Anda di halaman 1dari 23

TATA KELOLA

PERUSAHAAN
Muh. Abdi Saputra 192060300111014
Raudhah Trisna W 192060300111026
01 PENERAPAN GCG DI INDONESIA

02 GCG PERUSAHAAN KONSULTAN


AKTUARIA INDONESIA

03 GCG PERUSAHAAN ASURANSI DAN


REASURANSI

04 GCG PERBANKAN

05 GGBS
LATAR BELAKANG GCG

maraknya skandal perilaku tidak etis


mengakibatkan Amerika Serikat m
yang menimpa bahkan cenderung
krisis ekonomi engeluarkan
perusahaan-perusa kriminal yang
Undang-Undang ya
haan besar. dilakukan oleh
ng terkenal dengan
para pelaku bisnis
nama Sarbanes-Oxl
ey Act 2002
GCG Organization for Economic Coorporation and Develo
pment (OECD) mendefinisikan GCG sebagai suatu s
truktur yang terdiri atas para pemegang saham, dire
ktur, manajer, seperangkat tujuan yang ingin dicapai
perusahaan, dan alat-alat yang akan digunakan dala
m mencapai tujuan dan memantau kinerja.
Pengawasan, kode etik
Mencegah
, training, policy, dsb

Pembinaan, sanksi dsb perbaikan

mendeteksi Audit, unit pengaduan


PRINSIP-PRINSIP GCG
Prinsip menurut Keputusan nomor Kep-
NCG
OECD 117/M-MBU/2002
1.Perlakuan yang setara 1.Perlakuan yang setara 1.Transparansi (transpare
antar pemangku kepentin antar pemangku kepenting ncy)
gan (fairness) an (fairness) 2.Akuntabilitas (account
1.Transparansi (transpare 1.Transparansi (transparen ability)
ncy) cy) 3.Responsibilitas (respon
2.Akuntabilitas (account 2.Akuntabilitas (accountab sibility)
ability) ility) 4.Independensi (indepen
3.Responsibilitas (respon 3.Responsibilitas (responsi dency)
sibility) bility) 5.Kesetaraan (fairness)
Prinsip Dasar
GCG DALAM KNKG
Setiap Perusahaan harus membuat pernyataan tentang kesesuaian penerapan
GCG dengan pedoman GCG dalam laporan tahunannya. Pernyataan tersebut
harus disertai laporan tentang struktur dan mekanisme kerja organ Perusahaan
serta informasi penting lain yang berkaitan dengan penerapan GCG. Dengan
demikian, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk
regulator dapat menilai sejauh mana Pedoman GCG pada perusahaan telah
diterapkan.
ASAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Kewajaran
Transparansi Akuntabilitas Responsibilitas Independensi dan
kesetaraan
TAHAP-TAHAP PENERAPAN GCG
Tahap persiapan
Tahap Implementasi
1)awareness building,
Tahap Evaluasi
2) GCG assessment, 1. Sosialisasi
dan 3) GCG 2. Implementasi
manual building. 3. Internalisasi Untuk mengukur sejauh
mana efektivitaspenerapan
GCG telah dilakukan
dengan meminta pihak
independen melakukan
audit implementasi dan
scoring atas praktik GCG
yang ada
Pedoman Pokok Pelaksanaan GCG PERUSAHAAN
1. Dalam rangka penerapan GCG, Perusahaan harus menyusun Panduan GCG
Perusahaan dengan mengacu pada Pedoman Umum GCG dan Pedoman GCG Perusahaan. Panduan GCG Per
usahaan mencakup sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
1.1. Visi, misi dan nilai-nilai Perusahaan;
1.2. Kedudukan dan fungsi RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, komite
penunjang Dewan Komisaris, dan pengawasan internal;
1.3. Kebijakan untuk memastikan terlaksananya fungsi setiap organ
Perusahaan secara efektif;
1.4. Kebijakan untuk memastikan terlaksananya akuntabilitas, pengendalian
internal yang efektif dan pelaporan keuangan yang benar;
1.5. Pedoman perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai Perusahaan dan
etika bisnis;
1.6. Sarana pengungkapan informasi untuk pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya;
1.7. Kebijakan penyempurnaan berbagai peraturan Perusahaan dalam
rangka memenuhi prinsip GCG.
2. Agar pelaksanaan GCG dapat berjalan efektif, diperlukan proses
keikutsertaan semua pihak dalam Perusahaan. Untuk itu diperlukan
tahapan sebagai berikut :
2.1.Membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen untuk
melaksanakan GCG oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris,
serta pemegang saham pengendali, dan semua pegawai;
2.2. Melakukan kajian terhadap kondisi Perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan GCG dan tindakan korektif yang diperlukan;
2.3.Menyusun program dan pedoman pelaksanaan GCG Perusahaan
2.4.Melakukan internalisasi pelaksanaan GCG sehingga terbentuk rasa
memiliki dari semua pihak dalam Perusahaan, serta pemahaman atas
pelaksanaan pedoman GCG dalam kegiatan sehari-hari;
2.5 Melakukan penilaian sendiri (self assessment) atau dengan menggunakan
jasa pihak eksternal yang independen untuk memastikan penerapan
GCG secara berkesinambungan. Hasil penilaian tersebut diungkapkan
dalam laporan tahunan dan dilaporkan dalam RUPS tahunan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan GCG BANK
1. Pelaksanaan GCG dapat dilakukan melalui lima tindakan yaitu :
1.1. Penetapan visi, misi dan corporate values
1.2. Penyusunan corporate governance structure
1.3. Pembentukan corporate culture
1.4. Penetapan sarana public disclosures
1.5. Penyempurnaan berbagai kebijakan bank sehingga memenuhi prinsip
GCG.
2. Penetapan visi, misi dan corporate values merupakan langkah awal yang
harus dilaksanakan dalam penerapan GCG oleh suatu bank.
3. Corporate governance structure dapat ditetapkan secara bertahap dan terdiri
dari sekurang-kurangnya :
3.1. Kebijakan corporate goverenance yang selain memuat visi dan misi
bank, juga memuat tekad untuk melaksanakan GCG dan pedomanpedoman pokok penerapan prinsip GC
G yaitu Transparrency,
Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness.
3.2. Code of Conduct yang memuat pedoman perilaku yang wajar dan dapat
dipercaya dari pimpinan dan karyawan bank.
3.3. Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Tata Tertib Kerja Direksi yang
memuat hak dan kewajiban serta akuntabilitas dari Dewan Komisaris
dan Direksi maupun para anggotanya masing-masing.
3.4. Organisasi yang di dalammya tercermin adanya risk management, internal
control dan compliance.
3.5. Kebijakan risk management, audit dan compliance.
3.6. Human resources policy yang jelas dan transparan.
3.7. Corporate plan yang menggambarkan arah jangka panjang yang jelas.
4. Pembentukan corporate culture untuk memperlancar pencapaian visi dan misi
serta implementasi corporate governance structure. Corporate culture terbentuk
melalui penetapan prinsip dasar (guiding principles), nilai-nilai (values) dan
norma-norma (norms) yang disepakati serta dilaksanakan secara konsisten
dengan contoh konkrit dari pimpinan bank. Corporate culture perlu di diskusikan
secara berkesinambungan dan ditunjang oleh social communication.
5. Pembentukan pola dan sarana disclosure sangat diperlukan sebagai bagian dari
akuntabilitas bank kepada stakeholders. Sarana disclosure dapat melalui
laporan tahunan (annual report), situs internet (website), review pelaksanaan
GCG dan sarana lainnya.
Prinsip Dasar GBBS(Bisnis Syariah)
KNKG
Dalam rangka penegakan Good Governance Bisnis Syariah (GGBS), diperlukan penciptaan
prakondisi yang memungkinkan terwujudnya bisnis yang berkembang dengan tetap mendasar
kan pada kaedah-kaedah syariah. Prakondisi yang perlu diciptakan adalah prakondisi yang da
pat meyakinkan bahwa bisnis syariah tidak hanya ditujukan untuk keberhasilan materi akan te
tapi juga harus dikaitkan dengan keberhasilan spiritual. Dengan demikian, prakondisi yang di
ciptakan juga harus mempertimbangkan dua sudut pandang, yaitu sudut pandang spiritual dan
sudut pandang operasional.
PEDOMAN POKOK PELAKSANAAN
BISNIS SYARIAH

1. Prakondisi Spiritual
Upaya untuk menegakkan ketaatan dan kepatuhan (takwa) dalam kegiatan bisnis melalui
penerapan GGBS, dilakukan dengan cara memiliki komitmen takwa yang diwujudkan melalui
tahapan niat, pemahaman yang benar, keyakinan, kesungguhan dan konsistensi untuk
menjalankan GGBS, dilakukan dengan cara:
1.1. Memiliki niat
1.2. Memiliki Pemahaman
1.3. Memiliki kesungguhan
1.4. Memiliki Konsistensi
2. Prakondisi Operasional
Secara operasional, prakondisi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan GGBS adalah
berfungsinya secara optimal peran empat pilar (negara, ulama, pelaku bisnis dan
masyarakat) sebagai berikut:
2.1. Peran Negara
2.2. Peran Ulama
2.3. Peran Pelaku Bisnis Syariah.
2.4. Peran Masyarakat
ASAS GOOD GOVERNANCE BISNIS SYARIAH

Ihsan
Jujur

Adil Amanah

Dari keempat kesatuan ShiFAT nabi dan rasul dapat diturunkan asas GGBS yang masih
sejalan dengan asas GCG yang berlaku secara umum dalam dunia usaha yaitu TARIK:
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan
(fairness).
Manfaat GCG
Indra Surya dan Ivan Yustiavandana (2007)

Memberikan
Memudahkan Mendapatkan Meningkatkan ke Melindungi
keputusan yang yakinan dan kepe
akses terhadap biaya modal (cost direksi dan komisaris
lebih baik dalam rcayaan dari para dari tuntutan hukum
investasi domestik m of capital)
meningkatkan kin pemangku kepent
aupun asing yang lebih murah erja perekonomia ingan terhadap pe
n perusahaan rusahaan
Sistem Salah satu cara yang efektif dalam menceg
ah praktik yang bertentangan dengan good
Pelaporan corporate governance adalah melalui meka
nisme pelaporan pelanggaran
Pelanggaran (whistleblowing system) yang merupakan b
agian dari sistem pengendalian internal.
Sistem Pelaporan Pelanggaran (SSP) adala
(Whistleblowing h pengungkapan (biasanya secara rahasia)
system) atas tindakan pelanggaran atau pengungka
pan perbuatan yang melawan hukum,
perbuatan tidak etis atau perbuatan lain yan
g dapat merugikan Perusahaan maupun
pemangku kepentingan, yang dilakukan ole
h pegawai atau oleh pimpinan dan
dilaporkan kepada Perusahaan atau lembag
a lain yang dapat mengambil tindakan atas
pelanggaran tersebut.
Manfaat SSP adalah :
Tersedianya tempat dan cara menyampaikan informasi penting dan
kritis bagi Perusahaan kepada pihak yang segera menangani secara
aman.

• Timbulnya keengganan untuk melakukan pelanggaran.

Tersedianya mekanisme deteksi dini (early warning system) atas


kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran.

• Tersediannya kesempatan untuk menangani masalah secara


internal terlebih dahulu sebelum meluas menjadi masalah
pelanggaran yang bersifat publik.
Mengurangi risiko usaha akibat pelanggaran, baik dari segi
keuangan, hukum,keselamatan kerja dan reputasi.

• Meningkatkan reputasi Perusahaan di mata pemangku


kepentingan (stakeholders), regulator dan masyarakat umum.

Mengurangi biaya dalam menangani akibat dari terjadinya


pelanggaran.

• Memberikan masukan kepada Perusahaan untuk melihat lebih


jauh area kritikal dan proses kerja yang memiliki kelemahan
pengendalian internal, serta untuk merancang tindakan
perbaikan yang diperlukan.
Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia

rendahnya pemahaman terhadap arti penting


dan strategisnya
penerapan prinsip-prinsip GCG oleh pelaku bi
snis di Indonesia. Selain itu, budaya organisa
si turut mempengaruhi penerapan
Peneltian yang dilak GCG di Indonesia.
ukan oleh Thomas
S. Kaihatu
& Berdasarkan The Asian Corporate Governance Association (A
CGA), sepanjang tahun 2018 Indonesia merupakan negara de
The Asian Corporate ngan penerapan Good Corporate Governance (GCG) terenda
Governance Associa h baik di BUMN maupun private corporate. Ketua KNKG, Mas
tion (ACGA) Achmad Daniri menegaskan bahwa prinsip GCG harus di dea
tailan code of ethics dan code of conduct dan disosialisasikan
dengan benar agar penerapan GCG dapat diimplementasikan
dengan baik. Selain itu kunci untuk menciptakan GCG adala
h ethics, governance dan law enforcement.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai