dengan human rights. Beberapa situasi
tersebut adalah:
1. Konflik atau ketidakstabilan kondisi politik, kegagalan demokrasi atau sistem
peradilan, dan ketiadaan hak politik atau hak sipil.
2. Kemiskinan, kekeringan, dan tantangan kesehatan yang ektrim dan bencana alam.
3. Keterlibatan dalam aktivitas ekstraktif atau kegiatan lain yang berpengaruh signifikan
terhadap lingkungan seperti air, hutan, atmosfir dan masyarakat.
4. Kedekatan aktifitas operasional organisasi dengan komunitas warga pribumi.
5. Aktifitas yang berpengaruh atau melibatkan anak-anak.
6. Budaya korupsi.
7. Kompleksnya rantai nilai yang melibatkan aktifitas pekerjaan yang tidak memiliki
perlindungan hukum.
8. Kebutuhan akan tindakan yang ekstensif untuk memastikan keamanan suatu
bangunan atau asset lainnya.

Tidakan dan Harapan


Dalam menghadapi beberapa situasi tersebut, berikut adalah hal-hal yang perlu menjadi
perhatian oleh suatu organisasi:
1. Dibutuhkan proses uji kelayakan yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan melalui
assessmen human rights impact yang independent.
2. Dalam pengambilan keputusan, organisasi harus berlandaskan pada tanggung jawab
utamanya yaitu menghormati human rights.
3. Organisasi harus mempertimbangkan konsekuensi atas aktifitasnya sehingga tujuan
yang diinginkan yaitu menghormati human rights dapat terwujud.

Human Rights Issue 3 – Avoidance of complicity


Deskripsi Isu
Complicity memiliki makna hukum dan non-hukum. Dalam konteks hukum, keterlibatan
telah didefinisikan dalam beberapa yurisdiksi sebagai tindakan atau kelalaian memiliki efek
substansial pada pelaksanaan suatu tindakan ilegal seperti kejahatan, memiliki pengetahuan,
atau niat untuk berkontribusi pada tindakan ilegal itu.
tiga bentuk keterlibatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Direct complicity
Ini terjadi ketika sebuah organisasi dengan sengaja membantu dalam pelanggaran hak
asasi manusia.
2. Beneficial complicity
Ini melibatkan organisasi atau anak perusahaan yang mendapatkan manfaat langsung
dari pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh orang lain. Contohnya
termasuk organisasi yang mentolerir tindakan oleh pasukan keamanan untuk menekan
protes damai terhadap keputusan dan kegiatannya atau menggunakan tindakan
represif saat menjaga fasilitasnya, atau organisasi yang mendapat manfaat ekonomi
dari penyalahgunaan pemasok atas hak-hak dasar di tempat kerja.
3. Silent complicity
Ini dapat melibatkan kegagalan oleh suatu organisasi untuk mengajukan dengan
otoritas yang tepat pertanyaan tentang pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis
atau berkelanjutan, seperti tidak berbicara menentang diskriminasi sistematis dalam
undang-undang ketenagakerjaan terhadap kelompok tertentu.

Tindakan dan Harapan


Satu bidang penting dengan potensi untuk menciptakan keterlibatan dalam pelanggaran hak
asasi manusia berkaitan dengan pengaturan keamanan. Dalam hal ini, antara lain, organisasi
harus memverifikasi bahwa:
1. Pengaturan keamanannya menghormati hak asasi manusia dan konsisten dengan
norma dan standar internasional untuk penegakan hukum.
2. Personel keamanan (dipekerjakan, dikontrakkan atau disubkontrakkan) harus dilatih
secara memadai, termasuk kepatuhan terhadap standar hak asasi manusia, dan
pengaduan tentang prosedur atau personel keamanan harus ditangani dan diselidiki
segera dan, jika sesuai, secara independen.
3. Organisasi harus melakukan uji tuntas untuk memastikan bahwa ia tidak ikut serta,
memfasilitasi atau mengambil manfaat dari pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
pasukan keamanan publik.
Selain itu, suatu organisasi harus:
 tidak menyediakan barang atau jasa kepada suatu entitas yang menggunakannya untuk
melakukan pelanggaran hak asasi manusia;
 tidak mengadakan kemitraan formal atau informal atau hubungan kontraktual dengan
mitra yang melakukan pelanggaran HAM dalam konteks kemitraan atau dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dikontrak;
 menginformasikan dirinya sendiri tentang kondisi sosial dan lingkungan tempat
barang dan jasa yang dibeli diproduksi;
 memastikan tidak terlibat dalam pemindahan orang dari tanah mereka kecuali
dilakukan sesuai dengan hukum nasional dan norma internasional, yang mencakup
mengeksplorasi semua solusi alternatif dan memastikan pihak-pihak yang terkena
dampak diberi kompensasi yang memadai;
 mempertimbangkan untuk membuat pernyataan publik, atau mengambil tindakan lain
yang menunjukkan bahwa itu tidak memaafkan pelanggaran hak asasi manusia,
seperti tindakan diskriminasi, yang terjadi dalam pekerjaan di negara yang
bersangkutan; dan
 hindari hubungan dengan entitas yang terlibat dalam kegiatan anti-sosial.

Human Right Issue 4 – Menyelesaikan Keluhan


Deskripsi Isu
Perselisihan tentang dampak hak asasi manusia dapat terjadi dari keputusan dan kegiatan
organisasi. Dibutuhkan mekanisme pengaduan efektif yang memainkan peran penting dalam
tugas negara untuk melindungi hak asasi manusia. Demikian pula, untuk menghormati hak
asasi manusia, organisasi harus membangun mekanisme bagi mereka yang percaya hak asasi
mereka telah disalahgunakan, dan berupaya mencari ganti rugi dari apa yang telah terjadi.
Mekanisme ini dapat menawarkan peluang tambahan untuk pemulihan.
Tindakan dan Harapan
Memastikan mekanisme bagi pemangku kepentingan dengan cara:
1. Legitimasi. Struktur tata kelola yang jelas, transparan, dan independen untuk
memastikan bahwa tidak ada pihak dalam proses pengaduan tertentu yang dapat
mengganggu keadilan manajemen.
2. Dapat Diakses. Mempublikasikan keberadaan dan bantuan yang memadai bagi
pihak-pihak yang dirugikan yang mungkin menghadapi hambatan akses, seperti
bahasa, buta huruf, kurangnya kesadaran atau keuangan, jarak, kecacatan atau
ketakutan akan pembalasan .
3. Dapat Diprediksi. Kejelasan mengenai prosedur, waktu, proses dan hasil yang dapat
dan tidak dapat mereka tawarkan, serta sarana untuk memantau pelaksanaan.
4. Adil. Pihak yang dirugikan harus memiliki akses ke sumber informasi, saran dan
keahlian yang diperlukan agar terlibat dalam proses pengaduan yang adil.
5. Hak yang Kompatibel. Hasil dan pemulihan harus sesuai dengan standar HAM yang
diakui secara internasional.
6. Jelas dan Transparan. Proses dan hasil harus terbuka dan berbobo untuk
pengawasan dan kepentingan publik.
7. Berdasarkan Dialog dan Mediasi. Proses yang disepakati secara bersama melalui
keterlibatan antara para pihak. Jika ajudikasi diinginkan, para pihak harus memiliki
hak melalui mekanisme terpisah dan independen.

Human Right Issue 5 – Diskriminasi dan Kelompok yang Rentan


Deskripsi Isu
Larangan diskriminasi adalah salah satu prinsip paling mendasar dari hukum hak asasi
manusia internasional. Diskriminasi melibatkan pembedaan yang memiliki efek membatalkan
kesetaraan perlakuan atau peluang, di mana pertimbangan itu didasarkan pada prasangka saja.
Biasanya diskriminasi terjadi pada (ras, warna kulit, jenis kelamin, usia, bahasa, kebangsaan,
agama, asal etnis atau sosial, kasta, ekonomi, cacat, kehamilan, adat istiadat, afiliasi serikat
pekerja, afiliasi politik atau opini politik atau pendapat lainnya. Alasan terlarang yang muncul
juga mencakup status perkawinan atau keluarga, hubungan pribadi, dan status kesehatan
seperti HIV/AIDS.
Suatu organisasi memiliki banyak manfaat dengan mengambil pendekatan aktif untuk
memastikan kesempatan yang sama dan rasa hormat untuk semua individu melalui partisipasi
dan inklusi penuh serta efektif dalam masyarakat dari semua kelompok.
Kelompok-kelompok yang telah mengalami diskriminasi terus-menerus mengarah pada
kerugian yang mengakar, rentan terhadap diskriminasi lebih lanjut, dan hak asasi mereka
harus menjadi fokus perhatian tambahan dalam hal perlindungan dan rasa hormat oleh
organisasi.
Diskriminasi juga bisa bersifat tidak langsung. Ini terjadi ketika ketentuan, kriteria, atau
praktik yang tampaknya netral akan menempatkan orang dengan kriteria tertentu pada posisi
yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan orang lain, kecuali ketentuan, kriteria,
atau praktik tersebut dibenarkan secara obyektif oleh tujuan yang sah.
Tindakan dan Harapan
Suatu organisasi harus berhati-hati untuk memastikan bahwa ia tidak mendiskriminasi
karyawan, mitra, pelanggan, pemangku kepentingan, anggota, dan siapa pun yang memiliki
kaitan langsung dengan organisasi. Menentukan apakah ada diskriminasi langsung maupun
tidak langsung serta tidak berkontribusi pada praktik-praktik diskriminatif melalui koneksi
dengan kegiatannya. Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai contoh adalah mereka dapat
melakukan analisis tentang cara-cara khas di mana mereka berinteraksi dengan perempuan,
dibandingkan dengan laki-laki, dan mempertimbangkan apakah kebijakan dan keputusan
dalam hal ini objektif atau mencerminkan stereotip. Dapat pula meminta saran dari organisasi
lokal atau internasional mengenai hak asasi manusia melalui bimbingan, temuan dan
rekomendasi pemantauan internasional atau nasional atau prosedur investigasi. Mereka juga
dapat mempertimbangkan untuk memfasilitasi peningkatan kesadaran akan hak-hak mereka
di antara anggota kelompok rentan.
Suatu organisasi juga harus berkontribusi untuk memperbaiki diskriminasi atau warisan
diskriminasi masa lalu. Sebagai contoh, mereka harus berusaha untuk mempekerjakan atau
melakukan bisnis dengan organisasi yang dioperasikan oleh orang-orang dari kelompok yang
secara historis didiskriminasi, jika memungkinkan mendukung peningkatan akses pendidikan,
infrastruktur atau layanan sosial bagi kelompok yang tidak memiliki akses penuh. Serta
mengambil pandangan positif dan konstruktif tentang keanekaragaman di antara orang-orang
yang berinteraksi dengannya. Contoh-contoh kelompok rentannya adalah sebagai berikut:
1. Perempuan. Perempuan merupakan separuh dari populasi dunia, tetapi mereka sering
kali memiliki peluang yang setara dengan laki-laki. Perempuan memiliki hak untuk
menikmati semua hak asasi manusia tanpa diskriminasi, termasuk dalam pendidikan,
pekerjaan, ekonomi, sosial serta hak untuk memutuskan pernikahan. Kebijakan dan
kegiatan organisasi harus memperhatikan hak-hak perempuan dan mempromosikan
perlakuan yang sama terhadap perempuan dan laki-laki di bidang ekonomi, sosial dan
politik.
2. Penyandang Cacat. Orang-orang penyandang cacat seringkali rentan karena
kesalahan persepsi tentang keterampilan dan kemampuan mereka. Suatu organisasi
harus berkontribusi untuk memastikan bahwa laki-laki dan perempuan penyandang
cacat diberi martabat, otonomi, akses ke fasilitas dan partisipasi penuh dalam
masyarakat.
3. Anak-Anak. Sebabnya adalah karena status ketergantungan anak-anak. Organisasi
harus mengambil tindakan yang dapat memengaruhi anak-anak, pertimbangan utama
harus diberikan untuk kepentingan terbaik anak. Menegakkan prinsip-prinsip hak-hak
anak seperti hak untuk hidup, bertahan hidup, berkembang dan kebebasan
berekspresi, harus selalu dihormati dan diperhitungkan. Organisasi harus memiliki
kebijakan untuk mencegah karyawan mereka terlibat dalam eksploitasi seksual dan
bentuk-bentuk lain dari pelanggaran hak anak-anak.
4. Masyarakat Adat. Mereka sering kali rentan diskriminasi karena perampasan tanah
mereka ataupun status terpisah dari warga negara lain. Masyarakat adat menikmati
hak asasi manusia yang universal, khususnya hak atas perlakuan dan kesempatan yang
setara. Hak-hak kolektif tersebut meliputi penentuan nasib sendiri (yang berarti hak
untuk menentukan identitas mereka, status politik mereka dan cara mereka ingin
berkembang), akses dan pengelolaan tradisional tanah, air dan sumber daya lainnya,
mempertahankan dan menikmati adat istiadat, budaya, bahasa dan pengetahuan
tradisional mereka, serta mengelola kekayaan budaya dan intelektual mereka. Suatu
organisasi harus mengakui dan menghormati hak-hak masyarakat adat ketika
melaksanakan keputusan dan kegiatannya.
5. Migrant. Pekerja migran dan keluarga mereka juga rentan karena migran asing atau
regional terutama jika mereka adalah migran yang tidak berdokumen. Suatu
organisasi harus menghormati hak-hak mereka dan berkontribusi untuk
mempromosikan iklim penghormatan terhadap hak asasi manusia para migran,
pekerja migran dan keluarga mereka.
6. Keturunan, Kasta. Ratusan juta orang didiskriminasi karena status atau keturunan
turun-temurun. Bentuk diskriminasi ini didasarkan pada sejarah pelanggaran hak yang
dibenarkan oleh anggapan keliru bahwa beberapa orang dianggap kurang layak karena
tempat mereka dilahirkan. Organisasi harus menghindari praktik-praktik semacam itu
dan, jika memungkinkan, berupaya berkontribusi untuk menghilangkan prasangka-
prasangka ini.
7. Ras. Orang-orang didiskriminasi karena ras, identitas budaya, dan asal etnis mereka.
Adalah sejarah pelanggaran hak yang keliru bahwa beberapa orang lebih rendah
karena warna kulit atau budaya mereka. Rasisme sering hadir di daerah-daerah
dengan sejarah perbudakan atau penindasan satu kelompok ras oleh kelompok ras
lain.
8. Kelompok rentan lainnya termasuk. Misalnya, orang tua, pengungsi, orang miskin,
orang buta huruf, penyandang penyakit HIV/AIDS, kelompok minoritas serta agama.

6.3.8 Masalah hak asasi manusia 6: Hak sipil dan politik


6.3.8.1 Deskripsi masalah ini
Hak-hak sipil dan politik mencakup hak-hak absolut seperti hak untuk hidup, hak untuk hidup
dengan bermartabat, hak untuk bebas dari penyiksaan, hak atas keamanan seseorang, hak
untuk memiliki properti, kebebasan dan integritas orang dan hak atas proses hukum dan
pemeriksaan yang adil ketika menghadapi tuntutan pidana. Mereka selanjutnya termasuk
kebebasan berpendapat dan berekspresi, kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai,
kebebasan untuk mengadopsi dan mempraktikkan agama, kebebasan untuk memegang
kepercayaan, kebebasan dari campur tangan sewenang-wenang dengan privasi, keluarga,
rumah atau korespondensi, kebebasan dari serangan terhadap kehormatan atau reputasi, hak
akses ke layanan publik dan hak untuk ikut serta dalam pemilihan
6.3.8.2 Tindakan dan harapan terkait
Suatu organisasi harus menghormati semua hak sipil dan politik individu. Contohnya
termasuk, tetapi tidak terbatas pada pengikut:
 kehidupan individu;
 kebebasan berpendapat dan berekspresi. Suatu organisasi seharusnya tidak bertujuan
untuk menekan pandangan siapa pun atau pendapat, bahkan ketika orang tersebut
mengungkapkan kritik terhadap organisasi secara internal atau eksternal;
 kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai;
 kebebasan untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan ide melalui cara
apa pun, terlepas dari nasional perbatasan;
 hak untuk memiliki properti, sendiri atau bersama orang lain, dan kebebasan dari
dirampas secara sewenang-wenang properti; dan
 akses ke proses yang wajar dan hak untuk pemeriksaan yang adil sebelum tindakan
disipliner internal diambil. Setiap tindakan disipliner harus proporsional dan tidak
melibatkan hukuman fisik atau tidak manusiawi atau perawatan merendahkan.

6.3.9 Masalah hak asasi manusia 7: Hak ekonomi, sosial dan budaya
6.3.9.1 Deskripsi masalah ini
Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, memiliki hak ekonomi, sosial dan budaya yang
diperlukan untuk martabatnya dan pengembangan pribadi. Ini termasuk hak untuk:
pendidikan; bekerja dalam kondisi yang adil dan menguntungkan; kebebasan berserikat;
standar kesehatan yang memadai; standar hidup yang memadai untuk fisik dan kesehatan
mental dan kesejahteraan dirinya atau dirinya sendiri dan keluarganya; makanan, pakaian,
perumahan, perawatan medis dan perlindungan sosial yang diperlukan, seperti keamanan jika
terjadi pengangguran, sakit, cacat, kematianpasangan hidup, usia lanjut, atau kurangnya mata
pencaharian lain dalam situasi di luar kendali mereka; praktik suatu agama
dan budaya; dan peluang tulus untuk berpartisipasi tanpa diskriminasi dalam pengambilan
keputusan yang mendukung praktik positif dan mencegah praktik negatif dalam kaitannya
dengan hak-hak ini
6.3.9.2 Tindakan dan harapan terkait
Untuk menghormati hak-hak ini, sebuah organisasi memiliki tanggung jawab untuk
melakukan uji tuntas untuk memastikannya tidak terlibat dalam kegiatan yang melanggar,
menghalangi atau menghalangi penikmatan hak-hak tersebut. Berikut ini adalah contoh apa
yang harus dilakukan organisasi untuk menghormati hak-hak ini. Organisasi harus menilai
kemungkinan dampak dari keputusan, kegiatan, produk dan layanannya, serta proyek proyek
baru, pada hak-hak ini, termasuk hak-hak penduduk setempat. Lebih lanjut, itu tidak boleh
secara langsung maupun tidak langsung membatasi atau menolak akses ke produk atau
sumber daya penting, seperti air. Misalnya, proses produksi seharusnya tidakminum yang
langka. Organisasi harus, jika perlu, mempertimbangkan mengadopsi atau mempertahankan
kebijakan khusus untuk memastikan distribusi barang dan jasa penting secara efisien di mana
distribusi ini terancam punah. Organisasi yang bertanggung jawab secara sosial juga dapat
berkontribusi untuk pemenuhan hak-hak tersebut, jika perlu, sambil mengingat berbagai
peran dan kapasitas pemerintah dan organisasi lain yang terkait dengan ketentuan hak-hak ini.
Suatu organisasi dapat mempertimbangkan, misalnya:
 memfasilitasi akses ke, dan jika memungkinkan menyediakan dukungan dan fasilitas
untuk, pendidikan dan kehidupan seumur hidup belajar untuk anggota masyarakat;
 menggabungkan upaya dengan organisasi dan lembaga pemerintah lainnya yang
mendukung penghormatan terhadap dan realisasi hak-hak ekonomi, sosial dan
budaya;
 menjajaki cara-cara yang terkait dengan kegiatan inti mereka untuk berkontribusi
dalam pemenuhan hak-hak ini; dan
 mengadaptasi barang atau jasa dengan kemampuan pembelian orang miskin.

Hak ekonomi, sosial dan budaya, seperti halnya dengan hak lain, juga harus dipertimbangkan
dalam konteks lokal. Panduan lebih lanjut tentang tindakan dan harapan terkait diberikan
dalam 6.8 tentang keterlibatan masyarakat danpengembangan.
6.3.10 Masalah hak asasi manusia 8: Prinsip dasar dan hak di tempat kerja
6.3.10.1 Umum
Prinsip dan hak mendasar di tempat kerja difokuskan pada masalah ketenagakerjaan. Mereka
telah diadopsi oleh komunitas internasional sebagai hak asasi manusia dan karenanya dicakup
dalam bagian hak asasi manusia.
6.3.10.2 Deskripsi masalah
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) telah mengidentifikasi hak-hak mendasar di
tempat kerja Ini termasuk:
 kebebasan berserikat dan pengakuan efektif atas hak untuk melakukan perundingan
bersama;
 penghapusan semua bentuk kerja paksa atau kerja wajib;
 penghapusan pekerja anak secara efektif; dan
 penghapusan diskriminasi terkait pekerjaan dan pekerjaan.

6.3.10.3 Tindakan dan harapan terkait


Meskipun hak-hak ini diundangkan dalam banyak yurisdiksi, sebuah organisasi harus secara
independen memastikan hal itu membahas hal-hal berikut:
 kebebasan berserikat dan berunding bersama Pekerja dan pengusaha, tanpa
perbedaanapa pun, memiliki hak untuk mendirikan dan, hanya tunduk pada aturan
organisasi yang bersangkutan, untuk bergabung organisasi yang mereka pilih sendiri
tanpa otorisasi sebelumnya. Organisasi perwakilan dibentuk atau bergabung dengan
pekerja harus diakui untuk tujuan perundingan bersama. Syarat dan ketentuan
pekerjaan dapat diperbaiki melalui negosiasi kolektif sukarela di mana pekerja
memilihnya. Pekerja perwakilan harus diberikan fasilitas yang sesuai yang akan
memungkinkan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan
memungkinkan mereka untuk melakukan peran mereka tanpa gangguan. Perjanjian
kolektif harus mencakup ketentuan untuk penyelesaian perselisihan. Perwakilan
pekerja harus diberikan informasi yang diperlukan untuk negosiasi yang berarti.
(Lihat 6.4 untuk informasi lebih lanjut tentang kebebasan berserikat dan bagaimana
kebebasan asosiasi dan perundingan bersama terkait dengan dialog sosial.)
 Kerja Paksa. Suatu organisasi tidak boleh terlibat atau mendapat manfaat dari
penggunaan paksa ataukerja wajib. Tidak ada pekerjaan atau layanan yang harus
dilakukan oleh orang di bawah ancaman hukuman apa pun atau ketika pekerjaan tidak
dilakukan secara sukarela. Suatu organisasi tidak boleh terlibat atau mendapat
manfaat dari penjara tenaga kerja, kecuali para tahanan telah dihukum di pengadilan
hukum dan tenaga kerja mereka di bawah pengawasan dan kontrol otoritas publik.
Selanjutnya, kerja penjara tidak boleh digunakan oleh swasta organisasi kecuali
dilakukan atas dasar sukarela, sebagaimana dibuktikan oleh, antara lain, adil dan
kondisi kerja yang layak.
 peluang yang setara dan non-diskriminasi. Suatu organisasi harus mengkonfirmasi
bahwa itu adalah kebijakan ketenagakerjaan bebas dari diskriminasi berdasarkan ras,
warna kulit, jenis kelamin, agama, nasional ekstraksi, asal sosial, opini politik, usia,
atau cacat. Muncul alasan terlarang juga termasuk status perkawinan atau keluarga,
hubungan pribadi, dan status kesehatan seperti status HIV / AIDS. Ini ada disejalan
dengan prinsip umum yang mempekerjakan kebijakan dan praktik, pendapatan,
kondisi kerja, aksesuntuk pelatihan dan promosi, dan pemutusan hubungan kerja
harus didasarkan hanya pada persyaratanpekerjaan. Organisasi juga harus mengambil
langkah-langkah untuk mencegah pelecehan di tempat kerja dengan:
 secara teratur menilai dampak kebijakan dan kegiatannya terhadap promosi
peluang yang setara dan tanpa diskriminasi;
 mengambil tindakan positif untuk menyediakan perlindungan dan kemajuan
kelompok rentan; ini mungkin termasuk membangun tempat kerja bagi para
penyandang cacat untuk membantu mereka mencari nafkah di bawah yang sesuai
kondisi, dan membangun atau berpartisipasi dalam program yang membahas
masalah seperti promosi pekerjaan untuk kaum muda dan pekerja yang lebih tua,
kesempatan kerja yang setara bagi perempuan dan banyak lagi representasi
seimbang perempuan di posisi senior.
 pekerja anakUsia minimum untuk bekerja ditentukan melalui internasional
instrumen (lihat Kotak 7). Organisasi tidak boleh terlibat atau mendapat manfaat dari
penggunaan pekerja anak apa pun. Jika organisasi memiliki pekerja anak dalam
operasinya atau dalam lingkup pengaruhnya, harus, sejauh mungkin, memastikan
tidak hanya bahwa anak-anak dikeluarkan dari pekerjaan, tetapi juga bahwa mereka
diberi hak alternatif, khususnya, pendidikan. Pekerjaan ringan yang tidak
membahayakan anak atau mengganggu sekolah menghadiri atau dengan kegiatan lain
yang diperlukan untuk perkembangan penuh anak (seperti kegiatan rekreasi) tidak
dianggap sebagai pekerja anak.

6.4 Praktek perburuhan


6.4.1 Tinjauan praktik perburuhan
6.4.1.1 Organisasi dan praktik perburuhan
Praktik kerja dari suatu organisasi mencakup semua kebijakan dan praktik yang berkaitan
dengan pekerjaan yang dilakukan di dalam,oleh atau atas nama organisasi, termasuk
pekerjaan subkontrak.
Praktek ketenagakerjaan melampaui hubungan organisasi dengan karyawan langsungnya
atautanggung jawab yang dimiliki organisasi di tempat kerja yang dimilikinya atau
dikendalikan secara langsung.
Praktek perburuhan meliputi perekrutan dan promosi pekerja; prosedur disiplin dan
pengaduan; itu transfer dan relokasi pekerja; pemutusan hubungan kerja; pelatihan dan
pengembangan keterampilan; Kesehatan dan Keamanan dan kebersihan industri; dan
kebijakan atau praktik apa pun yang memengaruhi kondisi kerja, khususnya waktu kerja dan
upah. Praktek ketenagakerjaan juga mencakup pengakuan terhadap organisasi pekerja dan
perwakilan dan partisipasi organisasi pekerja dan pengusaha dalam perundingan bersama,
dialog sosial dan tripartit konsultasi (lihat Kotak 8) untuk mengatasi masalah sosial terkait
ketenagakerjaan.
6.4.1.2 Praktek ketenagakerjaan dan tanggung jawab sosial
Penciptaan pekerjaan, serta upah dan kompensasi lain yang dibayarkan untuk pekerjaan yang
dilakukan, adalah di antara kontribusi ekonomi dan sosial organisasi yang paling penting.
Pekerjaan yang bermakna dan produktif adalah sebuah elemen penting dalam perkembangan
manusia; standar hidup ditingkatkan melalui penuh dan aman pekerjaan. Absennya adalah
penyebab utama masalah sosial. Praktik perburuhan memiliki dampak besar pada
menghormati aturan hukum dan pada rasa keadilan yang ada di masyarakat: praktik
perburuhan yang bertanggung jawab secara sosial sangat penting untuk keadilan sosial,
stabilitas dan perdamaian
6.4.2 Prinsip dan pertimbangan
6.4.2.1 Prinsip
Prinsip mendasar dalam Deklarasi Philadelphia tahun 1944 adalah bahwa tenaga kerja
bukanlah komoditas. Ini berarti bahwa pekerja tidak boleh diperlakukan sebagai faktor
produksi dan dikenakan kekuatan pasar yang sama yang berlaku untuk komoditas.
Kerentanan yang melekat pada pekerja dan kebutuhan untuk melindungi hak-hak dasar
mereka adalah tercermin dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Perjanjian
Internasional tentang Ekonomi, Sosial dan Hak Budaya. Prinsip-prinsip yang terlibat
termasuk hak setiap orang untuk mencari nafkah dengan bebas pekerjaan yang dipilih, dan
hak atas kondisi kerja yang adil dan menguntungkan.
6.4.2.2 Pertimbangan
Hak asasi manusia yang diakui oleh ILO sebagai hak mendasar di tempat kerja dibahas dalam
6.3.10. Banyak konvensi dan rekomendasi ILO lainnya melengkapi dan memperkuat
berbagai ketentuan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan dua perjanjiannya
yang disebutkan dalam Kotak 6 dan dapat digunakan sebagai sumber pedoman praktis
tentang makna berbagai hak asasi manusia. Tanggung jawab utama untuk memastikan
perlakuan yang adil dan merata bagi pekerja ada di tangan pemerintah. Ini adalah dicapai
melalui:
 mengadopsi undang-undang yang konsisten dengan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia dan tenaga kerja ILO yang berlaku standar;
 menegakkan undang-undang itu, termasuk melalui pengembangan dan pendanaan
inspeksi ketenagakerjaan sistem nasional
 memastikan bahwa pekerja dan organisasi memiliki akses yang diperlukan untuk
keadilan.

Undang-undang dan praktik perburuhan akan berbeda di setiap negara.


Ketika pemerintah gagal membuat undang-undang, organisasi harus mematuhi prinsip-
prinsip yang melandasinyainstrumen internasional. Di mana hukum memadai, organisasi
harus mematuhi hukum, bahkan jika penegakan pemerintah tidak memadai.
Penting untuk membedakan antara peran pemerintah sebagai organ negara dan perannya
sebagai pemberi kerja. Badan pemerintah atau organisasi milik negara memiliki tanggung
jawab yang sama untuk praktik ketenagakerjaan mereka organisasi lain.
6.4.3 Masalah Praktik ketenagakerjaan 1: Pekerjaan dan hubungan pekerjaan
6.4.3.1 Deskripsi masalah ini
Pentingnya pekerjaan untuk pengembangan manusia diterima secara universal. Sebagai
majikan, seorang organisasi berkontribusi pada salah satu tujuan masyarakat yang paling
banyak diterima, yaitu peningkatan standar hidup melalui pekerjaan penuh dan aman dan
pekerjaan yang layak.
Setiap negara menyediakan kerangka hukum yang mengatur hubungan antara pengusaha dan
karyawan. Meskipun tes dan kriteria yang tepat untuk menentukan apakah ada hubungan
kerja berbeda dari satunegara ke negara lain, fakta bahwa kekuatan pihak yang berkontrak
tidak sama dan oleh karena itu karyawan membutuhkan perlindungan tambahan diterima
secara universal, dan membentuk dasar bagi hukum perburuhan.
Hubungan kerja memberi hak dan membebankan kewajiban pada majikan dan karyawan
dikepentingan organisasi dan masyarakat.
Tidak semua pekerjaan dilakukan dalam hubungan kerja. Pekerjaan dan layanan juga
dilakukan oleh pria dan perempuan yang bekerja sendiri; dalam situasi ini para pihak
dianggap independen satu sama lain dan memiliki hubungan yang lebih setara dan komersial.
Perbedaan antara pekerjaan dan komersialhubungan tidak selalu jelas dan kadang-kadang
salah diberi label, dengan konsekuensi bahwa pekerja tidak selalu menerima perlindungan
dan hak yang berhak mereka terima. Ini penting bagi masyarakat dan individu yang
melakukan pekerjaan yang diakui kerangka hukum dan kelembagaannya dan terapan. Apakah
pekerjaan dilakukan di bawah kontrak kerja atau kontrak komersial, semua pihak pada
Kontrak berhak untuk memahami hak dan tanggung jawab mereka dan untuk memiliki jalan
lain yang sesuai dalam jika ketentuan kontrak tidak dihormati
Dalam konteks ini, tenaga kerja dipahami sebagai pekerjaan yang dilakukan untuk
kompensasi dan tidak termasuk kegiatan dilakukan oleh sukarelawan sejati. Namun,
organisasi harus mengadopsi kebijakan dan langkah-langkah untuk mengatasi tanggung
jawab hukum dan kewajiban perawatan mereka tentang sukarelawan.
6.4.3.2 Tindakan dan harapan terkait
Suatu organisasi harus:
 yakin bahwa semua pekerjaan dilakukan oleh wanita dan pria yang secara hukum
diakui sebagai karyawan atauyang diakui secara hukum sebagai wiraswasta;
 tidak berusaha untuk menghindari kewajiban yang diberikan hukum pada pemberi
kerja dengan menyamarkan hubungan yang akan dilakukan jika tidak diakui sebagai
hubungan kerja di bawah hukum;
 mengakui pentingnya pekerjaan yang aman bagi pekerja individu dan masyarakat:
gunakan secara aktif perencanaan tenaga kerja untuk menghindari penggunaan
pekerjaan yang dilakukan secara kasual atau penggunaan pekerjaan yang berlebihan
dilakukan secara sementara, kecuali apabila sifat pekerjaannya benar-benar jangka
pendek atau musiman;
 memberikan pemberitahuan yang masuk akal, informasi tepat waktu dan, bersama
dengan perwakilan pekerja di mana mereka berada, mempertimbangkan bagaimana
mengurangi dampak negatif sejauh mungkin ketika mempertimbangkan perubahan di
dalamnya operasi, seperti penutupan yang memengaruhi pekerjaan
 memastikan peluang yang sama bagi semua pekerja dan tidak membeda-bedakan baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam pekerjaan apa pun praktek;
 menghilangkan praktik pemecatan yang sewenang-wenang atau diskriminatif
 melindungi data pribadi dan privasi pekerja
 mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa pekerjaan dikontrakkan atau
disub-kontrakkan hanya untuk organisasi yang secara hukum diakui atau jika tidak
mampu dan mau memikul tanggung jawab majikan dan memberikan kondisi kerja
yang layak. Organisasi sebaiknya hanya menggunakan perantara tenaga kerja yang
secara legal diakui dan di mana pengaturan lain untuk kinerja pekerjaan memberikan
hak hukum pada mereka melakukan pekerjaan. Pekerja rumahan seharusnya tidak
diperlakukan lebih buruk daripada penerima upah lainnya
 tidak mendapat manfaat dari praktik perburuhan yang tidak adil, eksploitatif, atau
kasar dari mitra, pemasok, atau subkontraktornya, termasuk pekerja rumahan. Suatu
organisasi harus melakukan upaya yang wajar untuk mendorong organisasi masuk
Lingkup pengaruhnya untuk mengikuti praktik perburuhan yang bertanggung jawab,
mengakui bahwa tingkat pengaruhnya yang tinggi adalah kemungkinan sesuai dengan
tingkat tanggung jawab yang tinggi untuk menggunakan pengaruh itu. Tergantung
pada situasi dan pengaruh, upaya yang wajar dapat mencakup: menetapkan kewajiban
kontrak pada pemasok dan subkontraktor; melakukan kunjungan dan inspeksi
mendadak; dan melakukan uji tuntas di mengawasi kontraktor dan perantara. Dimana
pemasok dan subkontraktor diharapkan untuk mematuhidengan kode praktik
perburuhan, kode tersebut harus konsisten dengan Deklarasi Universal Manusia
Hak dan prinsip yang mendasari standar ketenagakerjaan ILO yang berlaku (lihat
5.2.3 untuk informasi tambahan tentang tanggung jawab dalam bidang pengaruh)
 di mana beroperasi secara internasional, berusaha untuk meningkatkan lapangan
kerja, pengembangan pekerjaan,promosi dan kemajuan warga negara dari negara tuan
rumah. Ini termasuk sumber dan distribusimelalui perusahaan lokal jika
memungkinkan
6.4.4 Praktik ketenagakerjaan masalah 2: Kondisi kerja dan perlindungan sosial
6.4.4.1 Deskripsi masalah ini
Kondisi kerja termasuk upah dan bentuk kompensasi lain, waktu kerja, waktu istirahat,
liburan, praktik disiplin dan pemecatan, perlindungan kehamilan dan masalah kesejahteraan
seperti air minum yang aman, sanitasi, kantin dan akses ke layanan medis. Banyak dari
kondisi kerja ditentukan oleh hukum nasional dan peraturan atau dengan perjanjian yang
mengikat secara hukum antara mereka yang melakukan pekerjaan dan mereka yang
melakukan pekerjaan. Majikan menentukan banyak kondisi kerja.
Kondisi kerja sangat mempengaruhi kualitas hidup pekerja dan keluarga mereka dan juga
ekonomi dan sosial pengembangan. Pertimbangan yang adil dan tepat harus diberikan pada
kualitas kondisi kerja.
Perlindungan sosial mengacu pada semua jaminan hukum dan kebijakan serta praktik
organisasi untuk memitigasi pengurangan atau hilangnya pendapatan jika terjadi kecelakaan
kerja, sakit, bersalin, menjadi orang tua, usia lanjut, pengangguran, cacat atau kesulitan
keuangan dan untuk memberikan perawatan medis dan tunjangan keluarga. Sosial
perlindungan memainkan peran penting dalam menjaga martabat manusia dan membangun
rasa keadilan dan sosial keadilan. Secara umum, tanggung jawab utama untuk perlindungan
sosial terletak pada negara.
6.4.4.2 Tindakan dan harapan terkait
Suatu organisasi harus:
 memastikan bahwa kondisi kerja mematuhi hukum dan peraturan nasional dan konsisten
dengan standar perburuhan internasional yang berlaku;
 menghormati ketentuan yang lebih tinggi yang ditetapkan melalui instrumen yang
mengikat secara hukum lainnya seperti perjanjian bersama;
 mengamati setidaknya ketentuan minimum yang didefinisikan dalam standar perburuhan
internasional sebagaimana ditetapkan oleh ILO, terutama di mana legislasi nasional
belum diadopsi;
 menyediakan kondisi kerja yang layak terkait dengan upah, jam kerja, mingguanistirahat,
liburan, kesehatan dan keselamatan, perlindungan kehamilan dan kemampuan untuk
menggabungkan pekerjaandengan tanggung jawab keluarga
 sedapat mungkin, memungkinkan untuk mematuhi tradisi dan adat istiadat nasional atau
agama;
 menyediakan kondisi kerja untuk semua pekerja yang memungkinkan, sejauh mungkin,
keseimbangan kehidupan kerja dan sebanding dengan yang ditawarkan oleh pengusaha
serupa di wilayah yang bersangkutan
 memberikan upah dan bentuk remunerasi lain sesuai dengan hukum, peraturan nasional
atau perjanjian kolektif. Suatu organisasi harus membayar upah paling tidak memadai
untuk kebutuhan pekerja dan keluarga mereka. Dengan demikian, harus
memperhitungkan tingkat upah umum di negara itu, yaitu biayahidup, manfaat jaminan
sosial dan standar kehidupan relatif dari kelompok sosial lain. Seharusnya juga
begitumempertimbangkan faktor ekonomi, termasuk persyaratan pembangunan ekonomi,
tingkat produktivitas dankeinginan mendapatkan dan mempertahankan tingkat pekerjaan
yang tinggi. Dalam menentukan upah dankondisi kerja yang mencerminkan pertimbangan
ini, suatu organisasi harus berunding bersama dengan itupekerja atau perwakilan mereka,
khususnya serikat pekerja, di tempat yang mereka inginkan, sesuai dengan sistem
nasional untuk perundingan bersama.
 memberikan upah yang sama untuk pekerjaan dengan nilai yang sama
 mematuhi kewajiban apa pun mengenai ketentuan perlindungan sosial bagi pekerja di
negara operasi
 menghormati hak pekerja untuk mematuhi jam kerja normal atau disepakati yang
ditetapkan dalam undang-undang, peraturan atau perjanjian kolektif. Itu juga harus
memberi pekerja istirahat mingguan dan dibayar tahunan tinggalkan
 menghormati tanggung jawab keluarga pekerja dengan memberikan jam kerja yang
wajar, cuti orang tua dan, bila memungkinkan, pengasuhan anak dan fasilitas lainnya
yang dapat membantu pekerja mencapai keseimbangan kehidupan kerja yang layak;
dan
 memberikan kompensasi kepada pekerja untuk lembur sesuai dengan hukum,
peraturan atau perjanjian kerja bersama. Kapan meminta pekerja untuk bekerja
lembur, organisasi harus mempertimbangkan kepentingan, keamanan dan
kesejahteraan pekerja terkait dan segala bahaya yang melekat dalam pekerjaan.
Organisasi harus mematuhi dengan undang-undang dan peraturan yang melarang
lembur wajib dan tanpa kompensasi , dan selalumenghormati hak asasi manusia dasar
pekerja tentang kerja paksa
Isi standar panduan ISO 26000 dijelaskan secara singkat:
Cakupan
Klausa 1 dari panduan praktis ini menjelaskan masalah dan ruang lingkup ISO 26000. Ini
juga menjelaskan tujuan ISO 26000 dan apa ISO 26000 itu dan tidak.
Ketentuan dan definisi
Klausa 2 memberikan kejelasan tentang istilah internasional yang digunakan di bidang
SR. Ini termasuk definisi fi:
tanggung jawab sosial, pembangunan berkelanjutan, pemangku kepentingan, nilai dan rantai
pasokan, uji tuntas dan lingkup pengaruh.
Memahami SR
Klausul 3 menjelaskan konteks dan konsep SR. Konsep SR terutama hanya diterapkan pada
bisnis, sedangkan saat ini berlaku untuk semua jenis organisasi. Perspektif yang berubah pada
SR juga dijelaskan. Kekhawatiran dalam masyarakat dan keprihatinan masing-masing
organisasi terus berubah. Contoh yang jelas tentang hal ini adalah fokus pada perubahan
iklim. Hubungan antara tanggung jawab sosial dan pembangunan berkelanjutan
dijelaskan. Klausul ini mencakup pedoman untuk organisasi kecil dan menengah tentang
penggunaan Standar Internasional ini. Akhirnya, tren terbaru, seperti globalisasi, penggunaan
TIK, konsumen yang lebih jelas dan pelaporan keberlanjutan ditangani.
Tujuh prinsip SR
Klausul 4 ISO 26000 mendefinisikan tujuh prinsip SR mendasar yang harus dipertimbangkan
organisasi ketika membentuk tanggung jawab sosial. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai
berikut:
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Perilaku etis
4. Menghormati kepentingan pemangku kepentingan
5. Menghormati aturan hukum
6. Menghormati norma-norma perilaku internasional
7. Menghormati hak asasi manusia
Mengenali SR dan melibatkan pemangku kepentingan
Menurut ISO 26000, pengakuan organisasi terhadap SR dan pelibatan pemangku kepentingan
adalah dua aspek mendasar SR. Mengenali SR berarti mengidentifikasi dampak dari
keputusan dan kegiatan perusahaan sendiri dan orang-orang dari organisasi lain dalam rantai
dan ruang lingkup. Organisasi juga harus menyadari dampak ini pada kepentingan dan
kebutuhan para pemangku kepentingannya. Mengidentifikasi dan melibatkan pemangku
kepentingan, oleh karena itu, sangat penting ketika organisasi ingin menerapkan SR. Ini
dijelaskan dalam Klausul 5 panduan praktis.
Tujuh mata pelajaran inti dan 37 masalah SR
ISO 26000 membedakan tujuh subjek inti SR. Ini dijelaskan secara luas dalam Klausul 6
panduan praktis. Tujuh mata pelajaran inti adalah:
1. Tata kelola organisasi
2. Hak asasi Manusia
3. Praktek perburuhan
4. Lingkungan
5. Praktik operasi yang adil
6. Masalah konsumen
7. Keterlibatan dan pengembangan masyarakat
Ide dasar, pertimbangan, prinsip, deskripsi masalah dan tindakan terkait serta harapan dari
masing-masing subjek inti dijelaskan. Subyek inti adalah dinamis, yaitu mereka dapat
berubah sebagai akibat dari perubahan pendapat tentang lingkungan (Planet) dan / atau
masyarakat (Orang). Landasan ekonomi SR (Laba) adalah bagian dari semua tujuh mata
pelajaran inti, seperti juga fokus pada manajemen rantai. Semua tujuh mata pelajaran inti
relevan untuk setiap organisasi. Total 37 masalah SR telah dijelaskan. Tidak semua masalah
SR harus relevan untuk setiap organisasi.
Implementasi (integrasi) SR di seluruh organisasi
Klausul 7 ISO 26000 secara luas membahas integrasi SR dalam suatu organisasi
(mempraktikkannya). Ini termasuk panduan yang berkaitan dengan: memahami tanggung
jawab sosial organisasi, mengintegrasikan tanggung jawab sosial di seluruh organisasi,
komunikasi yang terkait dengan tanggung jawab sosial, meningkatkan kredibilitas organisasi
mengenai tanggung jawab sosial, meninjau kemajuan dan meningkatkan kinerja dan
mengevaluasi inisiatif sukarela untuk tanggung jawab sosial.
Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization) sebagai
induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk
membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan standarisasi untuk
tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social
Responsibility. Pengaturan untuk kegiatan ISO dalam tanggungjawab sosial terletak pada
pemahaman umum bahwa SR adalah sangat penting untuk kelanjutan suatu organisasi.
Pemahaman tersebut tercermin pada dua sidang, yaitu “Rio Earth Summit on the
Environment” tahun 1992 dan “World Summit on Sustainable Development (WSSD)” tahun
2002 yang diselenggarakan di Afrika Selatan.

Pembentukan ISO 26000 ini diawali ketika pada tahun 2001 badan ISO meminta ISO on
Consumer Policy atau COPOLCO merundingkan penyusunan standar Corporate Social
Responsibility. Selanjutnya badan ISO tersebut mengadopsi laporan COPOLCO mengenai
pembentukan “Strategic Advisory Group on Social Responsibility” pada tahun 2002. Pada
bulan Juni 2004 diadakan pre-conference dan conference bagi negara-negara berkembang,
selanjutnya di tahun 2004 bulan Oktober, New York Item Proposal atau NYIP diedarkan
kepada seluruh negara anggota, kemudian dilakukan voting pada bulan Januari 2005, dimana
29 negara menyatakan setuju, sedangkan 4 negara tidak.

Dalam hal ini terjadi perkembangan dalam penyusunan tersebut, dari CSR atau Corporate
Social Responsibility menjadi SR atau Social Responsibility saja. Perubahan ini, menurut
komite bayangan dari Indonesia, disebabkan karena pedoman ISO 26000 diperuntukan bukan
hanya bagi korporasi tetapi bagi semua bentuk organisasi, baik swasta maupun publik. ISO
26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung
jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat
baik di negara berkembang maupun negara maju. Dengan ISO 26000 ini, organisasi akan
memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat
ini dengan cara: 1) mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab
sosial dan isunya; 2) menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi
kegiatan-kegiatan yang efektif; dan 3) memilah praktek-praktek terbaik yang sudah
berkembang dan disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional

ISO 26000 is a voluntary guidance standard- that is, it does not contain requirements such as
those used when a standard is offered for “certification”. There is a certain learning curve
associated with using ISO 26000, because there is no specific external reward – certification
– explicitly tied to ISO 26000

Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang menggodok ISO
26000 Guidance Standard on Social Responsibility yang secara konsisten mengembangkan
tanggung jawab sosial maka masalah Social Responsibility akan mencakup 7 (tujuh) isu
pokok yaitu :

1. Pengembangan Masyarakat

2. Konsumen
3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat
4. Lingkungan
5. Ketenagakerjaan
6. Hak asasi manusia
7. Organisasi Pemerintahan (Organizational Governance)

ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi
atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui
perilaku yang transparan dan etis, yang:

 Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat;

 Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder


 Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional;
 Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik
kegiatan, produk maupun jasa.

Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya terintegrasi di


seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan demikian jika suatu
perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu perusahaan sangat peduli
terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih mengiklankan penerimaan
pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai sesuai dengan gender
tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan tersebut sesungguhnya belum
melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh. Contoh lain, misalnya suatu perusahaan
memberikan kepedulian terhadap pemasok perusahaan yang tergolong industri kecil dengan
mengeluarkan kebijakan pembayaran transaksi yang lebih cepat kepada pemasok UKM.
Secara logika produk atau jasa tertentu yang dihasilkan UKM pada skala ekonomi tertentu
akan lebih efisien jika dilaksanakan oleh UKM. Namun UKM biasanya tidak memiliki arus
kas yang kuat dan jaminan yang memadai dalam melakukan pinjaman ke bank, sehingga jika
perusahaan membantu pemasok UKM tersebut, maka bisa dikatakan perusahaan tersebut
telah melaksanakan bagian dari tanggung jawab sosialnya.

Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi pelaksanaan yang
menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan tanggung jawab
sosial menurut ISO 26000 meliputi :

1. Kepatuhan kepada hukum

2. Menghormati instrumen/badan-badan internasional


3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya
4. Akuntabilitas
5. Transparansi
6. Perilaku yang beretika
7. Melakukan tindakan pencegahan
8. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia

Telah disepakati bahwa ISO 26000 ini hanya memuat panduan (guidelines) saja dan bukan
pemenuhan terhadap persyaratan karena ISO 26000 ini memang tidak dirancang sebagai
standar sistem manajemen dan tidak digunakan sebagai standar sertifikasi sebagaimana ISO
– ISO lainnya.
Adanya ketidakseragaman dalam penerapan CSR diberbagai negara menimbulkan adanya
kecenderungan yang berbeda dalam proses pelaksanaan CSR itu sendiri di masyarakat. Oleh
karena itu diperlukan suatu pedoman umum dalam penerapan CSR di manca negara. Dengan
disusunnya ISO 26000 sebagai panduan (guideline) atau dijadikan rujukan utama dalam
pembuatan pedoman SR yang berlaku umum, sekaligus menjawab tantangan kebutuhan
masyarakat global termasuk Indonesia.

Tujuh subjek inti tanggung jawab sosial menurut ISO 26000


20 Sep 2012 oleh Ivan Lanin
ISO 26000 – Guidance on social
responsibility (panduan tanggung jawab sosial) adalah suatu standar yang memuat panduan
perilaku bertanggung jawab sosial bagi organisasi guna berkontribusi terhadap pembangunan
berkelanjutan. Pedoman yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardization
(ISO) pada 1 November 2010 ini terdiri dari 6 bab serta memuat 7 prinsip, 2 praktik dasar, 7
subjek inti, 36 isu, dan 6 praktik integrasi tanggung jawab sosial organisasi. ISO 26000
merupakan tanggapan ISO terhadap semakin maraknya perhatian dunia terhadap isu
tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility, CSR).
Bab enam ISO 26000 menjelaskan subjek inti dan isu yang terkait dengan tanggung jawab
sosial. Tiap subjek mengandung informasi mengenai lingkup, kaitan dengan tanggung sosial,
prinsip dan pertimbangan terkait, serta kegiatan dan harapan untuk subjek tersebut. Berikut
ketujuh subjek inti yang dibahas di dalam ISO 26000:
1. Tata kelola organisasi (organizational governance): sistem pengambilan dan
penerapan keputusan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuannya.
2. Hak asasi manusia (human rights): hak dasar yang berhak dimiliki semua orang
sebagai manusia, yang antara lain mencakup hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.
3. Praktik ketenagakerjaan (labour practices): segala kebijakan dan praktik yang terkait
dengan pekerjaan yang dilakukan di dalam atau atas nama perusahaan.
4. Lingkungan (the environment): dampak keputusan dan kegiatan perusahaan terhadap
lingkungan.
5. Prosedur operasi yang wajar (fair operating procedures): perilaku etis organisasi saat
berhubungan dengan organisasi dan individu lain.
6. Isu konsumen (consumer issues): tanggung jawab perusahaan penyedia barang/jasa
terhadap konsumen dan pelanggannya.
7. Pelibatan dan pengembangan masyarakat (community involvement and development):
hubungan organisasi dengan masyarakat di sekitar wilayah operasinya.

Issue 3: Dialog sosial


6.4.5.1 Deskripsi masalah ini
Dialog sosial mencakup semua jenis negosiasi, konsultasi atau pertukaran informasi
antara perwakilan pemerintah, pengusaha dan pekerja, pada hal-hal yang menjadi
kepentingan bersama yang berkaitan dengan ekonomi dan masalah sosial. Ini bisa terjadi
antara pengusaha dan perwakilan pekerja, pada hal-hal yang mempengaruhi kepentingan
mereka, dan juga dapat mencakup pemerintah di mana faktor-faktor yang lebih luas, seperti
perundang-undangan dan sosial kebijakan, dipertaruhkan.
Pihak independen diperlukan untuk dialog sosial. Perwakilan pekerja harus dipilih
secara bebas, sesuai dengan hukum nasional, peraturan atau perjanjian bersama, baik oleh
anggota perdagangan serikat pekerja atau oleh pekerja terkait. Mereka tidak boleh ditunjuk
oleh pemerintah atau pengusaha. Pada tingkat organisasi, dialog sosial mengambil berbagai
bentuk, termasuk informasi dan konsultasi mekanisme seperti dewan kerja dan perundingan
bersama. Serikat pekerja dan organisasi pengusaha, sebagai perwakilan terpilih dari masing-
masing pihak, memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan dalam dialog sosial.
Dialog sosial didasarkan pada pengakuan bahwa pengusaha dan pekerja saling
bersaing dan saling menguntungkan, dan di banyak negara memainkan peran penting dalam
hubungan industri, perumusan kebijakan dan pemerintahan.
Dialog sosial yang efektif menyediakan mekanisme untuk mengembangkan kebijakan
dan menemukan solusi yang dipertimbangkan memperhitungkan prioritas dan kebutuhan
pengusaha dan pekerja, dan dengan demikian menghasilkan hasil yang memuaskan bermakna
dan tahan lama untuk organisasi dan masyarakat. Dialog sosial dapat berkontribusi
membangun partisipasi dan prinsip - prinsip demokrasi di tempat kerja, untuk pemahaman
yang lebih baik antara organisasi dan mereka yang melakukan pekerjaannya dan untuk
hubungan tenaga kerja-manajemen yang sehat, sehingga meminimalkan resor untuk sengketa
industri yang mahal. Dialog sosial adalah cara yang ampuh untuk mengelola perubahan. Itu
bisa digunakan untuk merancang program pengembangan keterampilan yang berkontribusi
pada pengembangan manusia dan meningkatkan produktivitas, atau untuk meminimalkan
dampak sosial yang merugikan dari perubahan dalam operasi organisasi. Dialog sosial bisa
juga memasukkan transparansi tentang kondisi sosial subkontraktor.
Dialog sosial dapat mengambil banyak bentuk dan dapat terjadi di berbagai tingkatan.
Pekerja mungkin ingin membentuk kelompok dengan cakupan pekerjaan, antar pekerjaan
atau geografis yang lebih luas. Pengusaha dan pekerja adalah yang terbaik posisi untuk
memutuskan bersama tingkat yang paling tepat. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah
dengan mengadopsi perjanjian kerangka kerja dilengkapi dengan perjanjian tingkat organisasi
lokal sesuai dengan hukum atau praktik nasional.

Kadang-kadang, dialog sosial dapat membahas masalah kontroversi, dalam hal ini para pihak
dapat membuat perselisihan proses resolusi. Dialog sosial juga dapat menyangkut keluhan
yang menjadi mekanisme pengaduan penting, terutama di negara-negara di mana prinsip dan
hak mendasar di tempat kerja tidak memadai terlindung. Mekanisme pengaduan semacam itu
juga dapat berlaku untuk tenaga kerja yang disubkontrakkan.
Dialog sosial internasional merupakan tren yang sedang berkembang, dan termasuk
dialog serta kesepakatan regional dan global antara organisasi yang beroperasi secara
internasional dan organisasi serikat pekerja internasional.

6.4.5.2 Tindakan dan harapan terkait


Organisasi harus :
• Mengakui pentingnya organisasi organisasi dialog sosial, termasuk di internasional,
dan struktur musyawarah yang disepakati di masing-masing begara;
• Menghormati setiap saat hak pekerja untuk membentuk atau bergabung dengan
organisasi mereka sendiri untuk memajukan kepentingan mereka atau untuk menawar
secara kolektif;
• Tidak menghalangi pekerja yang ingin membentuk atau bergabung dengan organisasi
mereka sendiri dan untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif misalnya dengan
memberhentikan atau mendiskriminasi mereka, melalui pembalasan atau dengan
membuat langsung atau ancaman tidak langsung untuk menciptakan suasana
intimidasi atau ketakutan;
• Di mana perubahan dalam operasi akan memiliki dampak lapangan kerja yang besar,
berikan pemberitahuan yang wajar kepada otoritas pemerintah yang tepat dan
perwakilan pekerja sehingga implikasinya mungkin diperiksa bersama-sama untuk
mengurangi dampak negatif sejauh mungkin;
• Sejauh mungkin, dan sampai taraf yang wajar dan tidak mengganggu, berikan pekerja
yang ditunjuk perwakilan dengan akses ke pembuat keputusan resmi, ke tempat kerja,
ke pekerja yang mereka wakili, ke fasilitas yang diperlukan untuk melakukan peran
mereka dan untuk informasi yang akan memungkinkan mereka untuk memiliki
kebenaran dan keadilan gambar keuangan dan kegiatan organisasi; dan
• Menahan diri dari mendorong pemerintah untuk membatasi pelaksanaan hak yang
diakui secara internasional kebebasan berserikat dan berunding bersama. Misalnya,
organisasi harus menghindari penempatan anak perusahaan atau sumber dari
perusahaan yang berlokasi di zona industri khusus tempat kebebasan asosiasi dibatasi
atau dilarang, bahkan jika peraturan nasional mengakui hak itu, dan mereka
seharusnya jangan berpartisipasi dalam skema insentif berdasarkan pembatasan
tersebut.

Organisasi juga mungkin ingin mempertimbangkan untuk berpartisipasi, sebagaimana


mestinya, dalam organisasi pengusaha sebagai sarana menciptakan peluang untuk dialog
sosial dan memperluas ekspresi tanggung jawab sosial melalui saluran tersebut.

Issue 4: Kesehatan dan keselamatan di tempat kerja

6.4.6.1 Deskripsi masalah ini

Kesehatan dan keselamatan di tempat kerja berkaitan dengan promosi dan


pemeliharaan tingkat fisik, mental dan kesejahteraan sosial pekerja dan pencegahan bahaya
kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi kerja. Ini juga berhubungan untuk perlindungan pekerja dari risiko
terhadap kesehatan dan adaptasi dari lingkungan kerja ke kebutuhan fisiologis dan psikologis
pekerja.
Beban keuangan dan sosial pada masyarakat dari penyakit yang terkait dengan
pekerjaan, cedera dan kematian sangat berat. Terkadang dan polusi kronis dan bahaya di
tempat kerja lainnya yang berbahaya bagi pekerja juga dapat berdampak masyarakat dan
lingkungan. (Untuk informasi lebih lanjut tentang bahaya lingkungan) Kesehatan dan
masalah keamanan muncul karena peralatan, proses, praktik, dan zat berbahaya (kimia, fisik
dan biologis).
6.4.6.2 Tindakan dan harapan terkait
Suatu organisasi harus :
• Mengembangkan, menerapkan dan memelihara kebijakan kesehatan dan keselamatan
kerja berdasarkan prinsip itu standar keselamatan dan kesehatan yang kuat dan kinerja
organisasi saling mendukung dan memperkuat;
• Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen kesehatan dan keselamatan,
termasuk hierarki kontrol: eliminasi, penggantian, kontrol teknik, kontrol
administratif, prosedur kerja dan pribadi peralatan pelindung;
• Menganalisis dan mengendalikan risiko kesehatan dan keselamatan yang terlibat
dalam kegiatannya;
• Mengomunikasikan persyaratan bahwa pekerja harus mengikuti semua praktik aman
setiap saat dan memastikan hal itu pekerja mengikuti prosedur yang tepat;
• Menyediakan peralatan keselamatan yang dibutuhkan, termasuk peralatan pelindung
pribadi, untuk pencegahan cidera, penyakit dan kecelakaan kerja, serta karena
berurusan dengan keadaan darurat;
• Mencatat dan menginvestigasi semua insiden dan masalah kesehatan dan keselamatan
untuk meminimalkan atau menghilangkan mereka;
• Membahas cara-cara khusus di mana keselamatan dan kesehatan kerja (OSH) berisiko
memengaruhi perempuan secara berbeda (seperti mereka yang sedang hamil, baru
saja melahirkan atau sedang menyusui) dan laki-laki, atau pekerja di Indonesia
keadaan tertentu seperti orang-orang penyandang cacat, pekerja yang tidak
berpengalaman atau lebih muda;
• Memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan yang setara untuk pekerja
paruh waktu dan sementara, serta subkontrak pekerja;
• Berusaha keras untuk menghilangkan bahaya psikososial di tempat kerja, yang
berkontribusi atau mengarah pada stres dan penyakit;
• Memberikan pelatihan yang memadai untuk semua personil tentang semua hal yang
relevan;
• Menghormati prinsip bahwa tindakan kesehatan dan keselamatan kerja tidak boleh
melibatkan uang pengeluaran oleh pekerja; dan
• Mendasarkan sistem kesehatan, keselamatan dan lingkungannya pada partisipasi
pekerja terkait dan mengenali dan menghormati hak-hak pekerja untuk:
o Mendapatkan informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat mengenai risiko
kesehatan dan keselamatan dan praktik terbaik Digunakan untuk mengatasi risiko ini;
o Dengan bebas menanyakan dan berkonsultasi tentang semua aspek kesehatan dan
keselamatan mereka terkait dengan pekerjaan mereka;
o Menolak pekerjaan yang dianggap layak untuk menimbulkan bahaya serius atau
serius bagi kehidupan mereka atau kesehatan atau untuk kehidupan dan kesehatan
orang lain;
o Mencari saran dari luar dari organisasi pekerja dan pengusaha dan pihak lain yang
memiliki keahlian;
o Melaporkan masalah kesehatan dan keselamatan kepada pihak yang berwenang;
o Berpartisipasi dalam keputusan dan kegiatan kesehatan dan keselamatan, termasuk
investigasi insiden dan kecelakaan; dan
o Bebas dari ancaman pembalasan karena melakukan hal-hal ini

Issue 5: Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pelatihan

6.4.7.1 Deskripsi Masalah


Pengembangan manusia mencakup proses memperbesar pilihan orang dengan
memperluas kemampuan manusia dan fungsi, dengan demikian memungkinkan wanita dan
pria untuk menjalani hidup yang panjang dan sehat, berpengetahuan luas dan memiliki
standar hidup yang layak. Perkembangan pekerja juga mencakup akses ke politik, ekonomi
dan peluang sosial untuk menjadi kreatif dan produktif dan untuk menikmati harga diri dan
rasa memiliki terhadap sebuah komunitas dan berkontribusi bagi masyarakat.
Organisasi dapat menggunakan kebijakan dan inisiatif di tempat kerja untuk
memajukan perkembangan pekerja dengan membahas hal-hal penting masalah sosial, seperti
memerangi diskriminasi, menyeimbangkan tanggung jawab keluarga, meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan dan meningkatkan keragaman tenaga kerja mereka. Mereka juga
dapat menggunakan kebijakan dan inisiatif tempat kerja untuk meningkatkan kapasitas dan
kemampuan kerja individu. Dapat dipekerjakan mengacu pada pengalaman, kompetensi dan
kualifikasi yang meningkatkan kapasitas individu untuk mendapatkan dan mempertahankan
pekerjaan yang layak.

6.4.7.2 Tindakan dan Harapan Terkait


Organisasi harus :
• Memberi semua pekerja di semua tahapan divisi kerja mereka akses ke
pengembangan keterampilan, pelatihan dan pemagangan, dan peluang untuk
peningkatan karir, atas dasar kesetaraan dan non-diskriminatif
• Memastikan bahwa, pekerja yang baru untuk mendapatkan bantuan untuk yang
pengetahuan pekerjaan, pelatihan dan konseling;
• Membuat program manajemen kerja bersama yang mempromosikan kesehatan dan
kesejahteraan.

ENVIRONMENT
Issue No 1: Pencegahan Polusi
6.5.3.1 Deskripsi Masalah
Suatu organisasi dapat meningkatkan kinerja lingkungannya dengan mencegah polusi,
termasuk:
• Emisi udara , Emisi perusahaan ke udara dari polutan seperti timbal, merkuri,
senyawa organik (VOC), sulfur oksida (SOx), nitrogen oksida (NOx), dioksin,
partikulat dan Zat perusak ozon dapat menyebabkan dampak lingkungan dan
kesehatan yang mempengaruhi individu secara berbeda. Emisi ini dapat datang
langsung dari fasilitas dan kegiatan organisasi, atau disebabkan secara tidak langsung
dengan penggunaan atau penanganan akhir produk dan layanannya atau generasi
energi yang dikonsumsi;
• Pembuangan air dari sebuah pabrik dapat menyebabkan air menjadi tercemar secara
langsung, pembuangan disengaja atau tidak sengaja ke permukaan, termasuk
lingkungan laut, limpasan yang tidak disengaja ke air permukaan atau infiltrasi ke air
tanah. Pelepasan ini mungkin datang langsung dari fasilitas organisasi, atau
disebabkan secara tidak langsung oleh penggunaan produk dan layanannya;
• Pengelolaan limbah Kegiatan organisasi dapat menyebabkan timbulnya limbah cair
atau padat yang, jika dikelola dengan tidak tepat, dapat menyebabkan kontaminasi
udara, air, tanah, tanah, dan ruang angkasa. Pengelolaan limbah yang bertanggung
jawab berupaya menghindari limbah. Itu mengikuti hierarki pengurangan limbah, itu
adalah: pengurangan sumber, penggunaan kembali, daur ulang dan pemrosesan ulang,
pengolahan limbah dan pembuangan limbah. Limbah hierarki pengurangan harus
digunakan secara fleksibel berdasarkan pada pendekatan siklus hidup. Berbahaya
limbah, termasuk limbah radioaktif, harus dikelola secara tepat dan transparan;
• Penggunaan dan pembuangan bahan kimia beracun dan berbahaya Suatu organisasi
yang memanfaatkan atau memproduksi racun dan bahan kimia berbahaya (baik yang
terjadi secara alami maupun buatan manusia) dapat mempengaruhi ekosistem dan
kesehatan manusia melalui dampak akut (segera) atau kronis (jangka panjang) yang
dihasilkan dari emisi atau rilis. Ini dapat mempengaruhi individu secara berbeda,
tergantung pada usia dan jenis kelamin; dan
• Bentuk-bentuk pencemaran yang dapat diidentifikasi lainnya Kegiatan, produk, dan
layanan organisasi dapat dilakukan menyebabkan bentuk polusi lain yang secara negatif
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan itu bisa mempengaruhi individu
secara berbeda. Ini termasuk kebisingan, bau, kesan visual, polusi cahaya, getaran, emisi
elektromagnetik, radiasi, agen infeksi (misalnya, virus atau bakteri), emisi dari sumber dan
bahaya biologis yang tersebar atau tersebar (misalnya, spesies invasif).
6.5.3.2 Tindakan dan harapan terkait
Untuk meningkatkan pencegahan polusi dari kegiatannya, organisasi harus:
• Mengidentifikasi aspek dan dampak dari keputusan dan kegiatannya terhadap
lingkungan sekitarnya;
• Mengidentifikasi sumber polusi dan limbah yang terkait dengan kegiatannya;
• Mengukur, mencatat, dan melaporkan sumber polusi yang signifikan dan pengurangan
polusi, konsumsi air, mengolah limbah dan konsumsi energi;
• Menerapkan langkah-langkah yang bertujuan mencegah polusi dan limbah,
menggunakan hierarki pengelolaan limbah, dan memastikan pengelolaan polusi dan
limbah yang tidak terhindarkan.
• Terlibat dengan masyarakat setempat terkait emisi dan limbah polusi aktual dan
potensial, terkait risiko kesehatan, dan tindakan mitigasi aktual dan yang diusulkan;
• Menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi dan meminimalkan polusi langsung
dan tidak langsung secara progresif dalam kontrolnya atau pengaruh, khususnya
melalui pengembangan dan promosi pengambilan cepat yang lebih ramah lingkungan
produk dan layanan yang ramah;
• Mengungkapkan kepada publik jumlah dan jenis bahan beracun dan berbahaya yang
relevan dan signifikan yang digunakan dan dirilis, termasuk risiko kesehatan manusia
dan lingkungan yang diketahui dari bahan-bahan ini secara normal operasi serta rilis
yang tidak disengaja;
• Secara sistematis mengidentifikasi dan menghindari penggunaan:
• Bahan kimia terlarang yang ditentukan oleh hukum nasional atau bahan kimia yang
tidak diinginkan yang terdaftar di internasional konvensi; dan
• Jika memungkinkan, bahan kimia yang diidentifikasi oleh badan ilmiah atau
pemangku kepentingan lainnya dengan wajar dan alasan yang dapat diverifikasi
sebagai masalah. Organisasi juga harus berusaha mencegah penggunaannya bahan
kimia oleh organisasi dalam lingkup pengaruhnya. Bahan kimia yang harus dihindari
termasuk, tetapi tidak terbatas pada: zat perusak ozon, polutan organik persisten
(POPs) dan bahan kimia tercakup dalam Konvensi Rotterdam, bahan kimia berbahaya
dan pestisida (sebagaimana didefinisikan oleh WHO), bahan kimia yang didefinisikan
sebagai karsinogenik (termasuk paparan terhadap asap dari produk tembakau) atau
mutagenik, dan bahan kimia yang memengaruhi reproduksi, bersifat endokrin
mengganggu, atau persisten, bio-akumulatif dan beracun (PBT) atau sangat persisten
dan sangat bioakumulatif.
• Mengimplementasikan program pencegahan dan kesiapsiagaan kecelakaan
lingkungan dan menyiapkan sebuah rencana darurat yang mencakup kecelakaan dan
insiden baik di dalam maupun di luar lokasi dan melibatkan pekerja, mitra, otoritas,
komunitas lokal dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Program semacam itu
harus mencakup, di antaranya hal-hal lain, identifikasi bahaya dan evaluasi risiko,
prosedur pemberitahuan dan prosedur penarikan kembali, dan sistem komunikasi,
serta pendidikan dan informasi publik.

Issue No 2: Penggunan Sumber Daya Berkelanjutan


6.5.4.1 Deskripsi Masalah
Untuk memastikan ketersediaan sumber daya di masa depan, pola dan volume konsumsi saat
ini dan produksi perlu berubah sehingga mereka beroperasi dalam daya dukung bumi.
Penggunaan berkelanjutan dari sumber daya terbarukan berarti bahwa mereka digunakan
pada tingkat yang kurang dari, atau sama dengan, tingkat alami mereka penambahan. Untuk
sumber daya yang tidak terbarukan (seperti bahan bakar fosil, logam dan mineral), jangka
panjang keberlanjutan mensyaratkan bahwa tingkat penggunaannya kurang dari tingkat di
mana sumber daya terbarukan dapat diganti untuk itu. Suatu organisasi dapat berkembang
menuju penggunaan sumber daya yang berkelanjutan dengan menggunakan listrik, bahan
bakar, bahan mentah dan diproses, tanah dan air lebih bertanggung jawab, dan dengan
menggabungkan atau mengganti yang tidak terbarukan sumber daya dengan sumber daya
berkelanjutan dan terbarukan, misalnya, dengan menggunakan teknologi inovatif. Empat
kunci untuk peningkatan efisiensi adalah:
• Efisiensi energi, Suatu organisasi harus menerapkan program efisiensi energi untuk
mengurangi permintaan energi bangunan, transportasi, proses produksi, peralatan dan
peralatan elektronik, ketentuan layanan atau tujuan lain. Peningkatan efisiensi dalam
penggunaan energi juga harus dilakukan melengkapi upaya untuk memajukan
penggunaan sumber daya terbarukan yang berkelanjutan seperti energi surya, panas
bumi energi, pembangkit listrik tenaga air, energi pasang surut dan gelombang, tenaga
angin dan biomassa;
• Conservation konservasi air, penggunaan dan akses ke air Akses ke pasokan air
minum yang aman dan andal dan layanan sanitasi adalah kebutuhan dasar manusia
dan hak dasar manusia. Milenium Tujuan Pembangunan termasuk penyediaan akses
berkelanjutan ke air minum yang aman. Sebuah organisasi harus menghemat,
mengurangi penggunaan dan menggunakan kembali air dalam operasinya sendiri dan
merangsang air konservasi dalam lingkup pengaruhnya;
• Efisiensi dalam penggunaan bahan, Suatu organisasi harus menerapkan efisiensi
bahan program untuk mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan oleh
penggunaan bahan baku untuk produksi proses atau untuk produk jadi yang
digunakan dalam kegiatannya atau dalam pengiriman layanannya. Material program
efisiensi didasarkan pada identifikasi cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
bahan baku dalam lingkup pengaruh organisasi. Penggunaan bahan menyebabkan
banyak langsung dan tidak langsung dampak lingkungan, terkait, misalnya, dengan
dampak pada ekosistem pertambangan dan kehutanan, dan emisi yang dihasilkan dari
penggunaan, pengangkutan dan pemrosesan bahan; dan
• Meminimalkan kebutuhan sumber daya suatu produk Pertimbangan harus diberikan
kepada sumber daya persyaratan produk jadi saat digunakan.

6.5.4.2 Tindakan dan Harapan Terkait


Sehubungan dengan semua kegiatannya organisasi harus:
• Mengidentifikasi sumber energi, air, dan sumber daya lain yang digunakan;
• Mengukur, mencatat, dan melaporkan penggunaan energi, air, dan sumber daya
lainnya yang signifikan;
• Menerapkan langkah-langkah efisiensi sumber daya untuk mengurangi penggunaan
energi, air, dan sumber daya lainnya, mempertimbangkan indikator praktik terbaik
dan tolok ukur lainnya;
• Melengkapi atau mengganti sumber daya tidak terbarukan jika memungkinkan
dengan alternatif berkelanjutan, terbarukan dan sumber berdampak rendah;
• Gunakan bahan daur ulang dan gunakan kembali air sebanyak mungkin;
• Mengelola sumber daya air untuk memastikan akses yang adil bagi semua pengguna
di daerah aliran sungai;
• Mempromosikan sustainable procurement
• Mempertimbangkan untuk mengambil tanggung jawab produsen tambahan; dan
• Mempromosikan sustainable consumption.

ISSUE NO 3: MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DAN ADAPTASI


6.5.5.1 Deskripsi masalah
Hal ini diakui bahwa emisi gas rumah kaca (GRK) dari aktivitas manusia, seperti
karbon dioksida (CO 2), metana (CH 4) dan nitrous oksida (N 2 O), sangat mungkin
sebagai salah satu penyebab perubahan iklim global, yang memiliki dampak yang
signifikan terhadap lingkungan alam dan manusia. Di antara tren yang diamati dan
diantisipasi adalah: peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, lebih sering
kejadian dari peristiwa cuaca ekstrim, naiknya permukaan laut, memburuk
kelangkaan air, dan perubahan ekosistem, pertanian dan perikanan. Hal ini
diantisipasi bahwa perubahan iklim mungkin melewati titik batas .Perubahan akan
menjadi jauh lebih drastis dan sulit untuk mengatasi. Setiap organisasi bertanggung
jawab untuk beberapa emisi gas rumah kaca (baik secara langsung atau tidak
langsung) dan akan terpengaruh dalam beberapa cara oleh perubahan iklim. Ada
implikasi untuk organisasi baik dari segi meminimalkan emisi gas rumah kaca
mereka sendiri (mitigasi) dan perencanaan untuk perubahan iklim (adaptasi).
Beradaptasi dengan perubahan iklim memiliki implikasi sosial dalam bentuk
dampak pada kesehatan, kesejahteraan dan hak asasi manusia.

6.5.5.2 Tindakan dan Tujuan


6.5.5.2.1 Mitigasi Perubahan Iklim
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim kegiatan organisasi harus:
• Mengidentifikasi sumber-sumber emisi gas rumah kaca akumulasi langsung dan
tidak langsung dan menentukan batas-batas (lingkup) dan tanggung jawabnya;
• Mengukur, mencatat dan melaporkan emisi gas rumah kaca yang signifikan,
sebaiknya menggunakan metode didefinisikan dengan baik dalam standar yang
disepakati secara internasional (lihat juga Lampiran A untuk contoh inisiatif dan
alat mengatasi emisi gas rumah kaca);
• Menerapkan langkah-langkah yang optimal untuk mengurangi dan
meminimalkan emisi gas rumah kaca langsung dan tidak langsung dalam kendali
dan mendorong tindakan serupa dalam lingkup pengaruhnya;
• Meninjau kuantitas dan jenis penggunaan bahan bakar yang signifikan bagi
perusahaan dan melaksanakan program untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Pendekatan siklus hidup harus dilakukan untuk memastikan
pengurangan bersih emisi gas rumah kaca, bahkan ketika ada teknologi yg dapat
membuat rendah emisi dan energi terbarukan ;
• Mencegah atau mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca (terutama yang
menyebabkan penipisan ozon) dari penggunaan lahan dan perubahan
penggunaan lahan, proses atau peralatan, tidak terbatas pada pemanasan,
ventilasi dan pendingin udara unit;

• Menyadari penghematan energi sedapat mungkin dalam organisasi, termasuk


pembelian barang hemat energi dan pengembangan produk dan pelayanan yang
efisien energi; dan mempertimbangkan bertujuan untuk netralitas karbon dengan
menerapkan langkah-langkah untuk mengimbangi tersisa emisi gas rumah kaca,
misalnya dengan mendukung emisi program pengurangan handal yang beroperasi
secara transparan, penangkapan dan penyimpanan karbon atau penyerapan
karbon.

6.5.5.2.2 pengaruh perubahan iklim


Untuk mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim, sebuah organisasi harus:
• Mempertimbangkan proyeksi iklim global dan lokal masa depan untuk
mengidentifikasi risiko dan mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim dalam
pengambilan keputusan;
• Mengidentifikasi peluang untuk menghindari atau meminimalkan kerusakan yang
terkait dengan perubahan iklim dan mungkin memanfaatkan peluang untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi (lihat Kotak 10);
• Menerapkan langkah-langkah untuk merespon dampak yang ada atau antisipasi
dalam pengaruh lingkungan, berkontribusi untuk membangun kapasitas para
pemangku kepentingan untuk beradaptasi.

Tabel 10 - Contoh Tindakan Adaptasi Perubahan Iklim


Contoh tindakan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi iklim meliputi:
• Berencana untuk penggunaan lahan, zonasi dan infrastruktur desain dan
pemeliharaan, dengan mempertimbangkan implikasi dari perubahan iklim dan
ketidakpastian iklim yang lebih besar dan kemungkinan cuaca yang semakin
parah, termasuk banjir, angin kencang, kekeringan dan kelangkaan air atau panas
yang hebat;
• Mengembangkan pertanian, industri, medis dan berbagai teknologi lainnya dan
teknik dan dapat diakses oleh mereka yang membutuhkan, menjamin keamanan
air minum, sanitasi, makanan dan sumber daya lainnya penting untuk kesehatan
manusia;
• Mendukung langkah regional untuk mengurangi kerentanan terhadap banjir. Ini
termasuk memulihkan lahan basah yang dapat membantu mengelola banjir, dan
mengurangi penggunaan permukaan non-pori di daerah perkotaan; dan
• Memberikan kesempatan yang luas untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya adaptasi dan tindakan pencegahan untuk ketahanan masyarakat
melalui pendidikan dan sarana lainnya.

ISSUE NO 4 : “PERLINDUNGAN LINGKUNGAN, KEANEKARAGAMAN HAYATI


DAN PEMULIHAN HABITAT ALAMI.”

6.5.6.1 Deskripsi Masalah


Sejak tahun 1960’an, aktivitas manusia telah mengubah ekosistem dengan cepat dan
luas dari pada periode yang sebanding dalam sejarah. Permintaan yang berkembang
pesat untuk sumber daya alam telah mengakibatkan hilangnya habitat dan
keanekaragaman kehidupan di bumi yang substansial dan seringkali tidak dapat
diperbaiki. Area yang luas – baik kota maupun desa – telah diubah oleh tindakan
manusia.
Sebuah organisasi dapat lebih bertanggung jawab secara social dengan bertindak
untuk melindungi lingkungan dan memulihkan habitat alami dan berbagai fungsi dan
layanan yang disediakan ekosistem (seperti makanan dan minuman, regulasi iklim,
formasi lahan dan kesempatan rekreasi).
Yang termasuk aspek kunci dalam masalah ini :
- Menghargai dan Melindungi Keanekaragaman Hayati
Keanekaragam hayati adalah keanekaragaman kehidupan dalam segala bentuk,
level dan kombinasinya, termasuk keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman
spesies dan keanekaragaman genetik. Melindungi keanekaragaman hayati
bertujuan untuk memastikan kelangsungan hidup dari spesies darat dan perairan,
keanekaragaman genetik dan ekosistem alami.

- Menghargai, Melindungi dan Memulihkan Layanan Ekosistem


Ekosistem berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan
layanan seperti makanan, air, bahan bakar, pengendalian banjir, lahan, penyerbuk,
serat alami, rekreasi dan penyerapan polusi dan limbah. Karena ekosistem
terdegradasi dan hancur, mereka kehilangan kemampuan untuk menyediakan
layanan ini.

- Menggunakan Tanah dan Sumber Daya Alam Secara Berkelanjutan


Sebuah organisasi penggunaan lahan mungkin dapat melindungi atau
menurunkan habitat, air, lahan adan ekosistem.

- Memajukan pembanguan perkotaan dan perdesaan yang berwawasan


lingkungan
Keputusan dan aktivitas organisasi memiliki dampak signifikan pada lingkungan
perkotaan atau perdesaan dan mereka terkait ekosistem.

6.5.6.1 Tindakan Terkait dan Harapan


Dalam kaitannya dengan semua kegiatannya suatu organisasi harus :
- Mengidentifikasi potensi yang berdampak buruk terhadap keanekaragaman hayati
dan layanan ekosistem dan mengambil tindakan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampak tersebut;
- Jika memungkinkan dan sesuai, berpatisipasi dalam mekanisme pasar untuk
menginternalisasi biaya dari dampak lingkungan dan menciptakan nilai ekonomi
dalam melindungi layanan ekosistem;

- Memberikan prioritas tertinggi untuk menghindari hilangnya ekosistem alami,


kedua untuk memulihkan ekosistem, dan terakhir, jika dua tindakan sebelumnya
tidak memungkinkan atau sepenuhnya efektif, untuk mengkompensasi kerugian
melalui tindakan yang akan mengarah pada keuntungan bersih pada layanan
ekosistem dari waktu ke waktu;

- Membangun dan mendirikan strategi terintegrasi untuk administrasi tanah, air dan
ekosistem yang mempromosikan percakapan dan penggunaan berkelanjutan
dengan cara yang adil secara sosial;

- Mengambil tindakan untuk melestarikan endemik apapun, spesies yang terancam


atau hampir punah atau habitat yang mungkin terkena dampak buruk;

- Mengimplementasi perencanaan, desain dan praktik pengoperasian sebagai cara


untuk meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan yang dihasilkan dari
keputusan tentang penggunaan lahan, termasuk keputusan yang terkait dengan
pertanian dan pembangunan perkotaan.

- Menggabungkan perlindungan dari habitat alami, lahan basah, hutan, koridor


satwa liar, melindungi area dan lahan pertanian dalam pembangunan dari
bangunan – bangunan dan pekerjaan kontruksi;

- Mengadopsi pertanian berkelanjutan, penangkapan ikan dan praktik kehutanan


termasuk aspek – aspek yang berkaitan dengan kesejahteraan hewan, contoh,
sebagaimana didefinisikan dalam skema standar dan sertifikasi terkemuka;

- Semakin banyak menggunakan produk dari pemasok yang menggunakan


teknologi dan proses yang lebih berkelanjutan;

- Menganggap bahwa hewan liar dan habitatnya adalah bagian dari ekosistem
alami kita dan oleh karenanya harus dihargai dan dilindungi dan kesejahteraan
mereka diperhitungkan;

- Menghindari pendekatan yang mengancam kelangsungan hidup atau mengarah


pada kepunahan spesies global, regional atau lokal atau yang memungkinkan
penyebaran atau perkembangbiakan dari spesies invasif.
FAIR OPERATING PRACTICES

ISSUE NO 1: ANTI-CORRUPTION
6.6.3.1 Description of the issue/Deskripsi masalah
Korupsi merupakan penyalahgunaan kekuasaan yang dipercayakan untuk
keuntungan diri sendiri. Tindakan korupsi mempunyai banyak bentuk. Contoh dari
korupsi termasuk suap (meminta, menawarkan atau menerima suap dalam bentuk
uang atau barang) yang melibatkan pejabat public atau orang-orang di sektor swasta,
konflik kepentingan, penipuan, pencucian uang, penggelapan, penyembunyian dan
obstruksi keadilan, dan perdagangan dalam pengaruh.
Korupsi akan mempengaruhi efektivitas dan reputasi etika organisasi, dan dapat
membuatnya bertanggung jawab terhadap penuntutan pidana, serta sanksi sipil dan
administrasi. Korupsi dapat menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia, erosi
proses politik, pemiskinan masyarakat dan kerusakan lingkungan. Ini juga dapat
mendistorsi persaingan, distribusi kekayaan, dan pertumbuhan ekonomi.

6.6.3.2 Related actions and expectations/ Tindakan dan harapan terkait


Untuk mencegah tindakan korupsi, sebuah organisasi harus:
 mengidentifikasi risiko korupsi dan menerapkan serta memelihara kebijakan dan
praktik yang melawan tindakan korupsi dan pemerasan;
 memastikan bahwa kepemimpinan memberikan contoh anti korupsi dan
memberikan komitmen, dorongan dan pengawasan untuk implementasi kebijakan
anti-korupsi;
 mendukung dan melatih karyawan dan perwakilannya dalam upaya mereka untuk
memberantas suap dan korupsi, dan memberikan insentif untuk kemajuan.
 meningkatkan kesadaran karyawan, perwakilan, kontraktor, dan pemasoknya
tentang korupsi dan bagaimana cara mengatasinya;
 membangun dan memelihara sistem yang efektif untuk melawan korupsi;
 mendorong karyawan, mitra, perwakilan, dan pemasoknya untuk melaporkan
pelanggaran organisasi kebijakan dan perlakuan tidak etis dan tidak adil dengan
mengadopsi mekanisme yang memungkinkan pelaporan dan tindak lanjut
tindakan tanpa takut akan pembalasan;
 membawa pelanggaran hukum pidana menjadi perhatian otoritas penegak hukum
yang tepat; dan
 berupaya menentang korupsi dengan mendorong orang lain yang memiliki
hubungan operasional dengan organisasi untuk mengadopsi praktik-praktik anti
korupsi serupa.

ISSUE NO 2 : KETERLIBATAN POLITIK YANG BERTANGGUNG JAWAB


6.6.4.1 Deskripsi masalah ini
Organisasi harus mendukung secara luas proses politik dan mendorong
pengembangan kebijakan publik yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Organisasi
harus melarang penggunaan pengaruh yang tidak semestinya dan menghindari
perilaku, seperti manipulasi, intimidasi dan paksaan, yang dapat merusak proses
politik publik.

6.6.4.2 Tindakan dan harapan terkait


Suatu Organisasi harus:
- Melatih karyawan dan perwakilannya dan meningkatkan kesadaran mereka
tentang keterlibatan dan kontribusi politik yang bertanggung jawab, dan
bagaimana menangani konflik kepentingan;
- Transparan mengenai kebijakan dan kegiatannya yang terkait dengan lobi,
kontribusi politik, dan keterlibatan politik;
- Menetapkan dan menerapkan kebijakan dan pedoman untuk mengelola kegiatan
bagi orang yang ditahan dan melakukan advokasi atas nama organisasi;
- Menghindari kontribusi politik yang berarti upaya untuk mengendalikan atau
dapat dianggap sebagai memberikan pengaruh yang tidak semestinya pada politisi
atau pembuat kebijakan yang mendukung sebab-sebab tertentu; dan
- Melarang kegiatan yang melibatkan informasi yang salah, representasi yang
keliru, ancaman atau paksaan.

ISSUE NO 3 : PERSAINGAN YANG SEHAT


6.6.5.1 Deskripsi masalah ini
Persaingan yang adil dan meluas merangsang inovasi dan efisiensi, mengurangi
biaya produk dan layanan, memastikan semua organisasi memiliki peluang yang
sama, mendorong pengembangan produk atau proses baru atau yang ditingkatkan
dan, dalam jangka panjang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan standar hidup.
Perilaku anti persaingan berisiko merusak reputasi organisasi dengan para pemangku
kepentingannya dan dapat menimbulkan masalah hukum. Ketika organisasi menolak
untuk terlibat dalam perilaku anti-persaingan, mereka membantu membangun iklim
di mana perilaku semacam itu tidak ditoleransi, dan ini menguntungkan semua
orang.
Ada banyak bentuk perilaku anti-persaingan. Beberapa contoh adalah: penetapan
harga, di mana pihak berkolusi untuk menjual produk atau layanan yang sama
dengan harga yang sama; kecurangan tawaran, di mana pihak berkolusi untuk
memanipulasi lisensi Pengguna Tunggal, hanya untuk penggunaan pribadi, eksternal
distribusi, jaringan, dan penggunaan lain dari penawaran kompetitif yang dilarang;
dan penetapan harga predatory, yang menjual produk atau layanan dengan harga
yang sangat rendah dengan tujuan mengusir pesaing dari pasar dan menjatuhkan
sanksi tidak adil kepada pesaing.

6.6.5.2 Tindakan dan harapan terkait


Untuk mempromosikan kompetisi yang adil, organisasi harus:
- Melakukan kegiatannya dengan cara yang konsisten dengan hukum dan peraturan
persaingan, dan bekerja sama dengan pihak berwenang yang sesuai;
- Menetapkan prosedur dan perlindungan lainnya untuk mencegah keterlibatan atau
keterlibatan dalam perilaku anti-persaingan;
- Mempromosikan kesadaran karyawan tentang pentingnya kepatuhan terhadap
undang-undang persaingan dan persaingan yang adil;
- Mendukung praktik anti-trust dan anti-dumping, serta kebijakan publik yang
mendorong persaingan; dan
- Memperhatikan konteks sosial di mana ia beroperasi dan tidak memanfaatkan
kondisi sosial, seperti kemiskinan, untuk mencapai keunggulan kompetitif yang
tidak adil.

ISO 26000: Fair Operating Practices issue 4: Promoting social responsibility in the
value chain

Suatu organisasi dapat mempengaruhi organisasi lain melalui keputusan pengadaan dan
pembeliannya. Melalui kepemimpinan dan bimbingan di sepanjang rantai nilai, itu dapat
mempromosikan adopsi dan dukungan dari prinsip-prinsip dan praktik tanggung jawab sosial.

Organisasi harus mempertimbangkan dampak potensial atau konsekuensi yang tidak


diinginkan dari pengadaannya dan keputusan pembelian pada organisasi lain, dan berhati-hati
untuk menghindari atau meminimalkan dampak negatif. Itu juga dapat merangsang
permintaan akan produk dan layanan yang bertanggung jawab secara sosial. Tindakan ini
tidak boleh dilihat sebagai pengganti peran pihak berwenang untuk menerapkan dan
menegakkan hukum dan peraturan.

Setiap organisasi dalam rantai nilai bertanggung jawab untuk mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku dan untuk dampaknya sendiri pada masyarakat dan lingkungan.

Untuk mempromosikan tanggung jawab sosial dalam rantai nilainya, organisasi harus:

1. Mengintegrasikan kriteria kesetaraan etika, sosial, lingkungan dan gender, dan kesehatan
dan keselamatan, dalam kriteria tersebut kebijakan dan praktik pembelian, distribusi, dan
kontrak untuk meningkatkan konsistensi dengan social tujuan tanggung jawab;
2. Mendorong organisasi lain untuk mengadopsi kebijakan serupa, tanpa menuruti perilaku
anti-persaingan di indonesia demikian juga;
3. Melaksanakan uji tuntas dan pemantauan yang tepat atas organisasi yang memiliki
hubungan dengan maksud untuk mencegah kompromi dari komitmen organisasi
terhadap tanggung jawab sosial;
4. Mempertimbangkan untuk memberikan dukungan kepada SMOs, termasuk peningkatan
kesadaran tentang masalah tanggung jawab sosial dan praktik terbaik dan bantuan
tambahan (misalnya, teknis, pengembangan kapasitas atau sumber daya lainnya) untuk
memenuhi tujuan yang bertanggung jawab secara sosial;
5. Participate berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kesadaran organisasi yang memiliki
hubungan dengan mereka prinsip dan masalah tanggung jawab sosial; dan
6. Mempromosikan perlakuan yang adil dan praktis dari biaya dan manfaat penerapan
tanggung jawab social praktik di seluruh rantai nilai, termasuk, jika memungkinkan,
meningkatkan kapasitas organisasi dalam rantai nilai untuk memenuhi tujuan yang
bertanggung jawab secara sosial. Ini termasuk praktik pembelian yang memadai, seperti
memastikan bahwa harga yang adil dibayar dan bahwa ada waktu pengiriman yang
memadai dan kontrak yang stabil.

ISO 26000: Fair Operating Practices issue 5: Respect for Property Rights
Hak untuk memiliki properti adalah hak asasi manusia yang diakui dalam Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia. Hak properti mencakup properti fisik dan properti intelektual
dan mencakup minat pada tanah dan aset fisik lainnya, hak cipta, paten, hak indikator
geografis, dana, hak moral, dan hak lainnya. Mereka juga dapat mencakup pertimbangan
klaim properti yang lebih luas, seperti pengetahuan tradisional tentang kelompok tertentu,
seperti masyarakat adat, atau kekayaan intelektual karyawan atau lainnya.

Pengakuan hak properti dapat mempromosikan investasi dan keamanan ekonomi dan fisik,
serta mendorong kreativitas dan inovasi.

Suatu organisasi harus:

● Menerapkan kebijakan dan praktik yang mendorong penghormatan terhadap hak


properti dan pengetahuan tradisional;
● Melakukan investigasi yang tepat untuk memastikan bahwa ia memiliki hak yang sah
yang mengizinkan penggunaan atau pembuangan properti;
● Tidak terlibat dalam kegiatan yang melanggar hak properti, termasuk penyalahgunaan
posisi dominan, pemalsuan, dan pembajakan;
● Membayar kompensasi yang adil untuk properti yang diperoleh atau digunakannya;
dan
● Mempertimbangkan harapan masyarakat, hak asasi manusia dan kebutuhan dasar
individu ketika menggunakan dan melindungi hak kekayaan intelektual dan fisiknya

ISO 26000: Consumer issue

Organisasi yang menyediakan produk dan layanan kepada konsumen, serta pelanggan lain,
memiliki tanggung jawab kepada konsumen dan pelanggan tersebut. Tanggung jawab
termasuk menyediakan pendidikan dan informasi yang akurat, menggunakan informasi
pemasaran yang adil, transparan dan membantu dan proses kontrak, mempromosikan
konsumsi berkelanjutan dan merancang produk dan layanan yang menyediakan akses ke
semua dan melayani, jika sesuai, untuk rentan dan kurang beruntung. Istilah konsumen
mengacu pada individu atau kelompok yang memanfaatkan output dari keputusan dan
kegiatan organisasi dan tidak berarti bahwa konsumen membayar uang untuk produk dan
layanan. Tanggung jawab juga melibatkan meminimalkan risiko dari penggunaan produk dan
layanan, melalui desain, pembuatan, distribusi, penyediaan informasi, layanan pendukung
dan prosedur penarikan dan penarikan. Banyak organisasi mengumpulkan atau menangani
informasi pribadi dan memiliki tanggung jawab untuk melindungi keamanan informasi
tersebut dan privasi konsumen.

Prinsip-prinsip klausul ini berlaku untuk semua organisasi dalam peran mereka melayani
konsumen. Namun, masalah tersebut mungkin memiliki relevansi yang sangat berbeda,
sesuai dengan jenis organisasi (seperti organisasi swasta, public layanan, organisasi
kesejahteraan lokal atau jenis lainnya) dan keadaannya. Organisasi memiliki peluang
signifikan untuk berkontribusi pada konsumsi berkelanjutan dan pengembangan
berkelanjutan melalui produk dan layanan yang mereka tawarkan dan informasi yang mereka
berikan, termasuk informasi tentang penggunaan, perbaikan dan pembuangan.

Prinsip Consumer Issues


a. Keselamatan, hak akses ke produk tidak berbahaya dan perlindungan konsumen dari
bahaya terhadap kesehatan dan keselamatan mereka yang berasal dari proses produksi,
produk dan layanan
b. Mendapatkan Informasi, akses konsumen ke informasi yang memadai untuk
memungkinkan mereka membuat pilihan berdasarkan informasi sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masing-masing dan untuk dilindungi terhadap iklan atau label yang tidak
jujur atau menyesatkan
c. Membuat Pilihan, promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi konsumen, termasuk
kemampuan untuk memilih dari berbagai produk dan layanan, ditawarkan dengan harga
bersaing dengan jaminan kualitas yang memuaskan
d. Didengar, kebebasan untuk membentuk konsumen dan kelompok atau organisasi lain
yang relevan dan peluang organisasi semacam itu untuk menyampaikan pandangan
mereka dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka, terutama dalam
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah, dan dalam pengembangan produk dan
layanan
e. Ganti Rugi, ketersediaan ganti rugi konsumen yang efektif, khususnya dalam bentuk
penyelesaian yang adil atas klaim yang adil, termasuk kompensasi untuk penyajian yang
keliru, produk yang dibuat dengan buruk, atau layanan yang tidak memuaskan
f. Pendidikan, pendidikan konsumen, termasuk pendidikan tentang dampak lingkungan,
sosial dan ekonomi dari pilihan konsumen, memungkinkan konsumen untuk membuat
informasi, pilihan independen tentang produk dan layanan sambil menyadari hak-hak dan
tanggung jawab mereka dan bagaimana bertindak atas mereka
g. Lingkungan Sehat, lingkungan yang tidak mengancam kesejahteraan generasi sekarang
dan masa depan. Konsumsi berkelanjutan mencakup pemenuhan kebutuhan generasi
sekarang dan masa depan untuk produk dan layanan dengan cara yang berkelanjutan
secara ekonomi, sosial dan lingkungan.

Prinsip Tambahan;

a. Peduli pada hak privasi, Ini diambil dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Pasal
12 [156], yang menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat terganggu secara
sewenang-wenang dengan privasi, keluarga, rumah atau korespondensi mereka, atau
serangan terhadap kehormatan mereka. dan reputasi, dan bahwa setiap orang memiliki hak
atas perlindungan hukum terhadap gangguan atau serangan seperti itu;
b. Pendekatan kehati-hatian, Ini diambil dari Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan
Pembangunan [158] dan deklarasi dan perjanjian selanjutnya [130] [145] [172], yang
memajukan konsep bahwa di mana ada ancaman kerusakan serius atau ireversibel
terhadap lingkungan. atau kesehatan manusia, kurangnya kepastian ilmiah sepenuhnya
tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menunda langkah-langkah hemat biaya untuk
mencegah degradasi lingkungan atau kerusakan kesehatan manusia. Ketika
mempertimbangkan efektivitas biaya suatu tindakan, organisasi harus mempertimbangkan
biaya dan manfaat jangka panjang dari tindakan itu, tidak hanya biaya ekonomi jangka
pendek bagi organisasi
c. Promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Ini diambil dari Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia dan Tujuan Pembangunan Milenium. Ini memberikan dasar
tambahan untuk menganalisis masalah konsumen dan mencegah berlanjutnya stereotip
gender
d. Promosi desain universal, Ini adalah desain produk dan lingkungan yang dapat
digunakan oleh semua orang, sejauh mungkin, tanpa perlu adaptasi atau desain khusus.
Ada tujuh prinsip untuk desain universal: penggunaan yang adil, fleksibilitas dalam
penggunaan, penggunaan yang sederhana , informasi yang dapat dipahami, toleransi untuk
kesalahan, upaya dan ukuran fisik yang rendah dan ruang untuk pendekatan dan
penggunaan

ISO 26000: Consumer issue 1: Fair marketing, factual and unbiased information and fair
contractual practices
Pemasaran yang adil, informasi faktual dan tidak bias serta praktik kontrak yang adil
memberikan informasi tentang produk dan layanan dengan cara yang dapat dipahami oleh
konsumen. Ini memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan berdasarkan informasi
tentang konsumsi dan pembelian dan untuk membandingkan karakteristik berbagai produk
dan layanan. Proses kontrak yang adil bertujuan untuk melindungi kepentingan sah pemasok
dan konsumen dengan mengurangi ketidakseimbangan dalam kekuatan negosiasi antara para
pihak.
Pemasaran yang bertanggung jawab dapat melibatkan penyediaan informasi tentang
dampak sosial, ekonomi dan lingkungan di seluruh siklus hidup dan rantai nilai. Detail
produk dan layanan yang disediakan oleh pemasok memainkan peran penting dalam
keputusan pembelian karena informasi ini mungkin menyediakan satu-satunya data yang
tersedia bagi konsumen. Pemasaran dan informasi yang tidak adil, tidak lengkap,
menyesatkan atau menipu dapat mengakibatkan pembelian produk dan layanan yang tidak
memenuhi kebutuhan konsumen, dan mengakibatkan pemborosan uang, sumber daya dan
waktu dan bahkan mungkin berbahaya bagi konsumen atau lingkungan. Ini juga dapat
menyebabkan penurunan kepercayaan konsumen, dengan konsumen tidak tahu siapa atau apa
yang harus dipercaya. Ini dapat mempengaruhi pertumbuhan pasar untuk produk dan layanan
yang lebih berkelanjutan.

Ketika berkomunikasi dengan konsumen, organisasi harus:

a. Tidak terlibat dalam praktik apa pun yang menipu, menyesatkan, tidak adil, tidak jelas
atau ambigu, termasuk penghilangan informasi penting
b. Menyetujui untuk berbagi informasi yang relevan secara transparan yang memungkinkan
akses mudah dan perbandingan sebagai dasar untuk pilihan informasi oleh konsumen
c. Dengan jelas mengidentifikasi iklan dan pemasaran
d. Secara terbuka mengungkapkan total harga dan pajak, syarat dan ketentuan produk dan
layanan (serta aksesoris apa pun yang diperlukan untuk penggunaan) dan biaya
pengiriman. Saat menawarkan kredit konsumen, berikan perincian tingkat bunga tahunan
aktual serta tingkat persentase tahunan yang dibebankan, yang mencakup semua biaya
yang terlibat, jumlah yang harus dibayar, jumlah pembayaran, dan tanggal jatuh tempo
pembayaran cicilan
e. Membuktikan klaim atau asersi dengan memberikan fakta dan informasi yang
mendasarinya berdasarkan permintaan
f. Tidak menggunakan teks, audio atau gambar yang melanggengkan stereotip sehubungan
dengan, misalnya, jenis kelamin, agama, ras, kecacatan atau hubungan pribadi
g. Memberikan pertimbangan utama dalam periklanan dan pemasaran untuk kepentingan
terbaik kelompok rentan, termasuk anak-anak, dan tidak terlibat dalam kegiatan yang
merugikan kepentingan mereka
h. Memberikan informasi yang lengkap, akurat, dan dapat dipahami yang dapat
dibandingkan dalam bahasa resmi atau yang umum digunakan pada titik penjualan dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku tentang:
● Semua aspek penting dari produk dan layanan, termasuk produk keuangan dan
investasi, idealnya dengan mempertimbangkan siklus hidup penuh
● Aspek- aspek kualitas utama dari produk dan layanan sebagaimana ditentukan
dengan menggunakan prosedur pengujian standar, dan membandingkan, dengan
kinerja rata-rata atau praktik terbaik. Penyediaan informasi semacam itu harus
dibatasi pada keadaan yang sesuai dan praktis dan akan membantu konsumen
● Aspek kesehatan dan keselamatan dari produk dan layanan, seperti penggunaan
yang berpotensi berbahaya, bahan berbahaya dan bahan kimia berbahaya yang
terkandung dalam atau dikeluarkan oleh produk selama siklus hidupnya
● Informasi mengenai aksesibilitas produk dan layanan
● Lokasi organisasi, alamat pos, nomor telepon, dan alamat email, ketika
menggunakan penjualan jarak jauh domestik atau lintas batas, termasuk melalui
Internet, e-commerce, atau pesanan pos;

i. Menggunakan kontrak yang:


● ditulis dalam bahasa yang jelas, dapat dibaca dan dimengerti
● Tidak termasuk persyaratan kontrak yang tidak adil, seperti pengecualian
kewajiban yang tidak adil, hak untuk mengubah harga dan ketentuan secara
sepihak, transfer risiko kepailitan kepada konsumen atau periode kontrak yang
terlalu lama, dan menghindari praktik peminjaman yang tidak wajar termasuk
tingkat kredit yang tidak masuk akal
● Memberikan informasi yang jelas dan memadai tentang harga, fitur, syarat,
ketentuan, biaya, durasi kontrak dan periode pembatalan.

Consumer’s issue: Protecting consumers' health and safety


Perlindungan kesehatan dan keselamatan konsumen melibatkan penyediaan produk
dan layanan yang aman dan yang tidak membawa risiko bahaya yang tidak dapat diterima
saat digunakan atau dikonsumsi. Instruksi yang jelas untuk penggunaan yang aman, termasuk
pembuatan dan pemeliharaan, juga merupakan bagian penting dari perlindungan kesehatan
dan keselamatan.
Reputasi organisasi dapat secara langsung dipengaruhi oleh dampaknya terhadap
kesehatan dan keselamatan konsumen produk dan layanan. Produk dan layanan harus aman,
terlepas dari apakah ada persyaratan keselamatan hukum atau tidak. Keamanan mencakup
antisipasi risiko potensial untuk menghindari bahaya. Karena semua risiko tidak dapat
diramalkan atau dihilangkan, langkah-langkah untuk melindungi keselamatan harus
mencakup mekanisme penarikan dan penarikan produk.

Tindakan dan harapan terkait


Dalam melindungi kesehatan dan keselamatan konsumen, organisasi harus mengambil
tindakan berikut dan memberikan perhatian khusus kepada kelompok rentan (anak-anak)
yang mungkin tidak memiliki kapasitas untuk mengenali atau menilai potensi bahaya. Maka
harus:
a. menyediakan produk dan layanan yang dalam kondisi penggunaan normal dan dapat
diperkirakan, aman untuk pengguna dan orang lain, properti mereka, dan lingkungan;
b. sesuai dengan undang-undang kesehatan, keselamatan kerja, peraturan, standar dan
spesifikasi lainnya.;
c. ketika suatu produk setelah dijual di pasaran menimbulkan bahaya yang tidak terduga,
menjadi serius cacat atau mengandung informasi yang menyesatkan atau salah, maka
harus menghentikan layanan atau menarik semua produk yang masih dalam rantai
distribusi. Suatu organisasi harus menarik produk menggunakan tindakan dan media
yang tepat untuk menjangkau orang yang membeli produk atau memanfaatkan
layanan dan memberikan kompensasi kepada konsumen kerugian yang diderita.
d. meminimalkan risiko dalam desain produk dengan:
- mengidentifikasi kemungkinan kelompok pengguna dalam penyalahgunaan
yang wajar dari proses, produk atau layanan, serta bahaya yang timbul di semua
tahapan dan kondisi penggunaan produk atau layanan dan, dalam beberapa
kasus, menyediakan produk dan layanan yang dirancang khusus untuk
kelompok rentan;
- memperkirakan dan mengevaluasi risiko untuk setiap pengguna atau kelompok
kontak yang diidentifikasi, termasuk wanita hamil, timbul dari bahaya yang
diidentifikasi;
- mengurangi risiko dengan menggunakan urutan prioritas berikut: desain yang
pada dasarnya aman, perangkat pelindung dan informasi untuk pengguna;
e. memastikan desain informasi yang tepat tentang produk dan layanan dengan
mempertimbangkan perbedaan kebutuhan konsumen
f. dalam pengembangan produk, hindari penggunaan bahan kimia berbahaya, termasuk
tetapi tidak terbatas pada yang ada karsinogenik, mutagenik, toksik pada alat
reproduksi, atau persisten dan bio-akumulatif. Jika produk mengandung bahan kimia
tersebut ditawarkan untuk dijual, harus diberi label yang jelas.
g. jika perlu, lakukan penilaian risiko kesehatan manusia atas produk dan layanan
sebelum perkenalan bahan baru, teknologi atau metode produksi, dan, jika perlu, buat
dokumentasi tersedia untuk konsumen;
h. menyampaikan informasi keselamatan penting kepada konsumen menggunakan simbol
sedapat mungkin akan lebih disukai simbol yang telah disetujui secara internasional,
di samping informasi tekstual;
i. menginstruksikan konsumen dalam penggunaan produk yang tepat dan
memperingatkan mereka tentang risiko yang terlibat dalam atau biasanya dapat
diperkirakan penggunaannya; dan
j. mengadopsi langkah-langkah yang mencegah produk menjadi tidak aman melalui
penanganan atau penyimpanan sementara yang tidak benar
Konsumen
 Isu Konsumen 7: Pendidikan dan Kepekaan
- Deskripsi Isu
Pendidikan dan kepekaan mensyaratkan agar konsumen dapat memperoleh informasi
dengan baik dalam rangka untuk pengambilan keputusan pembelian dan konsumsi
produk. Peningkatan akan pendidikan dan juga kepekaan perlu ditingkatkan karena
beberapa kondisi baik di daerah pedesaan maupun perkotaan seperti rendahnya
pendapatan serta kurangnya literasi.
Tujuan dari pendidikan bagi konsumen tidak hanya memberikan pengetahuan namun
juga bagaimana konsumen tersebut dapat mengabil tindakan terkait dengan keputusan
dalam menilai suatu produk atau jasa serta dapat memberikan kepekaan terhadap
konsumen mengenai dampak dari produk yang dikonsumsi terhadap pembangunan
yang berkelanjutan.
- Tindakan dan Harapan
Dalam memberikan edukasi terhadap konsumen, dengan sepantasnya organisasi atau
lembaga harus menyampaikan terkait dengan:
 Kesehatan dan keamanan, termasuk bahaya dari produk
 Informasi atas hukum dan regulasi terkait
 Penamaan produk atau jasa, dan informasi pada buku panduan dan instruksi
 Informasi atas berat dan ukuran, harga, kualitas, syarat kredit dll
 Informasi mengenai risiko yang berhubungan dengan pengunaan serta
tindakan pencgahan yang diperlukan
 Produk dan jasa keuangan serta investasi
 Perlindungan lingkungan
 Efisiensi penggunaan bahan baku, energy dan air
 Konsumsi yang berkelanjutan
 Pelepasan yang pantas dilakukan atas pembungkus dan limbah produk

Keterlibatan dan Pengembangan Komunitas (Isu 1-3)


 Isu Keterlibatan dan Pengembangan Komunitas 1: Keterlibatan Komunitas
- Deskripsi Isu
Keterlibatan komunitas merupakan tindakan proaktif yang dilakukan oleh organisasi
di lingkungan komunitas. Tujuannya untuk mencegah dan menyelesaikan
permasalahan, menjalin kerja sama dengan organisasi dan pemangku kepentingan
sehingga dapat menjadi organisasi masyarakat yang baik di lingkungan komunitas
lewat kontribusi dalam bentuk partisipasi dan dukungan terhadap institusi masyarakat.
Organisasi juga harus peka teerhadap keberagaman dari kelompok baik yang formal
maupun informal yang dapat berkontribusi terhadap pembangunan sehingga
organisasi juga harus menghormati hak budaya, kehidupan sosial dan politik dari
kelompok masyarakat.

- Tindakan dan Harapan


Sebuah organisasi harus:
 Melakukan dialog dengan perwakilan dari kelompok komunitas dalam hal
untuk menentukan prioritas atas aktivitas investasi sosial dan pembangunan
sosial.
 Melakukan konsultasi dan mengakomodasi komunitas-komunitas termasuk
keberagaman orang dan juga kondisi pembangunan yang mempengaruhi
mereka.
 Berpartisipasi dalam organisasi asosiasi lokal yang mungkin dan juga sesuai,
dengan tujuan untuk berkontribusi terhadap public dan pastinya terhadap
tujuan pembangunan dari komunitas.
 Memelihara hubungan yang transparan dengan pemerintah lokal dan
perwakilan politik.
 Mendukung masyarakat untuk menjadi relawan dalam kegiatan pelayanan
komunitas.
 Memberikan kontribusi terhadap pembuatan kebijakan dan memnyusun,
implementasi, mengawasi dan evaluasi terhadap program-program
pembangunan.

 Isu keterlibatan dan pengembangan komunitas 2: Pendidikan dan Budaya


- Deskripsi Isu
Pendidikan dan budaya merupakan fondasi dari pengembangan sosial dan ekonomi
serta merupakan bagian dari identitas komunitas.

- Tindakan dan harapan


Organisasi seharusnya:
 Melakukan promosi dan dukungan terhadap pendidikan dalam berbagai
tingkat dan perikatan dalam rangka untuk meningkatkan kuatitas dan akses
terhadap pendidikan, mendukung pengetahuan lokal, dan membantu
pemanfaatan literature.
 Dalam keadan tertentu, mempromosikan peluang pembelajaran kepada
kelompok yang rentan terhadap tindakan diskriminasi
 Mendorong agar anak-anak dapat mendaftar pada pendidikan formal dan
mengeliminasi setiap hambatan yang mempengaruhi anak-anak dalam
mengenyam pendidikan.
 Melakukan promosi atas aktivitas budaya yang sepantasnya, mengakui dan
menghargai budaya lokal dan budaya tradisional, secara konsisten dilakukan
sesuai dengan prinsip dari hak asasi manusia.
 Pertimbangan dalam penyediaan edukasi mengenai hak-hak manusia dan
peningkatan kepekaan masyarakat.
 Membantu memelihara dan melindungi warisan budaya, terkhususnya warisan
budaya dimana organisasi berada dan ikut mempengaruhi.
 Jika sesuai, maka perlu dilakukan promosi atas pemanfatan pengetahuan
tradisional dan juga teknologi dari komunitas asli dimana organisasi berada.

 isu keterlibatan dan pengembangan komunitas 3: Penciptaan Lapangan


Pekerjaan dan Pengembangan Ketrampilan
- Deskripsi Isu
Lapangan Pekerjaan merupakan tujuan yang diakui secara internasional yang
berhubungan dengan ekonomi dan pengembangan sosial. Dengan menciptakan
lapangan pekerjaan, semua organisasi, baik organisasi yang besar maupun kecil dapat
melakukan kontribusi dalam mengurangi kemiskinan dan mempromosikan
pengembangan ekonomi dan sosial.
Pegembangan Ketrampilan merupakan bagian yang penting dalam melakukan
promosi pekerjaan dan membantu orang-orang secara layak dan produktif di tempat
kerja dan juga penting untuk pengembangan bidang ekonomi dan sosial.
- Tindakan dan harapan
Organisasi seharusnya:
 Menganalisis dampak dari keputusan investasi atas penciptaan lapangan
pekerjaan dan disaat ekonomi sedang bergairah maka perlu melakukan
investasi yang dapat mengurangi kemiskinan lewat penciptaan lapangan
pekerjaan.
 Mempertimbangkan dampak dari pemilihan teknologi atas pekerjaan dan jika
ekonomi bergairah dalam jangka panjang maka perlu memilih teknologi yang
dapat memaksimalkan peluang lapangan pekerjaan.
 Mempertimbangkan dampak dari keputusan outsourcing atas penciptaan
lapangan pekerjaan, baik dalam hal organisasi mengambil keputusan dan
dalam kondisi pihak eksternal dipengaruhi oleh keputusan organisasi tersebut.
 Mempertimbangkan manfaat dari menciptakan lapangan kerja dari pada
penggunaan perjanjian kerja sementara.
 Mempertimbangkan partisipasi program pengembangan ketrampilan baik
lokal maupun nasional, termasuk program magang, program yang fokus pada
kelompok yang kurang beruntung, program pembelajaran berkelanjutan, dan
skema pengakuan ketrampilan serta sertifikasi.
 Mempertimbangkan untuk membantu mengembangkan atau meningkatkan
program pengembangan ketrampilan di komunitas dimana terdapat
ketidakcukupan kemunginan kerjasama dengan pihak-pihak di komunitas.
 Memberikan perhatian khusus kelompok yang rentan dengan memperhatikan
lapangan pekerjaan dan pembangunan kapasitas.
 Pertimbangan untuk mempromosikan kerangka kerja yang diperlukan untuk
menciptakan lapangan pekerjaan.

6.7.9 Isu Konsumen 7: Pendidikan dan kesadaran


6.7.9.1 Deskripsi Isu
Inisiatif pendidikan dan kesadaran memungkinkan konsumen untuk mendapatkan informasi
yang cukup, sadar akan hak dan tanggung jawab mereka, lebih mungkin untuk mengambil
peran aktif dan mampu membuat keputusan pembelian yang berpengetahuan luas dan
mengkonsumsi secara bertanggung jawab. Konsumen yang kurang beruntung baik di daerah
pedesaan maupun perkotaan, termasuk konsumen berkadar rendah dan mereka yang tingkat
melek hurufnya rendah, memiliki kebutuhan khusus untuk pendidikan dan peningkatan
kesadaran. Kapan pun ada kontrak formal antara organisasi dan konsumen, organisasi harus
memverifikasi bahwa konsumen mendapat informasi yang benar tentang semua hak dan
kewajiban yang berlaku.
Tujuan pendidikan konsumen tidak hanya untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk
memberdayakan konsumen untuk bertindak berdasarkan pengetahuan ini. Ini termasuk
mengembangkan keterampilan untuk menilai produk dan layanan serta membuat
perbandingan. Hal ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak
pilihan konsumsi pada orang lain dan pada pembangunan berkelanjutan. Pendidikan tidak
membebaskan organisasi dari tanggung jawab jika konsumen dirugikan saat menggunakan
produk dan layanan.
6.7.9.2 Tindakan dan harapan terkait
Dalam mendidik konsumen, suatu organisasi, jika perlu, harus membahas:
 Kesehatan dan keselamatan, termasuk bahaya produk;
 Informasi tentang undang-undang dan peraturan yang tepat, cara mendapatkan ganti
rugi dan lembaga serta organisasi untuk perlindungan konsumen;
 Pelabelan produk dan layanan serta informasi yang diberikan dalam manual dan
instruksi;
 Informasi tentang bobot dan ukuran, harga, kualitas, kondisi kredit dan ketersediaan
layanan penting;
 Informasi tentang risiko yang terkait dengan penggunaan dan tindakan pencegahan
yang diperlukan;
 Produk dan layanan keuangan dan investasi;
 Perlindungan lingkungan;
 Penggunaan bahan, energi, dan air secara efisien;
 Konsumsi berkelanjutan; dan
 Pembuangan pembungkus, limbah, dan produk dengan benar.

6.8.1 Tinjauan tentang keterlibatan dan pengembangan masyarakat


Saat ini diterima secara luas bahwa organisasi memiliki hubungan dengan komunitas tempat
mereka beroperasi. Hubungan ini harus didasarkan pada keterlibatan masyarakat untuk
berkontribusi pada pengembangan masyarakat. Keterlibatan masyarakat - baik secara
individu atau melalui asosiasi yang berupaya meningkatkan kebaikan publik - membantu
memperkuat masyarakat sipil. Organisasi yang terlibat dengan rasa hormat dengan
masyarakat dan lembaganya mencerminkan dan memperkuat nilai-nilai demokrasi dan
kewarganegaraan.
Komunitas dalam klausa ini mengacu pada perumahan atau permukiman sosial lainnya yang
terletak di area geografis yang secara fisik berdekatan dengan lokasi organisasi atau dalam
area dampak organisasi. Area dan anggota masyarakat yang terkena dampak organisasi akan
tergantung pada konteks dan terutama pada ukuran dan sifat dampak tersebut. Namun, secara
umum, istilah komunitas juga dapat dipahami sebagai sekelompok orang yang memiliki
kesamaan karakteristik tertentu, misalnya komunitas "virtual" yang peduli dengan masalah
tertentu.
Keterlibatan masyarakat dan pengembangan masyarakat adalah bagian integral dari
pembangunan berkelanjutan.
Keterlibatan masyarakat lebih dari sekadar mengidentifikasi dan melibatkan pemangku
kepentingan sehubungan dengan dampak dari kegiatan organisasi; itu juga mencakup
dukungan untuk dan membangun hubungan dengan komunitas. Di atas semua itu, ini berarti
mengakui nilai komunitas. Keterlibatan komunitas organisasi harus muncul karena
pengakuan bahwa organisasi tersebut adalah pemangku kepentingan dalam komunitas,
berbagi kepentingan bersama dengan komunitas.
Kontribusi organisasi untuk pengembangan masyarakat dapat membantu mempromosikan
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi di masyarakat. Perkembangan seperti itu, secara
umum dipahami, adalah peningkatan kualitas hidup suatu populasi. Pengembangan
masyarakat bukanlah proses linear; selain itu, ini adalah proses jangka panjang di mana
kepentingan yang berbeda dan saling bertentangan akan hadir. Karakteristik historis dan
budaya membuat setiap komunitas unik dan memengaruhi kemungkinan masa depannya.
Pengembangan masyarakat karena itu adalah hasil dari fitur sosial, politik, ekonomi dan
budaya dan tergantung pada karakteristik kekuatan sosial yang terlibat. Stakeholder dalam
komunitas mungkin memiliki kepentingan yang berbeda - bahkan bertentangan -. Tanggung
jawab bersama diperlukan untuk mempromosikan kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan
bersama.
Masalah pengembangan masyarakat di mana organisasi dapat berkontribusi termasuk
menciptakan lapangan kerja melalui perluasan dan diversifikasi kegiatan ekonomi dan
pengembangan teknologi. Ini juga dapat berkontribusi melalui investasi sosial dalam
penciptaan kekayaan dan pendapatan melalui inisiatif pengembangan ekonomi lokal;
memperluas program pengembangan pendidikan dan keterampilan; mempromosikan dan
melestarikan budaya dan seni; dan menyediakan dan / atau mempromosikan layanan
kesehatan masyarakat. Pengembangan masyarakat dapat mencakup penguatan kelembagaan
komunitas, kelompok dan forum kolektifnya, program budaya, sosial dan lingkungan dan
jaringan lokal yang melibatkan banyak lembaga.
Pengembangan masyarakat biasanya maju ketika kekuatan sosial dalam suatu komunitas
berusaha untuk mempromosikan partisipasi publik dan mengejar hak yang sama dan standar
hidup bermartabat untuk semua warga negara, tanpa diskriminasi. Ini adalah proses internal
bagi masyarakat yang memperhitungkan hubungan yang ada dan mengatasi hambatan untuk
menikmati hak. Pengembangan masyarakat ditingkatkan oleh perilaku yang bertanggung
jawab secara sosial.
Investasi sosial yang berkontribusi pada pengembangan masyarakat dapat mempertahankan
dan meningkatkan hubungan organisasi dengan komunitasnya, dan mungkin atau mungkin
tidak terkait dengan kegiatan operasional inti organisasi (lihat 6.8.9).
Sementara beberapa aspek tindakan yang dibahas dalam bagian ini dapat dipahami sebagai
filantropi, kegiatan filantropis saja tidak mencapai tujuan mengintegrasikan tanggung jawab
sosial ke dalam organisasi (seperti dibahas dalam 3.3.4).

6.8.2 Prinsip dan pertimbangan


6.8.2.1 Prinsip
Selain prinsip-prinsip tanggung jawab sosial yang diuraikan dalam Klausul 4, prinsip-prinsip
spesifik berikut ini berlaku untuk keterlibatan dan pengembangan masyarakat. Suatu
organisasi harus:
⎯ menganggap dirinya sebagai bagian dari, dan tidak terpisah dari, masyarakat dalam
mendekati keterlibatan dan pengembangan masyarakat;
⎯ mengakui dan memperhatikan hak-hak anggota masyarakat untuk membuat keputusan
sehubungan dengan komunitas mereka dan dengan demikian mengejar, dengan cara yang
mereka pilih, cara memaksimalkan sumber daya dan peluang mereka;
⎯ mengenali dan memperhatikan karakteristik, misalnya, budaya, agama, tradisi, dan sejarah
komunitas saat berinteraksi dengannya; dan
⎯ mengakui nilai bekerja dalam kemitraan, mendukung pertukaran pengalaman, sumber daya,
dan upaya.
6.8.2.2 Pertimbangan
Deklarasi Kopenhagen [157] mengakui “kebutuhan mendesak untuk mengatasi tantangan
sosial yang mendalam, terutama kemiskinan, pengangguran dan pengucilan sosial”. Deklarasi
dan Program Aksi Kopenhagen menjanjikan masyarakat internasional untuk menaklukkan
kemiskinan, tujuan dari pekerjaan yang produktif penuh, dibayar dengan tepat dan dipilih
secara bebas, dan mendorong integrasi sosial yang mengesampingkan tujuan pembangunan.

Deklarasi Milenium PBB menetapkan tujuan yang, jika dipenuhi, akan membantu
menyelesaikan tantangan pembangunan utama dunia (lihat Kotak 13). Deklarasi Milenium
PBB [153] menekankan bahwa meskipun pembangunan harus dipandu dan didorong
terutama oleh kebijakan publik, proses pembangunan bergantung pada kontribusi semua
organisasi. Keterlibatan masyarakat membantu untuk berkontribusi, di tingkat lokal, untuk
pencapaian tujuan-tujuan ini.
Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan [158] memperkenalkan Agenda 21,
yang merupakan proses untuk mengembangkan rencana aksi komprehensif yang dapat
diimplementasikan secara lokal oleh organisasi di setiap area di mana aktivitas manusia
berdampak pada masyarakat dan lingkungan.

Kotak 13 - Tujuan Pembangunan Milenium Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) [153]


adalah delapan tujuan yang harus dicapai pada tahun 2015 yang menanggapi tantangan
pembangunan utama dunia. MDG diambil dari tindakan dan target yang terkandung dalam
Deklarasi Milenium.
Kedelapan MDG adalah:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim 2. Mencapai pendidikan dasar universal 3.
Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan 4. Mengurangi angka
kematian anak 5. Meningkatkan kesehatan ibu 6. Memerangi HIV / AIDS, malaria dan
penyakit lainnya 7. Memastikan kelestarian lingkungan 8. Mengembangkan kemitraan global
untuk pembangunan
MDG dipecah menjadi 18 target yang dapat diukur yang diukur dengan 48 indikator.

Suatu organisasi harus mempertimbangkan untuk mendukung kebijakan publik terkait ketika
terlibat dengan masyarakat. Ini dapat memberikan peluang untuk memaksimalkan hasil yang
diinginkan yang mendorong pembangunan berkelanjutan melalui visi bersama dan
pemahaman bersama tentang prioritas dan kemitraan pembangunan.
Organisasi sering bergabung dalam kemitraan dan bergaul dengan orang lain untuk membela
dan memajukan kepentingan mereka sendiri. Namun, asosiasi ini harus mewakili kepentingan
anggotanya berdasarkan penghormatan terhadap hak-hak kelompok dan individu lain untuk
melakukan hal yang sama, dan mereka harus selalu beroperasi dengan cara yang
meningkatkan rasa hormat terhadap aturan hukum dan proses demokrasi.
Sebelum memutuskan pendekatan keterlibatan dan pengembangan masyarakat, organisasi
harus meneliti dampak potensial terhadap masyarakat dan merencanakan cara-cara mitigasi
dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif.
Ketika mengembangkan rencana untuk keterlibatan dan pengembangan masyarakat, sebuah
organisasi harus mencari peluang untuk terlibat dengan berbagai pemangku kepentingan
(lihat 4.5, 5.3 dan Klausul 7). Selain itu, penting untuk mengidentifikasi dan berkonsultasi
dengan dan, jika memungkinkan, mendukung kelompok yang rentan, terpinggirkan,
terdiskriminasi atau kurang terwakili.
Bidang yang paling penting untuk keterlibatan dan pengembangan masyarakat akan
tergantung pada komunitas tertentu dan pengetahuan, sumber daya, dan kapasitas unik yang
dibawa masing-masing organisasi ke masyarakat.
Beberapa kegiatan organisasi mungkin secara eksplisit dimaksudkan untuk berkontribusi
pada pengembangan masyarakat; yang lain mungkin bertujuan untuk tujuan pribadi tetapi
secara tidak langsung mempromosikan pengembangan umum.
Dengan mengintegrasikan konsep pelibatan masyarakat ke dalam keputusan dan kegiatan
organisasi, organisasi dapat meminimalkan atau menghindari dampak negatif dan
memaksimalkan manfaat dari kegiatan tersebut dan pembangunan berkelanjutan dalam
masyarakat. Organisasi dapat menggunakan basis keterampilan yang melekat untuk
keterlibatan masyarakat (lihat Kotak 14).
Kotak 14 - Berkontribusi pada pengembangan masyarakat melalui kegiatan inti organisasi
Beberapa contoh cara di mana kegiatan inti organisasi dapat berkontribusi pada
pengembangan masyarakat meliputi:
⎯ perusahaan yang menjual peralatan pertanian dapat memberikan pelatihan teknik pertanian;
⎯ perusahaan yang berencana membangun jalan akses dapat melibatkan masyarakat pada
tahap perencanaan untuk mengidentifikasi bagaimana jalan dapat dibangun untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat (misalnya, dengan menyediakan akses bagi petani lokal);
⎯ serikat pekerja dapat menggunakan jaringan keanggotaan mereka untuk menyebarkan
informasi tentang praktik kesehatan yang baik kepada masyarakat;
Industry industri padat air yang membangun pabrik pemurnian air untuk kebutuhannya
sendiri juga dapat menyediakan air bersih bagi masyarakat;
Association asosiasi perlindungan lingkungan yang beroperasi di daerah terpencil dapat
membeli persediaan yang dibutuhkan untuk kegiatannya dari perdagangan lokal dan
produsen; dan
⎯ klub rekreasi dapat memungkinkan penggunaan fasilitasnya untuk kegiatan pendidikan bagi
orang dewasa yang buta huruf di masyarakat.
Suatu organisasi mungkin dihadapkan dengan krisis kemanusiaan atau keadaan lain yang
mengancam untuk mengganggu kehidupan masyarakat, memperburuk masalah sosial dan
ekonomi masyarakat dan juga dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan hak asasi manusia
(lihat 6.3.4). Contoh-contoh situasi seperti itu termasuk keadaan darurat ketahanan pangan,
bencana alam seperti banjir, kekeringan, tsunami dan gempa bumi, perpindahan penduduk
dan konflik bersenjata.
Organisasi dengan kegiatan, mitra atau pemangku kepentingan lain di daerah yang terkena
dampak harus mempertimbangkan untuk berkontribusi dalam pengurangan situasi ini, atau
mungkin ingin melakukannya karena kemanusiaan yang sederhana. Organisasi dapat
berkontribusi dalam banyak hal, dari bantuan bencana hingga upaya membangun kembali.
Dalam setiap kasus, penderitaan manusia harus diatasi, memberikan perhatian khusus kepada
yang paling rentan dalam situasi tertentu dan dalam populasi pada umumnya, seperti wanita
dan anak-anak. Martabat dan hak semua korban harus dihormati dan didukung.
Dalam situasi krisis, penting untuk memiliki tanggapan terkoordinasi, oleh karena itu penting
untuk bekerja dengan otoritas publik dan, jika berlaku, organisasi kemanusiaan internasional
dan entitas lain yang sesuai.

6.8.3 Keterlibatan masyarakat dan masalah pembangunan 1: Keterlibatan masyarakat


6.8.3.1 Deskripsi masalah ini
Keterlibatan masyarakat adalah penjangkauan proaktif organisasi terhadap masyarakat. Ini
bertujuan untuk mencegah dan memecahkan masalah, membina kemitraan dengan organisasi
lokal dan pemangku kepentingan dan bercita-cita untuk menjadi warga organisasi yang baik
dari masyarakat. Itu tidak menggantikan kebutuhan untuk mengambil tanggung jawab atas
dampak pada masyarakat dan lingkungan. Organisasi berkontribusi pada komunitas mereka
melalui partisipasi mereka dalam dan dukungan untuk institusi sipil dan melalui keterlibatan
dalam jaringan kelompok dan individu yang membentuk masyarakat sipil.
Keterlibatan masyarakat juga membantu organisasi untuk membiasakan diri dengan
kebutuhan dan prioritas masyarakat, sehingga pengembangan organisasi dan upaya lain
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan masyarakat. Suatu organisasi dapat terlibat melalui,
misalnya, partisipasi dalam forum yang dibuat oleh otoritas lokal dan asosiasi penduduk atau
dengan membuat forum tersebut.
Beberapa komunitas tradisional atau adat, asosiasi lingkungan atau jaringan internet
mengekspresikan diri mereka tanpa membentuk "organisasi" formal. Suatu organisasi harus
sadar bahwa ada banyak jenis kelompok, formal dan informal, yang dapat berkontribusi pada
pembangunan. Suatu organisasi harus menghormati hak-hak budaya, sosial dan politik
kelompok-kelompok tersebut.
Adalah penting bahwa tindakan untuk keterlibatan masyarakat menjunjung tinggi
penghormatan terhadap supremasi hukum dan untuk proses partisipatif yang menghormati
hak-hak dan memperhatikan pandangan orang lain untuk mengekspresikan dan membela
kepentingan mereka sendiri.

6.8.3.2 Tindakan dan harapan terkait


Suatu organisasi harus:
⎯ berkonsultasi dengan kelompok masyarakat yang representatif dalam menentukan prioritas
untuk investasi sosial dan kegiatan pengembangan masyarakat. Perhatian khusus harus
diberikan kepada kelompok yang rentan, terdiskriminasi, terpinggirkan, tidak terwakili dan
kurang terwakili, untuk melibatkan mereka dengan cara yang membantu memperluas pilihan
mereka dan menghormati hak-hak mereka;
⎯ berkonsultasi dan mengakomodasi masyarakat, termasuk masyarakat adat, mengenai syarat
dan ketentuan pembangunan yang mempengaruhi mereka. Konsultasi harus dilakukan
sebelum pengembangan dan harus didasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan dapat
diakses [154];
⎯ berpartisipasi dalam asosiasi lokal sebanyak mungkin dan sesuai, dengan tujuan
memberikan kontribusi untuk kebaikan publik dan tujuan pembangunan masyarakat;
⎯ menjaga hubungan yang transparan dengan pejabat pemerintah daerah dan perwakilan
politik, bebas dari pengaruh suap atau tidak patut;
⎯ mendorong dan mendukung orang untuk menjadi sukarelawan untuk layanan masyarakat;
dan
⎯ berkontribusi pada perumusan kebijakan dan pembentukan, implementasi, pemantauan dan
evaluasi program-program pembangunan. Ketika melakukan hal itu, suatu organisasi harus
menghormati hak-hak dan memperhatikan pandangan orang lain untuk mengekspresikan dan
membela kepentingan mereka sendiri.

6.8.4 Keterlibatan masyarakat dan masalah pengembangan


2: Pendidikan dan budaya

6.8.4.1 Deskripsi masalah ini


Pendidikan dan budaya adalah fondasi untuk pengembangan sosial dan ekonomi dan bagian
dari identitas masyarakat.
Pelestarian dan dorongan budaya dan dorongan pendidikan yang kompatibel dengan
menghormati hak asasi manusia memiliki dampak positif pada kohesi sosial dan
pengembangan [151].

6.8.4.2 Tindakan dan harapan terkait


Suatu organisasi harus:
⎯ mempromosikan dan mendukung pendidikan di semua tingkatan, dan terlibat dalam
tindakan untuk meningkatkan kualitas dan akses ke pendidikan, mempromosikan
pengetahuan lokal dan membantu memberantas buta huruf;
⎯ khususnya, mempromosikan peluang belajar bagi kelompok rentan atau terdiskriminasi;
⎯ mendorong pendaftaran anak-anak dalam pendidikan formal dan berkontribusi pada
penghapusan hambatan bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan (seperti pekerja anak)
[135]; mempermudah setiap anak untuk mendapatkan hak nya untuk mendapatkan
pendidikan
⎯ mempromosikan kegiatan budaya yang sesuai, mengenali dan menghargai budaya lokal dan
tradisi budaya,
konsisten dengan prinsip penghormatan terhadap hak asasi manusia. Tindakan untuk
mendukung kegiatan budaya itu dan memberdayakan kelompok yang kurang beruntung
secara historis sangat penting sebagai sarana memerangi diskriminasi;
⎯ mempertimbangkan untuk memfasilitasi pendidikan hak asasi manusia dan peningkatan
kesadaran;
BS ISO 26000: 2010
65
⎯ membantu melestarikan dan melindungi warisan budaya, terutama di mana kegiatan
organisasi berdampak
di atasnya [161] [163] [164]; dan
⎯ jika perlu, promosikan penggunaan pengetahuan tradisional dan teknologi masyarakat adat
Komunitas
6.8.5 Keterlibatan masyarakat dan masalah pembangunan
3: Penciptaan lapangan kerja dan keterampilan
pengembangan

6.8.5.1 Deskripsi masalah ini


Ketenagakerjaan adalah objek yang diakui secara internasional (mendunia) terkait dengan
pengembangan ekonomi dan sosial. Dengan cara menciptakan lapangan kerja, semua
organisasi baik organisasi yang besar maupun organisasi yang kecil, dapat memberikan
kontribusi untuk mengurangi kemiskinan dan mendorong pengembangan ekonomi dan sosial.
Dalam menciptakan lapangan kerja, pengusaha harus memperhatikan yang
bimbingan yang ditawarkan dalam 6.3 (Human Rights hal 23) dan 6.4 (Labour Practices hal
33).

• Pengembangan keterampilan adalah komponen penting untuk mendorong dan


membantu orang mendapatkan keamanan yang layak dan pekerjaan – pekerjaan yang
produktif
• Pengembangan ketrampilan juga bagian yang penting atau vital dalam pengembangan
ekonomi dan sosial.

6.8.5.2 Tindakan dan harapan terkait


Suatu organisasi harus:
⎯ menganalisis dampak keputusan investasinya terhadap penciptaan lapangan kerja dan, jika
layak secara ekonomi,
melakukan investasi langsung yang mengurangi kemiskinan melalui penciptaan lapangan
kerja;
⎯ mempertimbangkan dampak pilihan teknologi terhadap lapangan kerja dan, di mana secara
ekonomi memungkinkan dalam waktu yang lebih lama
istilah, teknologi tertentu yang memaksimalkan peluang kerja;
⎯ mempertimbangkan dampak keputusan outsourcing pada penciptaan lapangan kerja, baik di
dalam organisasi
membuat keputusan dan di dalam organisasi eksternal yang dipengaruhi oleh keputusan
tersebut;
⎯ mempertimbangkan manfaat dengan adanya menciptakan lapangan kerja langsung daripada
menggunakan pengaturan kerja sementara;
⎯ mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam program pengembangan keterampilan lokal
dan nasional, termasuk magang
program, program yang difokuskan pada kelompok yang kurang beruntung, program
pembelajaran seumur hidup
dan skema pengenalan keterampilan dan sertifikasi;
⎯ pertimbangan untuk membantu mengembangkan atau meningkatkan program
pengembangan keterampilan di komunitas
⎯ memberikan perhatian khusus kepada kelompok rentan terkait dengan pekerjaan dan
peningkatan kapasitas; dan
⎯ mempertimbangkan untuk membantu mendorong kondisi kerangka kerja yang diperlukan
untuk menciptakan lapangan kerja.

6.8.6 Keterlibatan masyarakat dan masalah pengembangan 4: Pengembangan dan


akses teknologi
6.8.6.1 Deskripsi masalah ini
Untuk membantu memajukan pembangunan ekonomi dan sosial, masyarakat dan anggotanya
perlu, antara lain hal-hal, akses penuh dan aman ke teknologi modern. Organisasi dapat
berkontribusi pada pengembangan komunitas tempat mereka beroperasi dengan menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan teknologi khusus sedemikian rupa untuk mempromosikan
pengembangan sumber daya manusia dan difusi teknologi.
Teknologi informasi dan komunikasi mencirikan banyak kehidupan kontemporer dan
merupakan dasar yang berharga untuk banyak kegiatan ekonomi. Akses ke informasi adalah
kunci untuk mengatasi kesenjangan yang ada di antara keduanya negara, wilayah, generasi,
jenis kelamin, dll. Organisasi dapat berkontribusi untuk meningkatkan akses ke ini teknologi
melalui pelatihan, kemitraan dan tindakan lainnya.

6.8.6.2 Tindakan dan harapan terkait


Suatu organisasi harus:
 mempertimbangkan untuk berkontribusi pada pengembangan teknologi inovatif yang
dapat membantu menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan di masyarakat setempat;
 mempertimbangkan untuk berkontribusi pada pengembangan teknologi berbiaya rendah
yang mudah ditiru dan memiliki dampak positif yang tinggi terhadap kemiskinan dan
pemberantasan kelaparan;
 mempertimbangkan, jika memungkinkan secara ekonomi, mengembangkan potensi
pengetahuan dan teknologi lokal dan tradisional sambil melindungi hak masyarakat
untuk pengetahuan dan teknologi itu;
 mempertimbangkan untuk terlibat dalam kemitraan dengan organisasi, seperti universitas
atau laboratorium penelitian, untuk meningkatkan pengembangan ilmiah dan teknologi
dengan mitra dari masyarakat, dan mempekerjakan orang lokal dalam pekerjaan ini; dan
 mengadopsi praktik yang memungkinkan transfer dan difusi teknologi, jika
memungkinkan secara ekonomi. Jika berlaku, organisasi harus menetapkan syarat dan
ketentuan yang wajar untuk lisensi atau transfer teknologi sehingga dapat berkontribusi
pada pembangunan lokal. Kapasitas masyarakat untuk mengelola teknologi harus
dipertimbangkan dan ditingkatkan.

6.8.7 Keterlibatan Komunitas dan Masalah Pengembangan 5: Kesejahteraan dan


Penciptaan Pendapatan
6.8.7.1 Penjelasan Masalah
Persaingan, keberagaman perusahaan, dan koperasi adalah hal krusial dalam penciptaan
pendapatan pada suatu komunitas. Organisasi dapat membantu terciptanya sebuah lingkungan
dimana kewirausahaan dapat berkembang dan membawa keuntungan bagi komunitas.
Organisasi dapat berkontribusi positif bagi kesejahteraan dan penciptaan keuntungan melalui
program kewirausahaan, pengembangan supplier lokal, dan memperkerjakan anggota
komunitas, hal ini merupakan hal positif karena mengurangi kemiskinan dan menciptakan
relasi social terhadap komunitas. Program kewirausahaan dan koperasi wanita sangat penting
dalam pemberdayaan wanita yang berkontribusi terhadap kesejahteraan social.
Kesejahteraan dan penciptaan pendapatan juga bergantung pada distribusi yang adil terhadap
aktivitas ekonomi. Pemerintah bergantung pada organisasi karena terdapat kewajiban pajak
dengan mengumpulkan pendapatan dari pengembangan “masalah”.
Dalam banyak situasi fisik, social, dan isolasi ekonomi dari komunitas dapat menjadi
halangan untuk perkembangan komunitas, sehingga organisasi harus berintegrasi dengan
penduduk lokal, kelompok, dan organisasi dalam aktivitas operasionalnya atau value chain
shingga komunitas dapat menjadi bagian integral organisasi pada aktivitas utamanya.
Organisasi dapat berkontribusi untuk peningkatan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi.

6.8.7.2 Tindakan dan Harapan Terkait


Organisasi harus:
 Mempertimbangkan dampak social dan ekonomi untuk masuk atau meniggalkan
komunitas, termasuk dampak pada sumber daya utama yang dibutuhkan untuk
pengembangan kesinambungan komunitas
 Mempertimbangkan pendukung yang sesuai untuk stimulasi perbedaan dari aktivitas
ekonomi yang ada dalam komunitas
 Mempertimbangkan memberikan preferensi untuk produk dan jasa dari supplier lokal
dan berkontribusi terhadap kemungkinan pengembangan supplier lokal
 Mempertimbangkan usaha untuk penguatan kemampuan dan kesempatan untuk
supplier lokal untuk berkontribusi terhadap value chain
 Mempertimbangkan membantu organisasi untuk beroperasi sesuai dengan kerangka
kerja hukum yang berlaku
 Terikat pada aktivitas ekonomi organisasi
 Mempertimbangkan berkontribusi untuk ketahanan program dan partnership yang
membantu anggota komunitas
 Mendorong penggunaan sumber daya yang efisien dan ramah terhadap hewan sekitar
 Mempertimbangkan cara yang tepat untuk akses bagi komunitas, organisasi untuk
pengadaan
 Mempertimbangkan organisasi dan orang pendukung yang membawa produk dan
jasa yang dibutuhkan untuk komunitas
 Mempertimbangkan cara yang tepat untuk membantu dalam pengembangan
komunitas yang berbasis asosiasi kewirausahaan
 Memenuhi kewajiban pajak dan menyiapkan otoritas dengan informasi yang perlu
untuk mempertimbangkan pajak jatuh tempo
 Mempertimbangkan kontribusi untuk pensiun karyawan

6.8.8 Keterlibatan masyarakat dan masalah pembangunan 6: Kesehatan


6.8.8.1 Deskripsi masalah ini
Kesehatan adalah elemen penting dari kehidupan dalam masyarakat dan merupakan hak asasi
manusia yang diakui. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat bias memiliki dampak parah
pada masyarakat dan dapat menghambat perkembangan mereka. Dengan demikian, semua
organisasi, keduanya besar dan kecil, harus menghormati hak atas kesehatan dan harus
berkontribusi, dengan cara mereka dan sebagaimana mestinya, untuk promosi kesehatan,
untuk pencegahan ancaman kesehatan dan penyakit dan untuk mitigasi kerusakan kepada
masyarakat (lihat juga 6.4.6, 6.5 dan 6.7.4). Ini mungkin termasuk partisipasi dalam
kampanye kesehatan masyarakat. Mereka juga harus berkontribusi jika memungkinkan dan
sesuai untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan khususnya dengan memperkuat dan
mendukung layanan publik. Bahkan di negara-negara di mana itu adalah peran negara untuk
menyediakan sistem kesehatan publik, semua organisasi dapat mempertimbangkan
memberikan kontribusi untuk kesehatan di masyarakat. Sehat masyarakat mengurangi beban
pada sektor publik dan berkontribusi pada ekonomi dan sosial yang baik lingkungan untuk
semua organisasi.

6.8.8.2 Tindakan dan harapan terkait


Suatu organisasi harus:
 berupaya menghilangkan dampak kesehatan negatif dari setiap proses produksi, produk
atau layanan yang disediakan oleh organisasi;
 mempertimbangkan untuk mempromosikan kesehatan yang baik dengan, misalnya,
berkontribusi pada akses ke obat-obatan dan vaksinasi dan mendorong gaya hidup sehat,
termasuk olahraga dan nutrisi yang baik, deteksi dini penyakit, peningkatan kesadaran
akan metode kontrasepsi dan mencegah konsumsi produk yang tidak sehat dan zat.
Perhatian khusus harus diberikan pada gizi anak;
 pertimbangkan untuk meningkatkan kesadaran tentang ancaman kesehatan dan penyakit
utama dan pencegahannya, seperti HIV / AIDS, kanker, penyakit jantung, malaria, TBC
dan obesitas; dan
 mempertimbangkan untuk mendukung akses jangka panjang dan universal ke layanan
perawatan kesehatan yang penting dan air bersih dan sanitasi yang layak sebagai cara
mencegah penyakit.

6.8.9 Keterlibatan masyarakat dan masalah pembangunan issue 7: Investasi sosial


6.8.9.1 Deskripsi masalah
Investasi sosial terjadi ketika organisasi menginvestasikan sumber daya mereka dalam suatu
inisiatif dan program yang bertujuan untuk meningkatkan aspek sosial kehidupan masyarakat.
Jenis investasi sosial dapat mencakup proyek-proyek yang berkaitan dengan pendidikan,
pelatihan, budaya, perawatan kesehatan, peningkatan pendapatan, pembangunan
infrastruktur, peningkatan akses ke informasi atau kegiatan lain apa pun yang mungkin
mendorong pembangunan ekonomi atau sosial. Dalam mengidentifikasi peluang untuk
investasi sosial, organisasi harus menyelaraskan kontribusinya dengan kebutuhan dan
prioritas masyarakat di mana ia beroperasi, dengan mempertimbangkan prioritas yang
ditetapkan oleh para pembuat kebijakan lokal dan nasional.
Berbagi informasi, konsultasi, dan negosiasi adalah alat yang berguna untuk melakukan
pendekatan partisipatif untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan investasi sosial.
6.8.9.2 Tindakan dan harapan terkait
Suatu organisasi harus:
 memperhitungkan langkah pengembangan masyarakat dalam perencanaan proyek
investasi sosial. Semua tindakan harus memperluas peluang bagi warga negara, misalnya
dengan meningkatkan pengadaan lokal dan sumber daya apa pun untuk mendukung
pembangunan lokal;
 menghindari tindakan yang menyebabkan ketergantungan masyarakat pada kegiatan
filantropi organisasi, kehadiran atau dukungan yang sedang berlangsung;
 menilai inisiatif yang terkait dengan komunitasnya sendiri dan melaporkan kepada
komunitas dan kepada orang-orang dalam organisasi dan mengidentifikasi di mana
perbaikan mungkin dilakukan;
 mempertimbangkan bermitra dengan organisasi lain, termasuk pemerintah, pebisnis atau
LSM untuk memaksimalkan sinergi dan memanfaatkan sumber daya, pengetahuan, dan
keterampilan yang saling melengkapi; dan
 mempertimbangkan untuk berkontribusi pada program-program yang menyediakan akses
ke makanan dan produk-produk penting lainnya untuk kelompok dan orang-orang yang
rentan atau terdiskriminasi dengan penghasilan rendah, dengan mempertimbangkan
pentingnya berkontribusi pada peningkatan kemampuan, sumber daya, dan peluang
mereka. Investasi sosial tidak mengecualikan filantropi (misalnya, hibah, kesukarelaan,
dan donasi). Organisasi juga harus mendorong keterlibatan masyarakat dalam desain dan
implementasi proyek karena ini dapat membantu proyek untuk bertahan dan makmur
ketika organisasi tidak lagi terlibat. Investasi sosial harus memprioritaskan proyek yang
layak dalam jangka panjang dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai